Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN SOAL NOMOR 1

Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan (inflow) dan keluaran air (outflow) di suatu
tempt pada periode tertentu shingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus)
ataupun kekurangan (defisit). Sedangkan menurut Seyhan (1990). Dapat juga diartikan bahwa neraca air
adalah kuantitatif hubungan antara air yang diterima oleh lahan (input) dan air yang keluar/hilang dari
lahan (output) dan perubahan cadangan air dalam tanah. Selama selang waktu tertentu, masukan air
total pada suatu rang tertentu harus sama dengan keluaran total ditambah perubahan-perubahan dalam
cadangan. Dengan demikian persamaan yang digunakan adalah:

P= E+Q+U+ Δ S

Dimana:

P = presipitasi (curah hujan)

E = evaporasi

Q = debit (run off)

U = penggunaan air (konsumsi)

ΔS = strorage

Seykon mengemukakah bahwa: persamaan neraca air dapat berbeda dari satu rang dengan rang lainnya.
Persamaan neraca air dapat dikelompokkan:

- Neraca air suatu reservoir yang meliputi: danau, lumbung, situ, dan lain-lain

- Neraca air suatu kolom tanah

- Neraca air suatu akuifer

- Neraca air pada daur agrohidrologi

- Neraca air daerah aliran sungai

- Neraca air global.

Persamaan neraca air digunakan untuk memprediksi ketersediaan air suatu ruang atau wilayah.
Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang
kemungkinan terjadi seta dapat pula untuk mendayagunakan air sebaik-baiknya. Model neraca air secara
umum adalah menggunakan data-data klimatologi. Neraca air in bermanfaat untuk mengetahui
berlangsungnya bulan-bulan basa (jumlah curah hujan melebihi kehilangan air untuk penguapan dari
permukaan tanah atau evaporasi maupun penguapan dari sistem tanaman tau transpirasi,
penggabungan keduanya dikenal sebagai evapotranspirasi) serta bulan-bulan defisit (ketika jumlah curah
hujan yang turn lebih kecil dari evapotranspirasi yang terjadi). Hal ini juga dapat dihubungkan dengan
inflow dan outflow serta perubahan tampungan dalam suatu waduk. Manfaat secara umum yang dapat
diperoleh dari analisis neraca air antara lain:
a. Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan pembagi air serta saluran-
salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat, banyak bulan-bulan yang defisit air.

b. Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian® banjir. Hal ini terjadi jika hasil
analisis neraca air didapat, banyak bulan-bulan yang surplus air.

C. Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian, seperti tanaman pagan
hortikultura, perkebunan, kehutanan hingga perikanan.

JAWABAN SOAL NOMOR 2A

Air Maya (Virtual Water)


Selaras dengan pemahaman bahwa dari air dapat menjadi berbagai produk untuk kepentingan seluruh
manusia. Dalam era globalisasi ini pemenuhan kebutuhan berbagai produk tersebut dapat dipenuhi
dengan Regiatan ekspor dan import antar negara maka sebenarya telah terjadi perpindahan air antar
negara sehingga kemudian keberadaan air dalam bentuk sejumlah air untuk membuat suatu produk inilah
kemudian dikenal air maya. Sejak World Water Forum kedua di Den Haag, konsep air maya terus
digulirkan dan akhirya pada tahun 2007 konsep air maya ini mendapat pengakuan dunia. Dalam bentuk
yang sederhana maka sudah lama dikenal bahwa untuk memproduksi tanaman padi yang berupa gabah,
diperlukan sejumlah air seperti yang dikenal sebagai kebutuhan air tanaman. Apabila 5 ton gabah kering
giling dihasilkan oleh petani selama satu musim membutuhkan air sebanyak 5000 meter kubik maka air
maya pada gabah kering giling tersebut adalah 1kg/m3. Para peneliti dari Badan Litbang Departemen PU
juga sudale melakukan sejumlah percobaan untuk mengetahui 'kebutuhan air' untuk pertumbuhan padi,
meski saat itu belum dikenal istilah air maya.

Tapak Air (Water Footprint)


Dengan pengertian yang lebih luas, sat air maya dipahami sebagai jumlah yang dibutuhkan untuk
memproduksi setiap barang dan jasa, dan tidak lagi sebatas pada produk pertanian saja, dan sat ini air
maya (virtual water) dikembangkan menjadi konsep tapak air (footprint water). Tapak air menyatakan
jumlah air yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi konsumsi seseorang
tau kelompok orang dalam suatu kawasan atau region bahkan negara (Dirjen Sumberdaya Air, Kemem
PU, 2012). Berdasarkan hasil analisa Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012. Tapak air konsumsi
nasional dapat didefinisikan sebagai jumlah total air yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh penduduk suatu negara. Tapak air juga dapat dipahami sebagai upaya menelusuri
jejak penggunaan air dengan menghitung jumlah keseluruhan air tawar yang diperlukan dalam
menghasilkan barang dan jasa yang dipergunakan suatu kawasan. Tapak air untuk konsumsi suatu negara
bergantung pada dua faktor, yang pertama adalah apa dan berapa banyak pengguna mengkonsumsi barang
dan jasa, dan yang kedua adalah berapa besar tapak air dari masing-masing barang yang dikonsumsi
sebagai 'air maya' (virtual water), yang menyatakan jumlah air yang diperlukan untuk menghasilkan satu
satuan produk tertentu.

JAWABAN SOAL NOMOR 2B


Tapak air konsumsi nasional dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan pendekatan bottom-up dan
penkatan top down. Pendekatan bottom-up dilakukan dengan cara menghitung dan menjumlahkan hasil
kali setiap barang kebutuhan kebutuhan hidup yang dikonsumsi dengan nilai air mayanya, sedangkan
pendekatan top-down dilakukan dengan menghitung tapak air konsumsi nasional sebagai total
penggunaan sumber daya air domestik ditambah jumlah air maya impor dikurangi jumlah air maya
ekspor.

JAWABAN SOAL NOMOR 2C

Komponen Tapak Air

Tapak air konsumsi nasional merujuk pada sumber air tawar yang dibutuhkan untuk konsumsi penduduk
dapat dibagi ke dalam tiga komponen (Hoekstra, 2006), sebagai berikut:

1. Tapak air lingkungan (green water) adalah jumlah air tawar dari sumber daya air hujan yang tersimpan
di dalam struktur tanah sebagai kandungan air produksi barang dan jasa yang dikonsumsi oleh individu
atau kelompok masyarakat di suatu kawasan/negara.

2. Tapak-air biru (blue water) adalah jumlah air tawar dari sumber daya air permukaan dan air tanah
untuk memproduksi barang dan jasa yang dikonsumsi asumsi oleh seseorang atau kelompok masyarakat
di suatu kawasan.

3. Tapak-air kelabu (gres water) adalah jumlah tawar yang diperlukan untuk menetralisir/mengencerkan
air tercemar/cemaran akibat produksi barang dan jasa untuk konsumsi seseorang atau kelompok
masyarakat di suatu kawasan sampai tingkat kualitas air yang dapat diterima.

JAWABAN SOAL NOMOR 3

Kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat nasional, yang selanjutnya disebut kebijakan
nasional sumber daya air, disusun dan dirumuskan oleh Dewan Sumber Day Air Nasional dan ditetapkan
oleh Presiden. Tindak lanjut kebijakan di tingkat nasional ini akan ditindaklanjuti ole menteri/pimpinan
lembaga pemerintah non departemen dalam menetapkan kebijakan sektoral yang terkait dengan bidang
sumber daya air; dan menjadi acuan bagi penyusunan kebijakan pengelolaan sumber daya air pada
tingkat provinsi. Kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota dapat
ditetapkan sebagai kebijakan tersendiri atau terintegrasi ke dalam kebijakan pembangunan provinsi atau
kabupaten/kota yang bersangkutan. Dalam hal kebiiakan pengelolaan sumber daya air diintegrasikan ke
dalam ekebijakan pembangunan provinsi atau kabupaten/kota, penyusunan kebijakan pembangunan
provinsi atau kabupaten/kota harus mempertimbangkan kondisi sumber daya air.

Setelah mengetahui pengaturan kebijakan pengelolaan sumberdaya air, maka selanjutnya adalah
Kebijakan Nasional Sumber Daya Air, secara umum meliputi:

a. kebijakan umum, terdiri dari:


1. Peningkatan Koordinasi dan Keterpaduan Pengelolaan Sumber Daya Air. Strategi untuk
mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Budaya Terkait Air. Strategi untuk
mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
3. Peningkatan Pembiayaan Pengelolaan Sumber Daya Air
4. Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum
b. kebijakan peningkatan konservasi sumber daya air secara terus menerus,
1. Peningkatan Upaya perlindungan dan Pelestarian Sumber air
2. Peningkatan Upaya pengawetan air
3. Peningkatan Upaya pengelolaan kualitas air dan pengendalian penecemaran air
c. kebijakan pendayagunaan sumber daya air untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat,
1. peningkatan Upaya penatagunaan sumber daya air
2. peningkatan Upaya penyediaan air
3. peningkatan Upaya efisien penggunaan sumber daya air
4. peningkatan Upaya pengembangan sumber daya air
5. pengendalian pengusahaan sumber daya air
d. kebijakan pengendalian daya rusak air dan pengurangan dampak,
1. peningkatan Upaya pencegahan
2. peningkatan Upaya penanggulangan
3. peningkatan Upaya pemulihan
e. kebijakan peningkatan peran Masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sumber daya air
1. peningkatan peran Masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan
2. peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan
3. peningkatan peran Masyarakat dan dunia usaha dalam pengawasan
f. kebijakan pengembangan jaringan system informasi sumber daya air (SISDA) dalam
pengelolaan sumber daya air nasional terpadu antarsektor.
1. Peningkatan kelembagaan dan sumber daya manusia pengelola SISDA
2. Pengembangan jejaring SISDA
3. Pengembangan teknologi informasi

SUMBER: BMP PWKL 4221 MODUL 1-MODUL 2

Anda mungkin juga menyukai