SKB PERTANIAN
-2020
GALIH YOGA PRASAJA
aboeraqy
PENGENDALI OPT
ROBBI ZIDNI ILMAN
BAB I
REGULASI JAFUNG POPT
BAB II
OPT DAN PERLINTAN
A. OPT
1. Hama
2. Penyakit
3. Gulma
B. Perlintan
1. Karantina
2. Pengendalian OPT
3. Eradikasi
BAB III
OPT KEBUN
Gejala : merusak buah muda sehingga gugur, merusak daun sehingga tinggal lidi
& mati
Kendali : kultur teknis (sanitasi kebun & tanaman sela), mekanik (lem serangga di
batang, perangkap Sexava Balitpalma MLA), biologi (parasitoid telur Leefmansia
bicolor, entomopatogen Metarhizium anisopliae), kimia (insektisida sistemik
Dimehipo)
d. Ulat Artona catoxantha :
Gejala : daun kering, buah muda & tua gugur
Kendali : mekanik (kumpul/musnahkan), biologi (parasitoid Apanteles/Bessa
remota), kimia (insektisida diazinon/asefat)
e. Plesispa reichei (kumbang bibit kelapa) :
Gejala : merusak daun muda yang belum terbuka sehingga ada garis coklat
memanjang
Kendali : mekanik (kumpul/musnahkan), biologi (parasitoid telur
Ooencyrtus/Trichogrammatoidae, parasitoid pupa Tetrastichus, entomopatogen
Metarhizium anisopliae)
f. Ulat api/ulat siput (Setora, Darna, dll) :
Gejala : larva muda makan epidermis daun bagian bawah sehingga seperti
terbakar, larva tua makan lamina daun sehingga sisa lidi
Kendali : biologi (parasitod Apanteles parasae/Cheatexorista javana, predator
Chantheconidae/Sicanus, entomopatogen Beauveria/Cordyceps/NPV)
g. Kumbang Promecotheca (cumingii/coklat & soror/hitam) :
Gejala : menyerang daun sehingga jaringan mati & berwarna coklat, serangan
berat kelihatan terbakar & buah gugur
Kendali : mekanik (kumpul/musnahkan), biologi (parasitoid telur Achrysocharis
promecothecae, parasitoid larva Dimmochia javanicus, parasitoid larva/pupa
Pediobius parvulus)
h. Aceria guerreronis (tungau kelapa) :
d. Bercak kuning
Gejala :
Kendali :
e. Daun kuning
Gejala :
Kendali :
3. Gulma
B. Kelapa Sawit (Elais guineensis)
1. Hama
a. UPDKS / Ulat api (Setora nitens, S.asigna, Darna trima, D.diducta, Thosea bisura) &
Ulat kantong (Metisa plana, Mahasena corbeti) & Ulat bulu (Dasychira inclusa,
D.mendosa)
Gejala :
Kendali : biologi (bioinsek bakteri Bacillus thurringiensis), kimia (insektisida
deltametrin/triklofon)
b. Kumbang penggerek pucuk KS (Orytes rhinoceros)
Gejala : terdapat bekas gerekan ke arah titik tumbuh
Kendali : kultur teknis (sanitasi tanaman/kebun), biologi (entomopatogen
Baculovirus oryctes, Metarhizium anisopliae, feromon attraktan, kanfer repellen,
serbuk mimba), kimia (insektisida Diazinon)
c. Rayap tanah (Macrotermes givlus)
Gejala : memakan akar/batang tanaman, kemudian tanaman melapuk dan
tumbang
Kendali : kultur teknis (musnahkan tanaman terserang), mekanik (hancurkan
sarang), kimia (insektisida karbosulfan)
d. Kumbang Apogonia
e. Tikus belukar (Rattus tiomanicus)
Gejala : memakan bunga dan buah, terdapat luka bekas keratan tikus
Gejala : merusak pelepah daun muda yang belum terbuka setelah terbuka
terlihat potongan segitiga, merusak spadiks sehingga produksi turun & tanaman
mati, merusak titik tumbuh pada tanaman muda umur 2/kurang sehingga mati)
Kendali : kultur teknis (sanitasi tanaman/kebun), biologi (entomopatogen
Baculovirus oryctes, Metarhizium anisopliae, feromon penarik, kanfer repellen,
serbuk mimba), kimia (insektisida kontak Diazinon)
b. Belalang Sexava nubila:
Gejala : merusak buah muda sehingga gugur, merusak daun sehingga tinggal lidi
& mati
Kendali : kultur teknis (sanitasi kebun & tanaman sela), mekanik (lem serangga di
batang, perangkap Sexava Balitpalma MLA), biologi (parasitoid telur Leefmansia
bicolor, entomopatogen Metarhizium anisopliae), kimia (insektisida sistemik
Dimehipo)
c. Ulat Artona catoxantha :
Gejala : daun kering, buah muda & tua gugur
Kendali : mekanik (kumpul/musnahkan), biologi (parasitoid Apanteles/Bessa
remota), kimia (insektisida kontak diazinon/asefat)
d. Kumbang sagu (Rhynchophorus ferrugineus)
Gejala : serangan sekunder setelah oryctes, terdapat bekas gerekan pada luka
bekas oryctes, bila menyerang titik tumbuh tanaman akan mati
Kendali : melanik (feromon), kultur teknis (sanitasi lahan/tanaman), biologi
(parasitoid larva Scolia erratica, nematoda entomopatogen larva/imago
Heterorhabditis indicus, Steinernema riobrave, S.carpocapsae), kimia (insektisida
kontak diazonin)
2. Penyakit
a. Bercak kuning coklat (Cercospora)
Gejala : bercak coklat pada daun kemudian bercak jadi kering dan berlubang,
serangan berat kanopi meranggas
Kendali : kultur teknis (tanam varietas tahan, pupuk berimbang), kimia (fungisida
sistemik triadimefon)
c. Gugur daun (Colletotrichum gleosproides)
Gejala : daun layu, menggulung & bergelombang/keriput di bagian tepi, di bagian
keriput muncul konidia merah jambu, pada daun tua ada bercak coklat dengan
tepi kuning dan berkeriput, serangan juga pada ranting sehingga jadi die back
Kendali : kultur teknis (tanam varietas tahan, pemupukan cukup, sanitasi
tanaman), kimia (fungisida sistemik protektif mankozeb/belerang)
d. Jamur upas (Corticium salmonicolor)
Gejala : awal ada miselium tipis seperti perak, kemudian miselia menebal dan
menggumpal, kulit busuk, mudah lepas, daun meranggas, cabang terserang
keluar latex bila kering menghitam.
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan/tanaman, klon resisten, jarak tanam lebar),
kimia (fungisida tridemorf & bubur bordeux)
e. Busuk berjamur Mouldy rot (Ceratocystis fimbriata)
Gejala : bercak cekung coklat, kelembaban tinggi membentuk lapisan kelabu,
serangan sampai ke kayu merusak cambium & bidang sadap
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan/kebun, klon resisten, pemupukan
berimbang), kimia (fungisida benomil, karbendazim, tridemefon)
f. Kering alur sadap / KAS
3. Gulma
a. Alang-alang / Imperata cylindrica (rumput/grasses)
Kendali : mekanik (pembabatan), kimia (herbisida sistemik glifosat/sulfosat)
b. Paitan / Paspalum conjugatum (rumput/grasses)
Kendali : mekanik (pembabatan), kimia (herbisida sistemik glifosat/sulfosat)
c. Cynodon dactylon (rumput/grasses)
Kendali : mekanik (pembabatan), kimia (herbisida sistemik glifosat/sulfosat)
d. Ottochloa (rumput/grasses)
Kendali : mekanik (pembabatan), kimia (herbisida sistemik glifosat/sulfosat)
Gejala : menyerang daun biasa bukan tunas petik, menyebabkan urat daun &
pangkal daun mati, serangan berat daun berubah jadi kemerahan, kemudian
kering dan gugur.
Kendali : kultur teknis (pangkas daun terserang, pupuk berimbang N sedikit,
pengendalian inang gulma daun lebar), biologis (predator Amblyseius), kimia
(akarisida kontak dikifon/propargit)
d. Ulat Jengkal (Hyposidra talaca, Ectropis bhumrmitra, Biston suppessaria)
Gejala : menyerang daun, pucuk daun, pentil daun, serangan berat daun
berlubang & pucuk tanaman gundul, tinggal tulang daun.
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan/tanaman, pupuk berimbang NPKMg, tidak
menanam tanaman inang seperti kopi, kakao, kacang, jeruk, dll), mekanis
(ambil/musnahkan kepompong), biologis (parasitoid Apantales, Charops
obtusus, Telenomus periparitus, tawon braconid/ichneumonid, lalat tachinid,
jamur entomopatogen Fusarium, Paecilomyces fumosa), kimia (insektisida
sistemik metomil)
e. Ulat gulung daun (Homona coffearia)
Gejala : daun disambung dan digulung dengan sutra untuk tempat berlindung.
Kendali : mekanik (ambil/musnahkan daun terserang, kepompong & kelompok
telur), biologi (parasitoid Macrocentrus homonae, Elasmus homonae, jamur
entomopatogen wilt desease & bakteri), kimia (insektisida kontak karbaril)
f. Ulat penggulung pucuk (Cydia leucostoma)
Gejala : menyerang pucuk yang akan dipanen, pucuk digulung memakai benang
halus untuk mengikat sehingga tetap bergulung, ulat masuk kepucuk dan
memakan dari dalam
Kendali : mekanik (ambil/musnahkan pucuk terserang, kepompong & kelompok
telur), biologis (parasitoid Apantales), kimia (insektisida kontak karbaril)
2. Penyakit
a. Cacar daun / blister blight (jamur Exobasidium vexans)
Kendali : kultur teknis (bongkar/bakar sampah, tanaman & penaung sakit, buat
drainase baik, tanam penaung yang tahan), biologis (tanam rumput
Guatemala/crotalaria selama 2 tahun baru ditanam, beri jamur antagonis
trichoderma), kimia (gali selokan & beri serbuk belerang disekeliling blok
terserang, fumigasi dengan metil bromide / vapam)
3. Gulma
H. Tebu
1. Hama
a. Penggerek pucuk (Scirpophaga exerptalis)
Gejala : ada lorong gerekan pada ibu tulang daun, lorong gerekan lurus di bagian
tengah pucuk tanaman sampai ruas muda dibawah titik tumbuh, titik tumbuh
mati, daun muda menggulung & mati, setiap batang ada 1 penggerek.
Kendali : kultur teknis (benih bebas penggerek, varietas tahan, rotasi dengan
padi/palawija, fisika (pemasangan light trap), biologi (parasitoid Trichogramma),
kimia (insektisida karbofuran)
b. Penggerek batang (PB bergaris/Chilo sacchariphagus, PB berkilat/Chilo auricilius, PB
raksasa/Phragmataecia castanea)
Gejala : bercak putih bekas gerekan pada daun kulit luar tidak tembus, lorong
gerekan pada bagian dalam pelapah dan ruas, titik tumbuh mati, sehingga daun
muda layu & mati, setiap batang >1 penggerek
Kendali : kultur teknis (benih bebas penggerek, varietas tahan, rotasi dengan
padi/palawija, sanitasi lahan/tanaman), biologis (parasitoid Trichogramma/ lalat
jatiroto Diatraephaga strintalis), kimia (insektisida endosulfan/ monokrotofos
c. Tikus (Rattus argentiventer)
Gejala : luka bekas gerekan pada pucuk tanaman/ruas, batang tebu patah pada
bekas gerekan
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan/kebun, penyiangan gulma tempat
berlindung tikus), mekanis (gropyokan), biologis (predator burung Tyto alba),
kimia (pengasapan belerang & umpan racun bromodiolon/brodifakum)
Kendali : kultur teknis (rotasi tanaman, varietas tahan, tanaman yang terserang
jangan dikepras), mekanis (potong/bungkus/musnahkan bagian sakit), kimia
(rendam benih dengan fungisida triadimefon)
b. Penyakit pembuluh/ratoon stunting disease (bakteri Leaf Sonia)
Gejala :
Kendali : kultur teknis (rendam benih dengan air panas, varietas tahan), kimia
(disinfektan pisau potong/alat panen dengan larutan Lysol)
c. Penyakit mosaic (virus SCMV/SCSMV)
Gejala : ada garis mosaic tidak beraturan berwarna hijau gelap pada daun
Kendali : kultur teknis (varietas tahan, sanitasi lahan/tanaman)
d. Blendok (bakteri xanthomonas albilineans)
Gejala : daun klorotis akan mongering & berbentuk garis mengikuti berkas
pembuluh & menyebar dari ibu tulang daun ke tepi daun, biasanya daun/pucuk
daun terlipat sepanjang garis, serangan berat seluruh daun bergaris hijau dan
putih
Kendali : kultur teknis (variets tahan, sanitasi lahan/tanaman, benih sehat), kimia
(desinfeksi pisau potong/ alat panen dengan Lysol)
e. Penyakit pokkahbung (jamur Gibberella moniliformis)
Gejala : daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna & pertumbuhan terhambat,
ruas bengkok & gepeng, pembusukan dari daun ke batang. Bila batang dibelah
dalam ruas membusuk memanjang dan terbagi sekat melintang, sehingga
terlihat seperti tangga.
Kendali : kultur teknis (varietas tahan)
f. Hangus daun/leaf schorch (jamur stagonospora sacchari)
Gejala : daun berbentuk memanjang dikelilingi halo berwarna kunig, dengan
kematian jaringan pada bagian tengah.
Kendali : kultur teknis (varietas tahan)
g. Busuk akar dan pangkal batang (jamur xylaria)
Gejala : akar membusuk, pada ujung akar ada noda merah, kemudian bersatu
dan membusuk. Diatas ujung akar membentuk banyak cabang, ujung akar mati &
percabangan tak normal (seperti sapu). Silinder pusat hilang, membusuk, ujung
akar jadi lemas & berlubang.
Kendali : kultur teknis (varietas tahan, benih sehat, pemberaan & pengolahan
tanah, drainase baik), fisika (penjemuran & pengeringan tanah),
h. Penyakit dongkelan (jamur marasmius sacchari)
Gejala : tanaman tua sakit tiba2, daun kering dari luar ke dalam, pelepah daun
seperti direkatkan pada batang oleh benang jamur menyerupai kertas, serangan
awal sejak tanaman masih muda,
Kendali : kultur teknis (varietas tahan, benih sehat, pemberaan & pengolahan
tanah, drainase baik), fisika (penjemuran & pengeringan tanah)
3. Gulma
I. Lada
1. Hama
a. Penghisap buah (Kepik Dasynus piperis)
Gejala : kepik menghisap buah lada sehingga jadi kosong, kering & menghitam,
serangan berat pada tunas menyebabkan buah layu & tunas mati.
Kendali : biologis (parasitoid larva Anastatus dasyni, JEP nimfa Beauveria
bassiana & Spicaria), kimia (insektisida kontak klorpirifos, karbosulfan)
b. Penggerek cabang (Kumbang Lophobaris piperis)
Gejala : larva membuat lubang bulat dekat pangkal percabangan muda,
kemudian masuk & menggerek didalamnya, larva memakan bagian tengah
cabang, sehingga pertumbuhan terganggu. awalnya cabang berubah jadi kuning,
coklat, kemudian menghitam & biasanya mati.
Kendali : mekanik (potong/bakar bagian terserang diluar kebun), biologis
(parasitod larva tawon Spatius/Eupelmus, JEP nimfa Beauveria bassiana), kimia
(insektisida kontak delta metrin)
c. Penghisap bunga (Kepik Diconocoris/Diplogomphus hewetti)
Gejala : hanya menghisap bunga & buah lada, kepik menusuk bunga &
menghisap cairanya, akibatnya bunga jadi hitam & gugur atau tandan buah
muda banyak yang ompong
Kendali : biologi (predator belalang Euderus, JEP nimfa Beauveria bassiana &
Spicaria), kimia (insektisida kontak/sistemik deltametrin /fipronil)
d. Kutu daun (Kutu Taxoptera auranti)
Gejala : memakan daun lada muda, akibatnya daun jadi kering, keriting, dan
menghitam.
Kendali : kimia (insektisida dimetoat)
2. Penyakit
a. Busuk pangkal batang (Cromista Phytophthora capsici)
Gejala : serangan pada akar atau pangkal batang menyebabkan kelayuan daun
mulai dari pucuk lalu kebawah hingga mati, akar dan batang terserang berwarna
hitam, daun terserang ada bercak ditepi daun atau bentuk bulat hitam ditengah
daun.
Kendali : kultur teknis (parit isolasi tanaman terserang, drainase baik dalam/luar
kebun, penyulaman setelah 1-2 tahun, pemangkasan sulur/daun/cabang, tanam
covercrop Arachis pintoi), mekanis (pengeringan tanah dengan sinar matahari,
kumpul/bakar bagian terserang), biologis (jamur antagonis Trichoderma), kimia
(fungisida sistemik Mefenoksam/Propineb)
b. Keriting daun (Leaf Curl Virus, vector Aphis/Orosius)
Gejala : daun berwarna hijau kekuningan, belang, dan pinggir menggulung
kedalam/ keriting, sehingga bentuk daun memanjang/kecil. Daun terlihat jarang,
tangkai buah pendek, buahnya kecil & sedikit. Gejala lanjut pertumbuhan
tanaman kerdil & tidak berbuah.
Kendali : kultur teknis (potong/bongkar/bakar tanaman yang sakit), mekanis
(gunting/pisau pangkas dipanaskan, matikan Aphis & Orosius),
c. Penyakit kuning (Nematoda Radopholus similis & Meloidogyne intognita)
sklerotia berwarna coklat, umumnya serangan hanya pada akar & pangkal
batang sampai ketinggian 5 cm dari tanah.
Kendali : kultur teknis (benih sehat berasal dari kebun bebas pathogen,
pemupukan berimbang, pemangkasan & sanitasi), biologi (jamur antagonis
Trichoderma)
c. Busuk pucuk & buah (Phytophthora parasitica)
Gejala : menyerang buah, pucuk, daun & batang muda. Pucuk yang terserang
jadi busuk & berwarna coklat kekuningan, kemudian jadi hitam
Kendali : kultur teknis (pemangkasan & sanitasi lahan/tanaman), mekanis
(musnahkan tanaman sakit),
d. Antraknosa (Colletotrichum gleosporoides / C. vanillae)
Gejala : ada bercak pada batang & daun yang telah tua, bercak terlihat pada tepi
atau tengah daun.
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan/tanaman, pemangakasan)
3. Gulma
L. Kapas
1. Hama
2. Penyakit
3. Gulma
BAB IV
OPT PANGAN
A. Padi
1. Hama
a. Penggerek batang padi (PBPP/Scirpophaga innotata, PBPK/Scirpophaga incertules,
PBPB/Chilo supressalis, PBPM/Sesamia inferens)
Gejala : daun terpotong seperti digunting, daun yang terpotong itu dibuat larva
seperti tabung untuk membungkus dirinya. Gulungan daun berisi larva
mengapung dipermukaan air
Kendali : kimia (insektisida fipronil & karbofuran)
j. Ulat tentara/grayak (Spodoptera mauritia, Mymthimna separata, S.exempta,
S.litura)
Gejala : ulat memakan daun mulai dari bagian tepi kemudian ke bagian tengan
dan hanya menyusakan tulang daun dan batang saja. Mymthimna separate
dapat memotong malai pada pangkalnya, dikenal ulat pemotong leher malai
Kendali : mekanis (light trap), kimia (insektisida BPMC & karbofuran)
k. Ulat tanduk hijau (Melanitis leda)
Gejala : larva memakan daun mulai dari tepi dan ujung daun,
Kendali : kultur teknis (hindari tanaman inang tebu, sorghum, imperata,
panicum), biologi (parasitoid telur Trichogramma), kimia ()
l. Ulat jengkal – palsu hijau (Naranga aenescens)
Gejala : larva muda memarut jaringan epidermis tanaman meninggalkan lapisan
bawah daun berwarna putih, larva tua makan pinggiran daun
Kendali : kultur teknis (pemupukan sesuai dosis), biologis (parasitoid telur
Trichogramma, parasitoid larva/pupa Ichneumonidae, Braconidae, Eulophidae,
Chalcidae, predator laba2)
m. Orong-orong (Gryllotalpa orientalis)
Gejala : hama ini memotong tanaman pada pangkal batang, hama ini merusak
akar muda dan bagian pangkal tanaman yang berada dibawah tanah.
Pertanaman padi muda yang terserang mati sehingga terlihat adanya spot spot
kosong di sawah
Kendali : kultur teknis (perataan & penggenangan tanah), kimia (umpan sekam +
insektisida, insektisida fipronil & karbofuran)
n. Lalat bibit (Hydrellia phylippina)
Gejala : larva merusak jaringan tanaman bagian dalam sampai titik tumbuh daun
sehingga ada bercak kuning disepanjang tepi daun yang baru muncul dan daun
terserang berubah bentuk, tanaman yang terserang anakannya berkurang,
serangan berat memperlambat fase pematangan.
Kendali : kultur teknis (pengeringan lahan), kimia (insektisida bensultap,
karbofuran)
o. Keong mas (Pomacea canaliculata)
Gejala : merusak dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya,
menyebabkan bibit hilang dipertanaman, bekas potongan daun & batang yang
diserang terlihat mengambang. Adanya telur berwarna merah muda.
Kendali : kultur teknis (pengaturan pengairan penggenangan dan pengeringan
serta dibuat caren agar mudah menangkapnya, tanam bibit yang tua & tanam >1
bibit/rumpun), mekanis (gunakan jarring 5 mm dipintu masuk air untuk
menangkap keong, hancurkan keong dengan kayu), kimia (moluskasida kimia
niclos amida & moluskasida botani lerak, deris & saponin)
p. Burrung (Lonchura, Ploceus)
Gejala : mengakibatkan biji hampa, dan biji banyak yang hilang
Kendali : kultur teknis (benih yang sudah disebar ditutup dengan tanah, benih
harus lebih banyak, tanam serentak), mekanis (orangan sawah dari jam 6-10 pagi
& 2-6 sore, jaring isolasi serangan burung, kendalikan habitat burung)
2. Penyakit
a. Hawar daun bakteri (Xanthomonas campestris)
Gejala : bercak kuning sampai putih berawal dari garis lebam berair dari tepi
daun, bercak mulai dari salah satu atau kedua tepi daun kemudian meluas
menutupi seluruh helaian daun. Pada varietas rentan bercak bisa sampai ke
pangkal dan pelepah daun. Infeksi pada pembibitan menyebabkan bibit jadi
kering.
Kendali : kultur teknis (jarak tanam jangan rapat, pupuk nitrogen sesuai dosis,
benih bebas pathogen, sanitasi lahan & tanaman sakit, kompos jerami harus
Gejala : ada bercak pada daun & pelepah daun berwarna hijau kuning terang
berkembang menuju ujung daun. Bercak lama kelamaan menjadi nekrotik dan
menyatu menyerupai hawar daun.
Kendali : kultur teknis (jarak tanam lebih lebar, pengairan berselang ketika
tanaman membentuk malai, pupuk berimbang), kimia (fungisida karbendazim &
benomil)
i. Kerdil rumput (vector wereng coklat)
Gejala : tanaman kerdil & anakan banyak, sehingga seperti rumput. Daun sempit,
pendek, kaku, warna hijau pucat & ada bercak karat.
Kendali : mengendalikan vektornya
j. Kerdil hampa (vector wereng coklat)
Gejala : tanaman kerdil & anakan banyak. Daun bergerigi pada tanaman muda,
terlihat sebelum menggulung, helai daun rusak bergejala klorotik & pecah. Pada
daun bendera jadi melintir, berubah bentuk & memendek pada fase bunting.
Kendali : mengendalikan vektornya
3. Gulma
a. Ageratum conyzoides (daun lebar)
b. Monochoria vaginalis (daun lebar)
c. Cynodon dactylon (rumput)
d. Digitaria ciliaris (rumput)
e. Imperata cylindrica (rumput)
f. Panicum repens (rumput)
g. Cyperus iria (teki)
h. Cyperus rotundus (teki)
B. Jagung
1. Hama
a. Penggerek batang jagung (Ostrina furnacalis)
Gejala : kerusakan terjadi pada setiap bagian tanaman, ada lubang kecil pada
daun, lubang gorokan pada batang/bunga jantan/pangkal tongkol, batang &
tassel mudah patah, tumpukan tassel rusak
Kendali : kultur teknis (waktu tanam tepat, rotasi dengan kedelai/kacang tanah,
pemotongan sebagian Bunga jantan 4 dari 6 baris tanaman), biologis (parasitoid
telur Trichogramma, predator larva & pupa Euborellia annulata, BEP larva
Bacillus thuringiensis, JEP larva Beauveria bassiana & Metarhizium anisopliae),
kimia (insektisisda monoklorofos, triazofos, dklorofos, karbofuran)
b. Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera)
Gejala : imago betina meletakkan telur pada rambut jagung, setelah menetas
larva masuk ke tongkol & memakan biji yang sedang berkembang, kemudian
menurunkan kualitas & kuantitas tongkol
Kendali : kultur teknis (pengolahan tanah baik/intensif), biologi (Parasitoid telur
Trichogramma, parasitoid larva muda Eriborus argentiopilosa, JEP Metarhizium
anisopliae, BEP Bacillus thuringiensis, VEP Ha-NPV), kimia (insektisida Decis)
c. Ulat grayak (Spodoptera litura, new Spodoptera frugiperda)
Gejala : serangan terjadi pada musim kemarau, larva kecil merusak daun
menyerang serentak dan berkelompok dengan meninggalkan sisa epidermis
bagian atas. Larva berada dibawah permukaan daun. Inangnya tomat, kubis,
cabe, buncis, bawang merah, terung, kentang, kangkung, bayam, padi, tebu,
jeruk, pisang, tembakau, kacang, tanaman hias, gulma Limnocharis, Passiflora,
Aageratum Cleome, Trema.
S.frugiperda hama baru berasal dari amerika tengah, pertama menyerang jagung
di pasaman barat 26/3/19, musuh alami parasitoid telenomus, JEP Metarhizium
& Numoraea, taburkan abu sekam, dan gula.
Kendali : kultur teknis (bakar sisa tanaman, pengolahan tanah intensif), Mekanis
(kumpul/musnahkan hama & tanaman terserang, perangkap feromon seks),
biologi (VEP Sl-Nuclear Polyhedrosis Virus, JEP Cordysep, Aspergilus flavus,
Beauveria bassiana, Nomuarea rileyi, Metarhizium anisopliae, BEP Bacillus
Gejala : merusak biji jagung menjelang panen & dalam penyimpanan, larva
menggerek biji dan hidup dalam biji. Inangnya beras, gandum, kacang tanah,
kacang kapri, kedelai, kelapa & mete.
Kendali : kultur teknis (waktu panen tepat, varietas tahan dengan asam fenolat
tinggi & asam amino rendah, sanitasi gudang, kadar air biji <12%), mekanis
(bakar biji yang terserang, sortasi), fisika (perlakuan suhu 5C & 35C), biologi
(insektisida nabati daun Annona, Lantana, Ageratum, Pyrethrum, Capsicum, JEP
Beauveria bassiana, Parasitoid Anisopteromalus calandrae), kimia (fumigasi
Phosphine & Methyl bromide, insektisida deltametrin & fosfin)
2. Penyakit
a. Bulai (Peronosclerospora maydis/philippinensis/sorghii)
Gejala : ada warna putih sampai kekuningan pada daun, diikuti garis2 klorotik.
Pada pagi hari disisi bawah daun ada lapisan berbulu halus warna putih terdiri
atas konidiofor & konidium jamur. Ada 2 gejala, Gejala lokal dan gejala sistemik
jika infeksi cendawan ke titik tumbuh semua daun terinfeksi. Jika infeksi terjadi
pada tanaman tua buah terbentuk tidak sempurna & tanaman kerdil
Kendali : kultur teknis (tanam serempak, diberakan 2-5 minggu, varietas tahan
sukaraga, lagaligo, lamuru, gumarang), mekani (eradikas tanaman terserang),
kimia (fungisida metalaksil)
b. Bercak daun (Bipolaris maydis)
Gejala : ada ras O & T, lebih bahaya ras T. Ras O ada bercak warna coklat
kemerehan ukuran 0,6cm x 1,2-1,9cm. Ras T berbentuk kumparan dengan bercak
warna hijau kunig/klorotik kemudian jadi coklat kemerahan terdapat pada
seluruh bagian tanaman. Bibit yang terinfeksi jadi layu kemudian mati dalam
waktu 3-4 minggu setelah tanam. Tongkol terinfeksi akan rusak, busuk & gugur.
Permukaan biji yang terinfeksi tertutup miselium abu2 sampai hitam.
Kendali : kultur teknis (varietas tahan bima-1, srikandi, sukmaraga, palaka),
mekanis (potong/bakar), eradikasi, kimia (fungisida mancozeb & karbendazim)
c. Hawar daun (Helminthosporium turcicum)
Gejala : awal ada bercak kecil oval, kemudian bercak memanjang & jadi nekrotik.
Warna bercak hijau abu2/ coklat. Muncul pada daun terbawah kemudian ke
bagian atas. Infeksi berat tanaman cepat mati/ kering. Tidak menginfeksi
tongkol/klobot
Kendali : kultur teknis (varietas tahan bisma, pioneer-2, semar-2), mekanis
(potong/bakar tanaman sakit), eradikasi, kimia (fungisida mancozeb &
dithiocarbamat)
d. Karat (Puccinia polysora)
Gejala : ada bercak kecil (uredinie) bulat pada permukaan atas & bawah daun.
Kendali : kultur teknis (lamuru, sukmaraga, palakka), mekanis (potong/bakar
tanaman sakit), eradikasi, kimia (benomil)
e. Busuk pelepah (Rhizoctonia solani)
Gejala : terjadi pada pelepah daun, ada bercak kemerahan kemudian berubah
jadi abu2. Kemudian bercak meluas & diikuti pembentukan sklerotium putih
tidak beraturan, kemudian jadi coklat. Gejala dimulai dari bagian yang dekat
dengan permukaan tanah & menjalar ke atas. Pada varietas rentan dapat
mencapai pucuk & tongkol.
Kendali : kultur teknis (varietas tahan semar-2, rama, jarak tanam jangan rapat,
drainase baik, rotasi tanaman), kimia (mancozeb & carbendazim)
f. Busuk batang (Colletotrichum, Diplodia, Fusarium, Pythium, Macrophomia,
Cephalosporium)
Gejala : tanaman layu seluruh daun kering. Pangkal batang terinfeksi berubah
warna hijau jadi coklat, bagian dalam busuk, mudah rebah, kulit luar tipis.
Pangkal batang terinfeksi ada warna merah jambu / merah coklat / coklat.
Kendali : kultur teknis (rotasi tanaman, pupuk berimbang, drainase baik, varietas
tahan BISI-1,-2,-5, Surya, Palakka, Semar-9, Pioner-8), biologi (JA Trichoderma),
kimia (fungisida mancozeb)
g. Busuk tongkol (Fusarium moniliforme/Diplodia maydis/Gibberella roseum)
Gejala : ada bintik bekas tusukan ovivositor. Ada bekas gerekan larva pada
jaringan daun & batang, menyebabkan tanaman layu, kering, mati. Inang kacang
hiris, kacang uci, kacang hijau, flemingia & phaseolus sublobatur
Kendali : kultur teknis (mulsa jerami, perlakuan benih), kimia (diazinon,
sipermetrin, fipronil, klorpirifos, dimehipo, karbofuran)
c. Lalat pucuk (M. dolicostigma)
Gejala : ada gerekan pada jaringan daun, serangan parang menyebabkan
seluruh helai daun layu, pucuk kering & mati pada saat pembungaan. Inang
kacang uci, buncis, soya hispida
Kendali : kultur teknis (mulsa jerami, perlakuan benih) biologi (varietas
tahan), kimia (diazinon, sipermetrin, fipronil, klorpirifos, dimehipo,
karbofuran)
d. Kutu daun (Aphis glycines)
Gejala : serangan pada pucuk tanaman muda menyebabkan pertumbuhan
kerdil. Vector SMV, SYMV, BYMV, SDV, PSV.
Kendali : kultur teknis (tanam serempak), kimia (amitraz, asefat,
imidakloprid)
e. Kutu kebul (Bemisia tabaci)
Gejala : terdapat bekas tusukan akibat menghisap cairan daun, menghasilkan
eksktreta embun madu tempat tumbuh cendawan jelaga sehingga tanaman
berwarna hitam. Vector CMMV. Inang family cucurbitace, crucifera, solanace,
leguminoce
Kendali : kultur teknis (tanam serempak), kimia (insektisida amitraz, asefat,
imidakloprid)
f. Tungau merah (Tetranychus cinnabarius)
Gejala : menghisap cairan daun sehingga daun jadi berwarna kuning. Ada
jaringan benang halus pada daun terserang untuk mobilitas tungau. Inang
kacang tanah, kacang hijau, kacang tunggak, kacang panjang, ubikayu,
papaya, karet
Gejala : ulat makan polong dengan memasukkan kepala & sebagian tubuhnya
ke dalam polong, larva juga makan daun & bunga. Inang jagung, kacang hijau,
kacang tanah, buncis, kentang, kapas.
Kendali : kultur teknis (tanam serempak, tanaman perangkap/jagung
dipematang, biologis (Ha NPV), kimia (sipermetrin)
l. Kepik coklat penghisap polong (Riptortus linearis)
Gejala : kepik menghisap cairan polong & biji dengan menusukkan stylet
pada kulit polong dan terus ke biji. serangan fase pertumbuhan polong
menyebabkan polong & biji kemps, kemudian kering dan gugur. Inang kacang
panjang, kacang hijau, dadap, acacia villoca, solanace.
Kendali : kultur teknis (tanam serempak, tanamman perangkap sesbania
rostrata), biologi (biopestisida bio-lec), kimia (sipermetrin, karbosulfan,
klorpirifos, asefat)
m. Kepik hijau (Nezara viridula)
Gejala : ada bercak kehitaman bekas kepik menghisap cairan biji, menyebabkan
penurunan kuantitas dan kualitas biji. Inang padi, kacang, wijen, Lombok, jagung,
tembakau
Kendali : kultur teknis (tanam serempak, rotasi tanaman, tanaman perangkap
sesbania rostrata), kimia (sipermetrin, dimehipo, fipronil)
n. Kepik hijau pucat (Piezodorus hybneri)
Gejala : kepik menghisap cairan biji menyebabkan polong hampa dan penurunan
kuantitas & kualitas biji
Kendali : kultur teknis (tanam serempak, rotasi tanaman, tanaman perangkap
sesbania rostrata), kimia (sipermetrin, dimehipo, fipronil)
o. Penggerek polong (Etiella zinckenella, E. hobsoni)
Gejala : ada lubang gerekan berbentuk bundar pada kulit polong, karena ulat
menggerek kulit polong & biji dan hidup dalam polong, apabila terdapat dua
lubang gerek pada polong, berarti ulat sudah meninggalkan polong. Inang kacang
tunggak, kacang hijau, kacang tanah, kacang kratok.
Gejala : bercak putih kekuningan berbentuk bulat dengan batas jelas ukuran
1-2mm pada permukaan bawah daun, bercak menyatu jadi bercak lebar
menyebabkan bentuk daun abnormal, kaku, mirip penyakit virus. Pada
permukaan bawah daun di waktu pagi dingin ada miselium & konidium.
Kendali : kultur teknis (perawatan benih, rotasi tanaman selama 1 tahun),
mekanis (musnahkan tanaman sakit), kimia (fungisida triademefon,
mankozeb, perawatan benih dengan kaptan)
e. Target spot/papan target (Corynespora cassiicola)
Gejala : bercak bulat coklat kemerahan pada daun, batang, polong, biji,
hipokotil, akar, dengan diameter 15 mm, kadang mengalami sonasi.
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan & tanaman), mekanis (musnahkan
tanaman sakit), kimia (benomil, klorotalonil, perawatan benih dengan
kaptan)
f. Rebah kecambah, busuk/hawar daun, batang & polong (jamur Rhizoctonia solani)
Gejala : busuk/hawar di dekat akar pada tanaman baru tumbuh kemudian
jadi mati/rebah. Pada daun, batang & polong ada hawar dari bawah keatas,
serangan berat akan kering. Kondisi lembab ada miselium menyebabkan
daun lengket satu sama lain seperti sarang laba2. Inang tanaman pangan &
horti
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan & tanaman, drainase baik, perawatan
benih dengan kaptan), biologi (JA trichoderma), kimia (fungisida benomil,
klorotalonil)
g. Hawar batang (Sclerotium rolfsii)
Gejala : bercak coklat muda berubah jadi coklat tua pada pangkal batang
kebawah meluas sampai hipokotil. Kemudian tanaman layu mendadak. Daun
Ada bercak bulat merah sampai coklat pinggir berwarna coklat, kemudian
kering & menempel pada batang mati. Pada pangkal batang ada miselium
putih & butiran sklerotia warna coklat menjalar ke atas batang, miselia juga
terdapat pada sisa daun & tanah tanaman sakit.
Kendali : kultur teknis (olah tanah & drainase baik, rotasi tanaman, sanitasi
tanaman & lahan, pupuk Ca+N), biologi (JA trichoderma), kimia
(propamokarb hidroksida)
h. Penyakit hawar, bercak daun, bercak biji ungu (Cercospora kikuchi)
Gejala : awal ada bercak pada daun warna ungu muda kemudian jadi kasar,
kaku, dan berwarna ungu kemerahan. Bentuk bercak menyudut sampai tidak
teratur, ukuran beragam dari sebesar jarum sampai 10 mm kemudian
menyatu jadi bercak besar. Pada biji timbul bercak ungu, biji mengalami
disklorasi dari merah muda/ungu pucat sampai ungu tua berbentuk titik tidak
teratur kemudian membesar.
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan & tanaman, tanam benih sehat,
perawatan benih dengan kaptan), kimia (fungisida benzimidazol)
i. Penyakit SMV (vector kutu daun aphis glycine)
Gejala : tulang daun pada daun muda jadi kurang jernih, selanjutnya daun
berkerut da nada mozaik dengan warna hijau gelap disepanjang tulang daun,
tepi daun mengalami klorosis. Pada biji ukuran mengecil dan jumlah
berkurang. Inang buncis, kacang panjang, kapri, orok2.
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan & tanaman), mekanis (musnahkan
serangga vektor), biologi (varietas tahan), kimia ()
3. Gulma
a. Synedrella nodiflora (daun lebar) : sihalofop butyl ester
b. Ageratum conyzoides (daun lebar) :
c. Eleusin indica :
d. Echinochloa crusgalli/colona : propaquizafop
e. Cynodon dactylon
D. Ubi Kayu
1. Hama
a. Tungau merah (Tetranychus urticae)
Gejala : bercak kuning di tulang daun pada daun bawah & tengah, kemudian
menyebar keseluruh permukaan daun, sehingga daun berwarna coklat
kemerahan/karat. Berawal dari basal daun, serangan parah daun kering dan
rontok, umbi yang dihasilkan kecil.
Kendali : kultur teknis (tanam awal musim hujan), mekanis (penyemprotan
tungau dengan air), biologi (varietas tahan adira-4, prodator Stephorus,
Chilomenens, Verania, Oligota minuta, Thysanoptera, Orius insidious,
Typhlodromus limonicus/rapax), kimia (akarisida amitraz, fenpropatrin)
b. Kepinding tepung (Phenacoccus)
Gejala : menghisap cairan daun & batang, disertai racun pada liurnya
menyebabkan tanaman kerdil pada titik tumbuh, ruas pendek, daun baru
tumbuh kecil & berkerut, serangan pada daun bawah menyebabkan rontok.
Serangan parah titik tumbuh layu
Kendali : kultur teknis (tanam awal musim hujan, stek sehat & bersih dengan
celup air panas 52C selama 10m), biologi (predator kumbang Coccinellid,
parasitoid Acerophagus coccois, Epidinocarsis diversicornis, Apoanagyrus,
elgeri, Anagyrus putonophilus/insolitus), kimia (insektisida organofosfat,
dimetoat)
c. Kutu perisai (Aonidomytilus albus, Saisetia)
Gejala : batang yang terserang menyebabkan daun kuning & rontok,
serangan parah batang dipenuhi kutu menyebabkan tanaman kerdil, pangkal
& pucuk mati. Batang tidak dapat dipakai stek
Kendali : kultur teknis (bibit sehat), mekanis (potong/bakar tanaman
terserang), biologi (predator Chilocorus distigma, parasitoid Aspidoiphagus
citrinus & Signiphora), kimia (insektisida parathion)
d. Kutu putuh spiral (Aleurodicus disperses)
Gejala : menghisap cairan daun menyebabkan sel nekrosis & ada bercak
putih pada daun. Serangan parah pada permukaan bawah daun dipenuhi
telur yang diletakkan seperti spiral, larva, imago, & lapisan lilin/ tepung putih
j. Physalis angulate
Portulaca oleracia (glifosat)
k. Porophyllum ruderale (diuron, paraquat)
l. Croton hirtus
m. Heliotropium indicum
E. Ubi Jalar
1. Hama
a. Boleng / Kumbang ubi jalar (Cylas formicarius)
Gejala : kumbang makan daun bendera, daun, batang, umbi dengan
membuat lubang gerekan. Larva menggerek dalam batang & umbi cirinya
ada kotoran yang ditimbun disekitar lubang gerekan & bau tidak sedap. Umbi
yang terserang menghasikan senyawa terpin yang berbau tidak sedap & rasa
pahit.
Kendali : kultur teknis (rotasi tanaman non inang, sanitasi lahan,
menggunakan stek pucuk, pengairan rutin, menaikkan guludan, panen awal
1-2 minggu), biologis (variets tahan sewu, sari, jago kidal, cangkuang, beta-2,
papua solossa & JEP Beauveria bassiana), kimia (insektisida permetrin,
karbofuran, karbosulfan)
b. Penggerek batang (Omphisia anastomasalis)
Gejala : larva menggerek batang utama & kadang masuk ke umbi,
menyebabkan batang layu & mati, ditandai dengan adanya kotoran larva
dekat batang terserang. Serangan awal fase pertumbuhan menghambat
pembentukan umbi
Kendali : kultur teknis (stek sehat bebas penggerek, sanitasi lahan &
tanaman), biologis (predator cecopet, semut, parasitoid family Encytirid),
kimia (insektisida sipermetrin)
c. Puru (tungau Eriophyes gastrotrichus)
Gejala : bintil puru ada pada daun tangkai & batang, berat ringan tergantung
kepadatannya, serangan berat puru tumpang tindih membentuk segerombol
puru dengan 3 -4 puncak.
Kendali : kultur teknis (stek bebas puru, sanitasi lahan & tanaman & inang),
mekanis (potong/bakar tanaman terserang), kimia (akarisida propargid,
dikofol, piridaben)
d. Kumbang daun kura2 (Aspidomorfa miliaris)
Gejala : larva muda menggarut permukaan daun & meninggalkan membrane
tembus pandang coklat/pucat, larva tua akan melubangi daun. Jika
sekelompok larva merusak menimbulkan lubang tidak teratur pada daun &
defoliasi total pada tanaman. Kumbang dewasa makan daun sehingga daun
berlubang. Inang kopi, kentang, beet
Kendali : kultur teknis (sanitasi gulma inang convolvulace, rotasi tanaman
non inang), biologi (parasitoid telur & larva Tetrastichus, Eulophid, Chalcid,
predator stalilia, Mantid), kimia (sipermetrin, diazinon)
e. Penggulung daun (ngengat Brachmia convolvuli)
Gejala : larva menggulung daun & dalam daun ada jaring2 putih, larva makan
jaringan daun digulung. Larva muda makan epidermis atas daun menyisakan
epidermis bawah daun, setelah tua larva makan helai daun sehingga daun
berlubang & menyisakan tulang daun. Areal daun terserang berubah warna
coklat & ada kotoran warna hitam. Inang Ipomoea triloba & gulma Mikania
cordata
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan & tanaman), mekanis (potong/bakar
tanaman terserang), kimia (insektisida diazinon)
f. Kutu kebul (Bemissia tabaci) vector SPMMV, SPLCV, SPCSV
Gejala : serangga muda & dewasa menghisap cairan daun menyebabkan
noda kuning pada permukaan atas daun atau noda ungu pada klon lain.
Selain itu menghasilkan embun madu medium cendawan jelaga sehingga
A. Jeruk
1. Hama
a. Lalat buah (Batrocera/Dacus dorsalis)
Gejala : menyerang buah jeruk hampir masak dengan lubang kecil di bagian
tengah Menyebabkan buah jadi busuk & gugur. Jika dibelah, pada daging
buah ada belatung kecil yg meloncat jika disentuh. Inang cabai, manga,
pisang.
g. Eleusin
h. Cyperus
B. Cabai
1. Hama
a. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Gejala : tanaman/tangkai daun rebah, karena dipotong pada pangkalnya.
Inang tomat, terung, bayam, kangkung, paria, kacang panjang.
Kendali : kultur teknis (olah tanah baik, pupuk kandang/kompos matang),
kimia (insektisida sipermetrin, profenofos, umpan racun dedak+profenofos),
biologi (parasitoid Apanteles ruficrus, Goniophana heterocera, predator
Carabidae, JEP Steinernema, Metarhizium, Trichoderma, Pseudomonas
flourescense)
b. Uret (Holotrichia)
Gejala : tanaman/tangkai daun rebah karena dipotong pada pangkalnya.
Inang tomat, terung, bayam, kangkung, paria, kacang panjang.
Kendali : kultur teknis (olah tanah baik, pupuk kandang/kompos matang),
kimia (insektisida karbosulfan, profenofos, umpan racun dedak+profenofos),
biologi (JEP Trichoderma, Pseudomonas flourescense)
c. Orong2 (Gryllotalpa)
Gejala : : tanaman/tangkai daun rebah karena dipotong pada pangkalnya.
Inang tomat, terung, bayam, kangkung, paria, kacang panjang.
Kendali : kultur teknis (olah tanah baik, pupuk kandang/kompos matang),
kimia (insektisida profenofos, umpan racun dedak+profenofos), biologi (JEP
Trichoderma, Pseudomonas flourescense)
d. Pengkorok daun (Liriomyza hiudobrensis)
Gejala : pada daun ada bintik putih dan alur korokan warna putih. Inang
cabai, tomat, seledri, kentang, kangkung
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan dari gulma, mulsa plastic, olah tanah
baik), fisik (perangkap kilat kuning), biologi (predator Coenosia humilis,
Gejala : ada bagian tanaman tiba2 layu, awalnya tanaman tidak layu
seluruhnya, hanya beberapa bagian seperti daun tua, pucuk daun / tunas,
kemudian akan layu seluruhnya & mati. Beda dengan fusarium, penyakit ini
lebih cepat hanya butuh 3 hari sampai tanaman kering & mati serta tetap
layu pada malam dan siang hari.
Kendali : kultur teknis (olah lahan baik, sanitasi baik, rotasi tanaman, mulsa
plastik), mekanis (musnahkan tanaman sakit), biologi (aplikasi PGPR, varesis
hot pepper), kimia (streptomisin, oksitetrasiklin)
d. Virus kuning Gemini (vector Bemisia tabaci)
Gejala : warna tulang daun kuning terang, mulai dari daun muda bagian
pucuk tanaman, kemudian jadi kuning jelas. Tulang daun menebal &
menggulung keatas (cupping). Selanjutnya daun mengecil & berwarna kuning
terang, tanaman kerdil, produksi buah menurun, lama kelamaan tidak
berbuah sama sekali.
Kendali : mekanis (musnahkan tanaman sakit), kimia (musnahkan vectornya
dengan abamektin), biologi (pesnab bunga pukul empat, bunga pagoda,
bayam duri)
e. Bercak daun (Cercospora capsici)
Gejala : ada bercak coklat berbentuk bulatan kecil, kemudian melebar
berwarna abu2 tua. Diameter bercak 1 cm, bercak menyatu membentuk
bercak besar
Kendali : kultur teknis (rotasi tanaman non solanace, drainase baik), mekanis
(musnahkan tanaman terserang), biologi (rendam larutan Pseudomonas
fluorescens), kimia (benomil, mankozeb, propineb, difenokonazol)
f. Busuk buah (Phytophthora capsici)
Gejala : pada buah & batang ada bercak kecil basah, warna hijau suram
kemudian meluas dengan cepat meliputi seluruh buah. Kemudian Buah jadi
kering seperti mummi. Biji berubah warna jadi coklat dan keriput.
Kendali : kultur teknis (jarak tanam jangan rapat, drainase baik, sanitasi baik),
mekanis (musnahkan tanaman sakit), biologi (rendam larutan Pseudomonas
fluorescens, JA Trichoderma, Gliocladium campur pukan, varesis hor pepper),
kimia (mankozeb)
g. Bercak kering ungu/trotol (Alternaria)
Gejala : pada daun ada bintik lingkaran warna ungu pada pusatnya,
kemudian melebar & menipis, bagian terserang berbentk cekungan
Kendali : kimia (benomil, mankozeb)
h. Busuk basah (Erwinia carotovora)
Gejala : ada bercak busuk basah warna coklat hitam, kemudian membesar
melekuk tidak beraturan. Inang kubis, tomat, wortel.
Kendali :
i. Embun tepung (Oidiopsis capsici)
Gejala : ada lapisan tepung warna putih pada sisi bawah daun, daun jadi
pucat & rontok. Inang tomat, timun, waluh
Kendali :
j. Rebah kecambah (Rhizoctonia solani, Pythium)
Gejala : Rhizoctonia, ada luka warna coklat pada pangkal batang, sehingga
batang patah & mati. Pythium, ada warna coklat dipangkal akar & membusuk
Kendali :
k. Virus komplek (virus mozaik, Y, penggulung daun) vector kutu daun
Gejala : pada daun muda ada mozaik, pemukaan daun tidak rata berlekuk,
warna hijau tua, daun yang klorosis warna hijau, kuning, putih
Kendali :
3. Gulma
C. Bawang Merah
1. Hama
a. Ulat bawang (Spodoptera exigua)
Gejala : adanya lubang atau bercak putih transparan pada daun mulai dari
tepi daun permukaan atas atau bawah. Inang legume, cabai, bawang putih,
bit, brokoli, kentang, lobak.
Kendali : kultur teknis (pupuk berimbang), biologi (parasitoid Eriborus,
Microsplitis, Diadegma, Euplectrus, JEP Metarhizium, VEP SeNPV, Varesis
Kuning, Bima, Sumenep), mekanis (light trap, sungkup kain kasa), kimia
(biopes bionok Dioscorea & SDS, feromon seks metil eugenol, klorpirifos,
fipronil, deltametrin, profenofos)
b. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala : daun berlubang tidak beraturan. Inang cabai, tomat, terung, bayam
Kendali : biologi (parasitoid larva Eriborus, predator Rhinocoris, VEP Si-NPV,
NEP Steinernema), kimia ()
c. Trips (Thrips tabaci)
Gejala : daun wana putih keperakan, serangan berat seluruh areal tanaman
berwarna putih dan akhirnya mati. Inang legume, brokoli, kubis, timun,
melon, wortel, papaya, nanas
Kendali : biologi (JEP BB, predator Menochilus), mekanis (perangkap likat
putih/biru), kimia (permetrin, piraklofos)
d. Lalat pengkorok daun (Liriomyza chinensis, L. huibrodensis)
Gejala : pada daun ada bintik2 putih akibat tusukan ovipositor, dan ada liang
korokan berkelok-kelok warna putih, serangan berat seluruh helai daun
penuh korokan sehingga jadi coklat, kering, seperti terbakar.
Kendali : biologi (Parasitoid larva Hemiptarsenus, NEP Steinernema), mekanis
(perangkap likat kuning), kimia (siromazin, dimehipo, abamektin)
e. Orong2 (Gryllotalpa)
Gejala : tanaman layu karena perakaran rusak, tangkai daun rebah karena
dipotong pada pangkalnya. Inang cabai, tomat, terung, bayam, kangkung.
Kendali :
f. Kutu daun (Neotoxoptera formosana)
Umbi jadi busuk, daun kering, akibat nya terlihat gejala botak2 dibeberapa
tempat. Inang bawang putih, bawang daun, bawang Bombay.
Kendali : kultur teknis (tanam musim kemarau, drainase baik, sanitasi
lahan/tanaman, rotasi non bawang), kimia (karbendazim)
c. Embun tepung (Peronospora destructor)
Gejala : daun warna pucat & kuning, udara lembab ada bintik ungu pada
daun & busuk, udara kering ada bintik putih pada daun. Umbi jadi coklat &
busuk.
Kendali : kultur teknis (pertanaman jangan lembab, hindari musim hujan,
drainase baik), kimia (klorotalonil, asam fosfit)
d. Layu fusarium/moler (Fusarium oxysporum)
Gejala : menyerang bagian dasar umbi lapis sehingga tanaman mudah
dicabut akibat pertumbuhan akar / umbi terganggu dan busuk. Pada dasar
umbi ada cendawan berwarna keputihan, jika umbi dipotong membujur
terlihat pembusukan berawal dari dasar umbi meluas keatas / kesamping.
Daun menguning cenderung terpilin. Serangan lanjut tanaman mati dimulai
dari ujung daun dan menjalar ke bawah.
Kendali : kultur teknis (drainase baik, jangan tanam oada musim hujan), kimia
(mankozeb), biologi (JA Trichoderma)
e. Ngelumpruk/leumpeuh
f. Bercak daun Cercospora
g. Busuk leher akar (Botrytis allii)
3. Gulma
D. Kubis
1. Hama
a. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Gejala : merusak tanaman baru ditanam atau tanaman muda, berupa gigitan
larva pada pangkal batang atau terpotong sama sekali. Inang tomat, cabai,
bawangan
Kendali : kultur teknis (rotasi non inang, tumpang sari kubis tomat), biologi
(parasitoid larva Cotesia/apanteles, lalat Tachinid Tritaxys), kimia
(klorfuazuron)
b. Ulat daun kubis (Plutella xylostella)
Gejala : merusak tanaman kubis muda. Larva tua makan permukaan bawah
daun kubis meninggalkan epidermis atas, setelah jaringan daun membesar
lapisan epidermis pecah, sehingga daun berlubang, serangan berat tinggal
tulang daun saja & fuso. Inang petsai, selada air dan kubisan.
Kendali : kultur teknis (rotasi non inang, tumpang sari kubis tomat atau rape
kubis, sawi jabung kubis), mekanis (perangkap likat, feromon seks alami 5
ekor betina, feromon seks PX0), biologi (parasitoid larva Diadegma,
Costesia/apanteles, JEP Zoophthora & Erynia, Metarhizium, BB, BEP Bt,
pesnab Azadiracta), kimia (klorfuazuron)
c. Ulat krop kubis (Croccidolomia binotalis)
Gejala : larva muda makan & berkumpul pada sisi bawah daun kubis dan
meninggalkan bercak putih. Larva tua menyerang pucuk yang membentuk
cabang dan beberapa krop kecil, kemudian menghancurkan kualitas krop.
inang petsai, brokoli, kubisan
Kendali : kultur teknis (rotasi non inang, tumpang sari kubis tomat atau rape
kubis, sawi jabung kubis), kimia (klorfuazuron)
d. Ulat krop bergaris (Hellula undalis)
Gejala : larva merusak pucuk dengan jalan mengebor sehingga tanaman
muda mati atau terbentuk tunas2 baru tidak laku dijual. inang petsai, sawi,
lobak.
Kendali : biologi (biopes Bt dipel), kimia (klorfuazuron)
2. Penyakit
a. Penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica)
Gejala : ada bercak coklat ungu pada permukaan bawah daun, dari sisi atas
daun terlihat jaringan diantara tulang daun menguning, kemudian berubah
jadi coklat ungu & tekstur daun seperti kertas, daun bawah rontok, pada
permukaan bawah daun ada kapang putih seperti tepung.
Kendali : kultur tekni (rotasi dan tumpang sari dengan non inang seperti
jagung selama 3/6 tahun, sanitasi lahan tanaman, drainase baik, olah tanah
20-30cm, media tanam dipanaskan, benih direndam air panas, jarak tanam
ideal 70x50/60x40, pukan matang, pupuk berimbang, pupuk N jangan tinggi),
mekanis (musnahkan tanaman sakit, pengolesan luka dengan kapur tohor/
semen putih), kimia (mankozeb)
b. Penyakit akar pekuk/akar gada (Plasmodiophora brassicase)
Gejala : siang hari daun layu seperti kekurangan air, malam hari tanaman
segar kembali. Lambat laun tanaman kerdil tidak membentuk krop dan mati.
Akar2 terinfeksi bereaksi dengan pembelahan & pembesaran sel, sehingga
ada bintil/kelenjar tidak teratur, kemudian bintil menyatu, jadi bengkak
memanjang mirip batang gada.
Kendali : kultur tekni (rotasi dan tumpang sari dengan non inang seperti
jagung selama 3/6 tahun, sanitasi lahan tanaman, drainase baik, olah tanah
20-30cm, media tanam dipanaskan, benih direndam air panas, jarak tanam
ideal 70x50/60x40, pukan matang, pupuk berimbang, pupuk N jangan tinggi),
mekanis (musnahkan tanaman sakit, pengolesan luka dengan kapur tohor/
semen putih), kimia (mankozeb)
c. Busuk basah (Erwinia carotovora)
Gejala : ada busuk basah warna coklat hitam pada daun, batang, umbi,
sehingga krop mudah lepas dari batang. Awalnya ada bercak kebasahan pada
bagian infeksi, bentuk tidak teratur, warna coklat hitam. Kelembaban tinggi,
jaringan sakit tampak basah, warna krim coklat, & tampak butir2 halus,
dibagian sakit ada pembentukan pigmen coklat hitam. Jaringan busuk
mulanya tidak berbau, akibat infeksi sekunder jadi bau khas.
Kendali : kultur tekni (rotasi dan tumpang sari dengan non inang seperti
jagung selama 3/6 tahun, sanitasi lahan tanaman, drainase baik, olah tanah
20-30cm, media tanam dipanaskan, benih direndam air panas, jarak tanam
ideal 70x50/60x40, pukan matang, pupuk berimbang, pupuk N jangan tinggi),
mekanis (musnahkan tanaman sakit, pengolesan luka dengan kapur tohor/
semen putih), kimia (mankozeb)
d. Busuk hitam (Xanthomonas campestis)
Gejala : mulanya ada bagian warna kuning pucat di tepi daun, kemudian
meluas ke bagian tengah, tulang daun berwarna coklat hitam. Pada tanaman
dewasa ada bercak kuning seperti huruf V dari pinggir ke tengah daun.
Kendali : kultur tekni (rotasi dan tumpang sari dengan non inang seperti
jagung selama 3/6 tahun, sanitasi lahan tanaman, drainase baik, olah tanah
20-30cm, media tanam dipanaskan, benih direndam air panas, jarak tanam
ideal 70x50/60x40, pukan matang, pupuk berimbang, pupuk N jangan tinggi),
mekanis (musnahkan tanaman sakit, pengolesan luka dengan kapur tohor/
semen putih), kimia (mankozeb)
3. Gulma
a. Polygonium napalence : dikendalikan karna inang OPT
E. Pisang
1. Hama
a. Penggulung daun pisang (Erionata thrax)
Gejala : Larva makan daun pisang dengan cara membuat gulungan daun
Kendali : mekanis (pangkas/bakar daun terserang), kimia (insektisida sistemik
kuinalfos & triklorfon)
b. Penggerek bonggol (Cosmopolites sordidus)
Gejala : larva buat trowongan pada bonggol pisang yang jadi tempat masuk
bibit penyakit lain seperti fusarium. Akibatnya system akar lemah,
transportasi makanan terhenti, daun menguning, ukuran tandan kurang,
produksi turun.
Kendali : kultur teknis (sanitasi lahan & tanaman), mekanis (perangkap
kumbang dewasa dari bonggol pisang), kimia (karbofuran, monokrotofos)
gelap pada tulang daun & tangkai daun kemudian meluas kearah batang
semu.
Kendali : kultur teknis (bibit sehat, sanitasi lahan & tanaman), mekanis
(musnahkan tanaman sakit)
3. Gulma
F. Melon
1. Hama
a. Kutu daun (Aphis gossypi)
b. Aulacophora indica
c. Lalat pengkorok daun (Liriomyza huidobrensis)
d. Thrips
e. Lalat buah (bactrocera cucurbitace)
f. Ulat grayak (Spodoptera litura)
g. Ulat daun (Agrotis segetum)
h. Lalat tomat (Atherigona orientalis)
2. Penyakit
a. Embun bulu (Psuedoperonospora cubensis, Erysiphe cichoraseaum)
b. Layu fusarium
c. Bacterial stem rot
d. Angular leaf spot
e. Virus WMV & MMV
f. Virus kuning
3. Gulma
1. Daun lebar ()
a. Bayam berduri (Amaranthus lividus)
b. Krokot (Portulaca oleracea)
c. Babadotan (Ageratum conyzoides)
2. Rumput (Grass)
a. Gerintingan (Cynodon dactylon)