Anda di halaman 1dari 8

PENGELOLAAN TATA RUANG AIR BERSKALA KECIL

NAMA : ADITYA MAULANA SUBAGJA


NPM :41155020180013
KELAS : TEKNIK SIPIL A

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Air selalu menarik untuk di bahas lebih lanjut, di karenakan air merupakan salah
satu kebutuhan pokok yang utama bagi manusia, oleh karena itu dalam
penggunaan nya air perlu dikelola secara baik,baik air dalam skala kecil
maupun dalam skala besar. Pengelolaan tata ruang air menjadi sangat penting
untuk mendukung kehidupan di era sekarang ini. Pengelolaan tata ruang air
dapat dilakukan dalam skala kecil seperti tata ruang air dalam suatu rumah
tinggal, tempat-tempat umum seperti kompleks sekolah, rumah ibadat, rumah
sakit atau pun puskesmas,tempat wisata,jalan raya dan sebagai
nya.Pengelolaan tata ruang air skala kecil,yaitu dalam konteks wilayah dengan
luasan yang lebih kecil, akan sangat mendukung upaya konservasi sumber
daya air yang telah dibangun pemerintah dengan wilayah yang lebih luas
seperti suatu daerah aliran sungai (DAS), sub DAS dalam bentuk waduk dan
embung.Permasalahan dalam mengelola tata ruang air skala kecil akan
menjadi beban dalam pengelolaan tata ruang air dalam skala yang lebih besar.
Hal ini di tunjukkan dalam permasalahan banjir yang banyak terjadi dan sulit
untuk mengatasinya.Tapi,dengan mengelola tata ruang air skala kecil, misalnya
dalam konteks rumah tinggal bila air hujan yang jatuh di area rumah tinggal di
kelola dengan baik,yaitu dengan menampung atau meresapkan air bila air
berlebih, sehingga tidak keluar dari area rumah tinggal yang akan menjadi
beban pada sistem yang lebih luas,maka banjir dapat diatasi. Begitu pula air
kotor atau limbah rumah tangga yang dikelola dengan baik,akansangat
membantu pada saat terjadi kekeringan. Permasalahan inilah yang mendorong
dilakukannya suatu kajian pengelolaan tata ruang air dalam skala kecil.

Rumusan Masalah

1. Apa penyebab utama terjadinya banjir didaerah Komplek Cijambe Indah,


Kelurahan Pasir Endah, Kecamatan Ujung berung?
2. Bagaimana cara menampung air hujan yang jatuh di area rumah tinggal,
rumah ibadat, jalan raya dan sebagai nya agar air hujan yang berlebih
tidak mengalir dan menjadi beban dalam sistem yang lebih luas
sehingga menyebabkan banjir?

Tujuan Penelitian

Penelitian tentang pengelolaan tata ruang air skala kecil ini adalah sebagai
salah satu cara pencegahan banjir yang di sebabkan oleh kurang nya
pengelolaan tata ruang air dalam skala kecil, juga sebagai salah satu cara
mencegah terjadinya kekeringan akibat kekurangan air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tata Ruang Air

Tata ruang air di definisikan sebagai wujud struktur ruang air yaitu susunan
pusat- pusat air atau sistem infrastruktur air dan pola ruang air yaitu distribusi
peruntukan ruang air dalam suatu wilayah, seperti daerah aliran sungai (DAS)
sebagai fungsi lindung sumber daya air atau konservasi dan pendayagunaan;
cekungan air tanah (CAT) sebagai imbuhan air tanah/recharge dan
luahan/discharge; wilayah sungai (WS) dalam suatu wilayah yang lebih luas.
Kuantitas dan kualitas air yang normal dan ekstrim,yang jatuh kedaratandalam
bentuk hujan, harus di kelola dalam ruang air di darat, yaitu dalam ruang-ruang
DAS untuk air permukaan dan CAT untuk air tanah, maupun WS untuk
pengelolaan sumber daya air, sedemikian rupa melalui penataan ruang air di
darat,sehingga hujan yang jatuh di darat dapat sebanyak mungkin disimpandan
di resapkan secara baik di permukaan maupun di dalam tanah/bumi.

Tata Ruang Air Skala Kecil

Pengelolaan tata ruang air skala kecil, seperti halnya pengelolaan sumber daya
air, harus mempertimbangkan 3 aspek yang tidak boleh dilupakan, yakni aspek
pemanfaatan, aspek pelestarian dan aspek pengendalian. Aspek pemanfaatan
perlu pertimbangan adanya keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan
air. Karenanya diperlukan aspek pelestarian, agar pemanfaatan tersebut bisa
berkelanjutan,baik dari segi jumlah maupun mutunya.Selain memberi manfaat,
air juga memiliki daya rusak fisik maupun kimiawi akibat ulah manusia.
Karenanya tidak boleh di lupakan juga aspek pengendalian terhadap daya
rusak air. Ketiga aspek penting tesebut, harus menjadi satu kesatuan, tidak
dapat di pisahkan satu dengan lainnya (Om.makplus, 2015).

Ada tiga fenomena penting yang perlu di cermati terkait dengan pengelolaan
sumber daya air di Indonesia:
1) Kebutuhan air di berbagai sektor cenderung semakin meningkat.
Perkembangan permukiman, industri, pertambangan, dan peningkatan
permintaan terhadap energi listrik, telah meningkatkan kebutuhan akan air.
Peningkatan kebutuhan air menimbulkan kelangkaan,kompetisi dan konflik
dalam pengalokasian air antara penggunaan untuk pertanian (sebagai
sektor terbesar) dengan sektor non pertanian.
2) Penurunan debit ketersediaan sumberdaya air, dihadapkan dengan
kebutuhan air dan kelangkaan air yang berakibat terjadinya kekeringan
dimusim kemarau dan kebanjiran dimusim hujan.
3) Krisis pengelolaan yang tampak dalam “ketidak mampuan” kerangka
kebijakan, kerangka hukum, kerangka kelembagaan, dan kapasitas sumber
daya manusia, dalam menyikapi fenomena pertama dan kedua di atas
(Marina, A.B., 2018).

Juga disebutkan adanya tiga kriteria utama sebagai acuan,yaitu:


1) Efisiensi ekonomi penggunaan air, terkait dengan meningkatnya
kelangkaan air,sumber daya keuangan, dan ketersediaan sumber daya air
yang terbatas dan mudah tercemar.
2) Keadilan. Semua orang berhak mempunyai akses terhadap air yang
mencukupi,baik secara kuantitas maupun kualitas,untuk mempertahankan
kehidupannya, karena air merupakan salah satu kebutuhan dasar
kehidupan.
3) Keberlanjutan (sustainablility) terhadap lingkungan dan ekologi.
Penggunaan sumber daya air harus di lakukan sedemikian rupa sehingga
tidak mengorbankan kepentingan generasi yang akan datang terhadap air

Landasan Teori

Landasan teori dalam pengelolaan tata ruang air skala kecil terkait dengan
potensi ketersediaan air, kebutuhan air domestik, kebutuhan air pertanian,
kebutuhan air konservasi, dan neraca air.
1) Potensi ketersediaan air dianalisis dari data hujan secara plotting posisi
untuk mendapatkan kondisi hujan tahunan basah (probalitas20%),hujan
tahunan kering (probabilitas 80%) ataupun hujan tahunan normal
(probabilitas 50%).Dapat ditentukan besaran volume air hujan yang perlu
dikelola untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, konservasi dan
pengendalian. Sedangkan ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air
domestic terkait dengan debit mata air yang ada dianalisis secara
sederhana melalui pengukuran di lapangan.
2) Kebutuhan air domestik terdiri dari kebutuhan air rumah tangga, kebutuhan
air untuk sekolah, rumah ibadat, kantor desa dan kebutuhan air untuk
industri kecil serta wisata desa.
3) Kebutuhan air konservasi merupakan surplusdari neracaair,berupa kolam
atau sumur resapan sebagai imbuhan air tanah dan menjaga keberlanjutan
dari debit mata air.

Rumus-rumus yang digunakan:


1) Analsis potensi ketersediaanair:
𝑃𝑑𝑟𝑦

𝑃𝑖𝑑𝑟𝑦= 𝑃𝑖𝑎𝑣× 𝑃𝑎𝑣 (1)

𝑃𝑛𝑜𝑟

𝑃𝑖𝑛𝑜𝑟=𝑃𝑖𝑎𝑣× 𝑃𝑎𝑣 (2)


𝑃

𝑃
×
𝑖𝑤𝑒𝑡=𝑃𝑖𝑎𝑣 𝑃𝑤𝑒𝑡𝑎𝑣 (3)
Keterangan:
𝑃𝑖𝑑𝑟𝑦:tahun hujan kering bulanan (mm/bulan)
𝑃𝑖𝑛𝑜𝑟:tahun hujan normal bulanan (mm/bulan)
𝑃𝑖𝑤𝑒𝑡:tahun hujan basah bulanan (mm/bulan)
𝑃𝑑𝑟𝑦: tahun hujan kering (mm/tahun) dari hasil analisis plotting posisi untuk
kemungkinan 80%
𝑃𝑛𝑜𝑟 : tahun hujan normal (mm/tahun) dari hasil analisis plotting posisi untuk
kemungkinan 50%
𝑃𝑤𝑒𝑡: tahun hujan basah (mm/tahun)darihasilanalisis plotting posisiuntuk
kemungkinan 20%
𝑃𝑖𝑎𝑣:tahun hujan rerata bulanan (mm/bulan)
𝑃𝑎𝑣 :tahun hujan rerata (mm/tahun)
Analisis pengukuran debit lapangan merupakanr ata-rata10 kali pengukuran

𝑄= (4)
𝑡

Keterangan:
Q : debit (liter/detik)
V : volume
pengukuran(liter)t
:waktu(detik)
2) Kebutuhanairdomestik:
Kebutuhan air rumah tangga di pedesaan diambil dari standar pelayanan
minimum: 60 liter/org/hari, kebutuhan air untuk industri/niaga kecil: 900
liter/niaga/hari,kebutuhan air untuk fasilitas umum dengan kriteria
pemakaian air: 10%-15% kebutuhan domestik (PU Cipta Karya, 2007)

2
DAFTARPUSTAKA

HeruHendrayana,2015.PengelolaanSumberdayaAirtanahdiIndonesia. Diakses pada


10 September

https://www.academia.edu/36280057/Tata_Ruang_Air.pdf

MarinaAbrianiButudoka,2018.KeterpaduandanKeberlanjutanPengelolaan
Sumberdaya Air di Indonesia.

PUCiptaKarya,2007.BukuPanduanPengembanganAirMinum–RPIJM–

Anda mungkin juga menyukai