Arneti
Pendahuluan
Pestisida
Pest= hama (jasad
pengganggu)/OPT(hama,penyakit,gulma)
Cida=membunuh
Berarti meracuni OPT,tetapi tdk
meracuni tanaman atau hewan (Martin,
1983)
Pestisida
Penggunaan Pestisida
secara berlebihan
Beberapa permasalahan yang diakibatkan:
Resistensi terhadap Pestisida
frekuensi aplikasi yg rapat dan dosis tinggi
Penggunaan Pestisida
secara berlebihan
Beberapa permasalahan yang diakibatkan:
Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
pengaruh merugikan terhadap kesehatan manusia, satwaliar,
air tanah, dan kualitas lingkungan secara keseluruhan
Biaya Pestisida
faktor resistensi hama, menyebabkan umur pemasaran
pendek akibatnya biaya produksi tinggi shg berimbas pada
harga pestisida tinggi
APLIKASI BIJAKSANA
AMAN
EFEKTIF
EFISIEN
TUJUAN APLIKASI
Mengurangi gulma / hama / penyakit
sampai dibawah nilai ambang
ekonomis
BENAR
Penggunaan
pestisida
BIJAKSANA
Efektif
LEGAL
(A) Meminimalkan dampak
negatif pestisida terhadap
pengguna, konsumen dan
lingkungan
(B) Efisien dan ekonomis
(1) Pengguna
Keracunan &
gangguan kesehatan
(2) Konsumen
Umum
(3) Lingkungan
Agroekosistim
Resistensi; Resurjensi;
Ledakan OPT lain;
Kematian musuh alami hama;
Fitotoksik; Perubahan flora; dsb.
Resistensi/tahan
Resistensi
Pencemaran lingkungan
1. Pengguna (petani),waktu
pencampuran, penyemprotan, sampai
membersihkan alat semprot
2. Konsumen (residu pd produk
pertanian),waktu tunggu tdk dipatuhi
3. Lingkungan:orang/hewan
disekitarnya,tanah,udara,air(saat
mencampur sampai selesai
menyemprot)
Pembesaran biologik
Yaitu makin naiknya konsentrasi
pestisida di dalam tiap-tiap rantai
konsumen berikutnya.
Cth. Toxaphene tanah
air
algae
zooplankton
ikan
vertebrata
pemangsa ikan
lanjutan
9. Tidak fitotoksis
10. Tidak menimbulkan resistensi pd OPT sasaran
11. Mudah didapat
12. Murah
13. Tidak mudah terbakar
14. Dapat disimpan lama tanpa mengurangi nilai
15. Tidak merusak alat
lanjutan
Teknik Aplikasi
Teknik aplikasi yaitu mempelajari cara
pengaplikasian pestisida agar
mendapatkan hasil yg optimal dg resiko
sekecil-kecilnya
Merupakan jembatan penghubung antara
produk perlindungan tanaman (pestisida)
dan OPT sasarannya
Insektisida organofosfat
Insektisida Piretroid
IGR (Insect Growth Regulator) : Penghambat sintesis
kitin, hormon juvenil, ekdison, Bt
Insektisida bahan aktif tumbuhan
2. Nama dagang
- nama yg diberikan
oleh produsen atau
formulator yg
membuat /yg
memperdagangkan
- petani sering
menggunakannya
- cth: Furadan,Currater,
Darmafur dll
Penggolongan pestisida
lanjutan
Pengelompokkan insektisida
berdasarkan cara masuk
a. Racun perut
- masuk melalui makanan,meracun
lambung dan mengganggu alat
pencernaan makanan
- efektif utk serangga dg tipe mulut
menggigit dan mengunyah
- cth. Parathion
lanjutan
b. Racun Kontak
- masuk melalui kutikula serangga,yg
kontak dg bahan kimia
- cth. Monokrotofos
lanjutan
c. Racun fumigan/pernafasan
- masuk melalui alat pernafasan
(spiracel)
- cth. fumigan
lanjutan
b.Peracun protoplasma
- Insektisida bekerja dg mengendapkan
protein dlm tubuh serangga
- Cth. Sodium arsenat
lanjutan
c. Peracun pernafasan
- insektisida bekerja dg jalan
menghambat aktivitas enzim
pernafasan
- cth. HCN
FORMULASI PESTISIDA
Formulasi : Campuran antara bahan aktif (Active ingredient) dengan
bahan tambahan (inert ingredient) yang memungkinkan
Bahan tambahan :
1. Perekat (sticker) : yang bertujuan untuk mencegah terjadinya aliran permukaan
cairan semprot dan juga mencegah terbentuknya cairan semprot yang sangat
kecil
2. Pembasah (wetting agent)
3. Penstabil (stabilizer) : agar tidak terjadi deaktivasi bahan aktif setelah
diaplikasikan
4. Pengemulsi (emulsifier): untuk menghasilkan suatu emulsi yang merata
5. Anti busa (defoamer): untuk mencegah terbentuknya busa pada saat
pencampuran pestisida
6. Minyak (oil): untuk meningkatkan aktivitas biologi, membantu penetrasi,
menghambat pencucian dan menghambat kehilangan akibat evaporasi
7. Pewarna (colouring agent):
8. Pelarut (solvent)
9. Pengasam
10. Aktivator
11. Penetrator
12. Larutan penyangga
FORMULASI PESTISIDA
1. Pekatan yang dilarutkan dengan air :
- DC : Dispersible concentrate
- EC : Emulsifiable concentrate
- SC : Suspension concentrate
- CS : Capsule suspension
-SL : Soluble concentrate
-SP : Soluble powder
- SG : Soluble granule
-WP : Wettable powder
-WG : Water granule
-AS : Aqueous solution
1. EC (Emulsifiable concentrate) :
- Merupakan campuran bahan aktif dengan bahan pengemulsi yang
memungkinkan pestisida akan membentuk emulsi jika ditambahkan pelarut air
- Sangat umum digunakan
2. SC (Suspension concentrate)
- F (flowable/flowable concentrate/flowable suspension)
- Akan membentuk suspensi jika dilarutkan dalam air
3. WP (wettable powder)
- Merupakan tepung terbasahkan, mengandung bahan pembasah untuk
memfasilitasi pencampuran tepung dengan air
- Tanpa adanya bahan pembasah akan menyebabkan tepung terapung di air
dan akan sulit tercampur
4. SL (Soluble concentrate)
Berdebu
Aman
Berdebu
Percikan
Percikan
Percikan
Sangat
berdebu
aman
Fitotoksik
Aman
Aman
Aman
Kadang
ada
Kadang
ada
Aman
Aman
aman
Pengadukan
Perlu
Perlu
Tidak
Perlu
Perlu
Tidak
Perlu
tidak
Residu
yg
tampak
Ada
Ada
Kadang
ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Kompatibel dg
formulasi
lain
Bagus
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
-
FISIKOKIMIA PESTISIDA :
Dosis :
Jumlah pestisida yg diaplikasikan utk
mengendalikan OPT pd setiap luas
bidang sasaran
Liter/ha, kg/ha, l/m3, gr/m3, gr/pohon
Kisaran 1 - 1,5 l/ha
Cth. MIPC 0,5 kg/ha, jika kita
menggunakan Mipcin 50 WP yg
mengandung 50 % bahan aktif MIPC,
maka Mipcin yg harus digunakan
adalah: 100/50 x 0,5 = 1 kg
Konsentrasi :
Perbandingan (persentase) antara
bahan aktif dg bahan pengencer/pelarut
Jumlah pestisida yg dicampurkan dlm
satu liter air (atau bahan pengencer
lainnya) utk mengendalikan OPT
tertentu
Cth. ml/l, cc/l, gr/l
Kisaran 1,5 2 cc/l
Berdasarkan
struktur kimia
a. Organoklorin
b. Organofosfat
c. Karbamat
d. Piretroid sintetik
a. organoklorin
mengandung
karbon,klorin,hidrogen,kadangkadang oksigen
- Cth. DDT(Dicloro Difenyl Tricloroetana)
- Bersifat racun syaraf
- Toksin thd serangga,mamalia,burung
,ikan
- Persisten dlm tanah
b.organofosfat
Mengandung fosfor
Lebih beracun thd manusia dan
vertebrata lainnya dibanding
organoklorin
Berspektrum luas
Persisten dalam tanah
Bekerja sebagai racun syaraf
Cth. Malathion
c.karbamat
d. Piretroid sintetik
A. Sistemik
insektisida diserap oleh organorgan tanaman, baik lewat
akar,batang dan daun,
selanjutnya insektisida
mengikuti gerakan cairan
tanaman dan ditransportasikan
kebagian lain tanaman baik
keatas dan kebawah maupun ke
titik tumbuh
B. Nonsistemik
setelah diaplikasikan ke tanaman
tdk diserap oleh jaringan
tanaman,tetapi hanya menempel
dibagian luar tanaman
lanjutan
C.Sistemik lokal
kelompok insektisida yang dpt
diserap oleh jaringan tanaman
terutama daun tetapi tdk
ditransportasikan kebagian
tanaman lainnya
Insektisida alami
Contoh-contoh
Nimba, mindi, krisan,tembakau dll.
Streptomyces
avermitilis,Saccharopolyspora spinosa
Lumbriconereis heteropoda(cacing
laut)
Bunga karang (Theonella swinhoei)
Biopesticides
Pestisida nabati/botani
5. Pengujian insektisida dr
tumbuhan/organisme lain berdasarkan
pengamatan ekologi
Contoh, tanaman kipait tdk terserang oleh
hama sedangkan tanaman lain
disekitarnya digunduli oleh hama ulat
grayak
2.
3.
Penghambat/penolak makan
(Antifedant)
contoh famili tanaman
Zingiberaceae, Meliaceae,
Solanaceae, Annonaceae
Penolakan peneluran
contoh, Annonaceae
Menghambat pertumbuhan dan
perkembangan
cth,Aglaia sp,
4. Efek kematian
cth, krisan, tembakau,tuba
2.
Penanganan bahan
tumbuhan
Sebelum menentukan tumbuhannya
sebaiknya pelajari pustaka ttg
tumbuhan tsb
Tumbuhan yg diambil di lapangan
perlu penanganan yg baik spt
masukkan kedlm kotak pendingin
Tanaman sebelum diekstrak
dikeringanginkan.
Tanaman dipotong-potong,atau
digiling
ISOLASI
PROSES
METABOLISME
METABOLISME SENTRAL
METABOLISME
PRIMER
METABOLISME
19
PROSES METABOLISME
SEL TUMBUHAN
CH2OH
O O
DINDING SEL
CH2OH
OH
O O
OH
CH2OH OH
O O
CH2OH
OH
O O
OH
O
OH
OH
OH
GLIKOSIDA
OH
dirajang halus
Gerus/blender
Putus ikatan glikosida
MEMBRAN PLASMA
Semi permiabel
Lipid, protein,
SITOPLASMA (MATRIKS)
- TEMPAT PROSES MET. PRIM DAN SEK
- METABOLIT TERLARUT DALAM PELARUT
METABOLIT
SEKUNDER
Ekstraksi
Suatu cara utk mengambil produk dr
bahan alami.
Bahan tanaman diperlakukan dg
pelarut tertentu utk mdptkan senyawa
kimia yg tdp dalam bahan tsb
Metode ekstraksi yg tepat tergantung
kpd tipe-tipe senyawa yg akan diisolasi
Pengeringan angin
atau
Pengurangan kadar air
METODA ISOLASI
- TIMBANG SAMPEL KERING ANGIN
EKSTRAKSI
PERKOLASI
MASERASI
SOKLETASI
PEMEKATAN
(ROTARY EVAPORATOR)
EKSTRAK KASAR
FRAKSINASI
PELARUT :
NP, SP, P
KLT
PEMEKATAN
(ROTARY EVAPORATOR)
DIPEROLEH ELUENT
YANG COCOK DAN
POLA NODA
www.brainybetty.com
26
PEMISAHAN/PEMURNIAN SENYAWA
KROMATOGRAFI KOLOM
Eluen kepolaran tetap ~ kepolaran bertingkat
TLC
KUMPULKAN FRAKSI
DENGAN Rf YANG SAMA
uapkan pelarut
ROTARY EVAPORATOR
FRAKI-FRAKSI
OILY/CAIR
KRISTAL
PADATAN
AMORF
REKRISTALISASI
KLT
MELTING POINT
PENENTUAN STRUKTUR
METODA SPEKTROSKOPI
UV-VIS
IKATAN RANGKAP BERKONYUGASI
PEREAKSI GESER DARI PUNCAK PUNCAK
NMR 13C
JUMLAH ATOM C DALAM MOLEKUL
KARAKTER ATOM C ; PRIM, SEK, TER,
KWART
IR
PENENTUAN GUGUS FUNGSI
SENYAWA
BIO AKTIFITAS
bio assay
ANTI BAKTERI
ANTI MIKROBA
METODE CAKRAM
ANTI KANKER
TOKSISITAS
Insektisida
Antifeedant
Antioviposisi
METODA
BRINE SHRIMP
Larva
Cara-cara ekstraksi
1.
Metode perendaman
dg cara merendam tumbuhan yg
telah dihaluskan/digiling dlm
pelarut terpilih, kemudian disimpan
dlm waktu tertentu dlm ruang
gelap. Pelarut yg digunakan dimulai
dg pelarut yg polaritasnya rendah
ke yg tinggi spt, diawali dg
heksana, lalu diklorometana dan
kemudian metanol
2. Metode maserasi
teknik ini digunakan jika kandungan
bahan organik dlm bahan cukup
tinggi dan telah diketahui jenis
pelarut yg dpt melarutkan senyawa
tsb.
Perlu waktu yg lama untuk metode
ini
3. Perkolasi
Dengan cara melewatkan
pelarut tetes demi tetes pada
bahan tumbuhan yg akan
diekstrak
Pelarut yg digunakan relatif
banyak
4. Sokletasi
untuk mengekstrak komponen kimia dr
bahan tumbuhan dg menggunakan soklet
cara ini sangat baik utk mengekstrak
komponen kimia yg kandungannya dlm
bahan sedikit
Kelemahannya krn menggunakan suhu
tinggi, dikhawatirkan senyawa akan terurai
Partisi
Fraksinasi
Pemisahan yg lebih halus
Fraksi yg didapatkan pada partisi
kemudian diuji aktivitasnya dan
akan dihasilkan satu atau lebih
fraksi yg memberikan aktivitas
biologi pd serangga uji
Fraksi-fraksi ini perlu dipisahkan
lagi krn masih tdp senyawasenyawa kimia lain
Identifikasi
Menentukan struktur kimia dr
bahan yg didapatkan
Pengukuran titik didih,titik lebur
dll.
Kendala penggunaan
insektisida nabati
Tidak tersedia saat diperlukan
Tidak tersedia dlm jlh yg banyak,dan
berkesinambungan
Hasilnya relatif lambat terlihat
Kurangnya rekomendasi dr pemerintah
Karena mudah terurai frekwensi penggunaan tinggi
Sulit dlm registrasi karena bahan aktifnya banyak
Peluang penggunaan
insektisida nabati
Indonesi kaya akan keanekaragaman
hayati
Adanya pertanian organik
Teknologi yg sederhana dpt
digunakan oleh petani setempat
Pengertian
Pestisida botani:
Setiap bahan kimia dari tumbuhan yang
dapat mengakibatkan satu atau lebih
pengaruh biologi terhadap OPT dan
memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pengendalian OPT
Zaitun
Tembakau
(Nicotiana tabacum)
Nikotin (racun syaraf)
Efektif terhadap berbagai
jenis serangga
Beracun bagi manusia
Piretrum (Tanacetum
cinerariaefolium)
Piretrin dan sinerin
(racun syaraf)
Efektif terhadap
berbagai jenis
serangga
Cukup aman
terhadap hewan
menyusui
Beracun terhadap
ikan
Rotenon, deguelin,
tefrosin (racun
respirasi sel)
Efektif terhadap
berbagai jenis
serangga
Beracun terhadap
ikan
pengendalian hama
sebelum tahun 1950-an
Acanthaceae
Annonaceae
Arecaceae
Asteraceae
(Compositae)
Clusiaceae
(Guttiferae)
Euphorbiaceae
Fabaceae
(Leguminosae)
Lamiaceae
(Labiatae)
Meliaceae
Piperaceae
Simaroubaceae
Solanaceae
Zingiberaceae
Acanthaceae
Andrografolida
Antifeedant
Acoraceae/Arecaceae
(pemikat)
Annonaceae
Asteraceae
Piretrum (Tanacetum
cinerariifolium)
Piretrin dan sinerin
(racun syaraf)
Efektif terhadap
berbagai jenis
serangga
Cukup aman terhadap
hewan menyusui
Echinacea angustifolia
Mengandung :
alkaloid, flavonoid,
tanin, steroid,
terpenoid, dan
saponin
Verbenaceae
Legundi
(Vitex trifolia)
Clusiaceae
Mammea
americana
Bahan aktif:
mamein
(kumarin)
Euphorbiaceae
Fabaceae/Leguminosae
tefrosin (racun
respirasi sel)
Efektif terhadap
berbagai jenis
serangga
Beracun terhadap ikan
Lamiaceae/Labiatae
Ocimum basilicum
Meliaceae
Piperaceae
Antimikroba
Alkaloid, eugenol, dll
Piper aduncum
(sirih-sirih)
dillapiol
insektisida dan
sinergisme
Simaroubaceae
Quassia amara
Bahan aktif: quasin (gol quasinoid)
Solanaceae
Tembakau
(Nicotiana tabacum)
Nikotin (racun syaraf)
Efektif terhadap berbagai
jenis serangga
Beracun bagi manusia
Pendekatan (lanjutan)
(4) Sifat tumbuhan sekerabat
Meliaceae, Annonaceae, Piperaceae (obat)
Tidak fitotoksik
Aman bagi jasad bukan sasaran
(sesuai persyaratan pendaftaran)
Ketersediaan bahan tumbuhan
Mudah diperoleh di sekitar petani
Mudah dibudidayakan
Obat (kunyit)
Pangan (srikaya)
Tanaman hias (culan)
Kayu (Dysoxylum spp.)
Rempah (lada)
Strategi pengembangan
Mencari pestisida botani
baru atau mengembangkan
bahan tumbuhan yang ada?
Penutup
TERIMA KASIH
arneti_astri@yahoo.com HP. 081374406061
Cholinesterase
Inhibitors
Organophosphates
Carbamates
Repeated
nerve
firing
1. Penyemprotan (spraying)
Paling banyak
digunakan petani (75%)
Penyemprotan di darat,
dan udara
Menggunakan alat
semprot
Formula yg digunakan,
WP,EC,SP,WSC,FW dan
WDG
2. Pengasapan (fogging)
Penyemprotan dg volume ultra rendah
Penyemprotan dg cara mencampurkan
minyak dg pestisida kemudian
dipanaskan shg menjadi semacam
kabut asap yg sangat halus
Digunakan utk mengendalikan hama
gudang dan pengendalian nyamuk
demam berdarah dan malaria
3. Penghembusan (Dusting)
Utk pestisida
formulasi tepung
hembus (d/dust)
dengan
menggunakan alat
penghembus
(duster)
4. Penaburan
(broadcasting)
6. Pencelupan (dipping)
Untuk melindungi bibit,cangkok,
stek dr hama dan penyakit yg
mungkin terbawa oleh bahan
tanaman tersebut
Dilakukan dg cara mencelupkan
bahan tanaman tersebut ke
dalam larutan pestisida
sebelum ditanam
7. Fumigasi (fumigation)
Adalah aplikasi fungisida
fumigan, baik berbentuk padat
maupun bentuk cair dan gas dlm
ruangan tertutup.
Digunakan utk melindungi hasil
panen di tpt penyimpanan
Fumigan dimasukkan kedalam
ruang tertutup, selanjutnya
fumigan akan membentuk gas
beracun utk membunuh OPT yg
ada dlm gudang
8. Injeksi (injection)
Penggunaan pestisida dg cara
memasukkan kedalam batang
tanaman, baik dg menggunakan
injeksi maupun dg cara membor
batang tanaman tsb.
Pestisida yg diinjeksikan diharapkan
tersebar keseluruh bagian tanaman
melalui cairan tanaman shg OPT
akan dpt dikendalikan
Juga digunakan utk sterilisasi tanah
9. Penyiraman (drenching)
Dg cara dituangkan disekitar
perakaran tanaman utk
mengendalikan hama atau penyakit
yg ada di daerah perakaran
Juga penyiraman pada sarang
semut
Sasaran biologis
1. Hama tanaman
vertebrata (babi,monyet,tikus,burung
dll)
invertebrata
(serangga,tungau,nematoda,siput
2. Penyakit tanaman
Jamur,bakteri,virus,mikoplasma dan
tumbuhan parasit
3. Gulma
Bidang sasaran
1. Tanaman atau bagian tanaman (daun)
paling umum dlm aplikasi pestisida
2. Tanah, herbisida,sterilisasi tanah,
pestisida butiran
3. Gulma,herbisida
4. Air, nyamuk, gulma
5. Ruangan, hama gudang
6. Tembok,tubuh ternak,lingkungan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Tanaman Jagung
Penggerek tongkol ,3 tongkol rusak/50
tanaman sampel
Penggerek batang , 1 kel.telur/30
tanaman
Tanaman Kedelai
Lalat kacang, 1% intensitas serangan
Penggerek polong, 2% intensitas
serangan
Kepik hijau, 3 ekor/5 tan sampel
lanjutan
lanjutan
Tanaman kubis
-Ulat krop,1 larva/10 tan sampel
-Ulat daun,1 larva/10 tan sampel
Tanaman kopi
-Penggerek buah, 5%/200 buah sampel
Tanaman kakao
-penggerek buah,1 lubang/5 pohon
sampel
Jumlah
penyemprotan
Apel bermutu
baik (%)
38,0%
65,5%
85,5%
Pertimbangan cuaca
1. Gerakan udara (angin)
Angin yg bertiup pelan (kecepatan angin 35 km/jam, ditandai dg gerakan tdk teratur
daun-daun tanaman) diperlukan utk
membantu menyebarkan droplet kebagian
dalam dan bawah daun yg sulit dijangkau
Bila tdk ada angin maka droplet akan jatuh
kebawah dan tjd pencemaran lingkungan
lanjutan
lanjutan
2. Presipitasi.
Jangan lakukan penyemprotan saat
akan ada hujan (1-2 jam setelah
aplikasi) pestisida akan
tercuci,sehingga kurang efisien dan
mencemari lingkungan
Sebaiknya tambahkan juga perekat
lanjutan
3. Kelembaban udara
yang terbaik jangan menyemprot dlm
keadaan udara kering, krn butiran
semprot akan mudah menguap dan
akan hilang
lanjutan
4. Suhu udara
Jangan menyemprot saat udara panas
dan tidak ada angin, karena :
- saat suhu tinggi mudah tjd
penguapan dr droplet
- banyak keringat, shg tjd kontaminasi
- banyak serangga yg bersembunyi
dlm tanah shg kurang efisien
lanjutan
Takaran aplikasi
Dosis
Jumlah pestisida yg diaplikasikan utk
mengendalikan OPT pd setiap luas bidang
sasaran
Liter/ha, kg/ha, l/m3, gr/m3, gr/pohon
Kisaran 1 - 1,5 l/ha
Cth. MIPC 0,5 kg/ha, jika kita menggunakan
Mipcin 50 WP yg mengandung 50 % bahan
aktif MIPC, maka Mipcin yg harus digunakan
adalah: 100/50 x 0,5 = 1 kg
Konsentrasi
Perbandingan (persentase) antara
bahan aktif dg bahan pengencer/pelarut
Jumlah pestisida yg dicampurkan dlm
satu liter air (atau bahan pengencer
lainnya) utk mengendalikan OPT
tertentu
Cth. ml/l, cc/l, gr/l
Kisaran 1,5 2 cc/l
Volume aplikasi/vol.semprot
Jumlah larutan semprot (air+pestisida)
perluas areal.
Kisaran tergantung kpd tanaman yg
akan disemprot
l/ha, l/pohon
ph air harus netral
Gunakan air yg bersih,tdk berlumpur
Interval aplikasi
Adalah selang waktu antara
penyemprotan
Dicantumkan pd label pestisida
lanjutan
Alat-alat penyemprot
Sprayer manual
Adalah sprayer yg
digerakkan dg tangan
cth. Tiger pump /hand
pump yg banyak
digunakan untuk
pengendalian hama di
rumah tangga
Sprayer gendong
yg harus dipompa
terus menerus
Sprayer gendong
otomatis
Komponen-komponen sprayer
1. Tangki,utk wadah larutan semprot
wadahnya berukuran 5-17 liter
2. Pompa, yg berfungsi utk
menekan/menyedot larutan semprot, dpt
digerakkan secara manual atau dg mesin
3. Tangkai semprot
4. Slang, yg menghubungkan tangki dan
tangkai semprot
lanjutan
Gbr. sprayer
Jenis-jenis nozzle
1. Nozzle dg pola
semprotan
berbentuk kerucut
menghasilkan
ukuran butiran
semprot yg lebih
halus shg
penetrasinya ke
dalam daun lebih
baik
lanjutan
kipas
Menghasilkan butiran semprot yg
lebih besar dibandingkan bentuk
kerucut,yakni sedang hingga agak
kasar
mempunyai pola semprotan bentuk
cerutu dan merata
lanjutan
3. Nozzle polijet
Ukuran droplet
lebih kasar
Digunakan utk
aplikasi herbisida
lanjutan
Merawat nozzle
Nozle terbuat dari
kuningan,perunggu,baja tahan
karat,keramik atau plastik
Karena digunakan terus menerus
nozzle bisa aus shg lobangnya
membesar,sehingga butiran semprot
yg dihasilkan berubah mjd lebih kasar
Dapat dilakukan pengujian
Perlu dilakukan perawatan
Teknik penyemprotan
Syarat-syarat penyemprotan
yang benar
1. Permukaan bidang sasaran tertutup
oleh butiran semprot dlm jlh yg
memenuhi syarat. Tingkat penutupan
dsb coverage
Makin banyak jumlah droplet pd tiap
cm2 makin baik dan makin besar OPT
terkena
Coverage minimal
Insektisida
Herbisida
Fungisida
20-30
30-40
50-70
Efikasi (%)
46
17
7
100
99
91
lanjutan
Insektisida yg
dimakan
(g/serangga)
Mortalitas
sesudah 48 jam
(%)
22
12
11
449
238
34
43
61
88
% mortalitas sesudah.jam
1
12
46,7
33,9
12,2
00,0
64,5
44,1
22,5
00,0
100,0
33,4
00,0
24
12,1
00,0
lanjutan
lanjutan
1.908.397
238.931
70.736
29.842
19.083 cm2=1,90 m2
2.389 cm2=0,20 m2
707 cm2=0,07 m2
298 cm2=0,03 m2
Ukuran droplet
(mikron)
10-50
30-50
40-100
250-500
lanjutan
Cabe.
Tinggi tanaman 25 cm,volume mak. 100 l/ha
Tinggi tanaman 40 cm, volume mak. 230 l/ha
Tinggi tanaman 70 cm, vol.mak. 540 l/ha
Tinggi tanaman 90 cm, vol.mak. 750 l/ha
Volume aplikasi
Herbisida
Insektisida dan fungisida
Tanaman semusim
Kentang
Tomat
Tanaman pohon
150-500 l/ha
200-600 l/ha
150-600 l/ha
300-600 l/ha
500 l/ha
1000 l/ha
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Keselamatan aplikasi
lanjutan
padat
IA
IB
II
III
Sangat berbahaya
Berbahaya
Cukup berbahaya
Agak berbahaya
<5
5-50
50-500
<500
cair
<20
20-200
200-2000
<2000
padat
cair
<10
10-100
100-1000
<1000
<40
40-400
400-4000
<4000
membawa,menyimpan,memindahkan
mencampur pestisida
mengaplikasikan/menyemprot
mencuci alat-alat aplikasi sesudah
menyemprot
kontaminasi dpt melalui kulit,mulut,dan
terhisap
lanjutan
6. Kondisi kesehatan
pengguna,sehat,tdk lapar,
7. Pakaian pelindung,sejak mencampur
sampai membersihkan alat semprot
terdiri dari:
Pakaian pelindung
1. Pakaian sebanyak mungkin menutupi
tubuh
2. Celemek dari kulit atau plastik
3. Penutup kepala,helm atau topi
4. Masker, atau sapu tangan
5. Pelindung mata, kaca mata
6. Sarung tangan yg tdk tembus air
7. Sepatu boot
Body Protection
Gloves
Respirator
Langkah-langkah utk
keselamatan Pengguna
1. jangan menyemprot bila kurang sehat
2. jangan mengizinkan anak-anak
mendekati tempat aplikasi
3. catat nama pestisida yg
digunakan,perlu bagi dokter jika
terjadi kecelakaan
4. pakai pakaian pelindung
5. jangan merokok waktu bekerja
6. periksa alat-alat sebelum digunakan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
ANTI BIOTIKA
Reflin
Pengertian???
Antibiotik
1.
2.
Mekanisme Kerja
Mekanisme Kerja
Membran sel
Molekul lipoprotein dari membran plasma (di
dalam dinding sel) dikacaukan sintesanya
hingga menjadi lebih permeabel. Hasilnya, zatzat penting dari isi sel dapat merembes keluar.
Ex: Polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin)
dan imidazol (mikonazol dan ketokonazol).
Protein Sel.
Sintesanya terganggu, misalnya: kloramfenikol,
tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida.
Mekanisme Kerja
Klasifikasi Antibakteri
Penisilin : benzil penisilin, fenoksimetilpenisilin, ampisilin,
amoksisilin.
Sefalosporin dan antibiotik beta laktam lainnya ;
sefadroksil, sefaklor, sefotaksim
Tetrasiklin
Aminoglikosida; streptomisisn, gentamisin, neomisin
Makrolida; erotromisin, linkomisin
Kuinolon; siprofloksasin, ofloksasin
Sulfonamida dab trimetoprim; kotrimiksazol, suldok
Antibiotik lainnya.
Antibiotika Profilaktik
Pemberian antibiotik untuk pencegahan