Anda di halaman 1dari 14

Studi Pendekatan Epidemiologi Deskriptif

Pendahuluan
Apa Itu Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif adalah ilmu yang menggambarkan penyebaran/distribusi
penyakit yang terjadi di masyarakat berdasarkan variabel epidemiologi yang
mempengaruhinya.
Variabel epidemiologi tersebut dikelompokan menurut: orang (person! tempat
(pla"e dan #aktu (time
Variabel $rang/ %erson:
&eliputi: umur! jenis kelamin! kelas sosial! pekerjaan! etnik/suku! status
perka#inan! besarnya keluarga! paritas
Variabel 'emplat/ %la"e:
&eliputi: alamat! ('! ()! dusun! desa! ke"amatan! kabupaten! propinsi! pulau!
negara. *ota! desa! pantai! pegunungan! hutan! ra#a! %asar! mal! jalan raya!
stasiun! tempat #isata! hotel
Variabel )aktu/'ime:
+am! hari! bulan! tahun! tanggal! &usim penghujan! kemarau! 'erus menerus!
berkala! insidentil! &usim buah! perayaan! upa"ara
Cara Penyajian Data
1. Narasi
2. Tabel Distribusi
,. 'abulasi -ilang
.. Diagram//rafik//ambar

Epidemiologi deskriptif adalah studi pendekatan epidemiologi yang bertujuan
untuk menggambarkan masalah kesehatan yang terdapat di dalam masyarakat dengan
menentukan frekuensi! distribusi dan determinan penyakit berdasarkan atribut 0
variabel menurut segitiga epidemiologi (orang! 'empat! dan )aktu.
-tudi Deskriptif disebut juga studi prevalensi atau studi pendahuluan dari studi
analitik yang dapat dilakukan suatu saat atau suatu periode tertentu. +ika studi ini
ditujukan kepada sekelompok masyarakat tertentu yang mempunyai masalah
kesehatan maka disebutlah studi kasus tetapi jika ditujukan untuk pengamatan se"ara
berkelanjutan maka disebutlah dengan surveilans serta bila ditujukan untuk
menganalisa faktor penyebab atau risiko maupun akibatnya maka disebut dengan studi
potong lintang atau "ross se"tional.
Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :
1. 2ntuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat
diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
3. 2ntuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
,. 2ntuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap
masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis.
*ategori berdasarkan unit pengamatan atau analisis epidemiologi deskriptif dibagi 2
yaitu:
1. %opulasi: -tudi *orelasi %opulasi! (angkaian 4erkala (time series.
3. Individu: 5aporan *asus ("ase report! (angkaian *asus ("ase series! -tudi
%otong 5intang (6ross7se"tional.
Adapun Ciri-ciri studi deskriptif sebagai berikut:
1. 4ertujuan untuk menggambarkan
3. 'idak terdapat kelompok pembanding
,. 8ubungan sebab akibat hanya merupakan suatu perkiraan ataau sema"am asumsi
.. 8asil penelitiannya berupa hipotesis
9. &erupakan studi pendahuluan untuk studi yang mendalam
Hasil penelitian deskriptif dapat di gunakan untuk:
1. 2ntuk menyusun peren"anaan pelayanan kesehatan.
3. 2ntuk menentukan dan menilai program pemberantasan penyakit yang telah
dilaksanakan.
,. -ebagai bahan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
.. 2ntuk &embandingkan frekuensi distribusi morbiditas atau mortalitas antara #ilayah
atau satu #ilayah dalam #aktu yang berbeda.
*onsep yang terpenting juga dalam studi epidemiologi deskriptif adalah
bagaimana menja#ab pertanyaan 9):18. 8al tersebut menga"u pada variabel7
variabel segitiga epidemiologi terdiri dari orang (person! tempat (pla"e dan #aktu
(time.
A !"A#$ %PE"S!#&
' (mur
2mur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan7
penyelidikan epidemiologi. Angka7angka kesakitan maupun kematian didalam
hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan "ara ini
orang dapat memba"anya dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau
kematian menurut golongan umur. %ersoalan yang dihadapi adalah apakah umur
yang dilaporkan tepat! apakah panjangnya interval didalam pengelompokan
"ukup untuk tidak menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan atau
kematian dan apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan
pengelompokan umur pada penelitian orang lain. Di dalam mendapatkan laporan
umur yang tepat pada masyarakat pedesaan yang kebanyakan masih buta huruf
hendaknya memanfaatkan sumber informasi seperti "atatan petugas agama!
guru! lurah dan sebagainya. 8al ini tentunya tidak menjadi soal yang berat dikala
mengumpulkan keterangan umur bagi mereka yang telah bersekolah.
2 )enis *elamin
Angka7angka dari luar negeri menunjukkan bah#a angka kesakitan lebih tinggi
dikalangan #anita sedangkan angka kematian lebih tinggi dikalangan pria! juga
pada semua golongan umur. 2ntuk Indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut.
%erbedaan angka kematian ini! dapat disebabkan oleh faktor7faktor intinsik. ;ang
pertama diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau
perbedaan hormonal sedangkan yang kedua diduga oleh karena berperannya
faktor7faktor lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok! minum minuman
keras! "andu! bekerja berat! berhadapan dengan pekerjaan7pekerjaan
berbahaya! dan seterusnya. -ebab7sebab adanya angka kesakitan yang lebih
tinggi dikalangan #anita! di Amerika -erikat dihubungkan dengan kemungkinan
bah#a #anita lebih bebas untuk men"ari pera#atan. Di Indonesia keadaan itu
belum diketahui. 'erdapat indikasi bah#a ke"uali untuk beberapa penyakit alat
kelamin! angka kematian untuk berbagai penyakit lebih tinggi pada kalangan
pria.
+ *elas Sosial
*elas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka
kesakitan atau kematian! variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan
seseorang. *elas sosial ini ditentukan oleh unsur7unsur seperti pendidikan!
pekerjaan! penghasilan dan banyak "ontoh ditentukan pula oleh tempat tinggal.
*arena hal7hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk
pemeliharaan kesehatan maka tidaklah mengherankan apabila kita melihat
perbedaan7perbedaan dalam angka kesakitan atau kematian antara berbagai
kelas sosial. &asalah yang dihadapi dilapangan ialah bagaimana mendapatkan
indikator tunggal bagi kelas sosial. Di Inggris! penggolongan kelas sosial ini
didasarkan atas dasar jenis pekerjaan seseorang yakni I (profesional! II
(menengah! III (tenaga terampil! IV (tenaga setengah terampil dan V (tidak
mempunyai keterampilan. Di Indonesia de#asa ini penggolongan seperti ini sulit
oleh karena jenis pekerjaan tidak memberi jaminan perbedaan dalam
penghasilan. 8ubungan antara kelas sosial dan angka kesakitan atau kematian
kita dapat mempelajari pula dalam hubungan dengan umur! dan jenis kelamin.
, )enis Pekerjaan
+enis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa
jalan yakni
a. Adanya faktor7faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan
seperti bahan7bahan kimia! gas7gas bera"un! radiasi! benda7benda fisik yang
dapat menimbulkan ke"elakaan dan sebagainya.
b. -ituasi pekerjaan yang penuh dengan stress (yang telah dikenal sebagai
faktor yang berperan pada timbulnya hipertensi! ulkus lambung.
". Ada tidaknya <gerak badan= didalam pekerjaan> di Amerika -erikat ditunjukkan
bah#a penyakit jantung koroner sering ditemukan di kalangan mereka yang
mempunyai pekerjaan dimana kurang adanya ?gerak badan?.
d. *arena berkerumun di satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi
proses penularan penyakit antara para pekerja.
e. %enyakit karena "a"ing tambang telah lama diketahui terkait dengan
pekerjaan di tambang.
%enelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola kesakitan banyak
dikerjakan di Indonesia terutama pola penyakit kronis misalnya penyakit jantung!
tekanan darah tinggi! dan kanker.+enis pekerjaan apa saja yang hendak
dipelajari hubungannya dengan suatu penyakit dapat pula memperhitungkan
pengaruh variabel umur dan jenis kelamin.
- Penghasilan
;ang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pen"egahan. -eseorang kurang
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak
mempunyai "ukup uang untuk membeli obat! membayar transport! dan
sebagainya.
. $olongan Etnik
4erbagai golongan etnik dapat berbeda didalam kebiasaan makan! susunan
genetika! gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan7
perbedaan didalam angka kesakitan atau kematian. Didalam mempertimbangkan
angka kesakitan atau kematian suatu penyakit antar golongan etnik hendaknya
diingat kedua golongan itu harus distandarisasi menurut susunan umur dan
kelamin ataupun faktor7faktor lain yang dianggap mempengaruhi angka
kesakitan dan kematian itu. %enelitian pada golongan etnik dapat memberikan
keterangan mengenai pengaruh lingkungan terhadap timbulnya suatu penyakit.
6ontoh yang klasik dalam hal ini ialah penelitian mengenai angka kesakitan
kanker lambung. Didalam penelitian mengenai penyakit ini di kalangan penduduk
asli di +epang dan keturunan +epang di Amerika -erikat! ternyata bah#a
penyakit ini menjadi kurang prevalen di kalangan turunan +epang di Amerika
-erikat. Ini menunjukkan bah#a peranan lingkungan penting didalam etiologi
kanker lambung.
/ Status Perka0inan
Dari penelitian telah ditunjukkan bah#a terdapat hubungan antara angka
kesakitan maupun kematian dengan status ka#in! tidak ka#in! "erai dan janda>
angka kematian karena penyakit7penyakit tertentu maupun kematian karena
semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu. Diduga bah#a sebab7
sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak ka#in dibandingkan dengan
yang ka#in ialah karena ada ke"enderungan orang7orang yang tidak ka#in
kurang sehat. *e"enderungan bagi orang7orang yang tidak ka#in lebih sering
berhadapan dengan penyakit! atau karena adanya perbedaan7perbedaan dalam
gaya hidup yang berhubungan se"ara kausal dengan penyebab penyakit7
penyakit tertentu.
1 2esarn3a *eluarga
Di dalam keluarga besar dan miskin! anak7anak dapat menderita oleh karena
penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
4 Struktur *eluarga
-truktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (seperti
penyakit menular dan gangguan gi@i dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
-uatu keluarga besar karena besarnya tanggungan se"ara relatif mungkin harus
tinggal berdesak7desakan didalam rumah yang luasnya terbatas hingga
memudahkan penularan penyakit menular di kalangan anggota7anggotanya>
karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka
mungkin pula tidak dapat membeli "ukup makanan yang bernilai gi@i "ukup atau
tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dan sebagainya.
'5 Paritas
'ingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan
si ibu maupun anak. Dikatakan umpamanya bah#a terdapat ke"enderungan
kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi!
terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit7penyakit tertentu seperti
asma bron"hiale! ulkus peptikum! pilorik stenosis dan seterusnya. 'api
kesemuanya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
2 TE6PAT %P7ACE&
%engetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk
peren"anaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai
etiologi penyakit. %erbandingan pola penyakit sering dilakukan antara:
1. 4atas daerah7daerah pemerintahan.
3. *ota dan pedesaan.
,. Daerah atau tempat berdasarkan batas7batas alam (pegunungan! sungai! laut
atau padang pasir
.. Aegara7negara
9. (egional
2ntuk kepentingan mendapatkan pengertian tentang etiologi penyakit!
perbandingan menurut batas7batas alam lebih berguna daripada batas7batas
administrasi pemerintahan.
8al7hal yang memberikan kekhususan pola penyakit di suatu daerah dengan
batas7batas alam ialah : keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur!
kelembaban! turun hujan! ketinggian diatas permukaan laut! keadaan tanah!
sumber air! derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang tergambar dalam tingkat
kemajuan ekonomi! pendidikan! industri! pelayanan kesehatan! bertahannya
tradisi7tradisi yang merupakan hambatan7hambatan pembangunan! faktor7faktor
sosial budaya yang tidak menguntungkan kesehatan atau pengembangan
kesehatan! sifat7sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vektor penyakit menular
tertentu! reservoir penyakit menular tertentu! dan susunan genetika! dan
sebagainya. %entingnya peranan tempat didalam mempelajari etiologi suatu
penyakit menular dapat digambar dengan jelas pada penyelidikan suatu #abah!
yang akan diuraikan nanti.
Di dalam membi"arakan perbedaan pola penyakit antara kota dan pedesaan!
faktor7faktor yang baru saja disebutkan diatas perlu pula diperhatikan. 8al lain
yang perlu diperhatikan selanjutnya ialah akibat migrasi ke kota atau ke desa
terhadap pola penyakit! di kota maupun di desa itu sendiri. &igrasi antar desa
tentunya dapat pula memba#a akibat terhadap pola dan penyebaran penyakit
menular di desa7desa yang bersangkutan maupun desa7desa di sekitarnya.
%eranan migrasi atau mobilitas geografis didalam mengubah pola penyakit di
berbagai daerah menjadi lebih penting dengan makin lan"arnya perhubungan
darat! udara dan laut> lihatlah umpamanya penyakit demam berdarah.
%entingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari etiologi suatu
penyakit dapat digambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu #abah dan
pada penyelidikan7penyelidikan mengenai kaum migran. Didalam
memperbandingkan angka kesakitan atau angka kematian antar daerah (tempat
perlu diperhatikan terlebih dahulu di tiap7tiap daerah (tempat:
1. -usunan umur
2. -usunan jenis kelamin
,. *ualitas data
.. Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk.
)alaupun telah dilakukan standarisasi berdasarkan umur dan jenis kelamin!
memperbandingkan pola penyakit antar daerah di Indonesia dengan
menggunakan data yang berasal dari fasilitas7fasilitas kesehatan! harus
dilaksanakan dengan hati7hati! sebab data tersebut belum tentu representatif dan
baik kualitasnya.
Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain mungkin
berhubungan dengan satu atau lebih dari beberapa faktor sebagai berikut:
1. 5ingkungan fisik! kimia! biologis! sosial dan ekonomi yang berbeda7beda dari
suatu tempat ke tempat lainnya.
2. *onstitusi genetik atau etnis dari penduduk yang berbeda! bervariasi seperti
karakteristik demografi.
,. Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan! pekerjaan! keluarga! praktek higiene
perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit atau sehat.
.. Variasi administrasi termasuk faktor7faktor seperti tersedianya dan efisiensi
pelayanan medis! program higiene (sanitasi dan lain7lain.
4anyaknya penyakit hanya berpengaruh pada daerah tertentu. &isalnya penyakit
demam kuning! kebanyakan terdapat di Amerika 5atin. Distribusinya disebabkan
oleh adanya <reservoir= infeksi (manusia atau kera! vektor (yaitu Aedes
aegypty! penduduk yang rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan
suburnya agen penyebab penyakit. Daerah dimana vektor dan persyaratan iklim
ditemukan tetapi tidak ada sumber infeksi disebut <re"eptive area= untuk demam
kuning.
6ontoh7"ontoh penyakit lainnya yang terbatas pada daerah tertentu atau yang
frekuensinya tinggi pada daerah tertentu! misalnya -"histosomiasis di daerah
dimana terdapat vektor snail atau keong (5embah Ail! +epang! gondok endemi
(endemi" goiter di daerah yang kekurangan yodium.
C 8A*T( %T96E&
&empelajari hubungan antara #aktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar
didalam analisis epidemiologis! oleh karena perubahan7perubahan penyakit
menurut #aktu menunjukkan adanya perubahan faktor7faktor etiologis. &elihat
panjangnya #aktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan! maka dibedakan:
1. Bluktuasi jangka pendek dimana perubahan angka kesakitan berlangsung
beberapa jam! hari! minggu dan bulan.%ola perubahan kesakitan ini terlihat pada
epidemi umpamanya epidemi kera"unan makanan (beberapa jam! epidemi
influensa (beberapa hari atau minggu! epidemi "a"ar (beberapa bulan.
Bluktuasi jangka pendek atau epidemi ini memberikan petunjuk bah#a :
a. %enderita7penderita terserang penyakit yang sama dalam #aktu bersamaan
atau hamper bersamaan
b.)aktu inkubasi rata7rata pendek.
3.%erubahan7perubahan se"ara siklus dimana perubahan7perubahan angka
kesakitan terjadi se"ara berulang7ulang dengan antara beberapa hari! beberapa
bulan (musiman! tahunan! beberapa tahun. %erubahan se"ara siklus ini
didapatkan pada keadaan dimana timbulnya dan memun"aknya angka7angka
kesakitan atau kematian terjadi berulang7ulang tiap beberapa bulan! tiap tahun!
atau tiap beberapa tahun. %eristi#a sema"am ini dapat terjadi baik pada
penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan infeksi.
'imbulnya atau memun"aknya angka kesakitan atau kematian suatu penyakit
yang ditularkan melalui vektor se"ara siklus ini adalah berhubungan dengan:
Ada tidaknya keadaan yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vektor
yang bersangkutan! yakni apakah temperatur atau kelembaban
memungkinkan transmisi.
Adanya tempat perkembangbiakan alami dari vektor sedemikian banyak
untuk menjamin adanya kepadatan vektor yang perlu dalam transmisi.
-elalu adanya kerentanan.
Adanya kegiatan7kegiatan berkala dari orang7orang yang rentan
yang menyebabkan mereka terserang oleh <vektor bornedisease= tertentu.
'etapnya kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit.
Adanya faktor7faktor lain yang belum diketahui. 8ilangnya atau
berubahnya siklus berarti adanya perubahan dari salah satu atau lebih
hal7hal tersebut di atas.
,. %erubahan7perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode
#aktu yang panjang! bertahun7tahun atau berpuluh tahun yang disebut <se"ular
trends=.
%enjelasan mengenai timbulnya atau memun"aknya penyakit menular yang
berdasarkan pengetahuan yang kita kenal sebagai bukan vektor borne se"ara
siklus masih jauh lebih kurang dibandingkan dengan vektor borne diseases yang
telah kita kenal. -ebagai "ontoh! belum dapat diterangkan se"ara pasti mengapa
#abah influensa A bertendensi untuk timbul setiap 37, tahun! mengapa influensa
4 timbul setiap .7C tahun! mengapa #abah "ampak timbul 37, tahun (di Amerika
-erikat.
-ebagai salah satu sebab yang disebutkan ialah berkurangnya penduduk
yang kebal (meningkatnya kerentanan dengan asumsi faktor7faktor lain tetap.
4anyak penyakit7penyakit yang belum diketahui etiologinya menunjukkan variasi
angka kesakitan se"ara musiman. 'entunya observasi ini dapat membantu
didalam memulai di"arinya etiologi penyakit7penyakit tersebut dengan "atatan7
"atatan bah#a interpretasinya sulit karena banyak keadaan yang berperan
terhadap timbulnya penyakit juga ikut berubah pada perubahan musim!
perubahan populasi he#an! perubahan tumbuh7tumbuhan yang berperan tempat
perkembangbiakan! perubahan dalam susunan reservoir penyakit! perubahan
dalam berbagai aspek perilaku manusia seperti yang menyangkut pekerjaan!
makanan! rekreasi dan sebagainya.
-ebab7sebab timbulnya atau memun"aknya beberapa penyakit karena
gangguan gi@i se"ara bermusim belum dapat diterangkan se"ara jelas. Variasi
musiman ini telah dihubung7hubungkan dengan perubahan se"ara musiman dari
produksi! distribusi dan konsumsi dari bahan7bahan makanan yang mengandung
bahan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan gi@i maupun keadaan kesehatan
individu7individu terutama dalam hubungan dengan penyakit7penyakit infeksi dan
sebagainya.
Cara Pen3ajian Data
1. Aarasi
3. 'abel Distribusi
,. 'abulasi -ilang
.. Diagram//rafik//ambar
*omponen tabel:
1. Ada judul: yang memuat )hat! )here dan )hen
3. Ada 4adan 'abel
,. Ada -umber: nama (nama pengarang! institusi! tahun
6ontoh +udul:
'abel 1.3: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di %uskesmas +ombang
'ahun 3D1D
6ontoh -umber:
-umber: suparyanto! 3D1D
6ontoh 4adan 'abel Distribusi/frekuensi:
6ontoh 4adan 'abel -ilang: "olum
Contoh Badan Tabel Silang: raw
Contoh Badan Tabel Silang: total
Histogram:
Untuk grafik, gambar, cara penulisan judul ada dibawah grafik, baru sumbernya
Latihan soal:
Tugas ndi!idu:
Buat table frekuensi berdasarkan:
1. Umur dengan interval 10 tahun
2. Pendidikan
3. Status perkainan
!. "iner#a
Buat tabel silang antara:
1. Pendidikan dan status perkainan $ra%
2. Umur $kelas interval 10% dan kiner#a $&olum%
3. Status perkainan dan kiner#a $total%
Buat 'rafik (istogram
1. Pendidikan
2. Status perkainan
3. "iner#a

Anda mungkin juga menyukai