11.1 Pendahuluan
Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya alam yang vital baik
untuk kehidupan flora, fauna, dan manusia di muka bumi maupun untuk
kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari di berbagai sektor
kehidupan. Sebagai sumber daya alam maka kegiatan pengelolaan sumber
daya air menjadi penting agar yang membutuhkan air dapat mendapatkan
akses yang sama baik dalam memenuhi kebutuhan pokoknya untuk air
minum dan sanitasi, maupun untuk memenuhi kebutuhan penghidupannya
sebagai petani untuk mengairi tanamannya serta untuk memproduksi berbagai
produk seperti deterjen, kain, dan produk lainnya yang proses produksinya
memerlukan air. Oleh karena banyak yang membutuhkan air maka bukan
tidak mungkin air di muka bumi ini akan tidak mencukupi karena
keberadaannya terbatas. (Dr. Ir. M. Yanuar J. Purwanto, 2006)
Menurut Dr. Ir. M. Yanuar J. Purwanto, (2006) Air merupakan sumber daya
yang mempunyai nilai ekonomis. Nilai ekonomi akan berbeda di setiap lokasi
karena ketersediaannya. Selain itu, nilai ekonomi akan semakin tinggi karena
air menjadi salah satu input untuk proses industri berbagai produk yang
memerlukan air, seperti industri yang memproduksi minuman, industri
berbagai produk. Pada kondisi jumlah yang membutuhkan semakin
meningkat
Bab11 Sumber Daya 152
Air
maka potensi terjadinya konflik sangat besar sehingga perlu berhati-hati dalam
memanfaatkannya serta perlu praktik pengelolaan yang baik.
Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa pengelolaan sumber daya air
adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,
dan pengendalian daya rusak air. Air sebagai bagian dari sumber daya alam
adalah merupakan bagian dari ekosistem. Karena itu pengelolaan sumber daya
air memerlukan pendekatan yang integratif, komprehensif dan holistik yakni
hubungan timbal balik antara teknik, sosial dan ekonomi serta harus
berwawasan lingkungan agar terjaga kelestariannya. Pertemuan-pertemuan
tingkat dunia yang dimulai di Dublin dan Rio de Janeiro tahun 1992 sampai
World Water Forum di Den Haag tahun 2000, menekankan hal tersebut.
Keberadaan dan fungsi air berkaitan dengan semua segi kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya, oleh karena itu maka air merupakan faktor yang
memengaruhi jalannya pembangunan berbagai sektor kehidupan manusia
(Jakobis Johanis Messakh, 2017).
Berdasarkan klasifikasi Mutu air tersebut maka dapat diketahui terkait macam-
macam dari pemanfaatan sumber daya air dan pengolahannya sehingga
mampu menghasilkan nilai ekonomis dari Sumber daya air.
Dalam PSDA, ketiga aspek pokok tersebut haruslah menjadi satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Apabila salah satu aspek
dilupakan maka akan mengakibatkan kelestarian pemanfaatan air terganggu
Bab11 Sumber Daya 156
Air
bahkan bisa membawa dampak yang buruk. Jika kita kurang benar dalam
mengelola sumberdaya air, tidak hanya saat ini kita akan menerima akibat,
tetapi juga generasi mendatang. (Susanto, 2017)
Kedalaman air tanah tidak sama pada setiap tempat. Hal itu tergantung pada
tebal tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah
tersebut. Kedalaman air pada sumur-sumur yang digali merupakan cerminan
kedalaman air tanah pada suatu tempat. Permukaan yang merupakan bagian
atas dari tubuh air itu disebut permukaan preatik.
Bab11 Sumber Daya 158
Air
Untuk itu, sebagai satu kesatuan sistem akuifer, cekungan air tanah (CAT)
ditetapkan sebagai dasar pengelolaan air tanah di Indonesia. Pada peraturan
terbaru, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 02 Tahun
2017 tentang CAT di Indonesia (ESDM, 2018) , disebutkan bahwa CAT
menjadi dasar pengelolaan air tanah di Indonesia dan menjadi acuan penetapan
zona konservasi air tanah, pemakaian air tanah, pengusahaan air tanah, dan
pengendalian daya rusak air tanah.
CAT ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. mempunyai batas hidrogeologis yang dikontrol oleh kondisi geologis
dan/atau kondisi hidraulika air tanah;
2. mempunyai daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dalam satu
sistem pembentukan air tanah; dan
3. memiliki satu kesatuan sistem akuifer.
12.1 Pendahuluan
Sumber daya hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian
sumber daya hutan itu adalah segala sesuatu yang berasal dari hutan yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sedangkan
Hutan itu sendiri merupakan suatu kawasan yang didominasi oleh pohon-
pohonan dan tumbuhan lainnya yang berfungsi sebagai habitat hewan,
penampung karbondioksida, modulator tata air, pelindung tanah dan salah satu
aspek biosfer bumi yang penting. Menurut Undang-Undang No 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan, hutan adalah sebagai suatu kesatuan ekosistem yang
berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi jenis
atau macam pepohonan di dalam persekutuan dengan lingkungannya, yang
satu dengan lain tidak dapat dipisahkan. Jika pengertian hutan ditinjau dari
sudut pandang sumber daya ekonomi terdapat sekaligus tiga sumber daya
ekonomi yaitu: lahan, vegetasi bersama semua komponen hayatinya serta
lingkungan itu sendiri sebagai sumber daya ekonomi yang pada akhir-akhir ini
tidak dapat diabaikan (Wirakusumah, 2003).
Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Dalam
pengurusan hutan ini mengandung sumber daya ekonomi yang beragam dan
Bab12 Sumber Daya 164
Hutan
sangat luas pula dari kegiatan-kegiatan yang bersifat biologis seperti rangkain
proses silvikultur sampai dengan berbagai kegiatan administrasi pengurusan
hutan. Hal ini berarti kehutanan sendiri merupakan sumber daya yang mampu
menciptakan sederetan jasa yang bermanfaat bagi masyarakat (Alam dan
Supratman, 2009).
Sumber daya hutan memiliki berbagai manfaat yakni manfaat nyata yang
terukur (tangible) berupa hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu seperti rotan,
bambu, damar dan lain-lain, serta manfaat tidak terukur (intangible) berupa
manfaat perlindungan lingkungan, keragaman genetik dan lain-lain. Selama
ini manfaat yang dihasilkan sumber daya hutan tersebut dinilai secara rendah
sehingga eksploitasi sumber daya hutan yang berlebih tanpa memperhatikan
kelestariannya. Hal ini disebabkan masih rendahnya pemahaman nilai dari
berbagai manfaat sumber daya hutan.
Kebutuhan akan sumber daya alam merupakan syarat mutlak untuk
pembangunan ekonomi. Tanpa sumber daya alam, akan sulit melakukan
pembangunan ekonomi suatu bangsa/wilayah. Kebutuhan sumber daya alam
dapat didefinisikan sebagai keperluan akan sumber daya alam dalam jangka
waktu pendek untuk proses pembangunan ekonomi (Nasikh, 2019). Sumber
daya hutan merupakan sumber daya ekonomi potensial yang bermanfaat bagi
pembangunan. Berdasarkan pengertian ekonomi sumber daya hutan yang
merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam
memanfaatkan sumber daya hutan, sehingga fungsinya dapat dipertahankan
dan ditingkatkan dalam jangka panjang, mengharuskan pemanfaatannya
memperhatikan kelestariannya. Pada dasarnya ekonomi sumber daya hutan
tidak berbeda dengan ilmu pengetahuan ekonomi pada umumnya, karena
sumber daya hutan mengandung sifat-sifat khas.
Sifat-sifat khas sumber daya hutan yang dikemukakan oleh para ahli Duerr
(1962), Leslie (1964), Worrell (1960) dalam Wirakusumah (2003) sebagai
berikut:
1. Produk SDH senantiasa tumbuh dalam proses produksi yang
berlainan dengan produksi dalam suatu pabrik yang meramu bahan mentah
melalui suatu proses teknologi yang dapat diatur waktunya. Proses
produksi SDH tergantung alam dan memerlukan waktu lebih lama.
2. Kayu sebagai salah satu produk utama sumber daya hutan yang
penting diambil dari pohon-pohon yang beragam umurnya
Bab12 Sumber Daya 165
Hutan
Menurut Alam and Supratman, (2009), beberapa peranan sumber daya hutan
dalam menggerakkan perekonomian suatu negara atau wilayah/daerah berikut
ini.
1. Peranan Sumber daya Hutan sebagai Penghasil Devisa
Peranan hasil hutan selalu lebih tinggi untuk menghasilkan devisa, terutama
pada negara yang baru berkembang dan berbasis pada sumber daya, karena
hutan pada awal perkembangan ekonomi suatu negara sangat mudah
dipanen (biaya eksploitasinya rendah. Fakta kedua yang mencerminkan
kinerja sektor kehutanan dalam perolehan devisa adalah kemampuan sektor
kehutanan dalam menyerap investasi. Sejak mulai dilakukan pengusahaan
hutan dan industri kehutanan, sektor kehutanan telah berhasil menyerap
total investasi senilai US$ 27,77 milyar. Tertinggi adalah investasi dalam
industri pulp dan kertas yang mencapai nilai US$ 16 milyar (58%), diikuti
investasi kayu lapis dan HPH masing-masing senilai US$ 3,3 (12%) dan
US$ 3,28 milyar (12%), investasi HTI senilai US$ 3,00 milyar (11%), kayu
gergajian dan kayu olahan senilai US$ 1,03 milyar (4%), meubel senilai
US$ 0,80 milyar (3%) perekat dan kerajinan masing- masing senilai US$
0,19 milyar (1%) dan US$ 0,17 milyar (1%). Dengan besaran nilai investasi
tersebut, jelas sektor kehutanan merupakan asset nasional yang harus
dirawat dan dijaga sekaligus diupayakan pengembangannya (Alam, 2007)
2. Peranan Sumber daya Hutan sebagai Penggerak Sektor Ekonomi
Lainnya
Hasil hutan yang diperoleh dapat menjadi modal bagi pembangunan
industri lainnya. Dukungan lainnya adalah banyak kegiatan yang dibiayai
langsung dari hasil kayu tebangan untuk mendorong kegiatan
perkebunan, sebagai hasil konversi hutan. Produk hasil hutan, baik
berupa kayu maupun bukan kayu, adalah merupakan bahan baku
industri, yang mendorong berkembangnya industri dan jasa (pengangkutan
dan pemasaran)
Bab12 Sumber Daya 168
Hutan
karbon (carbon stock) terestrial yang sangat penting. Oleh karena itu alih-
guna lahan dari hutan ke non-hutan dan sebaliknya merupakan aktivitas
manusia yang mempengaruhi kemampuan ekosistem hutan dalam melepas
dan mengikat karbon atmosfer
3. Pemanfaatan Keragaman Hayati Hutan
Keanekaragaman sumber daya alam hayati dapat dimanfaatkan secara
optimal baik oleh pemerintah maupun masyarakat setempat dengan
memperhatikan ketentuan yang telah ditetapkan, melalui pemanfaatan jasa
lingkungan kawasan pelestarian alam serta pemanfaatan jenis tumbuhan
dan satwa liar yang tidak dilindungi. Pemanfaatan jasa lingkungan harus
dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian fungsi kawasan
4. Hutan dan Transfer Nilai Air
Konservasi daerah aliran sungai terutama dimaksudkan agar daerah hulu
dapat menyimpan air cadangan yang dapat dimanfaatkan pada saat musim
kemarau sekaligus mencegah terjadinya banjir pada saat musim penghujan.
Transfer nilai air melalui pemanfaatan sumber- sumber air secara makro
meliputi (1) upaya pengembangan elemen pengendalian banjir, (2)
pemanfaatan air untuk irigasi, (3) pemanfaatan air untuk pembangkit tenaga
listrik, (4) memperoleh air domestik untuk air minum dan industri, (5)
pengelolaan DAS, (6) lalu lintas air, (7) rekreasi, (8) perikanan, (9)
pengendalian pencemaran air, (10) pengendalian tanaman air dan serangga,
(11) drainase dan pengembangan rawa, (12) pengendalian sedimen, (13)
pengendalian intrusi air asin, (14) pengendalian kekeringan dan
pengembangan air tanah.
5. Pencegah Perubahan Iklim Global secara Ekstrim
Salah satu peran hutan yang sangat potensial adalah sebagai
pencegah terjadinya perubahan iklim secara ekstrim dalam waktu yang
sangat singkat. Perubahan iklim adalah proses terjadinya perubahan kondisi
rata-rata parameter iklim seperti rata-rata suhu udara, curah hujan,
kelembaban udara, di mana perubahan tidak terjadi dalam waktu yang
singkat tetapi secara perlahan dalam kurun waktu panjang antara 50 – 100
tahun. Perubahan ini terjadi akibat
Bab12 Sumber Daya 171
Hutan
hutan) ini dapat berupa barang hasil hutan, jasa dari fungsi ekosistem hutan
maupun atribut yang melekat pada hutan tersebut dalam hubungannya dengan
sosial budaya masyarakat (Nurfatriani, 2006).
Untuk memberikan nilai sumber daya hutan, Dikson dan sherman (1990)
dalam Nurrochmat et al., (2019) mengelompokkan fungsi dan manfaat sumber
daya hutan menjadi delapan kategori sebagai berikut:
1. Manfaat hutan untuk kepentingan konsumsi berupa berbagai hasil
hutan baik kayu maupun non kayu,
2. Manfaat hutan untuk rekreasi,
3. Manfaat hutan untuk perlindungan berbagai fungsi hidrologis seperti
perlindungan terhadap erosi, pengaturan tata air,
4. Manfaat hutan untuk mendukung terjadinya proses-proses yang
bersifat ekologis seperti siklus hara, pengaturan iklim mikro dan
makro, pembentukan formasi tanah dan pendukung kehidupan global,
5. Manfaat hutan yang menyimpan keanekaragaman hayati sebagai
sumber genetik, perlindungan keanekaragaman spesies dan
keanekaragaman ekosistem,
6. Manfaat hutan untuk penelitian dan pendidikan,
7. Manfaat-manfaat hutan yang bersifat bukan konsumsi seperti manfaat
budaya, sejarah, spiritual dan keagamaan,
8. Manfaat-manfaat hutan yang mungkin bisa diperoleh di masa depan
(option value, quasi-option value).
Gambar 12.1: Nilai ekonomi total dari sumber daya hutan (Pearce, 1992
dalam Munasinghe, 1993).
Nilai ekonomi total (NET) merupakan penjumlahan dari nilai guna langsung,
nilai guna tidak langsung dan nilai non guna, dengan formulasi sebagai berikut
(Pearce, 1992):
Nilai guna langsung merupakan nilai dari manfaat yang langsung dapat
diperoleh dari sumber daya hutan, nilai guna tidak langsung yaitu nilai dari
manfaat yang secara tidak langsung dirasakan manfaatnya dan dapat berupa
hal yang mendukung nilai guna langsung, seperti berbagai manfaat yang
bersifat fungsional yaitu berbagai manfaat ekologis hutan. Sedangkan nilai
bukan guna yaitu semua manfaat yang dihasilkan bukan dari hasil interaksi
secara fisik antara hutan dan konsumen (pengguna). Nilai pilihan, mengacu
kepada nilai penggunaan langsung dan tidak langsung yang berpotensi
dihasilkan di masa yang akan datang Nilai keberadaan adalah nilai kepedulian
seseorang akan keberadaan suatu SDH berupa nilai yang diberikan oleh
masyarakat kepada kawasan hutan atas manfaat spiritual , estetika dan kultural
(Nurfatriani, 2006).
Bab12 Sumber Daya 174
Hutan
Teknik penilaian manfaat sumber daya hutan berdasarkan kriteria yang yang
menggambarkan karakteristik setiap jenis nilai, James, (1991)
mengelompokkannya menjadi 5 kelompok yaitu:
1. Nilai manfaat sosial bersih
2. Harga pasar
3. Harga pengganti Metode ini terdiri dari beberapa teknik: a. Harga
subtitusi,b. Harga subtitusi tidak langsung. c. Biaya oportunitas tidak
langsung. d. Nilai tukar perdagangan e. Biaya relokasi.
4. Biaya perjalanan.
5. Nilai dalam proses produksi.
Bab12 Sumber Daya 176
Hutan
Penilaian terhadap sumber daya hutan baik penilaian manfaat hasil hutan kayu
maupun hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan memberi manfaat untuk
kebijakan pengelolaan sumber daya hutan. Setiap jenis hutan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, sehingga manfaat yang diperoleh juga
berbeda-beda. Karakteristik hutan yang berbeda membutuhkan teknik penilaian
yang berbeda dan teknik pengelolaan yang berbeda. Pemahaman nilai
ekonomi sumber daya hutan akan menciptakan pemanfaatan sumber daya
hutan yang efisien untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Bab12 Sumber Daya 177
Hutan