Oleh :
1. Pendahuluan
Pengamatan terhadap serangan OPT merupakan salah satu
komponen PHT, dan faktor yang penting dalam usaha merencanakan
strategi pengendalian yang akan dilakukan agar dapat berjalan efektif dan
efisien.
Pengamatan terhadap serangan OPT kakao dilakukan pada 4
(empat) kebun rakyat di wilayah binaan UPPT Panei Tongah, Kab.
Simalungun. Kebun rakyat yang diamati OPT-nya, antara lain yaitu :
a. Kebun petani milik Nasib di Desa Karang Anom Kec. Panei Tongah
dengan umur tanaman 10 tahun, luas kebun 0,5 Ha, varietas (klon)
TSH dan RCL;
b. Kebun petani milik Nelly br. Siregar di Kel. Panei Tongah Kec. Panei
dengan umur tanaman 10-17 tahun, luas kebun 0,5 Ha, varietas (klon)
TSH dan RCL;
c. Kebun petani milik Omry Samosir di Desa Sibisa Dolok Kec. Panei
dengan umur tanaman 10 tahun, luas kebun 0,5 Ha, varietas (klon)
TSH dan RCL;
d. Kebun petani milik Dumorlan Napitupulu di Simpang Panei Kec. Panei
dengan umur tanaman 6 tahun, luas kebun 9 rante, varietas (klon)
dibibitkan sendiri.
1
2. Hasil Pengamatan OPT di Kabupaten Simalungun
Hasil pengamatan OPT di wilayah kerja UPPT Panei Tongah
Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rerataan data jenis OPT dan kriteria serangannya pada masing-
masing kebun petani di Kab. Simalungun
2
Gambar 1. POPT mengamati gejala serangan hama Helopeltis spp. pada buah kakao
3
Gambar 4. Gejala serangan penyakit antraknosa di daun kakao
Gambar 5. Gejala serangan penyakit busuk buah Phytophthora spp. di buah kakao
4
3. Cara Pengendalian OPT
Cara pengendalian pengendalian OPT pada tanaman kakao adalah
sebagai berikut :
3.1. Hama Penghisap Buah Kakao (Helopeltis spp.)
Pengendalian hama Helopeltis spp. dapat dilakukan dengan cara :
a) Secara kultur teknis, dengan menggunakan varietas resisten. Seperti
ICCRI 01, ICCRI 02, ICCRI 03, ICCRI 04, dan RCC 70-71;
b) Teknik budidaya, dilakukan dengan cara pemangkasan dan sanitasi
kebun. Pemangkasan dengan membuang tunas air (wiwilan) di sekitar
cabang-cabang utama setiap dua minggu. Tunas air merupakan salah
satu tempat peletakan telur Helopeltis spp. Kebun kakao yang kotor
mendukung perkembangan hama ini sehingga perlu dilakukan
pembersihan gulma di sekitar pertanaman kakao;
c) Secara biologi, dengan menggunakan musuh alami seperti predator,
parasitoid, dan patogen serangga (entomopatogen). Seperti
Coccinella sp., semut hitam (Dolichoderus thoracicus) dan semut
merah (Oecophylla smaragdina);
d) Secara mekanik atau fisik. Dilakukan dengan menangkap serangga
menggunakan alat bantu berupa bambu yang diberi perekat (getah)
pada ujungnya. Penyelubungan buah dengan kantong plastik dapat
dilakukan pada buah yang berukuran 8-12 cm dan salah satu ujung
lainnya dibiarkan terbuka;
e) Secara kimia
(i) Pestisida Nabati
Pengendalian dengan insektisida nabati antara lain serai wangi,
minyak biji mimba, ekstrak biji srikaya, minyak selasih, dan limbah
tembakau;
(ii) Pestisida Sintetik
Pengendalian dengan insektisida sintetik dilaksanakan secara
bijaksana dengan memperhatikan alat aplikasi, jenis, hama,
dosis/konsentrasi, cara, dan waktu aplikasi yang tepat.
Penggunaan insektisida sintetik ini antara lain berbahan aktif
5
kuinalfos + sipermetrin 0,625 l/ha, tiametoksam 0,125 kg/ha, dan
lamda-sihalotrin 0,5 l/ha.
6
negatif yaitu dapat menimbulkan resistensi hama dan penyakit serta
pencemaran lingkungan;
b) Pengendalian hayati dengan menggunakan berbagai jasad
mikroorganisme seperti bakteri kitinolitik. Diantaranya adalah genus-
genus Aeromonas, Alteromonas, Chromobacterium, Enterobacter,
Ewingella, Pseudoalteromonas, Pseudomonas, Serratia, Vibrio,
Bacillus, Pyrococcus, Burkholderia cepacia, Bacillus subtilis,
Enterobacter cloacae, Agrobacterium radiobacter dan Streptomyces
griseoviridis.
4. Penutup
Ditemukan 4 (empat) jenis OPT dengan kategori intensitas
serangan berat pada kebun wilayah kerja UPPT Panei Tongah Kabupaten
Simalungun yaitu Helopeltis spp., busuk buah Phytophthora spp., busuk
buah antraknosa, dan bercak daun antraknosa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan OPT pada
tanaman kakao yaitu faktor alam meliputi iklim/cuaca, topografi,
kelembaban, ketinggian tempat, faktor tanaman meliputi umur tanaman,
klon/vaietas tanaman, kesuburan tanaman, dan faktor manusia meliputi
pengelolaan kebun seperti pemangkasan cabang, pengaturan jarak
tanam, pohon pelindung, pemupukan tanaman, sanitasi kebun.
Daftar Pustaka
7
Gunaeni. 2006. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao. Edisi
Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.