Anda di halaman 1dari 62

IR.

HASRIATI NASUTION,MP
 Konservasi air
Pengertian Konservasi Sumber Daya Air

 Konservasi sumber daya air adalah usaha untuk


memelihara keberadaan, sifat dan fungsi, serta
keberlanjutan sumber daya air
 supaya senantiasa tersedia dalam kualitas dan
kuantitas yang memadai
 guna memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik di
masa sekarang maupun yang akan datang.
Apa itu Konservasi Air?
 Konservasi air adalah sebuah perilaku yang disengaja
dengan tujuan pengurangan penggunaan air segar melalui
metode tekonologi ataupun perilaku sosial.
 Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air
hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien
mungkin
 dan mengatur aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak
dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau
 konservasi air adalah sebuah usaha untuk menjaga kualitas
dan kuantitas air.
 konservasi air pada hakikatnya adalah tindakan atau upaya
yang diperlukan dalam rangka melestarikan sumber daya
air,
 Dengan menggunakan teknologi serta perilaku sosial
manusia dalam berhubungan dengan alam dan
Mengapa Perlu Melakukan
Konservasi Air?
 Mengapa Perlu Melakukan Konservasi Air?
 Air adalah kebutuhan yang sangat vital bagi manusia
untuk kehidupan sehari-hari,
 Air yg dibutuhkan setidaknya 2600 liter per kapita per
hari
 Air yg bersih terbatas
 Untuk yg akan datang diperkirakan air akan berkurang
Beberapa tujuan konservasi
sumber daya air adalah
 Banjir sering terjadi di Indonesia disebabkan karena
sungai dan saluran- saluran air (drainase) tidak
mampu menampung air hujan yang sangat deras pada
musim- musim penghujan
 Tingginya curah hujan tidak diimbangi dengan
penyerapan air sehingga menyebabkan banjir air.
 Penyerapan air menjadi tidak optimal dikarenakan
hutan telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian.
PERLU PENATAAN
 Pembangunan gedung 2di daerah resapan air juga turut
memperparah penyerapan air
 sehingga pada musim kemarau tidak ada air yang tertampung
di dalam tanah.
 Perlu dilakukan pemetaan daerah rawan banjir dan kekeringan
sebagai upaya penanggulangan banjir dan kekeringan.
 Setelah dilakukan pemetaan, maka harus diikuti dengan
perencanaan penanggulangan bencana
 serta menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengatasi
bencana banjir dan kekeringan.
Pencegahan terhadap kerusakan
bantaran sungai

 Erosi oleh air dan perilaku buruk masyarakat dalam


membuang sampah dapat menyebabkan kerusakan
pada bantaran sungai.
 Kerusakan bantaran sungai tersebut akan
mempengaruhi ketersediaan sumber daya air.
 Oleh sebab itu, perlu dilakukan konservasi untuk
menjaga kelestarian air sungai.
 daya air
 Pencegahan erosi dan sedimentasi
 Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi yang
disebabkan oleh beberapa tenaga alam,
 salah satunya adalah pengikisan oleh air. Sedangkan
sedimentasi adalah proses pengendapan tanah.
 Erosi tanah dan sedimentasi ini banyak dipengaruhi oleh air
sehingga pencegahannya berhubungan dengan konservasi atau
pengelolaan sumber daya air
1. Kegiatan sebagai wujud perlindungan dan pelestarian sumber
daya air

 Kegiatan ini mempunyai fokus pada perlindungan suplai


air
 agar tidak terjadi penurunan debit mata air, serta
pelestarian lingkungan dimana air itu berada
 Perlindungan dan pelestarian ini dimaksudkan agar air
terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam
dan perilaku manusia.
 Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan meliputi
Sambungan
 Memeliharaan daerah resapan air hujan dengan cara mematuhi
peraturan Koefisien Bangunan Dasar agar kemampuan tanah dalam
menyerap air menjadi lebih baik.
 Melakukan rehabilitasi hutan dengan cara menjaga kawasan
pegunungan agar tertutup dengan vegetasi tetap sekurang- kurangnya
70 persen.
 Melestarikan kawasan hutan lindung dan suaka alam.
 Mengatur sarana dan prasarana sanitasi.
 Mengendalikan pengolahan tanah di wilayah hulu.
 Membuat kriteria bagi daerah sekitar mata air, yakni minimal 200
meter dari daerah mata air sehingga mata air di hutan tetap terjaga
dan bersih dari aktivitas manusia.
Kegiatan pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran
 Tujuan dari pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air menurut UU No 7 Tahun 2004
 adalah untuk mempertahankan dan memulihkan kembali
kualitas air, baik air yang sudah berada pada sumbernya
maupun air yang baru masuk ke dalam tanah.
 Beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan ini adalah
kualitas air, kandungan dari bahan pencemar dan
teknologi yang digunakan untuk mengelola kualitas air.
 Apabila pencemaran air tinggi, maka teknologi yang
digunakan untuk mengolahnya harus lebih canggih
sehingga biaya yang akan dikeluarkan juga menjadi lebih
besar.
 Berikut adalah beberapa kegiatan yang dapat ditujukan
untuk mengolah kualitas air dan mengendalikan
pencemaran air.
Menjaga kualitas air
 Menanam pohon- pohon penyimpan air di sekitar Daerah Aliran
Sungai (DAS). Beberapa jenis pohon yang dapat ditanam adalah pohon
mahoni, trembesi, bambu, angsana, akasia dan lain sebagainya.
 Membuat sumur resapan dan biopori minimal satu di setiap rumah.
 Menerapkan teknik terassering pada lahan di daerah lereng
pegunungan.
 Melakukan pembangunan dam untuk menampung dan
mengendalikan air.
 Menghindari bercocok tanam di daerah lereng yang terjal dengan
kelerengan lebih dari 40 persen.
 Membuat jebakan lumpur di daerah lereng, yakni berupa parit-parit
yang dibangun dengan panjang, lebar dan dalam yang berbeda- beda
serta sejajar dengan kontur tanah.
 Membersihkan jebakan lumpur yang telah dibuat, terutama pada
musim penghujan
Sambungan
 Menghindari eksploitasi lahan pada daerah dataran tinggi dengan
ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut.
 Menghindari bercocok tanam di daerah yang rawan erosi.
 Melakukan pembetonan dan menanam pohon di bantaran sungai
untuk melindungi bantaran sungai dari erosi.
 Melarang pembangunan tempat tinggal atau bangunan lain di
bantaran sungai, serta menindak tegas pelakunya.
 Menghilangkan kebiasaan membuang sampah di sungai
 Membuat aturan dan sangsi tegas bagi orang yang membuang sampah
di sungai.
Kegiatan pengawetkan air
 Tujuan dari kegiatan pengawetan air ialah untuk menjaga
kuantitas atau ketersediaan air.
 Kegiatan ini merupakan konservasi dari sisi kebutuhan
pengguna air.
 Manusia sebagai mayoritas pengguna air harus dapat
menghemat sesuai kebutuhan.
 Penghematan air ini akan berdampak positif bagi ketersediaan
air pada sumbernya.
 Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan dan prinsip ekoefisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya alam.
 Pengawetan air dapat dilakukan dengan cara :
Sambungan
 Menampung air hujan yang berlebihan dan memanfaatkannya
pada saat diperlukan.
 Menghemat penggunaan air, yakni dengan cara memakai air
secara bijak, efektif dan efisien.
 Hal tersebut dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari- hari,
 misalnya tidak membuka kran dalam kondisi maksimal jika
tidak sedang menampung air,
 selalu ingat untuk mematikan kran air setelah digunakan dan
lain- lain.
 Mengendalikan penggunaan air tanah
Sambungan
 Data yang dikeluarkan oleh BMKG menyebutkan curah
hujan rata-rata di Indonesia adalah 1000-4000 mm/tahun
dengan rata-rata 6 bulan basah.
 Hal ini tentunya merupakan potensi besar bagi
ketersediaan air di Indonesia.Namun mengapa di banyak
tempat di Indonesia ini selalu terdengar berita kekeringan
di musim kemarau dan banjir di musim hujan?
 Sebuah pernyataan yang menurut saya, jawabannya adalah
karena kita tidak dapat mengelola air.
 Potensi ketersediaan air yang kita punya ketika hujan tiba
tidak terkelola dengan baik (hanya dibuang ke sungai dan
laut) dan pada saat kemarau datang kekeringan melanda.
Sambungan
 Melihat data dan fakta di atas, maka sudah bukan waktunya berdebat lagi
mengenai penyebab semakin menipisnya sumber daya air.
 Akan tetapi pada saat sekarang ini kita harus segera bergerak, kita harus
berkarya nyata dalam mengupayakan konservasi sumber daya air ini.
 Dan hal itu harus dimulai dari diri sendiri. Membuat hal besar akan nihil
hasilnya tanpa dimulai dari hal kecil.
 Hal sederhana apa yang dapat kita lakukan dalam upaya konservasi sumber
daya air?

Beberapa hal yang menurut saya cukup sederhana namun efektif sebagai upaya
konservasi air, dan mudah dilaksanakan oleh kita masing-masing; diantaranya
adalah
Sambungan
 Untuk sumur resapan dibuat sedalam 5 meter
dengan diameter 1 meter.
 Dindingnya diberikan bis beton dan bagian
atasnya (tutupnya) dicor semen (beton) setebal 10
cm, dalamnya saya isi dengan arang dan ijuk
setinggi kira-kira 1 m.
 Air hujan mengalir masuk melalui parit dan
lubang kontrol berbentuk bujursangkar yang
berada sejajar dengan bagian atas sumur resapan
Kualitas air
 Kualitas air dinyatakan tingkat kesesuaian air untuk
di pergunakan bagi pemenuhan tertentu bagi
kehidupan manusia
 Kualitas air ditentukan berdasarkan kandungan
sedimen, tersuspesi dan bahan kimia yang terlarut
didalam air tersebut
 Kadar garam yang terlarut
Hemat air
 Gunakan air seperlunya, jangan menghamburkan air hanya
untuk aktivitas yang kurang bermanfaat.
 lakukan sering menutup kran air
 jangan membilasnya langsung dari kran, lebih baik mandi
dengan gayung daripada dengan shower
 sebab dengan shower air akan terus mengalir dan masih banyak
lagi aktivitas kita yang dapat kita lakukan demi berhemat air.
Air untuk irigasi
 Air harus bebas
 Kosentrasi total garam yang terlarut
 Perbandingan natriunm terhadap kation lainnya
 Kosentrasi unsur secara potensial yg merupakan
racun bagi tanamann
 Konsentrasi bikarbonat
Buat biopori
 buat lobang biopori . Sebenarnya biopori ini secara alamiah dapat terbentuk karena
aktivitas mikroorganisme tanah, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya.
 Lubang-lubang tersebut akan berisi udara dan akan menjadi tempat lewatnya air.
 Seringkali karena kendala berbagai hal seperti sudah rusaknya struktur tanah maka
biopori alamiah ini tidak banyak terdapat di tanah, maka kita dapat membuatnya.
 Dapat di buatnya di halaman atau kebun rumah dengan melubangi tanah setidaknya
berdiameter 10-15 cm dengan kedalaman lubang 50-100 cm dan jarak antar lubang
50-100 cm.
 Dapat pula ditambahkan sampah organik untuk membantu percepatan pembentukan
serta menghidupi mikroorganisme atau fauna tanah yang seterusnya dapat
menciptakan biopori-biopori baru secara alamiah
 dan sampah organik tersebut nantinya dapat diambil untuk pupuk kompos
kemudian diganti yang baru.
Buat sumur resapan
 membuat sumur resapan. Selain biopori yang kita buat di
kebun atau halaman,
 prinsip kerja sumur resapan adalah dalam rangka
menampung air hujan
 dan mempercepat penyerapan air hujan ke dalam tanah
sehingga bencana banjir dapat dikendalikan serta
cadangan air tanah meningkat.
 Kedalaman sumur resapan sebenarnya bervariasi
tergantung pada situasi dan kondisi daerah masing-
masing.
Pengertian Air Permukaan
 Air permukaan adalah air yang berasal dari air hujan yang
jatuh ke permukaan tanah, sebagian menguap dan
sebagian lainnya mengalir ke sungai, saluran air lalu
disimpan di dalam danau, waduk dan rawa.
 Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di
permukaan bumi.
 Jadi, Air permukaan adalah air yang terkumpul di atas
tanah yang dapat dengan mudah dilihat oleh mata.
 Pada umumnya sumber air yang berasal dari permukaan,
merupakan air yang kurang baik untuk langsung
dikonsumsi manusia.
 Oleh karena itu sumber air yang berasal dari air
permukaan perlu adanya pengolahan terlebih dahulu
sebelum dimanfaatkan
Pengelolaan air permukaan dan air
tanah

 Pengendalian aliran permukaan


 Penyadapan air
 Peningkatan kapasitas infiltrasi
 Pengolahan tanah
 Pengunaan bahan penyumbat dan penolak air
 Melapisi saluran air
Pengendalian air permukaan
 Pengendaian aliran permukaan yang terbaik adalah mengendalikan curah
hujan yg mengalir di atas pemukaan tanah
 Sebagia air yg mengalir hilang sewaktu bergerak kedalam sungai atau danau
 Melindungi tanah agar tidak mudah terdispersi agar air mudah terserap
kedalam tanah
 Dg penutupan tanah dengan mulsa ,Penambahan bahan organik ,Dan
pengunaan preparat kimia
 Pengolahan tanah menurut garis kontur dan pembuatan teras bagi tanah yg
berlereng agar air dapat mudah meresap kedalam tanah
 Pe nanaman dalam strip yg berselang seling bertujuan untuk memperlambat
aliran permukaan
Pengelolaan air permukaan
 pengolahan tanah menurut garis kontur dan pengolahan tanah minimun
 Penanmanan dalam strip yang merupakan sistem penanaman yg berselang seling
antara strip tanaman tumbuh rapat dan strip tanaman semusim
 Mengembangkan suatu bentuk teras tangga atau bangku yang bagian taludnya di beri
galengan
 Penyadapan atau pemanennan air dalam konservasi perlu di kembangkan caranya
adalah menutupi suatu bagian permukaan tanah dengan bahan yang tidak tembus air
atau memberi bahan kimia penolak air
 Atau dengan menanam dua baris tanaman antar tanaman dibuat guludan dan di
tutupi dengan plastik
 Pembuatan galengan menurut kontur dan meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah g
 Melapisi saluran 2 air dengan berbagai bahan pelapis seperti plasik ,aspal
 2 Karakteristik spesifik air permukaan
 Untuk mengenal karakteristik air baku permukaan maka air ini
digolangkan menjadi 6, yaitu;
 a. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang tinggi
 b. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang rendah
 c. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang sifatnya temporer
 d. Air permukaan dengan kandungan warna yang sedang sampai
tinggi
 e. Air permukaan dengan kesadahan yang tinggi.
 f. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan sangat rendah
Parameter Kualitas Air Permukaan

 Kualitas Air
 Fisika ,warna, bau, temperature, kandungan bahan
padat, kekeruhan, kandungan minyak dan lemak.
 Kimia Organik : BOD, COD,TOC,TOD
 Anorganik : Salinitas, hardness, pH, keasaman,
kebasaan, besi, mangan, klorida, sulfat, sulfide, logam
berat (air raksa, timbal, krom, tembaga, seng ),
nitrogen dan posporus.
sambungan
Biologi coliforms, faecal coliforms, pathogen dan virus.
 Efek pencemar terhadap kualitas air:
 Organik terlarut, seperti BOD, menyebabkan penurunan kandungan
oksigen -> Kematian ikan, merusak kehidupan akuatik dan
menimbulkan bau.
 Suspended solid menyebabkan penurunan kejernihan air,
mengganggu fotosintesa. Jika mengendap, menimbulkan endapan
lumpur, merubah ekosistem benthic.
 Warna, kekeruhan, minyak dan material mengambang
mengganggu estetika, kejernihan air dan fotosintesa.
 Nitrogen dan posporus menyebabkan pertumbuhan algae ->
Mengganggu proses pengolahan air.
 Asam, basa dan unsur toksik menyebabkan kematian ikan dan
ketidakseimbangan ekosistem.
 Limbah panas menyebabkan ketidakseimbangan dan mengurangi
kapasitas asimilatif sungai terhadap pencemar pengadukan dan
menyebabkan stratifikasi temperatur didalam badan air penerima.

Perairan darat
 Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya
seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.
 A.sungai
 Sungai adalah air hujan atau mata air yang mengalir secara alami melalui suatu
lembah atau di antara dua tepian dengan batas jelas, menuju tempat lebih
rendah (laut, danau atau sungai lain).
 Sungai dapat terjadi melalui 3 cara, yaitu:
 a. Yang berasal dari aliran permukaan bumi (misalnya dari air hujan)
 b. Yang bersal dari aliran air tanah (misalnya beberapa mata air)
 c. Berasal dari campuran keduanya (misalnya air payau)
sungai
 Sungai terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu, bagian
tengah dan bagian hilir.
 Bagian hulu sungai terletak di daerah yang relatif
tinggi sehingga air dapat mengalir turun,
 bagian tengah sungai terletak pada daerah yang lebih
landai,
 dan bagian hilir sungai terletak di daerah landai dan
sudah mendekati muara sungai
Yg mempengaruhi aliran
permukaan
 Beberapa keadaan yg mempengaruhi aliran air sungai, yaitu:
 Keadaan Daerah
 Apabila di sekitar daerah aliran masih banyak terdapat hutan/tanaman, maka akan
mempengaruhi debit air yang ada
 Temperatur
 Daerah dengan iklim tropis, mengakibatkan bertambah besarnya penguapan sehingga
air akan berkurang.
 Topografi
 Kelandaian dari sungai akan mempengaruhi besarnya pengaliran dan besar/kecilnya
pengikisan tanah
 Sifat permukaan tanah
 Daerah dengan daya resap yang tinggi akan mengurangi debit air yang ada di atasnya
 Terdapat beberapa jenis-jenis sungai, yaitu sebagai berikut:
 Berdasarkan jenis sumber airnya
 - Sungai hujan (sungai yang berasal dari hujan)
 - Sungai mata air
 - Sungai gletser (dari salju yang mencair)
sambungan
Danau Adalah suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu dalam
jumlah besar. Suatu genangan dapat disebut danau jika paling tidak
memiliki tiga kriteria yaitu :
 mempunyai permukaan air yang cukup luas sehingga mampu
menimbulkan gelombang.
 air cukup dalam sehingga terdapat strata suhu pada kedalaman air
tersebut.
 Vegetasi yang mengapung tidak cukup untuk menutupi seluruh
permukaan danau.
 Air yang mengisi danau biasanya air tawar. Danau mendapatkan air
dari curah hujan, sungai-sungai, serta air tanah yang keluar dari mata
air.
sambungan
 Telaga,Telaga hampir scama dengan danau, hanya
luasnya lebih sempit.
 Telaga tidak memiliki tingkatan suhu pada
kedalamannya dan belum ada gelombang yang
mengabrasi.
 Munculnya telaga sama dengan awal terjadinya
sebuah danau.
 Rawa Adalah suatu daerah datar atau sedikit
cekung yang tergenang oleh air.
 Rawa airnya bersifat asam, warna airnya
kemerahan, dan kurang baik untuk irigasi.
2 Perairan Laut

 Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas.


Contohnya seperti air laut yang berada di laut.
 Berdasarkan luas dan bentuknya, klasifikasi laut terdiri dari
 Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke darat
 Selat adalah laut yang relative sempit dan terletak antara dua pulau
 Laut adalah perairan yang terletak di antara pulau-pulau yang relative
lebih luas dibandingkan dengan selat
 Samudera adalah laut yang sangat luas dan terletak diantara benua
Keuntungan dan Kerugian Air Permukaan

 Keuntungan dan Kerugian Air Permukaan


 1. Keuntungan
 • Kuantitas/jumlah cukup banyak
 • Cara pengambilan atau pendapatan lebih banyak
 2. Kerugian
 • Kualitas air kurang baik karena kontaminasi dengan bahan pencemar selama
pengaliran
 • Debit air tidak menentu terkadang sangat kecil terutaman debit air permukaan yang
berasal dari permukaan bumi
 • Air permukaan memerlukan pengolahan sebelum dimanfaatkan
 6. Menghitung Debit Air Permukaan
 Debit adalah jumlah aliran air (volume) yang mengalir melalui suatu penampang dalam
waktu tertentu, umumnya dinyatakan dalam satuan volume/waktu yaitu (m3/detik).
Pengukuran debit air permukaan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu langsung dan idak
langsung.
 6.1 Pengukuran Langsung
 Pengukuran langsung di lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran
drainase, sisi miring, dan diameter pada masing-masing saluran drainase
Menghitung Debit Air Permukaan

 Debit adalah jumlah aliran air (volume) yang mengalir


melalui suatu penampang dalam waktu tertentu,
umumnya dinyatakan dalam satuan volume/waktu
yaitu (m3/detik).
 Pengukuran debit air permukaan dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu langsung dan idak langsung.
 Pengukuran Langsung
 Pengukuran langsung di lapangan meliputi
pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran drainase,
sisi miring, dan diameter pada masing-masing saluran
drainase
Pengukuran tidak langsung
 a. Velocity area methods
 Pada prinsipnya untuk mengetahui debit suatu aliran, dilakukan pengukuran kecepatan
aliran dan penampang basah sungai.
 Kecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya
sama dengan kecepatan. Rumus yang digunakan adalah:

 Q = AxV
 Q =Debit Aliran (m3/s)
 A = Luas Penampang (m2)
 V = Kecepatan Aliran (m/s)
 Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar permukaan air
 dan pengukuran kedalaman dengan tongkat pengukur atau kabel pengukur.
 Kecepatan aliran dapat diukur dengan metode current meter dan metode apung
Slope area methods
 Cara slope area dapat digunakan untuk menghitung debit
secara tidak langsung, yaitu setelah banjir surut dengan
menggunakan data bekas banjir pada tebing sungai atau
pelekat yang dipasang pada jarak tertentu. Cara ini
menggunakan rumus hidraulika, yaitu rumus Manning
atau Cherry.
 Apabila pemilihan badan air yang akan diprakirakan
kecepatan airnya memiliki aliran yang kurang lebih
seragam.
 Rumus :
 Dimana:
V = kecepatan aliran (m/detik),
 r = jari-jari hidrolik (m),
 S = kemiringan permukaan air,
 n = koefisien kekasaran manning.
Dilution methods
 Pengukuran debit dengan menggunakan bahan-bahan kimia, pewarna
atau radioaktif sering digunakan untuk jenis sungai yang aliran airnya
tidak beraturan (turbulent).
 Bahan-bahan tersebut di atas biasanya dalam bentuk:
 1) mudah larut dalam air sungai,
 2) bersifat stabil,
 3) mudah dikenali dalam konsentrasi rendah,
 4) tidak meracuni biota perairan dan tidak menimbulkan dampak
negatif yang permanen pada badan perairan,
 5) relatif tidak mahal.
Pengolahan Air Permukaan
 pada umumnya, sumber air baku dari air permukaan harus
diperhatikan segi kekeruhan dan segi mikrobiologisnya.
 Kondisi air baku yang buruk menyebabkan biaya pengolahan yang
dibutuhkan semakin tinggi
 karena bahan kimia yang diperlukan akan semakin banyak atau
bahkan diperlukan unit pengolahan yang baru untuk menjaga agar
kualitas air sesuai dengan baku mutu.
 Tujuan pengolahan air permukaan adalah agar air permukaan dapat
digunakan oleh masyarakat
 sebagai air bersih dan air minum yang sesuai dengan standar kualitas
air bersih dan air minum yang telah ditetapkan oleh pemerintah
Pengolahan Fisik
 Pengolahan air minum dapat dilakukan dengan 3
metoda, yaitu : Penglahan fisik, kimiawi, dan
bakteriologis.
 Pengolahan Fisik
- Prinsip : menggunakan proses penyaringan dan
gravitasi.
- Tujuan : untuk menghilangkan kekeruhan yang
disebabkan oleh partikel-partikel terlarut dalam air
baku.
sedimentasi
 Sedimentasi merupakan unit yang berfungsi memisahkan padatan dan cairan
dengan menggunakan pengendapan secara gravitasi untuk memisahkan
partikel tersusupensi yang terdapat dalam cairan tersebut (Re7.1.1ynols, 1982).
 Aplikasi utama dari sedimentasi pada instalasi pengolahan air minum adalah :
 1) Pengendapan awal dari air permukaan sebelum pengolahan
menggunakan saringan pasir cepat.
 2) Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi
sebelum memasuki unit saringan pasir cepat.
 3) Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi pada
instalasi yang menggunakan sistem pelunakan air oleh kapur-soda.
 4) Pengendapan
Filter Karbon

 Karbon aktif dengan media granular (Granular Activated


Carbon) merupakan proses filtrasi yang berfungsi untuk
menghilangkan bahan-bahan organik,
 desinfeksi, serta menghilangkan bau dan rasa yang disebabkan
oleh senyawa-senyawa organik.
 Prinsip : mengadsorbsi bahan-bahan pencemar menggunakan
media karbon.
 Proses adsorbsi yang berlangsung dalam karbon aktif
tergantung pada luas permukaan media yang digunakan
 berhubungan dengan luas total pori-pori yang terdapat dalam
media
Membran atau Filtrasi
 Proses ini untuk menyaring air yang telah dikoagulasi dan diendapkan untuk
menghasilkan air minum dengan kualitas yang baik.
 Filtrasi dapat dilakukan menggunakan beberapa jenis filter, antara lain :
saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, atau dengan menggunakan
teknologi membran.
 Keunggulan utama membran dibandingkan filtrasi pasir lambat adalah unit
pengolahan yang dibutuhkan mempunyai ukuran yang lebih kecil, kapasitas
pengolahan lebih besar, serta mampu menghasilkan air layak minum.
 Secara umum sistem membran dapat dibedakan menjadi empat jenis
yaitu Reverseosmosis (RO), Elektrodialisis (ED), Ultrafiltrasi (UF),
dan Mikrofiltrasi (MF).
Pengolahan kimia
 Pengolahan Kimia
 Pengolahan kimia dilakukan dengan menambahkan bahan kimia
tertentu yang bertujuan untuk menyisihkan senyawa organik maupun
senyawa anorganik dalam air
 Penambahan bahan kimia ini bersifat spesifik, tergantung jenis dan
konsentrasi polutan dalam air baku.
 Flokulasi adalah tahap pengadukan lambat yang mengikuti unit
pengaduk cepat.
 Flokulasi dicapai dengan mengaplikasikan pengadukan yang tepat
untuk memperbesar flok-flok hasil koagulasi.
 Pada umumnya waktu detensi pada bak ini adalah 20 – 40 menit.
menahan gaya tarik dari aliran air dan menyebabkan flok pecah
kembali, oleh sebab itu kecepatan pengadukan dan waktu detensi
dibatasi
Desinfeksi
 desinfeksi adalah proses yang bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme patogen yang terdapat di dalam air baku
yang masuk ke dalam instalasi pengolahan air minum
 . Proses ini tidak berlaku bagi mikroorganisme yang berada
dalam bentuk spora.
 Terdapat berbagai metode untuk melakukan desinfeksi, antara
lain dengan penggunaan zat pengoksidasi (ozon, halogen,
senyawa halogen)
 kation dari logam berat (perak, emas, merkuri), senyawa
organik, senyawa berbentuk gas, dan pengolahan fisik (panas,
UV, pH) (Chang, 1971 dikutip
Air tanah
 Air tanah sendiri terbagi menjadi beberapa macam. Ada air
tanah permukaan, sungai bawah tanah, geiser dan lain
sebagainya.
 Karena letaknya yang berada di dalam tanah, jenis air ini
lebih aman dari bakteri pathogen
 dan bisa langsung dikonsumsi jika sumber air benar-
benar berada di lingkungan yang bebas.
 Sifat- sifat air tanah tersebut sangat menguntungkan dan
bermanfaat bagi kehidupan, terutama kehidupan manusia.
Sambungan
 Selain dikonsumsi, air tanah juga memiliki manfaat lain
yakni menyediakan air bersih secara alami,
 berperan penting dalam siklus hidrologi, dapat digunakan
untuk mengairi lahan pertanian dan berbagai manfaat
lainnya
 Begitu banyak manfaat air tanah sehingga jenis air ini
harus dilestarikan keberadaannya.
 Berikut adalah beberapa cara melestarikan air tanah :
Melindungi lingkungan sumber air
tanah
 Cara melestarikan air tanah yang pertama yakni
melindungi lingkungan sumber air tanah
 Perlindungan tersebut dimaksudkan agar air tanah
terhindar dari berbagai faktor pencemaran air seperti
sampah dan zat kimia berbahaya
 Dengan melindungi sumber air tanah dari
pencemaran, maka air tanah dapat terjaga
kelestariannya.
Melakukan konservasi air
tanah
 Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan membuat
sumur resapan.
 Sumur resapan ini berfungsi untuk sebagai resapan air
hujan yang jatuh ke permukaan bumi.
 Dengan adanya sumur resapan, air hujan akan terserap
dengan cepat ke dalam tanah dan tidak menimbulkan
genangan di permukaan.
 Selain itu, manfaat sumur resapan yakni dapat dijadikan
sebagai cadangan air saat musim kemarau
Tidak menimbun sampah di dekat sumber air
tanah

 Menimbun sampah atau membuka tempat


pembuangan akhir sampah di dekat sumber air tanah
dapat merusak kebersihan air tanah.
 Ketika tibunan sampah terkena air hujan, maka air
hujan akan membawa kotoran- kotoran yang
kemudian terserap ke dalam tanah
Sambungan
 . Air tanah bisa saja menjadi keruh, tidak jernih lagi dan
berbau tak sedap .
 Oleh sebab itu, kita tidak boleh menimbun sampah di
dekat sumber air tanah agar kebersihan air tanah tetap
terjaga .
 mengurangi produksi sampah dengan cara mendaur ulang
sampah terutama sampah plastik
 Sampah plastik membutuhkan waktu puluhan tahun agar
terurai. Hal ini dapat mencemari sumber air maupun tanah
Menggunakan air tanah secara
bijak

 Setiap orang harus bijak dalam menggunakan air. Kita


tidak bisa mengeksplorasi air tanah secara berlebihan
karena dapat mengancam kelestarian air.
 Beberapa contoh kegiatan menghemat air yaitu menutup
keran secara rapat setelah digunakan untuk menyiram
bunga atau mencuci piring,
 tidak membuka keran secara longgar ketika mengalirkan
air tanpa menampungnya dan tidak boros air ketika mandi
atau mencuci pakaian. Dengan menghemat penggunaan
air di rumah,
Meningkatkan efesiensi
pemakaian air tanaman

 Efesiensi pemakaian atua pengunaan air dinyatakan dalam


banyaknya hasil yang didapat persatuan air yang digunakan
yang dapat dinyatakan dalam kilogram bahan kering m 3 air
atau dalam ton bahan kering m 3 air yang dinyatakan
 EPA = HASIL / Jumlah air yang di pakai
 Pemakaian air dapat dihitung pada beberapa tingkat yaitu pada
petak sawah atau petak usaha tanai , pada pintu tersier ,
secunder dan rime
 Pada tingkat petak sawah atau petak usaha tani komponen
pemakaian air adalah A1= U + S +P +L1
sambungan
 A1 adalah jumlah pemakaian air petak sawah ,U adalah
evapotransirasi ,S banyaknya air di tahan didalam dan di atas
permukaan tanah, Padalah perkilasi, dan L1 adalah air yang keluar
dari petak berupa kebocoran galengan sawah dan mengalir di
permukaan
 Pada tingkat tersier komponen pemakaian air adalah A2 = A1 + L2
 A2 adaah jumlah pemakaian air yg diukur pada pintu tersier A1
 Adalah pemakaian air pada petak sawah
 L2 adaah kehilangan air di dalam saluran irigasi tersie karna
perkolasi, rmbesan dan penguapan
 Pada tingkat sekunder komponen pemakaian air adalah A3 =
A2 + L3
 A3 adalah pemakaian air yg diukur pada pintu sekunder A2
Adalah jumlah pemakaian air tersier ,dan
 L3 adalah kehilangan air di dalam saluran irigasi sekunder
karna perkolasi, rembesan dan penguapan
 Pada tingkat primer komponen pemakaian air adalah A4 = A3
+ L4
 A4 adalah pemakaian air yg diukur pada pintu primer A3
Adalah jumlah pemakaian air tingkat sekunder dan
 L4 adaah kehilangan air selama dalam saluran primer n
Efisiensi pengunaan air
 Komponen 2 nya
 Evapotranspirasi ( U atau ET ) bila hasil tanamann
jumlah produksi persatuan luas meningkat secara linier
dengan evapotranspirasi
 maka tidak ada kesempatan untuk meningkatkan
efesiensi pemakaian air konsuntif ( U atau ET )
 Untuk meningkatkan efesiensi pemakaian air adalah
jumlah air yg di tahan atau diberikan dalam petak sawah
atau petak usaha tani ( S ) .
Sambungan
 Air berlebih dari pengurangan tinggi genangan maka
akan terjadi efisiensi pemakaian air
 Komponen P yaitu rembesan air keluar daerah perakaran
pada tanah yang dijadikan sawah akan berkurang dengan
terbentuknya lapisan tapak bajak yg kedap air,
 untuk tanah berpasir dapat dikurangi dengan pengunaan
plastik
 Komponen L dapat dikurangi dengan kebocoran
galengan atau menghilangkan air yg mengalir keluar dg
pemberian air secara terputus –putus
Efisiensi pengunaan air dapat di
tingkatkan melalui
 Mengurangi tinggi penggenagan
 Mengurangi kebocoran 2
 Meningkatkan produktivitas melalui pengunaan bibit
ungul
 Pergiliran pemberian air
 Pemberian air secara terputus 2
 Pergiliran berdsasarkan saluran , sekunder, tersier
 Pengolahan dangkal dan pelumpuran

Anda mungkin juga menyukai