Departemen Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
2011
1
Objektif (1)
• Definisi
• Proses terjadinya penyakit
– Periode prepatogenesis
– Periode patogenesis
• Fase subklinis
• Fase klinis
• Fase penyembuhan
2
Objektif (2)
3
Definisi (1)
4
Definisi (2)
• Manfaat??
5
Proses penyakit
ED
6
STIMULUS RESPONS
PROSES
7
• Stimulus dapat terjadi jauh sebelum terjadinya
interaksi antara stimulus dan manusia
8
• Faktor-faktor seperti kelelahan, kadar kolesterol
yang tinggi didalam darah yang meningkatkan
resiko terjadinya suatu penyakit disebut faktor resiko
9
Istilah-istilah dlm
riwayat alamiah penyakit (1)
11
Istilah-istilah dlm
riwayat alamiah penyakit (3)
• 6. Masa menular: Periode waktu
penderita penyakit dpt menularkan
penyakitnya
• 7. Window period: Periode subklinis
(tanpa gejala) namun mampu menularkan
penyakit
12
Stages of disease
• Periode prapatogenesis
– Interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan
faktor stimulasi penyakit
– Belum terjadi proses patologis
• Periode patogenesis
– Reaksi pejamu terhadap faktor stimulasi
penyakit
• Patogenesis awal kerusakan awal jaringan
Penyakit lanjut konvalesen (pemulihan)
13
PERIODE PATHOGENESIS
14
Fase subklinis (stage of subclicinical disease)
15
Fase konvalesens (stage of convalescence)
• Disabilitas (kecacatan/ketidakmampuan)
• terjadi penurunan fungsi sebagian atau keseluruhan
dari struktur/organ tubuh tertentu
menurunkan fungsi aktivitas seseorang
secara keseluruhan
• dapat bersifat; sementara (akut), kronis, menetap
· 16
Tahap-tahap riwayat alamiah penyakit
G
E
B D
A C F H
17
Tahap-tahap riwayat alamiah penyakit
Waktu biasanya
Onset diagnosis ditegakkan
Perubahan simptom
patologik
Pemajanan
18
PREPATOGENESIS PATOGENESIS
Agen Host
Sembuh
Cacat
Lingkungan Fase penyembuhan Mati
Kronis
Fase klinis
Fase susceptible Fase subklinis
19
• Tanpa intervensi pengobatan maka proses
akhir dari suatu penyakit penyakit
– Sembuh
– Cacat
– Meninggal
20
Dinamika penularan
waktu terinfeksi
masa laten masa menular tak menular
Rentan waktu
Dinamika penyakit
masa inkubasi periode gejala tak sakit
klinis
Rentan waktu
21
A Key Assumption of Screening Programs:
Early detection will lead to more favorable prognosis
Initiation Disease
ClinicalComplications Death
Detectable from the
Symptoms
disease
by Screening
22
Tahapan pada Riwayat Alamiah
Penyakit
23
NATURAL HISTORY OF DISEASE
PREPATHOGENESE PATHOGENESE
Exposure
Latency
Early detection
Of disease
24
25
26
Multi-causal “incubation”
– Induction period = time between causal action
and disease initiation
– Latency period = time between disease initiation
and detection
– Empirical induction period = induction +
latency
27
Genetic + Environmental Factors in
Causing a Heart Attack (Fig 2.5, p. 38)
28
Periode inkubasi
29
Periode inkubasi
• Mungkin dalam beberapa detik
– Reaksi hipersensitivitas
– Reaksi toksik
30
Periode inkubasi
– Laboratorium
– Radiografik
– atau metode skrining yang lain
31
Periode jendela/window periode
32
Natural History of HIV/AIDS
33
Periode klinis
35
“Iceberg”
• Spectrum of illness –
most ailments have a
broad range
manifestations &
severities
• We often detect only
the tip of the iceberg
36
Apa tantangan riwayat alamiah penyakit dan
spektrum penyakit sekarang bagi profesi
kesehatan masyarakat dan klinisi?
37
• Individu dengan penderita campak,
hepatitis A, dan beberapa penyakit lain
menjadi infeksius dalam beberapa hari
sebelum gejala awal
38
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT
39
Riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
• Periode prapatogenesis
– Tingkat pencegahan primer
• Promosi kesehatan
• Perlindungan khusus
• Periode patogenesis
– Tingkat pencegahan sekunder
• Diagnosis dini dan pengobatan segera
• Pembatasan ketidakmampuan (disability)
– Tingkat pencegahan tersier
• Rehabilitasi
40
Pencegahan primer
41
Tingkat pencegahan primer
• Promosi kesehatan
– Pendidikan kesehatan
– Gizi yang cukup sesuai dengan perkembangan
– Perumahan, rekreasi, tempat kerja
– Konseling perkawinan
– Genetika
– Pemeriksaan kesehatan berkala
42
Tingkat pencegahan primer
• Perlindungan khusus
– Imunisasi
– Kebersihan perorangan
– Sanitasi lingkungan
– Perlindungan kecelakaan akibat kerja
– Perlindungan terhadap kecelakaan secara umum
– Penggunaan nutrisi khusus
– Perlindungan terhadap bahan-bahan karsinogen
– Mmenghindari zat-zat allergen
43
Tingkat pencegahan primer
• Perlindungan khusus
– Penggunaan gizi tertentu
– Perlindungan terhadap zat yang dapat
menimbulkan kanker
– Menghindari zat-zat alergenik
44
Upaya Preventif Sekunder (secondary prevention)
45
Upaya Preventif Sekunder (secondary prevention)
46
Pencegahan sekunder
47
Tingkat pencegahan sekunder
48
Tingkat pencegahan sekunder
• Pembatasan ketidakmampuan
– Pengobatan yang cukup untuk menghentikan
proses penyakit dan mencegah komplikasi
– Penyediaan fasilitas untuk membatasi
ketidakmampuan dan mencegah kematian
49
Upaya Preventif Tertier (tertiery prevention)
50
Tingkat pencegahan tersier
• Rehabilitasi
– Penyediaan fasilitas untuk pelatihan hingga
fungsi tubuh dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya
– Pendidikan pada masyarakat dan
industriawan agar menggunakan mereka yang
telah direhabilitasi
51
Tingkat pencegahan tersier
• Rehabilitasi
– Penempatan secara selektif
– Mempekerjakan sepenuh mungkin
– Terapi kerja di Rumah Sakit
– Penggunaan koloni yang terlindung
52
53
Tingkat pencegahan lain
• Didasarkan pada:
– Fase penyakit
– Target
• Terdiri dari tingkat pencegahan
– Primordial
– Primer
– Sekunder
– Tersier
54
Pencegahan primordial
• Fase penyakit
– Misal: Kondisi yang mengarah penyebab
penyakit jantung koroner
• Target
– Populasi
– kelompok terseleksi
55
Pencegahan primer
• Fase penyakit
– Faktor-faktor penyebab khusus
• Target
– Total populasi
– kelompok terseleksi
– Individu sehat
56
Pencegahan sekunder
• Fase penyakit
– tahap dini penyakit
• Target
– pasien
57
Pencegahan tersier
• Fase penyakit
– penyakit tahap lanjut (pengobatan dan
rehabilitasi)
• Target
– pasien
58
Tingkat pencegahan
PREPATOGENESIS PATOGENESIS
Agen Host Fase klinis
Sembuh
Cacat
Absolutely No known
preventable prevention
60
Health field concept
Health
61
Strategi pencegahan
Osteoporosis pd dewasa muda
62
Strategi pencegahan
TB Paru
63
Daftar Pustaka
1. Page RM, Cole GE, Timmreck TC. Basic Epidemiological Methods and Biostatistics. A Practical
Guidebook. Jones and Barlett Publisher. Boston, London. 1995.
2. Green, L. CL Andersen.1982. Community Health. 4th Ed. St Louis: C.V. Mosby.
3. Beaglehole. Basic Epidemiology. 1992
64