TINGKAT 3 D-III
P2.31.33.0.14.029
a) Kekuatan
Dapat menggunakan data insidensi, prevalensi dan mortalitas
Digunakan pada penyelidikan awal hubungan paparan dan penyakit
Mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan informasi yang tersedia
Departemen pemerintah dan Biro Pusat statistik secara teratur
mengumpulkan data demografi yang dapat dikolerasikan dengan data
morbiditas, mortalitas dan penggunaan sumber daya kesehatan yang
dikumpulkan Departmen Kesehatan.
b) Kelemahan
Tidak mampu mengatasi kesenjangan status paparan dan penyakit pada
tingkat populasi dan individu. Kita tidak mengetahui apakah seseorang yang
terpapar juga berpenyakit.
Tidak mampu mengontrol faktor perancu
Contoh : terlepas dari korelasi positif yang kuat antara merokok dengan
kematianCa paru, dapat diduga bahwa perkiraan tersebut lebih besar dari
sesungguhnya, karena adanya faktor lain : polusi udara, asbes, radium,
hidrokarbon, radiasi dll.
Konsep yang terpenting juga dalam studi epidemiologi deskriptif adalah
bagaimana menjawab pertanyaan 5W+1H. Hal tersebut mengacu pada variabel-variabel
segitiga epidemiologi terdiri dari orang (person), tempat (place) dan waktu (time).
1. Orang (Person)
Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan,
golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.
a. Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-
penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam
hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.
b. Jenis Kelamin
Angka-angka dari luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih
tinggi dikalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi dikalangan pria,
juga pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu dipelajari lebih
lanjut. Perbedaan angka kematian ini, dapat disebabkan oleh faktor-faktor
intinsik.
Yang pertama diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis
kelamin atau perbedaan hormonal sedangkan yang kedua diduga oleh karena
berperannya faktor-faktor lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok, minum
minuman keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan
berbahaya, dan seterusnya).
c. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan
angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan
seseorang. Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh ditentukan pula oleh tempat tinggal.
Masalah yang dihadapi dilapangan ialah bagaimana mendapatkan indikator
tunggal bagi kelas sosial. Di Inggris, penggolongan kelas sosial ini didasarkan atas
dasar jenis pekerjaan seseorang yakni I (profesional), II (menengah), III (tenaga
terampil), IV (tenaga setengah terampil) dan V (tidak mempunyai keterampilan).
d. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa
jalan yakni
1. Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan
seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang
dapat menimbulkan kecelakaan dan sebagainya.
2. Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress (faktor yang berperan pada
timbulnya hipertensi, ulkus lambung).
3. Ada tidaknya gerak badan didalam pekerjaan; di Amerika Serikat
ditunjukkanbahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan di kalangan
mereka yangmempunyai pekerjaan dimana kurang adanya gerak badan.
4. Karena berkerumun di satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi
prosespenularan penyakit antara para pekerja.
5. Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan
pekerjaan di tambang.
e. Penghasilan
Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh
karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transport,
dan sebagainya.
f. Golongan Etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam kebiasaan makan, susunan
genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan-
perbedaan didalam angka kesakitan atau kematian.
g. Status Perkawinan
Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak
kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan orang-
orang yang tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang
tidak kawin lebih sering berhadapan dengan penyakit, atau karena adanya
perbedaan-perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal
dengan penyebab penyakit-penyakit tertentu.
h. Besarnya Keluarga
Didalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita oleh karena
penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
i. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (seperti
penyakit menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
J. Paritas
2. Tempat (Place)
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna
untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan
mengenai etiologi penyakit.
Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara :
a. Batas daerah-daerah pemerintahan
b. Kota dan pedesaan
c. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan, sungai,
lautatau padang pasir)
d. Negara-negara
e. Regional
1. Susunan umur
2. Susunan kelamin
3. Kualitas data
4. Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk.
Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain
mungkin berhubungan dengan 1 atau lebih dari beberapa faktor sebagai berikut :
1. Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari
suatu tempat ke tempat lainnya.
2. Konstitusi genetis atau etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi seperti
karakteristik demografi.
3. Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene
perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit atau sehat.
4. Variasi administrasi termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi
pelayanan medis, program higiene (sanitasi) dan lain-lain.
Case
Case Series
Resport
Study
Kolerasi
Deskriptif
Cross
Sectional
a) Laporan/ Studi Kasus (Case Report)
Laporan/ Studi Kasus (Case Report)Adalah studi kasus yang menggambarkan
pengalaman kasus/pasien, sehingga rancangan case report ini disebut rancangan
kuno dan jarang digunakan lagi. Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal.
Unit tunggal disini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang
terkena suatu masalah, misalnya keracunan, atau sekelompok masyarakat di suatu
daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi
yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang
mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus,
maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan
tertentu.
Studi kasus pada umumnya melaporkan suatu kejadian yang tidak biasa dan
menggambarkan atau merupakan petunjuk awal untuk identifikasi penyakit baru/
efek merugikan dari pajanan.
Adapun ciri- cirinya desain studi kasus sebagai berikut :
Satu kasus diteliti oleh beberapa orang/ pengamat, untuk mendapatkan
karakteristik kasus
Biasanya dilakukan terhadap kasus penyakit yang jarang atau baru ditemukan
Hasil yang diharapkan berupa definisi kasus
Kegunaan:
Dapat sebagai petunjuk pertama dalam mengidentifikasi suatu penyakit.
Dapat untuk memformulasikan suatu hipotesa.
Kelemahan:
Tidak dapat digunakan untuk mengetes hipotesa karena tidak ada kelompok
pembanding.
Terdiri dari satu kasus dan tidak ada kelompok pembanding sehingga tidak
dapat untuk mengetes suatu hubungan asosiasi secara statistic.
Kelemahan :
Studi ini tidak dapat digunakan untuk mengetes hipotesa karena tidak ada
kelompok pembanding.
Ada Case Series terdiri lebih dari satu kasus akan tetapi tidak ada kelompok
pembanding sehingga tidak dapat untuk mengetes suatu hubungan asosiasi
yang valid secara statistik.
Kelebihan:
tepat untuk penelitian awal yang mencari hubungan atara faktor pajanan dan
penyakit
dapat dilakukan dengan cepat, mudah serta murah dengan memanfaatkan
informasi yang tersedia.
Biasanya pemerintah atau instansi swasta rutin mengumpulkan data seperti
demografi, produksi pangan, pencatatan pelaporan mengenai morbiditas dan
mortalitas dan pabrik dsb.
Kelemahan:
Jenis penelitian ini bukan merupakan rancangan yang tepat untuk
menganalisis hubungan sebab akibat
Tidak mampu menghubungkan suatu faktor resiko dengan penyakit secara
individu
Tidak menggambarkan tingkat resiko individu, dimana hal ini dapat
mengakibatkan terselubungnya hubungan antara suatu resiko dengan
penyakit yang sesungguhnya.
Keuntungan :
Mudah dan murah dilakukan
Dilakukan pada satu waktu
Berguna untuk rancangan kegiatan
Menggambarkan hubungan dan kondisi satu penyakit dan pajanan
Tidak hanya terhadap individu yang mendapatkan pengobatan
Penyelesaian pengumpulan data sangat cepat dan efisien karena pengambilan data
eksposure dan outcome dilakukan pada waktu yang bersamaan
Kerugian :
Tidak tepat untuk meneliti hubungan kausal antara penyakit dengan pajanan
karena penelitian dilakukan pada satu waktu.
Hanya akurat bila dilaksanakan pada individu yang representatif
Tidak dapat dilaksanakan pada semua kasus.
Contoh : Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan
Berat Badan Bayi Lahir (BBL), dengan menggunakan rancangan atau pendekatan
cross sectional. Subjek penelitian disini adalah ibu-ibu yang baru melahirkan.
Caranya pengkurannya adalah dengan mengukur berat badan bayi yang baru
dilahirkan dan memeriksa Hb darah ibu. Setelah itu mengolah dan menganalisis
data dengan cara membandingkan anatara berat badan bayi lahir dengan Hb
darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti adanya atau tidak adanya
hubungan antara anemia besi dengan berat badan bayi lahir.
Sumber Pustaka
http://epidemiolog.wordpress.com/2009/02/06/studi-pendekatan-epidemiologi-deskriptif/
http://rizkydithane.blogspot.com/p/epidemiologi-deskriptif.html
http://papadiva.wordpress.com/tugas-mirs/
http://kesmas-unsoed.info/2012/03/makalah-cross-sectional-atau-potong-
lintang.html
http://virgojo.blogspot.com/2009/11/rancangan-penelitian-epidemiologi.html
http://papadiva.wordpress.com/tugas-mirs/
http://www.academia.edu/4379535/STUDI_EPIDEMIOLOGI_DESKRIPTIF
http://valint29.wordpress.com/2010/10/30/macam-desain-epidemiologi-deskriptif/
http://papadiva.wordpress.com/tugas-mirs/