Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

Disusun oleh:
Kelompok 13
Defi Maulida (151710101015)
Melinda Ranny D. (151710101051)
Nur Intan Aulia A. (151710101082)
Kind Aisyah A. (151710101117)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

i
RINGKASAN

Kunjungan industri merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh


mahasiswa sebagai tuntutan kurikulum untuk pembekalan dunia kerja sesuai
dengan pembelajaran selama teori perkuliahan. Kunjungan dilakukan pada tanggal
19-22 Februari 2018 dengan mengunjungi empat industri di Semarang yaitu PT.
Cisarua Mountain Diary (CIMORY), PTPN IX Banaran, PT. Coca Cola Amatil
Indonesia dan PT. Sido Muncul. Kunjungan tersebut mempunyai tujuan untuk
mengetahui proses produk yang ada di perusahaan, selain itu untuk mengetahui
potensi penelitian yang berpotensi pada perusahaan tersebut. Adapun maanfaat
yang dapat diperoleh dari praktik kerja lapang untuk Mahasiswa Fakultas
Teknologi Pertananian Universitas jember yaitu diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui secara langsung pemrosesan produk yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut, tdak hanya proses saja tetapi manajemen yan diterapkan di dadalam
perusahaan tersebut. Mahasiswa diharapkan juga mampu membandingkan dan
mengkaji teori yang didapatkan selama diperkuliahan dan membandingkan
dengan apa yang sudah ada di lapangan.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i


Ringkasan ............................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan……………………………………………………………………. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… 3
2.1 PT. Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Semarang………………………... 3
2.2 PTPN IX Pabrik Kopi Banaran…………………………………………... 6
2.3 PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk ….…………………… 13
2.4 PT. Coca-Cola Amatil Indonesia ………………………………………... 22
BAB 3. METODE KEGIATAN………………………………………………… 30
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan…………………………………………. 30
3.2 Metode Pelaksanaan……………………………………………………… 30
3.3 Metode Analisis Data…………………………………………………….. 31
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………..... 32
4.1 PT. Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Semarang……………………….. 32
4.2 PTPN IX Pabrik Kopi Banaran…………………………………………... 34
4.3 PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk……………………….. 36
4.4 PT. Coca-Cola Amatil Indonesia………………………………………… 41
BAB 5. PENUTUP……………………………………………………………….. 44
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………. 44
5.2 Saran……………………………………………………………………... 44
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 45
Lampiran Dokumentasi ......................................................................................... 46

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan atau wawasan dapat diperoleh dengan berbagai cara.
Mahasiswa dapat memperoleh wawasan baru dari berbagai sumber, diantaranya
kegiatan perkuliahan didalam kelas, kegiatan praktikum dalam laboratorium, hingga
kegiatan praktikum yang dikemas sebagai studi lapang atau kunjungan industri.
Studi lapang atau kunjungan industri merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
membekali mahasiswa dengan berbagai pengetahuan mengenai aktivitas dalam
sebuah industri sesuai dengan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa. Jenis
industri yang dikunjungi juga perlu diperhatikan agar tujuan yang diharapkan dapat
tercapai. Kegiatan kunjungan industri juga sebagai simulasi dunia kerja yang nyata
yang dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja setelah
masa kuliah berakhir.
Kunjungan industri penting dilakukan terutama bagi mahasiswa Teknologi
Hasil Pertanian (THP) untuk mengetahui kesesuaian aktivitas dalam industri dengan
pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti aktivitas pembelajaran di kampus.
Oleh karena itu, Fakultas Teknologi Pertanian angkatan 2015 mengadakan kegiatan
kunjungan industri. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa dapat
menerapkan atau melakukan evaluasi terhadap hasil pengamatan yang dilakukan
selama kunjungan industri. Dalam hal ini, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian
(FTP) mengadakan kegiatan studi lapang atau kunjungan industri pada tanggal 19-22
Maret 2018. Beberapa industri yang dikunjungi terletak di sekitar wilayah Semarang,
Jawa Tengah diantaranya PT. Coca-Cola Amatil Indonesia, PT. Cisarua Mountain
Dairy (Cimory) Semarang, PTPN IX Pabrik Kopi Banaran, dan PT. Industri Jamu
dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui proses produksi produk di PT. Cisarua Mountain Dairy
(Cimory) Semarang, PTPN IX Pabrik Kopi Banaran, PT. Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk., dan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.
b. Untuk mengetahui penelitian yang berpotensi untuk dilakukan di PT. Cisarua
Mountain Dairy (Cimory) Semarang, PTPN IX Pabrik Kopi Banaran, PT. Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk., dan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.
c. Untuk mengetahui kegiatan magang (kuliah kerja) yang dapat dilakukan di PT.
Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Semarang, PTPN IX Pabrik Kopi Banaran, PT.
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk., dan PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia.

2
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PT. Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Semarang


2.1.1 Sejarah
PT. Cisarua Mountain Dairy atau yang lebih dikenal dengan nama “Cimory”
merupakan Industri Pengolahan Susu (IPS) yang terletak di daerah pegunungan di
Cisarua, Puncak. PT. Cisarua Mountain Dairy didirikan pada tahun 2006 dan
merupakan salah satu anak perusahaan MACRO Group, yang bergerak di dalam
bidang pangan berbasiskan empat protein alami terbaik yaitu daging (PT.
Macroprima Panganutama), susu (PT. Cisarua Mountain Dairy), telur (PT. Java Egg
Specialities), dan kacang kedelai (PT. Indosoya Sumber Protein).
PT. Cisarua Mountain Dairy sangat peduli dengan kehidupan peternak susu di
Indonesia. Dalam upaya untuk mengurangi impor susu bubuk serta menaikkan taraf
hidup para peternak, PT. Cisarua Mountain Dairy menyerap susu lokal dengan harga
yang sangat baik. Artinya, semua produk yang diproduksi PT. Cisarua Mountain
Dairy berbahan dasar susu segar, hasil dari bumi Indonesia. Alhasil, Media Bisnis
Indonesia memberikan penghargaan “Anugerah Produk Asli” kategori susu cair
kepada PT. Cisarua Mountain Dairy pada tahun 2009.
Nama Cimory merupakan singkatan dari Cisarua Mountain Diary. Negara
Belanda adalah Negara penghasil keju yang terbaik di dunia. Pada tahun 2005,
perusahaan ini telah bekerja sama dengan Belanda sehingga terdapat 2 bendera dalam
produknya, yaitu bendera Indonesia dan bendera Belanda.
2.1.2 Produk
Cimory adalah satu-satunya industri pengolahan susu di Indonesia yang
memproduksi hampir semua jenis dairy products. Cimory memproduksi beraneka
ragam dairy products seperti:
- Pasteurized Fresh Milk,
- Yoghurt Drink,
- Stirred Yoghurt,
3
- Set Yoghurt,
- Natural Cheese (Cheddar, Mozzarella),
- Processed Cheese.
2.1.3 Proses Produksi
a) Penerimaan Susu Segar
Penyediaan susu segar sebagai bahan dasar diambil dari Koperasi Unit Desa
(KUD) yang sudah bekerjasama dengan perusahaan susu tersebut. Proses penerimaan
susu segar dari peternak adalah sebagai berikut: mula-mula petemak mengumpulkan
susu segar dalam milk can ke pengumpul. Dari pengumpul susu segar ini diangkut
oleh truk pengangkut susu segar menuju ke KUD. Biasanya pabrik susu menerima
susu segar mulai pukul 06.00 sampai 14.00. Setelah jam tersebut, setoran susu segar
ditolak karena dikhawatirkan sudah rusak akibat pertumbuhan mikrobia, mengingat
kemungkinan penyimpanan susu segar di KUD yang terlalu lama. Sebelum susu
segar tersebut diterima oleh Pabrik Susu, terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap kualitas yang meliputi: uji bakteriologis, uji fisis dan uji organoleptis yang
dilakukan oleh bagian Quality Assurance (QA).
Susu segar yang telah dinyatakan release oleh QA segera dipompa dari mobil
tangki ke balance tank untuk menyeimbangkan aliran dan mengukur volumenya.
Susu yang masuk melalui pipa pemasukan akan mengangkat pelampung yang ada di
dalam balance tank. Pelampung tersebut berfungsi untuk menjaga permukaan air susu
dalam tangki tetap konstan. Setelah penuh, katup secara otomatis akan menutup pipa
pemasukan dan proses pengisian berhenti.
b) Pendinginan
Susu yang telah disaring masuk plate cooler berupa Plate Heat Exchanger
(PHE) pada suhu maksimal 14oC untuk didinginkan hingga mencapai suhu 4oC
menggunakan media chilled water bersuhu 2oC. Susu dialirkan ke plate-plate dengan
arah yang berlawanan dengan media pendingin. Dalam suhu rendah mikroba akan
menjadi nonaktif, reaksi enzimatis terhambat serta reaksi kimia yang menyebabkan
kerusakan dapat dicegah.
4
c) Pasteurisasi
Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh semua mikroba pathogen yang dapat
merusak susu serta menyebabkan penyakit pada bayi. Mikroba pathogen yang banyak
terdapat pada susu antara lain Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit
tuberkulosis, Coxiella burnetti, penyebab penyakit Q fever, Salmonella, Shigella sp.,
penyebab penyakit enterik seperti thypoid dan parathypoid, serta Enterobacter
sakazakii penyebab penyakit radang otak pada bayi. Pasteurisasi juga dimaksudkan
untuk memperpanjang daya simpan produk dengan cara menginaktivasi enzim yang
terdapat dalam susu seperti lipase, fosfatase, peroksidase, dan katalase.
Pasteurisasi dilakukan secara kontinyu menggunakan suhu tinggi dalam waktu
singkat, atau disebut sistem HTST (High Temperature Short Time). Suhu yang
digunakan adalah 83oC dengan penahanan dalam holding tube selama 15 detik.
Waktu yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nutrisi terutama protein
yang mudah mengalami denaturasi.
PHE untuk pasteurisasi terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian regenerasi,
pasteurisasi dan pendinginan. Setelah itu, susu didinginkan dengan melewati bagian
regenerasi terlebih dahulu sehingga terjadi kontak tidak langsung karena dibatasi oleh
plat. Dengan cara demikian, susu segar yang baru masuk akan mengalami pemanasan
awal dan susu yang sudah dipasteurisasi akan mengalami penurunan suhu.
Pendinginan kemudian dilakukan dibagian pendingin sampai suhu mencapai 4oC.
Pendinginan bertujuan untuk shocking bacteria, yakni mematikan bakteri yang tahan
terhadap suhu pasteurisasi
d) Mixing Tank: Pemberian rasa pada susu.
e) Homogenisasi: Proses pemecahan partikel-partikel lemak yang dikandung susu,
lalu dicampur gula sedikit dan di pasturisasi 90oCelsius. Kemudian, didinginkan
kembali 4oCelsius.
f) Pengemasan : Setelah proses-proses tersebut, susu siap dikemas ke dalam botol
dan disimpan di storage yang kemudian dipasarkan.

5
2.2 PTPN IX Pabrik Kopi Banaran
2.2.1 Sejarah
Pabrik Kopi Banaran merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) terletak di Dusun Banaran, Desa Ge,awing, Kecamatan Jambu, Kabupaten
Semarang, Propinsi Jawa Tengah dan merupakan salah satu unit kerja dari PT.
Perkebunan Nusantara IX (Persero). Kebun Kopi Banaran merupakan industri kopi
yang didirikan oleh Pemerintahan Belanda di Indonesia pada masa penjajahan
Belanda. Kebun Kopi Banaran/Assinan/Banaran merupakan gabungan dari dua kebun
yang semula masing-masing berdiri sendiri yaitu:
1) Kebun Kopi Banaran dengan budidaya karet.
2) Kebun Assinan/Banaran dengan budidiaya kopi dan kakao.
Kebun kopi Banaran dididirikan sejak tahun 1898 yang dikelola oleh FA. HG.
Th. Crone berkedudukan di Amsterdam, Belanda dengan nama CO. Kopi Banaran
(Cultur Onderneming Kopi Banaran) dan berkantor pusat di Semarang. Selain kebun
kopi banaran, terdapat beberapa kebun lainnya yang dikelola oleh FA. HGG. Th.
Crone. Kebun-kebun tersebut antara lain kebun Ngobo, kebun Jatirunggo, kebun
Assinan dan kebun Batujamus. Kebun Assinan/Banaran didirikan oleh NV.
Semadmij dengan nama CO. Banaran pada tahun 1905. Dan kemudian didirikan
pabrik kopi Banaran pada tahun 1911. Sampai dengan saat ini, bangunan pabrik
belum pernah dibongkar ataupun direhab. Kemudian pada tahun 1950 Kebun Kopi
Banaran digabung dengan Kebun Assinan dengan nama Kebun Kopi
Banaran/Assinan (CO. Kopi Banaran/Assinan). Pada tahun 1957 tepatnya tanggal 10
Desember, semua perkebunan milik Belanda diambil alih oleh Pemerintah RI
berdasarkan surat Nomor : Kpts – PM/0073/12/1957 dari Panglima Teritorial &
Teritorium IV Diponegoro, selaku Penguasa Militer dibawah pimpinan Kolonel
Soeharto, termasuk CO. Banaran. Selanjutnya, pada tanggal 11 Maret 1996. PT.
Perkebunan XVII (Persero) digabung dengan PT. Perkebunan XV-XVI (Perseo)
diganti nama PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang berkantor di pusat
Semarang.
6
2.2.2 Proses Produksi
PTPN IX Banaran mengolah kopi basah menjadi produk utama kopi kering dan
produk samping berupa kopi bubuk. Terdapat 3 jenis kopi yang dihasilkan, yaitu kopi
robusta, arabika, dan excelsea. Namun, jenis yang digunakan dalam pengolahannya
hanya kopi robusta saja. Pangsa pasar dari kopi kering ini kebanyakan dari luar negeri
seperti Jepang dan Italia. Pengolahan kopi terdiri dari pengolahan kopi basah (wet
process) dan pengolahan kering (dry process). Berikut penjelasan mengenai proses
pengolahan kopi di PTPN IX Banaran dalam Vysma (2017).
1) Pengolahan kopi robusta secara basah (Robusta Wet Process)
a. Pemanenan dan penerimaan kopi gelondong
Pengolahan kopi diawali dengan pemetikan kopi dari kebun dan selanjutnya
ditimbang dan dilakukan sortasi biji buah kopi yang berwarna merah diletakkan di
bak pemampung untuk selanjutnya dialirkan ke bak siphon, sedangkan kopi berwarna
hijau diletakkan di lain tempat untuk dijemur keesokan harinya.
b. Analisa kopi gelondong
Proses selanjutnya dilakukan analisa berdasarkan warna, serangan hama dan
kambangan. Analisis warna dilakukan untuk memisahkan kopi berwarna merah,
kuning, hijau, dan hitam dalam 1 kg buah kopi. Analisis hama dilakukan untuk
mengetahui keadaan fisik biji kopi apakah terserang hama atau tidak dalam 100 biji
buah kopi berwarna merah. Analisis kambangan dilakukan untuk mengetahui
banyaknya kopi kambangan dalam 10 kg sampel kopi gelondong. Selanjutnya, buah
kopi yang mengambang dihitung persentasenya.
c. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan di dalam bak air yang disebut bak siphon. Bak siphon
ini berfungsi untuk memisahkan buah kopi berkualitas baik (superrior) dan buah kopi
berkualitas rendah (inferrior), serta kotoran yang terbawa saat pemetikan dari kebun.
Buah yang berkualitas baik akan tenggelam, sedangkan buah kopi dengan kualitas
rendah akan mengambang. Bak siphon juga memiliki sebuah kotak yang berfungsi
untuk menampung kotoran seperti batu, tanah, ranting, dan lain-lain.
7
d. Pengupasan Kulit Luar (Pulping)
Buah kopi yang sudah diseleksi selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin raung
pulper. Proses ini berfungsi untuk memisahkan biji kopi dari daging dan kulit buah
serta mempercepat proses pengeringan. Kopi gelondong kualitas baik dialirkan
menuju mesin raung pulper dan digiling dengan bantuan air. Air digunakan untuk
membantu membersihkan biji kopi dari daging dan kulit buah serta mengalirkan hasil
gilingan menuju solid pump. Solid pump berfungsi untuk mengalirkan kopi dari
raung pulper ke tempat pengeringan. Kopi yang telah terkelupas kulitnya dinamakan
kopi HS (Horn Skin) yang masih diselimuti lendir dibagian kulit tanduknya. Kopi
hasil pulping, selanjutnya langsung dialirkan menuju tempat pengeringan.
e. Pengeringan
Pengeringan berfungsi untuk menurunkan kadar air biji kopi yang semula 40-
50% menjadi 9-12%. Pada kadar air 9-12%, kopi cukup stabil terhadap perubahan
suhu dan kelembapan udara lingkungan area penyimpanan. Terdapat 2 jenis
pengeringan, yakni secara manual (viss dryer) dan secara mekanis (masson dryer).
Pengeringan secara manual dilakukan dalam rumah berlantai dua. Pada lantai pertama
terdapat ventilasi udara, sedangkan lantai dua terbuat dari kawat-kawat berlubang
tempat kopi dihamparkan. Proses pengeringan secara manual ini menggunakan uap
panas hasil pembakaran kayu. Tebal hamparan kopi HS maksimal 20 cm agar waktu
yang diperlukan untuk mengeringkannya lebih singkat. Kopi dibalik secara manual
sehingga hasilnya tidak optimal karena pemanasannya tidak merata. Biasanya viss
dryer digunakan untuk kopi jenis inferior, namun terdapat pula kopi superior yang
dikeringkan secara manual dikarenakan mesin masson dryer tidak memiliki kapasitas
ruang yang tidak cukup.
Pengeringan masson dryer menggunakan silinder berukuran besar tempat
menampung HS. Silinder ini akan berputar dan melakukan pembalikan secara
otomatis. Pengeringan menggunakan masson dryer memliki beberapa keuntungan,
yaitu suhu lebih terkontrol (120oC), pemanasan lebih merata, proses pembalikan
dilakukan secara otomatis dan membutuhkan waktu yang lebih singkat. Namun,
8
pengeringan secara mekanik memiliki kelemahan yakni daya tampung harus 15 ton,
apabila kurang dikhawatirkan pemanasan terjadi terlalu cepat dan apabila terlalu
banyak dikhawatirkan biji kopi tidak seluruhnya kering dan bergantung pada sumber
listrik.
f. Pendinginan
Pendinginan dilakukan setelah pengeringan. Pendinginan juga berfungsi untuk
mempermudah penggerbusan dan menghindari biji kopi yang pecah.
g. Penggerbusan
Penggerbusan dilakukan menggunakan mesin pemecah kulit tanduk dan kulit
ari yang disebut huller. Biji kopi kering yang telah melewati proses pengeringan
ditampung di dalam tempat yang terbuat dari kayu. Biji kopi yang sudah melalui
proses penggerbusan selanjutnya dikemas dalam karung dengan berat 80 kg.
h. Sortasi kering
Sortasi kering dilakukan pada biji kopi yang telah melalui proses penggerbusan.
Sortasi ini bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari benda asing seperti kotoran,
kulit ari, kulit tanduk maupun benda asing lainnya yang masih terikut pada saat
proses sebelumnya. Proses sortasi ini juga berfungsi untuk memilah biji kopi
berdasarkan grade atau mutunya. Hasil sortasi ini berupa biji kopi mutu RWP 1,
mutu RWP 4, mutu 6 (lokal), dan RDP (kopi gelondong). Sortasi dilakukan secara
manual oleh pekerja wanita menggunakan bakul dan tampah sebagai alat bantu.
Setelah proses sortasi, masih dilkukan proses pengecekan kualitas akhir atau quality
control yang dilakukan pada biji kopimutu RWP 1.

9
i. Pengayakan
Pengayakan berfungsi untuk memisahkan biji kopi RWP 1, RWP 4, mutu lokal,
dan RDP berdasarkan ukuran. Pengayakan di PTPN IX Banaran menggunakan 2 jenis
mesin, yaitu ayakan guncang dan ayakan tromol. Setelah proses pengayakan, biji kopi
dianalisis berdasarkan nilai cacatnya untuk kemudian dilakukan penyimpanan.
Untuk kopi yang diekspor ke luar negeri, kualitas kopi yang dipasarkan hanya
terdiri dari 1 mutu, yakni mutu 1 dan 4 yang terdiri dari 2 ukuran yaitu Large (L) dan
Medium (M).
j. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan untuk menjaga mutu dari biji kopi sebelum diolah
menjadi produk sekunder, yaitu kopi bubuk. Ruang penyimpanan biji kopi harus
memenuhi beberapa kriteria seperti ventilasi, suhu ruang, kondisi kebersihan gudang,
serta posisi karung yang menampung biji kopi harus dialasi alas kayu setinggi 10 cm.
Penumpukan karung berisi biji kopi maksimal 12 tumpukan dengan jarak karung ke
lantai 10 cm dan jarak ke dinding 50 cm.
2) Pengolahan Kopi Robusta Secara Kering (Robusta Dry Process)
Tahapan awal pengolahan secara kering sama dengan cara basah. Perbedaannya
adalah jenis kopi yang dikeringkan ialah kopi mutu inferior atau kopi kambangan dan
kopi hijau. Kopi jenis ini langsung dikeringkan di bawah sinar matahari dengan lama
waktu ±10 hari saat hari cerah dengan ketebalan hamparan 5 cm. Apabila cuaca tidak
mendukung, pengeringan dilakukan menggunakan viss dryer. Biji kopi yang telah
kering akan berwarna hitam. Proses selanjutnya sama seperti proses pengolahan
kering.
3) Pengolahan Biji Kopi Menjadi Kopi Bubuk
Berikut merupakan proses pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk:
a. Penimbangan
Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat biji kopi yang akan diolah
menjadi kopi bubuk. Berat biji kopi yang akan diolah sebanyak 12 kg. Tujuan

10
penimbangan sebanyak 12 kg, karena mesin penyangrai yang digunakan memiliki
kapasitas 12 kg/jam.
b. Penyangraian (Roasting)
Tujuan dalam penyangraian ialah untuk membentuk cita rasa, tekstur, dan
warna. Mesin yang digunakan untuk pengangraian disebut roaster. Suhu yang
digunakan selama menyangrai biji kopi berkisar pada suhu 170-180oC. Setelah proses
selesai, biji kopi dimasukkan ke dalam wadah alumunium.
c. Pendinginan
Terdapat 2 macam proses pendinginan, yaitu pendinginan pertama dan
pendinginan kedua. Proses pendinginan pertama dilakukan saat proses penyangaraian
selesai selama 15 menit. Pendinganan ini dilakukan dibagian penerimaan dekat
corong pengeluaran roaster. Pendinginan kedua diletakkan di wadah aluminium.
Pendinginan ini dilakukan selama 6 jam. Pendinginan berfungsi untuk
menyeragamkan warna serta menghasilkan bubuk kopi yang bermutu.
d. Pencampuran (Blending)
Blending merupakan proses pencampuran biji kopi robusta dengan biji kopi
arabica. Proses blending ini bertujuan untuk membentuk citarasa kopi yang lebih kuat
seperti Banaran coffee, Banaran Premium, Banaran Classic, dan Original.
Perbandingan biji kopi robusta dan arabica pada produk Banaran coffee adalah 4:1,
Banaran classic 1:1, dan Premium 13:7, sedangkan Original menggunakan 100%
biji kopi robusta. Proses ini menggunakan mesin roaster di bagian wadah penerimaan
biji kopi sangrai.
e. Penggilingan (Grinding)
Grinding merupakan proses yang bertujuan untuk memperkecil diameter biji
kopi yang telah disangrai menjadi kopi bubuk yang lebih mudah untuk diseduh
menggunakan mesin grinder. Biji kopi yang dibutuhkan sekitar 20 kg untuk 1 jam
penyangraian. Terdapat ukuran butir bubuk kopi pada masing-masing produk, seperti
Banaran Coffee dan Original 0,8 mm; Banaran Classic 1 mm; dan Premium 1,5 mm.
f. Pengujian cita rasa
11
Pengujian cita rasa bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya cacat rasa pada
kopi bubuk selama proses pengolahan primer hingga sekunder. Digunakan 15 gram
sampel kopi bubuk dan diletakkan di mangkok untuk dilakukan pengujian. Terdapat 2
macam tahap penilaian pada uji rasa, yaitu dengan cara mencium aroma bubuk kopi
dan dengan menyeruput kopi bubuk yang telah siap untuk diseduh.
g. Pengemasan dan Penyimpanan
Pengemasan bertujuan untuk menjaga mutu kopi sampai di tangan konsumen.
Secara garis besar tahapan dalam pengemasan adalah menyiapkan pengemasan
(alumunium foil), penimbangan bubuk kopi per kemasan, sealing pada kemasan,
pemasukan ke kardus, pelapisan kardus dengan plastik laminasi, dan pengepakan
dengan kardus. Tiap tiap produk bubuk kopi memiliki cara dan jenis pengemasan
yang berbeda. Produk bubuk kopi akan disimpan di dalam gudang penyimpanan
sebelum dipasarkan.
2.2.3 Produk Kopi Banaran
PT. Perkebunan Nusantara IX pabrik kopi Banaran bergerak dalam industri
pertanian. Tujuan pengolahan kopi adalah menurunkan kadar air biji kopi menjadi
9%-12% sehingga tidak mudah berubah kondisi, sifat, dan karakteristiknya dari
pengaruh kondisi lingkungan. Produk yang dihasilkan adalah produk biji kopi yang
sudah terkelupas (kopi mentah) yang terdiri dari kopi RWP (Robusta Wet Process)
dan RDP (Robusta Dry Process). Selain itu, PTPN IX (Persero) juga menghasilkan
produk hilir berupa: Kopi Banaran, Teh Serbuk Kaligua, Teh Celup Kaligua, Teh
Serbuk Semugih, Gula 9, dan Sirup Pala 9. Sebagai sarana penjualan, promosi, dan
distribusi, telah dibangun outlet-outlet berupa kafe yaitu: Kampoeng Kopi Banaran
Bawen Salatiga, Banaran 9 Coffee and Tea Jambu Kab. Semarang, Banaran 9 Coffee
and Tea Majenang Cilacap, Banaran 9 Coffee and Tea Setiabudi Semarang (PTPN
IX, 2018).

2.3 PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk


2.3.1 Sejarah
12
Awal mula berdirinya PT. Sido Muncul bermula dari industri rumah tangga
pada tahun 1940 yang didirikan olek Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta. Awal
berdirinya industri tersebut hanya memiliki 3 orang karyawan. Perkembangan
industri tersebut didorong karena banyaknya permintaan terhadap jamu yang
memiliki kemasan yang lebih praktis, sehingga beliau menciptakan jamu dalam
bentuk serbuk (bubuk). Pada tahun 1951, Ibu Rahkmat pindah ke Semarang dan
mendirikan perusahaan sederhana dengan nama Sido Muncul yang berarti “Impian
yang terwujud” dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Produk pertama dan menjadi
andalan yaitu “Jamu Tolak Angin”. Produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai
mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannya pun terus meningkat.
Permintaan yang terus meningkat dan semakin berkembangnya produk tersebut,
pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun tidak mampu memenuhi kapasitas
produksi yang besar. Pada tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri
Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang. Akibat meningkatnya permintaan yang terus
bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern dan jumlah
karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan, jumlah
karyawannya sekitar 2000 orang lebih (Sidomuncul, 2016).
Akhirnya pada tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan
pabrik baru. Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran,
diresmikan pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul
sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan
sertifikat inilah yang menjadikan PT. Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu
berstandar farmasi, karena memenuhi syarat-syarat yang ditentukan yaitu bangunan
sesuai, dari lantai, atap dan sebagainya. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan
pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata 1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan
pendukung lingkungan pabrik (Sidomuncul, 2016).
1) PT. Semarang Herbal Indoplan (SHI)

13
Semarang Herbal Indo Plant (SHI) merupakan pabrik bahan baku yang
dikembangkan oleh PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk pada tahun 2010
dengan harapan dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperpendek mata rantai
produksi, efisiensi, standarisasi dan membantu petani menampung hasil panen
mereka pada saat harga turun. Dengan dibangunnya SHI, mutu produk bahan baku
dan kualitas tanaman obat-obatan lebaih baik, sehingga produk-produk yang
dihasilkan bisa bersaing di pasar bebas dengan kualitas yang baik dan terstandar
(Sidomuncul, 2016).
SHI didirikan pada tahun 2010, semula menempati areal seluas 10 hektar
dengan bangunan fisik 4.000 m². Seiring dengan berkembangnya produksi Sido
Muncul, maka pada tahun 2014 diadakan penambahan bangunan fisik lagi seluas
4.000 m², sehingga total bangunan fisik menjadi seluas 8.000 m² dengan penambahan
mesin menjadi lebih dari 500 unit sehingga kapasitas produksi menjadi tiga kali lebih
besar. SHI siap memasok kebutuhan bahan ekstrak untuk kebutuhan market domestik
dan internasional. Produksi bahan baku di pabrik SHI tersebut diharapkan naik tiga
kali lipat dari kapasitas semula hanya 3.750 kg per hari. Dengan adanya penambahan
luas pabrik, maka luas pabrik menjadi 8.000 m2 yang berdiri di atas lahan seluas 10
hektar.
SHI memiliki fasilitas antara lain peralatan pabrik untuk mengolah bahan
mentah (termasuk sebelum proses awal pengolahan bahan mentah), penyaringan air
secara osmosis, peralatan ekstraksi dinamik, vakum rendah desikator suhu, pelarut
ekstraksi bertenaga tinggi, peralatan ekstraksi kromatografi dan alat pengering
semprot. Hasil SHI adalah ekstraksi untuk memasok produk makanan, minuman,
farmasi, nutraceutical, kosmetik dan pertanian. Menggunakan metode yang terstandar
untuk mengestraksi tanaman yang berkhasiat untuk kesehatan misalkan dari daun,
bunga, kulit tanaman, akar, benih dan buah. Dikerjakan secara teliti dengan prosedur
dan pengawasan yang ketat untuk menjaga kelangsungan tanaman obat dan herbal di
Indonesia.
2) PT. Berlico Mulia Farma
14
PT. Berlico Mulia Farma merupakan anak perusahaan Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk pada tahun 2014. Hal tersebut karena melalui visi menjadi
pemimpin Industri farmasi di Indonesia PT. Berlico Mulia Farma resmi bergabung
menjadi anak perusahaan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk tepat pada
tanggal 1 September 2014. Akuisisi perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1976,
merupakan salah satu rencana jangka panjang yang dilakukan Grup Sido Muncul
guna melebarkan sayap ke bisnis industri farmasi (Sidomuncul, 2016).
PT. Berlico Mulia Farma yang telah memiliki sertifikat CPOB berkedudukan di
Kalasana, Yogyakarta memproduksi berbagai macam obat-obatan. Kegiatan produksi
dilakukan di luas tanah berukuran 7,246 meter persegi, telah dilengkapi dengan
fasilitas produksi baik untuk memproduksi obat dalam bentuk cairan berbentuk
syrup/suspensi, tablet, tablet salut, dan cream.Perusahaan ini juga dilengkapi dengan
fasilitas penunjang antara lain seperti laboratorium penelitian dan pengembangan,
ruang pengawasan pengendalian mutu dan gudang penyimpanan, serta sarana
pengolahan limbah, baik limbah udara, padat, maupun cair.
Pada saat ini PT. Berlico Mulia Farma telah memproduksi sekitar 80 jenis obat
yang terdiri dari produk-produk ethical, OTC, food supplement, dan medical herbal.
Berbagai merek produk yang dipasarkan antara lain: Anacetine (Obat Penurun
Panas), Combicitrine (Obat Cacing), Berlosid (Obat Mag), Anabion (Multivitamin
Anak-anak), Suprabion (Multivitamin untuk Orang Dewasa), dan Minyak Telon cap
3 anak. PT. Berlico Mulia Farma telah melakukan kerjasama dengan 50 Pedagang
Besar Farmasi (PBF) untuk mendistribusikan produk perusahaan ke lebih dari 16 kota
besar di seluruh Indonesia, dan akan terus meningkatkan jumlah kerja sama dengan
PBF baik dalam maupun luar negeri.
3) PT. Muncul Mekar
PT. Muncul Mekar didirikan berawal dari peraturan pemerintah yang
mengharuskan para produsen untuk menunjuk distributor dalam memasarkan
produknya, oleh karena itu dibuatlah perusahaan distribusi untuk memasarkan
produk-produk Sido Muncul, yang diberi nama PT. Muncul Mekar. Selanjutnya
15
Muncul Mekar ditunjuk sebagai distributor tunggal perusahaan jamu dan farmasi
Sido Muncul.
PT. Muncul Mekar didirikan tepat pada tahun 1975 berkantor pusat di Jalan
Mlaten Trenggulun nomor 102 Semarang, dibawah pimpinan Sofyan Hidayat. Dalam
melaksanakan kegiatan perusahaan ini menempati sebuah rumah biasa dengan
belasan karyawan, serta mengandalkan 3 buah mobil untuk kanvaser/pemasaran luar
kota dan 5 motor untuk pemasaran dalam kota, Muncul Mekar mengawali
distribusinya di Pulau Jawa. Dalam perkembangannya, Muncul Mekar berhasil
membuka empat kantor Perwakilannya di Jakarta yang membawahi pemasaran
Jabodetabek, Sumatera dan Pontianak, Jawa Barat mencakup wilayah pemasarannya
termasuk provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah mencakup wilayah pemasaran provinsi
Jawa Tengah dan Jawa Timur mencakup wilayah pemasaran provinsi JawaTimur,
Indonesia bagian Tengah dan Indonesia bagian Timur (Sidomuncul, 2016).
Semakin berkembangnya distribusi dan masuknya sistem komputerisasi maka
PT. Muncul Mekar mulai berbenah dalam bidang SDM terutama untuk skill, training
dan motivasi khususnya bagi salesman dan tenaga pemasaran. Dengan menerapkan
sistem komputerisasi yang terintegrasi sehingga memudahkan dalam pelaporan data
penjualan dan marketing sampai di pelosok-pelosok kota hingga kecamatan. Hal ini
tentunya akan mendukung ketersediaan produk di tiap-tiap wilayah dan membantu
penentuan langkah-langkah lebih lanjut untuk kemajuan perusahaan. Sampai
sekarang dari 4 perwakilan Muncul Mekar telah berkembang menjadi 109 Sub
Perwakilan dan Distributor beberapa cabang dan Sub Perwakilan dari kota-kota
Provinsi, Kabupaten dan bahkan Kecamatan mulai dari Sabang sampai Merauke
sesuai tingkat kemajuan dan jumlah penduduk wilayah tersebut.
4) PT. Sidomuncul Pupuk Nusantara
PT. Sidomuncul Pupuk Nusantara adalah salah satu perusahaan PT. Industri
Jamu dan Farmasi Sidomuncul yang bergerak dibidang industri pertanian pupuk dan
nutrisi organik. PT. Sidomuncul Pupuk Nusantara berdiri sejak tahun 2013 yang

16
dipimpin oleh Bapak David Hidayat. Ada 3 katagori produk yang diproduksi yaitu
biofarm, herbafarm dan omega (Sidomuncul, 2016).
Biofarm merupakan pupuk bio organik yang berasal bahan-bahan organik yang
diproses melalui Biological Complex Process (BCP). Banyak kandungn yang terdapat
pada biofarm. Adapun kandungan Biofarm secara khusus diperkaya dengan asam
amino, asam humat, asam fulfat, bioprotectan, hormon pertumbuhan, unique growth
factor; unsur hara makro mikro; dan mikrobia-mikrobia yang menguntungkan.
Produk herbafarm memiliki beberapa jenis yaitu pupuk bio-organik cair, granul,
ternak, ikan dan udang. Herbafarm Pupuk Bio Organik Cair merupakan pupuk bio
organik yang berasal dari hasil samping produksi jamu Sido Muncul yang berbahan
baku tanaman obat dan rempah-rempah yang diproduksi melalui Biological Complex
Process (BCP). Adapun kandungan Herbafarm secara khusus diperkaya dengan unsur
hara makro mikro, mikrobia-mikrobia yang menguntungkan, hormon pertumbuhan,
asam amino, Unique Growth Factor (UGF). Produk ini didistribusikan oleh PT.
Nutrend International secara multi level marketing sejak tahun 2009. Herbafarm
Pupuk Bio Organik Cair mengandung unsur hara makro N, P, daFe, Mn, Cu, Zn, B,
Co, dan Mo.n K sedangkan unsur mirko yaitu Mikroba menguntungkan yaitu
Azotobacter sp., Azospirillum sp., Lactobacillus sp., Pseudomonas sp., Selulolitik sp.,
dan Bakteri pelarut fosfat.
Herbafarm Granul merupakan Produk Pupuk Bio Organik berbentuk padatan
granul yang terbuat dari bahan organik dan mikroba penting untuk tanaman yang
diformulasi melalui tahapan fermentasi Biological Complex Process (BCP). Produk
ini didistribusikan oleh PT. Nutrend International secara multi level marketing sejak
tahun 2009. Herbafarm Granul mengandung unsur hara makro yaitu C-Organik, C/N,
N, P, dan K sedangkan unsur hara mikro yaitu Fe, Mn, Cu, Zn, B, Co, dan Mo.
Mikroba menguntungkan yaitu Azotobacter sp., Azospirillum sp., Lactobacillus sp.,
Pseudomonas sp., Rhizobium sp., Trichoderma sp., dan Streptomycess sp.
Herbafarm Ternak merupakan suatu formula yang mengandung
nutrisi/suplemen untuk pertumbuhan serta meningkatkan sistem imun pada hewan
17
ternak dengan komposisi mengandung unsur-unsur bio organik, serta essential
material yang diperlukan bagi perkembangan ternak. Herbafarm Ternak diformulasi
khusus dari bahan-bahan herbal yang dapat diaplikasikan untuk sebagian besar jenis
ternak, antara lain kerbau, sapi, kuda, kambing, domba, babi, kelinci, dll. Herbafarm
Ternak juga mengandung zat adatif, yaitu zat yang mudah menyesuaikan dengan
kondisi ternak. Herbafarm Ternak mengandung mikroba probiotik Azotobacter sp.,
Lactobacillus sp., Sacaromyces ereviase, dan Aspergillus sp.
Herbafarm Ikan dan Udang merupakan nutrisi/suplemen untuk pertumbuhan
serta meningkatkan sistem imun ikan dan udang dengan komposisi mengandung
unsur-unsur bio organik, material essential yang bermanfaat untuk perkembangan
ikan dan udang. Herbafarm Ikan dan Udang mengandung mikroba probiotik yaitu
Azotobacter sp., Lactobacillus sp., dan Sacaromyces ereviase.
A. Profil
Alamat lengkap dari pabrik jamu PT. Sido Muncul adalah: Jl. Soekarno Hatta
Km 28 Kecamatan Bergas – Klepu, Semarang-Indonesia. Nomor Telepon 024 6580-
559, 0298 523-515. Fax 024 6580-332, 0298 523-509.
Email simuncul@indosat.net.id.
B. Head Office
Gedung Menara Suara Merdeka, Jl.Pandanaran No. 30 Semarang 50134. Telp.
(62 24)7692 8811(hunting). Fax (62 24)7692 8815.
C. Branch Office
GRAHA MUNCUL MEKAR, Jl.Panjang Arteri Kelapa Dua No. 27 Kebon
Jeruk-Jakarta Barat 1150. Telp. (62 21)5367 9629, 5367 9902, 5367 9959. Fax (62
21)5367 9892. Email : marketing@sidomuncul.com
D. Factory
Jl. Soekarno Hatta Km. 28 Kec. Bergas - Klepu, Semarang 50552, Indonesia.
Telp (62 298)523 515. Fax :(62 298)523 509 Email: info@sidomuncul.com
E. Visi dan Misi

18
 Visi
a. Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan
lingkungan.
 Misi
a. Mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal yang rasional, aman
dan jujur berdasarkan penelitian.
b. Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara berkesinambungan.
c. Membantu dan mendorong pemerintah, institusi pendidikan, dunia kedokteran
agar lebih berperan dalam penelitian dan pengembangan obat dan pengobatan
herbal.
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membina kesehatan
melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami, dan pengobatan
secara naturopathy.
e. Melakukan corporate social responsibility (CSR) yang intensif.
f. Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan.
g. Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.

2.3.2 Produk
Produk pertama yang dibuat di Sido Muncul adalah minuman energi “Kuku
Bima Energi” dengan rasa original. Kemudian, produk berikutnya adalah permen
yaitu Permen Tolak Angin, Permen Jahe Wangi dan Permen Kunyit Asam. Disusul
dengan minuman kesehatan seperti Sido Muncul VitaminC-1000, Kuku Bima Kopi
Ginseng, Kopi Jahe Sido Muncul. Susu Jahe, Alang Sari Plus, Colla Mill. Produk-
produk yang telah di produksi sampai saat ini oleh Sido Muncul ada lebih dari 250
jenis produk dengan produk unggulan Tolak Angin, Kuku Bima Energi, Alang Sari
Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit
dan Kunyit Asam. Adapun hasil produksi dari PT. Sido Muncul terdapat berbagai
macam tipe sediaan diantaranya:

19
a. Beverage & Confectionery (Minuman & Permen): Kopi Jahe Sido Muncul, Kopi
Jahe Sido Muncul RG, Kuku Bima Kopi Jahe, Kuku Bima Kopi Ener-G, Permen
Tolak Angin, Permen Kunyit Asam, dan Permen Jahe Wangi.
b. Energy Drink (Minuman Energi): Colla Mill, Kuku Bima Ener-G! Vitamin C,
Kuku Bima Ener-G Botol, dan Kuku Bima Ener-G.
c. Healthy Drink (Minuman Kesehatan): Susu Jahe Sido Muncul, Sido Muncul C
1000, ESTE-EMJE, Beras Kencur, dan Premium Produk.
d. Herbal Medicine (Obat Herbal): Anak Sehat, Jamu (Kuku Bima, Kuku Bima
Ginseng, Kuku Bima TL Ginseng Plus Kuda Laut, Kuku Bima TL Plus Tribulus,
Bancar Darah, Batuk, Bersalin, Cabe Puyang, Encok, Galian Delima Putih,
Galian Montok, Galian Parem, Galian Putri, Galian Sepet Wangi, Galian Singset,
Gatal, Gemuk Sehat, Hamil Muda, Hamil Tua, Jampi Usus, Jerawat, Kencing
Batu, Klingsir, Lancar Seni, Mejen, Nifas, Param Tahun, Pa’Tani, Pegal Linu,
Pegal Linu Ginseng, Pewangi Bulan, Pria Perkasa, Raga Prima, Sakit Pinggang,
Resikda, Sakit Perut, Sariawan, Sari Turas, Sariawan Usus, Sawanan, Segar
Bugar, Sehat Pria, Sekalor, Sehat Wanita, Selesma, Selokarang Sekalor, Sesak
Napas, Tambah Darah, Tensi/Darah Tinggi, Tujuh Angin, Ulu Hati, Wasir),
Jamu Komplit (Jamu Kuku Bima Komplit, Jamu Pegel Linu Komplit, Jamu
Tolak Angin Komplit, Jamu Komplit Sehat Wanita, Jamu Komplit Sehat Pria,
Jamu Komplit Sakit Pinggang), Tolak Angin (Tolak Angin Anak, Tolak Angin
Flu, Tolak Angin Cair, Tolak Angin Serbuk, Tolak Angin Tablet).
e. Supplement & Others: Sido Muncul Herbal (Sari Kulit Manggis, Sari Daun
Pepaya, Sari Daun Sirsak, Sari Kunyit).
Kini, produk-produk Sido Muncul telah berhasil di ekspor ke beberapa negara
Asia Tenggara (Malaysia, Singapore, Brunei dll), Australia, Korea, Nigeria, Algeria,
Hong Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia. Saat ini perseroan juga tengah
melakukan penjajagan dengan distributor dan perusahaan asal Thailand, Vietnam dan
Jepang.
2.3.3 Obat Tradisional
20
Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor
246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa, obat tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan galenik (persediaan dalam bentuk sari atau ekstrak) atau campuran dan
bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman (Permenkes, 1990). Bagian dari Obat tradisional yang bisa
dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat
tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia
dan tablet.
2.3.4 Limbah
Berdasarkan UU RI No.23 Tahun 1997, limbah adalah sisa suatu usaha atau
kegiatan. Limbah merupakan buangan dalam bentuk zat cair yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun yang karena sifat dan konsentrasinya atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemari atau merusak lingkungan
hidup, dan membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lain. Hampir semua kegiatan manusia akan
menghasilkan limbah cair ini, termasuk kegiatan industrialisasi.Dengan konsentrasi
dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung
pada jenis dan karakteristik limbah (Anonim, 1997).
Penggolongan limbah berdasarkan wujudnya diantaranya: 1) Limbah padat
adalah limbah yang berbentuk padat, contohnya limbah pasar, kotoran hewan atau
manusia, limbah padat industri, dan lain sebagainya. 2) Limbah cair adalah limbah
yang berada dalam fasa cair. Contoh limbah cair, yaitu air bekas pencucian, air
buangan usaha laundry, limbah cair yang berasal dari industri, limbah cair tahu, dan
lain sebagainya. 3) Limbah gas adalah limbah yang berada dalam fase gas, biasanya
diperoleh dari hasil pembakaran. Contohnya limbah yang dikeluarkan dari cerobong
asap suatu pabrik pengolahan. Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan cara
21
pengurangan sumber (source reduction), penggunaan kembali, pemanfaatan
(recycling), pengolahan (treatment) dan pembuangan. Banyak jenis limbah dapat
dimanfaatkan kembali melalui daur ulang atau dikonversikan ke produk lain yang
berguna (Kristanto, 2004).

2.4 PT. Coca-Cola Amatil Indonesia


2.4.1 Sejarah
Ramuan Cola-Cola pertama kali ditemukan oleh John Styth Pemberton seorang
ahli farmasi Atlanta pada tanggal 8 Mei 1886. Coca-Cola merupakan hasil uji coba
sederhana sirup karamel yang dicampur dengan air berkarbonasi. Cola-Cola mulai
diperdagangkan di Indonesia pada tahun 1932 oleh De Netherlands Indische Mineral
Water Pabrik Jakarta. Setelah proklamasi kemerdakaan dan masuknya para pemegang
saham dari Indonesia, perusahaan ini berganti nama Indonesia Beverage Limited
(IBL). Pada tanggal 12 Oktober 1993, Coca-Cola Amatil (CCA) sebuah perusahaan
publik dari Australia yang merupakan perusahaan pembotolan Coca-Cola terbesar di
dunia untuk pabrikasi, distribusi, dan pemasaran produk. The Coca-Cola Company
telah mengambil alih kepemilikan Djaya Beverage Bottling Company (perusahaan
Jepang yang berkerja sama dengan IBL) dan mengubah namanya menjadi Coca-Cola
Amatil Indonesia, Jakarta. Sejak tanggal 12 Juni 2002, Coca-Cola Amatil
Indonesia berubah nama menjadi di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia untuk
produsen (pabrik pembotolan) dan PT. Coca-Cola Distribution Indonesia untuk
distribusi (sales center). Saat ini, ada 11 pabrik pembotolan PT. CCBI.
Perusahaan Coca-Cola di Jawa Tengan dirintis oleh Partogius Hutabarat
(almarhum) dan Mugijanto dengan menggunakan nama PT. Pan Java Bottling
Company. Perusahaan ini resmi didirikan pada tanggal 1 November 1974 diatas lahan
seluas 8,5 Ha dan mulai beroperasi pada tanggal 5 Desember 1976. Perkembangan
perusahaan begitu cepat, pada bulan April 1992 PT. Pan Jawa Bottling Company
bergabung dengan Coca-Cola Amatil Limited Australia, sehingga sejak itu berubah
namanya menjadi PT.Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java. Namun, sejak
22
tanggal 1 Juli 2002 berubah menjadi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI)
Central Java. Sedangkan, untuk distribusi bernama PT. Coca-Cola Distribution
Indonesia (CCDI).
2.4.2 Produk
Saat ini produk Coca-Cola telah mencapai konsumen dan pelanggan di dunia
melalui jaringan distribusi yang luas dan terdiri dari perusahaan pembotolan lokal.
Perusahaan-perusahaan pembotolan tersebut berada di seluruh dunia. Perusahaan-
perusahaan yang merupakan mitra bisnis PT. Coca-Cola Amatil menggunakan sirup
dan minuman dasar yang diproduksi PT. Coca-Cola Amatil dan kemudian
mengemasnya dalam botol untuk dipasarkan lebih dari 14 juta pelanggan di seluruh
dunia. PT. Coca-Cola Amatil memperhatikan keinginan konsumen yang berbeda di
masing-masing negara, dimana perusahaan beroperasi dengan menciptakan dan
memperkenalkan produk-produk baru. Adapun serangkaian produk dari PT. Coca-
Cola Amatil yang diluncurkan untuk memenuhi setiap selera, berikut ini adalah
beberapa diantaranya:
1) Coca-Cola (seperti Diet Coke, Coca-Cola Zero). “Diet coke” diperkenalkan pada
tahun 1982 dan merupakan Coca-Cola diet nomor 1 di USA dan seluruh dunia
oleh advertaising age digelari sebagai brand of decade (merk abad ini) pada tahun
1990. Di Indonesia, diluncurkan pada tahun 1986.
2) Sprite (seperti Sprite, Sprite Zero). “Sprite” diperkenalkan pada tahun 1961 dan
termasuk kategori minuman ringan dengan penjualan terbaik nomor 5 di dunia. Di
Indonesia, diluncurkan pada tahun 1975 dan hingga saat ini menjadi minuman
ringan dengan penjualan tertinggi diantara kelompok produk Coca-Cola di
Indonesia.
3) Fanta (seperti strawberry, vitamin C, fruit punch, orange, blueberry). “Fanta”
dikembangkan di Eropa selama perang dunia 2, yang merupakan minuman ringan
dengan penjualan minuman ringan terbaik nomor 4 di seluruh dunia.
Diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1973 dan sekarang menjadi salah satu
minuman favorit remaja di Indonesia.
23
4) Frestea (seperti jasmine, green tea, apel-markisa-lemon).
5) Minute Maid Pulpy (seperti orange, o’manggo, tropical).
6) Ades mineral water.
2.4.3 Bahan Penyusun
Komposisi minuman berkarbonasi memiliki komposisi yang berbeda-beda,
secara garis besar komposisi minuman berkarbonasi meliputi: air, konsentrat, bahan
pemanis, pemberian rasa asam, pemberian aroma, dan bahan-bahan tambahan
lainnya.
a) Air
Air digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman berkarbonasi (Coca-
Cola, Sprite, dan Fanta) maupun minuman yang tidak berkarbonasi (Frestea). Air
yang digunakan mempunyai kualitas tinggi, yaitu: jernih, tidak berbau, tidak
berwarna, bebas dari oragnisme yang hidup dalam air, alkalinitasnya <50 ppm, total
padatan terlarut <500 ppm, dan kandungan logam besi dan mangan <0,1 ppm.
Karbondioksida yang digunakan juga harus semurni mungkin dan tidak berbau. Air
berkarbonasi dibuat dengan cara melewatkan es kering (dry ice) ke dalam air es.
Kebutuhan air bagi PT. CCBI Central Java dipenuhi dari air tanah yang diambil
dari 11 sumur bor (deep well), dengan kedalaman + 100 meter yang berada di
lingkungan perusahaan. Air yang diperoleh dari deep well tersebut perlu dilakukan
penanganan tertentu baik air untuk bahan dasar minuman, untuk pencucian botol,
untuk sanitasi maupun untuk utility. Syarat mutu air yang digunakan untuk minuman
ringan dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut:

Tabel 1. Syarat Mutu Air Minuman Ringan


Karakteristik Konsentrasi
Rasa dan bau Normal
Warna Maksimal 5 unit
Suspensi terlarut <5 ppm
Alkalinitas <85 ppm (sebagai CaCo3)
Klorine bebas <0,05 ppm

24
Garam (NaCl) <300 ppm
Total padatan terlarut <500 ppm
Besi <0,1 ppm
Alumunium <0,1 ppm
Nitrat <10 ppm
Mikroorganisme:
a. Bakteri koliform 0 per 100 ml
b. Ragi dan jamur 0 per 100 ml
c. Bakteri mesophilik Maksimal 100 sel per ml
Sumber: Green, 1978.
b) Concentrate atau beverage base
Concentrate atau beverage base adalah ramuan khusus yang menentukan
citarasa atau flavour, memberikan warna, dan sebagai bahan pengawet. Bentuk
concentrate atau beverage base ini ada 2 jenis, yaitu concentrate bubuk dan
concentrate cair. Komposisi concentrate ini terdiri atas essential oil, vegetable plant,
dan aromatic chemical, serta senyawa asam yang mempunyai 3 fungsi yang berbeda,
yaitu sebagai pemberi rasa asam, untuk memodifikasi kemanisan gula dan sebagai
preservative (pengawet).
Konsentrat merupakan inti sari yang utama dari suatu bahan atau zat.
Konsentrat digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan
minuman. Tujuan utama dari penggunaan konsentrat adalah sebagai pemberi flavor,
sekaligus sebagai pewarna bagi minuman ringan yang diolah dan pemberi rasa yang
membedakannya dari minuman yang lain.
c) Gula
Gula pasir berfungsi sebagai pemanis dalam pembuatan sirup. Gula pasir atau
sukrosa yang digunakan, yaitu jenis SHS (Superior Had Sugar) karena memiliki
beberapa keunggulan, misalnya kristal gula lebih putih dan memiliki kemurnian yang
tinggi. Gula yang digunakan adalah gula murni yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan, yaitu memiliki kadar 99,99% dan bebas dari kotoran.
Selain sebagai bahan pemanis dan penambah kalori, gula juga memberi
pengaruh pada kenampakan minuman, serta sebagai pembawa komponen flavor

25
sehingga tersebar merata dalam minuman. Pemanis buatan yang sering digunakan
adalah sakarin, natrium, kalsium magnesium, dan kalium siklamat. Standar mutu gula
yang digunakan dalam pembuatan minuman ringan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Standar Mutu Gula Sebagai Minuman Ringan.
Karakteristik Konsentrasi
Warna <ICUMSA unit
Bau Bebas dari bau yang tidak normal jika pada
kekentalan 54o Brix diasamkan dengan asam
phospat pada pH 1-5 dan dipanaskan pada suhu
50oC selama 5-30 menit.
Rasa Bebas dari rasa yang tidak normal jika pada
kekentalan 50° Brix disimpan pada suhu
kamar.
Kemurnian <99,7%
Abu <0,02%
Sulfit (SO2) <15 ppm
Kelembapan 0,05%
Flokulasi Bebas dari kekeruhan jika pada larutan dengan
kekentalan 54° Brix yang diasamkan pada pH
5,2 dengan asam phospat disimpan 10 hari.
Timah hitam <0,05 ppm
Aren <1 ppm
Mikroorganisme:
a. Bakteri mesofilik Maksimal 300 sel per 10 gram
b. Ragi Maksimal 10 sel per 10 gram
c. Kapang dan jamur Maksimal 10 sel per 10 gram
Sumber: Green, 1978.
2.3.3 Proses Produksi
Proses produksi di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia meliputi beberapa tahap
yaitu: pengolahan air, proses pembuatan sirup, proses pencampuran, pemurnian CO2,
pengemasan, dan penyimpanan. Adapun tahapan-tahapan tersebut, yaitu:
a) Pengolahan air
Pengolahan air untuk proses produksi dilakukan di Unit Pengolahan Air atau
Water Treadment Plant (WTP). Tujuan dari pengolahan air di unit ini adalah
mengolah air baku (raw water) menjadi softened water (softened chlorine dan
softened non chlorine) dan treated water yang digunakan dalam proses produksi. Air
26
baku yang diolah tersebut berasal dari bawah tanah (deep well) yang berada disekitar
pabrik, jumlahnya 14 buah tetapi yang beroperasi hanya 11 buah dengan kedalaman
antara 92-110 meter.
Terdapat beberapa tahap dalam pengolahan air, yaitu:
1) Pembersihan air: meliputi tahap pengendapan, penggumpalan dan penyaringan.
2) Penghilangan mikroorganisme melalui klorinasi atau penyaringan mikro.
3) Penghilangan mineral terlarut, untuk menurunkan kesadahan air.
4) Pengontrolan terhadap karat, bau, dan rasa serta warna air (Buckle et al., 1987).
Tahapan penyaringan bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi
dalam air. Setelah proses penyaringan, air dialirkan kedalam saringan karbon
berisikan arang aktif lalu dilewatkan pada saringan micron sehingga air yang keluar
dapat langsung dimimun. Air inilah yang digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan minuman ringan (Buckle et al., 1987). Pengoperasian pengolahan air
dapat dijelaskan sebagai berikut: air dari sumber yang ditampung dalam bak
penampung air, kemudian dilakukan pengendapan dalam tangki pengendapan.
Selanjutnya, ke dalam air ditambahkan bahan kimia pengendap seperti Ca(OH2) atau
soda abu (Na2CO2), alumunium atau ferro sulfat untuk membentuk kebebasan yang
cukup dang menghasilkan flokulan. Hasil akhir adalah penggumpalan dan
pengendapan, serta air menjadi jernih. Perlakuan klorinasi dapat menyebabkan bau,
rasa dan warna sehingga air menjadi bebas hama. Hal ini karena senyawa klor sangat
efektif untuk membunuh kapang, khamir, dan bakteri (Buckle et al., 1987).
b) Proses pembuatan sirup
Air yang sebelumnya telah melalui proses pemurnian, kemudian dicampur
dengan gula pasir sambil diaduk dan dipanaskan untuk mendapatkan minuman sirup
sederhana. Suhu yang digunakan untuk pemanasan ini tidak lebih dari 25°C untuk
mendapatkan sirup yang diinginkan. Selanjutnya, dilakukan pre coating dengan
menggunakan karbon aktif untuk menghilangkan warna dan bau asing atau tidak
sedap. Kemudian, disaring dengan menggunakan filter press dengan saringan yang
berlapis-lapis. Bahan kimia yang digunakan adalah filter aid. Sirup yang keluar dari
27
proses ini, kemudian dicampur dengan konsentrat. Sesuai dengan jenis minuman
yang akan dibuat oleh pabrik. Sirup yang sudah dicampur dengan konsentrat, telah
siap digunakan pada tahap lebih lanjut, yaitu proses pencampuran atau homogenisasi
dengan bahan lain (Priatni, 1991).
c) Proses pencampuran
Proses ini dilakukan dengan mencampurkan air dan sirup sesuai dengan bahan
baku minuman yang telah ditetapkan. Air yang akan dicampur sebelumnya perlu
larutan sirup dan diatur oleh alat untuk memperoleh bahan baku minuman yang
dikehendaki. Proses pencampuran ini dilakukan pada suhu yang rendah sehingga
suhu minuman diusahakan mencapai 5°C, pada suhu tersebut akan memudahkan
minuman saat dicampur dengan CO2 (Priatni, 1991).
d) Pemurnian CO2
Pada proses karbonasi, CO2 yang akan dicampurkan sebelumnya perlu
dimurnikan. Pada proses bahan kimia, seperti kalium permanganate dapat
dipergunakan, demikian juga arang aktif. CO2 cair atau CO2 beku untuk dapat
dicampur perlu diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk gas pemurnian CO2.
Selanjutnya, dilakukan dengan menggunakan penyaring kertas CO2 yang telah
dimurnikan harus segera dicampur dengan sirup pada suhu rendah. Pada tekanan
atmosfer dengan suhu 72°C, air mampu menyerap volume 1 karbonasi. Faktor yang
paling berperan dalam proses ini ialah suhu dan tekanan (Priatni, 1991). Sistem
pemurnian CO2 meliputi:
1. Sistem ini menjelaskan secara terperinci hal-hal yang berhubungan dengan
proses pemurnian CO2, dimana didalam gas CO2 masih terkandung gas lain
yang harus dihilangkan sehingga tidak akan mempengaruhi rasa dan bau dari
pemurnian jika CO2 tersebut digunakan dalam proses produksi.
2. Selama proses pemurnian CO2 terdapat pengendalian dan pencegahan
terhadap resiko bahaya seperti ledakan, kontak dengan bahan kimia, kontak
dengan panas, terjatuh, terbentur, kebisingan dengan menggunakan alat
pelindung diri.
28
3. Selama proses pemurnian CO2 terdapat pengendalian dan pencegahan
terhadap aspek-aspek lingkungan seperti bahan kimia dan bahaya terhadap
manusia.
e) Pengemasan dan penyimpanan
Pengalengan dan pembotolan ialah salah satu cara pengawetan bahan makanan.
Berbagai variasi yang terdapat dalam pengalengan dan pembotolan karena perbedaan
faktor-fakor antara lain: macam bahan yang disiapkan, bentuk dan struktur bahan,
bahan untuk wadah (container) baik sebagai kaleng (can) maupun gelas (bottle),
peralatan pengalengan dan pertimbangan ekonomis lainnya (Makfoeld, 1982).
Pertama, bahan yang disiapkan tidak mengalami kerusakan dan bebas dari
mikroorganisme tertentu, demikian pula wadah (kaleng atau botol) harus pula dalam
keadaan bebas mikroorganisme perusak dan kemudian setelah diproses dengan
pengalengan atau pemotongan bahan dan wadah tidak mengalami perubahan dan
kerusakan (Makfoeld, 1982).

29
BAB 3. METODE KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan studi lapang ini dilakukan pada tanggal 20 Februari 2018 sampai 21
Februari 2018. Terdapat empat tempat yang dikunjungi dalam kegiatan ini, yaitu:
1) PT. Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Semarang yang beralamat di Jalan Raya
Soekarno Hatta km 30, Bergas, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
2) PTPN IX Pabrik Kopi Banaran yang beralamat di Jalan Raya Semarang-Solo km
35, Bawen, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
3) PT. Coca-Cola Amatil Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Soekarno Hatta
km. 30, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah Indonesia.
4) PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. yang beralamat di Jalan Raya
Soekarno Hatta km 28, Kecamatan Bergas-Klepu, Semarang, Jawa Tengah,
Indonesia.

3.2 Metode Pelaksanaan


Kegiatan ini dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka, dan pencatatan.
1) Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan mencatat data
hasil pengamatan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan selama
kegiatan.
2) Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari referensi dan mempelajari literature
yang berkaitan dengan kegiatan studi lapang.
3) Pencatatan
Mencatat data sekunder dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan dan mendukung kegiatan studi lapang.

30
3.3 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh diuraikan secara deskriptif berdasarkan hasil wawancara
atau observasi. Pembahasan data dikomparasi dengan literatur untuk memperoleh
hasil yang valid.

31
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PT. Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Semarang


Pada saat kunjungan ke cimory bukan ke tempat produksinya, akan tetapi ke
tempat outlet cimory yang dilengkapi dengan berbagai macam produk yang telah
dibuat mulai dari makanan-minuman, cafe, dan belajar tentang jenis-jenis sapi, serta
cara memerah susu sapi. Keterkaitan Cimory dengan bidang study Teknologi Hasil
Pertanian yaitu proses pengolahan susu menjadi beberapa produk, seperti susu
pasteurisasi, yoghurt, keju, dan roti. Ketika kunjungan di Cimory kami tidak
diperlihatkan cara pembuatan produk dari Cimory tersebut, hanya diperlihatkan
macam-macam sapi, cara memerah susu sapi dan profil dari perusahaan Cimory.
Menurut Tamine dan Robinson (2007), pada pembuatan yoghurt diperlukan
beberapa persiapan dan pengolahan awal sampai didapatkan susu yang siap untuk
difermentasi dan menghasilkan yoghurt. Persiapan yang dilakukan meliputi pelarutan
susu sapi dan gula, pemanasan awal, homogenisasi, pasteurisasi, pendinginan,
penambahan kultur starter dan inkubasi. Proses pertama, yaitu pengadukan anta gula
dan susu, kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 70oC. Proses selanjutnya
homogenisasi, tujuan dilakukan proses homogenisasi adalah untuk menurunkan
diameter rata-rata globula lemak menjadi kurang dari 2 mikron, memperbaiki
viskositas yoghurt karena terjadi peningkatan absorbsi globula lemak terhadap misel
kasein, menurunkan sineresis, susu menjadi lebih putih dan menjamin campuran lebih
homogen. Seletah itu, dilakukan pasteurisasi pada suhu 85-90oC selama 15 menit.
Proses pasteurisasi susu sebelum fermentasi bertujuan untuk (1) mendenaturasi whey
protein (albumin dan globulin) agar susu yang dihasilkan lebih kental, (2)
menghilangkan kandungan mikroba awal yang terdapat dalam susu agar pertumbuhan
dari mikroba starter tidak tersaingi pada masa pertumbuhan, (3) mengurangi jumlah
O2 dalam susu, yang secara normal bersifat mikroaerofilik sehingga bakteri yoghurt
dapat berkembang biak dengan baik, dan (4) merusak protein dalam batas-batas
tertentu, sehingga dapat dimanfaatkan dengan mudah oleh kultur yoghurt untuk
32
pertumbuhannya. Proses selanjutnya yaitu pendinginan, pendinginan dilakukan untuk
menurunkan suhu susu pasca pasteurisasi secara cepat dan menyiapkan suhu susu
untuk proses fermentasi yaitu antara 40-45°C. Suhu tersebut merupakan suhu yang
paling optimum untuk media pertumbuhan starter yoghurt yang ditambahkan. Proses
pembuatan yoghurt dilakukan penambahan kultur stater yang terdiri dari
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Tahap terakhir, yaitu
inkubasi. Inkubasi merupakan proses fermentasi yang dilakukan di dalam inkubator
yang suhunya diatur pada kisaran 40-45°C. Proses fermentasi (inkubasi) dihentikan
setelah terbentuk struktur susu yang menggumpal dan memiliki karakteristik pH atau
derajat keasaman antara 4,4-4,6. Hasil fermentasi susu tersebut dinamakan stirred
yoghurt yang sudah jadi disimpan pada suhu dingin (refrigerator).
Produk yang dihasilkan oleh Cimory, yaitu yoghurt drink. Minuman yoghurt
diperoleh dari pengenceran yoghurt hasil fermentasi serta penurunan pH sampai
mencapai < 4 dan penambahan stabilizer. Dilakukan penambahan gula untuk
meningkatkan cita rasa, serta pemanasan untuk meningkatkan daya simpan. Terakhir,
dilakukan pengemasan dengan kemasan cup plastik dan pasteurisasi untuk
memperpanjang daya simpan. Pasteurisasi minuman biasanya dilakukan pada suhu
antara 75-80°C selama 30 menit, yaitu tanpa ditutup terlebih dahulu agar udara dapat
keluar dari minuman (exhausting). Exhausting perlu dilakukan pada minuman untuk
mencegah oksidasi oleh O2 dan menciptakan suasana anaerob didalam minuman.
Suhu dan waktu pasteurisasi untuk setiap jenis minuman berbeda-beda, tergantung
dari derajat keasamannya (pH). Semakin tinggi pH, semakin tinggi suhu dan waktu
yang diperlukan. Minuman yoghurt tergolong minuman berasam tinggi karena
mempunyai pH di bawah 4,0. Makanan yang tergolong ke dalam asam tinggi tidak
dirusak oleh bakteri pembentuk spora, sehingga tidak diperlukan proses sterilisasi,
cukup dengan proses pasteurisasi.
Potensi yang dilakukan untuk penelitian, yaitu terkait dengan penanganan
limbah dan perkembangan produknya. Limbah cair yang dihasilkan oleh PT.Cimory
jangan dibuang kesungai setelah dilakukan filtrasi, akan tetapi mungkin dapat
33
meningkatkan nilai jual limbah cair tersebut dijadikan pupuk tanaman. Selain itu,
potensi penelitian yang dilakukan yaitu perkembangan produknya terkait dengan
varian rasa yang disediakan, menambah jenis produk yoghurt yang dihasilkan bukan
hanya menggunakan susu saja bisa mengunakan bahan yang lainnya. Bangunan dari
PT. Cimory juga berpotensi diadakan penelitian apakah susai dengan kriteria GMP
(Good Manufacturing Practices) atau masih ada yang kurang sesuai dengan kriteria
GMP.
Pada saat kunjungan ke PT.Cimory tidak dijelaskan terkait dengan potensi
magang ditempat tersebut. Kemungkinan besar magang di PT.Cimory diperbolehkan
dengan mengajukan proposal jauh-jauh hari sebelum dilakukan magang. Biasanya,
pada perusahaan besar melalui tahapan yang begitu ketat sehingga kemungkinan
besar yang diterima magang ditempat tersebut hanya beberapa orang saja.

4.2 PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) IX Pabrik Kopi Banaran


4.2.1 Keterkaitan Lokasi/Tempat/Perusahaan/Instansi Kunjungan dengan Bidang
Program Studi
Pabrik Kopi Banaran merupakan unit usaha dari PT. Perkebunan Nusantara IX
yang mengolah kopi basah menjadi kopi kering serta memproduksi produk hilir, yaitu
kopi bubuk. PTPN IX pabrik kopi banaran ini berlokasi di Jalan Mugas Dalam,
Mugassari, Semarang Selatan, Jawa Tengah. Proses produksi kopi kering dilakukan
berdasarkan kopi basah yang datang ke pabrik, sehingga proses ini dilakukan hanya
pada musim panen raya, sedangkan proses produksi kopi bubuk dilakukan setiap hari
kerja dengan jumlah produksi berdasarkan permintaan pembeli. Namun selama
kunjungan industri yang dilakukan oleh mahasiswa Fakuultas Teknologi Pertanian
(FTP) Universitas Jember, PTPN IX Banaran tidak dalam masa produksi sebab tidak
sedang dalam masa panen kopi.
Selama kegiatan studi lapang berlangsung yang didampingi oleh salah satu
petugas dan seorang mahasiswa magang, mahasiswa dapat mengetahui penanganan
limbah kopi, penyediaan bahan baku, alur proses produksi kopi, alat dan mesin yang
34
digunakan selama proses pengolahan kopi dari hulu hingga hilir, hingga pemasaran
produk-produk yang dihasilkan di PTPN IX Banaran. Berkaitan dengan hal tersebut,
PTPN IX Pabrik Kopi Banaran ini sesuai dengan apa yang menjadi fokus
pembelajaran pada semua program studi di Fakultas Teknologi Pertanian. Salah
satunya adalah sesuai dengan fokus pembelajaran pada program studi Teknologi
Hasil Pertanian (THP) yaitu Teknologi Pengolahan Komoditi Perkebunan Hulu,
Teknologi Pengolahan Komoditi Perkebunan Hilir, Manajemen Mutu dan Keamanan
Pangan, dan Teknologi Pengolahan Limbah Pangan dan Hasil Pertanian.
4.2.2 Potensi Penelitian
Potensi Penelitian yang dapat dilakukan di PTPN IX Pabrik Kopi Banaran
untuk mahasiswa dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) adalah
berkaitan dengan beberapa fokus pembelajaran yang telah atau sedang ditempuh oleh
mahasiswa THP. Diantaranya berkaitan dengan mata kuliah teknologi pengolahan
komoditi perkebunan hulu-hilir dimana mahasiswa dapat melakukan evaluasi mutu
pengolahan biji kopi dan produk kopi yang dihasilkan PTPN IX Kopi Banaran.
Selanjutnya, berkaitan dengan mata kuliah manajemen mutu dan keamanan pangan,
mahasiswa dapat melakukan evaluasi pelaksanaan GMP dan SSOP sebagai salah satu
syarat sebuah perusahaan untuk mendapatkan sertifikat HACCP. PTPN IX Banaran
telah memiliki beberapa sertifikat ISO namun terakhir kali diperoleh pada tahun 2004
dan belum ada pembaruan setelahnya. Evaluasi ini akan membantu perusahaan untuk
memperbaiki kinerjanya maupun mutu produk yang dihasilkan. Sedangka,n
keterkaitan dengan mata kuliah teknologi pengolahan limbah pangan dan hasil
pertanian yakni mahasiswa dapat melakukan evaluasi pengolahan limbah yang
dilakukan oleh PTPN IX Kopi Banaran. Berdasarkan hasil kunjungan diketahui
bahwa, penanganan limbah yang dilakukan PTPN IX Kopi Banaran kurang maksimal
sehingga perlu dilakukan penelitian untuk memaksimalkan penanganan limbah di
PTPN IX Kopi Banaran. Selain itu, juga dapat dilakukan penelitian mengenai inovasi
produk kopi PTPN IX Kopi Banaran.
4.2.3 Potensi Kegiatan Magang Kerja Pada Industri yang Dikunjungi
35
Potensi kegiatan magang kerja untuk mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian
(THP) cukup besar atau berpotensi karena kegiatan pengolahan kopi yang dilakukan
di PTPN IX Kopi Banaran sesuai dengan beberapa fokus pembelajaran pada program
studi THP. Beberapa fokus atau topik yang dapat diambil untuk kegiatan magang di
PTPN IX Kopi Banaran diantaranya bidang pengolahan biji kopi hingga dihasikan
produk kopi, bidang quality control dan analisa, bidang pengolahan limbah, hingga
bidang manajerial. Diketahui bahwa setiap tahunnya PTPN IX Banaran menerima
berbagai pengajuan magang kerja dari berbagai universitas di Indonesia. Selama
kegiatan magang kerja, mahasiswa akan ditempatkan pada bidang-bidang
(departemen) dan diperbolehkan untuk berpindah posisi.

4.3 PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.


4.3.1 Keterkaitan Lokasi/Tempat/Perusahaan/Instansi Kunjungan dengan Bidang
Program Studi
PT. Sido Muncul Semarang yang terletak di Jalan Soekarno Hatta KM 28 kec.
Bergas Ungaran-Semarang memiliki luas tanah 27 ha dengan luas bangunan hanya 5
ha. Pembagian ruang diatur sedemikian rupa untuk mencukupi semua bidang usaha
yang dijalankan meliputi perkantoran dan pabrik. Kedatangan kami disambut baik
oleh pihak PT. Sido Muncul di area gedung Research & Development Quality
Control. Kami berkeliling pabrik dan juga diberi penjelasan masing-masing tempat
yang dikunjungi salah satunya melihat gudang penyimpanan simplisia dan gudang
penyimpanan bahan baku non simplisia. Gudang tersebut telah memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam GMP (Good Manufacturing Practice), dimana penataan
ruangan penyimpanan sesuai urutan proses pembuatan; dinding, lantai dan langit-
langit rata, bebas dari keretakan, mudah dibersihkan, kedap air dan licin. Selain itu
rak-rak tempat bahan baku diletakkan diberi ampalan, agar bahan baku tidak
langsung menyentuh lantai.
Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah penerimaan
bahan baku, bahan baku diterima dalam bentuk kering, kecuali produk minuman
36
contohnya jahe. Bahan baku pembuatan produk jamu di PT. Sido Muncul ini 80%
masih dieksplorasi dari alam dan 20% dari hasil budidaya. Karena 80% dieksplorasi
dari alam dan standarisasinya kurang maka setiap bahan baku yang masuk ke PT.
Sido Muncul harus dilakukan pengecekan kualitasnya oleh tim Quality Control (QC)
terlebih dahulu yang meliputi kebenaran bahan, kebersihan bahan dari bakteri
patogen, dan keadaan bahan dalam bentuk kering dengan kadar air minimal 10%.
Bahan baku yang telah dilakukan pengecekaan kemudian diberi label. Pemberian
label ini terdiri dari beberapa jenis yaitu label berwarna merah berarti bahan baku
tersebut ditolak, dan tidak dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan, untuk label
berwarna kuning berarti bahan baku tersebut harus masuk ke ruang karantina, untuk
uji selanjutnya apakah layak atau tidak untuk dijadikan sebagai bahan baku, dan label
berwarna hijau berarti bahan baku tersebut lulus uji, dan siap menuju proses
selanjutnya dan masuk ke dalam gudang penyimpanan. Bahan baku yang lulus uji
tersebut, selanjutnya diberi label ED (Expired Date) dan kartu stock. Bahan bakunya
antara lain kunyit, jahe, temu lawak. kayu manis, lengkuas, pasak bumi, cengkeh, dan
lain sebagainya. Pada pabrik juga terdapat gudang penyimpanan non simplisia yang
berisi bahan baku dalam bentuk jadi seperti susu, madu, gula dan bahan-bahan
lainnya yang bukan merupakan tanaman kering (simplisia). Bahan baku yang akan
dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah
disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian
dicampur (mixing).
Setelah proses pencampuran kemudian akan dialirkan melalui pipa-pipa untuk
dilakukan proses pengemasan primer (packaging primer) menggunakan mesin
dua line dan delapan line. Kemudian masuk ke proses pengemasan sekunder
(packaging sekunder), disini produk yang sudah jadi dicek kembali dengan cara uji
sampel. Setelah selesai proses pengemasan sekunder kemudian produk siap untuk
didistribusikan.
Ruagan selanjutnya yaitu filling dan packaging produk minuman Anak Sehat;
ruangan pembuatan, filling dan packaging produk Tolak Angin, dan ruangan
37
packaging untuk produk Kuku Bima. Proses produksi yang terdapat pada PT. Sido
Muncul berdasarkan Standard Operation Procedure (SOP) dan sesuai dengan
CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik). Selain itu produk-produk
SidoMuncul juga telah lulus uji toksisitas hingga uji khasiat sehingga terjamin
kualitasnya.
Pada ruang pembuatan Kuku Bima Ener-G. Bahan baku pembuatan Kuku Bima
Ener-G pada proses pertama berasal dari bahan baku kering ataupun basah. Tahapan
pada proses produksi Kuku Bima Ener-G adalah bahan baku dilakukan pembersihan
yang meliputi sortirisasi, pencucian, dan pengeringan, kemudian dilakukan
pencampuran dalam bacth (peracikan) dan di giling kasar. Komposisi dari Kuku
Bima Ener-G akan melalui tahap penghancuran karena bahan berupa asam sitrat yang
mudah sekali mengumpal, sehingga dibutuhkan proses penghancuran agar pada
proses selanjutnya mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah proses penghancuran
asam sitrat selesai semua bahan akan dikumpulkan dengan bahan tambahan yang lain
seperti gula ,taurin, dan perasa sebelum di campur. Setelah bahan baku serbuk telah
siap untuk diolah ,maka akan dilanjutkan proses pencampuran semua komposisi yang
terdiri dari asam sitrat ,taurin,gula,perasa dan sedikit alkohol dengan mengunakan
super mix. Mesin super mix berkerja selama 15 menit untuk mencampur bahan baku
dalam keadaan basah, sehingga disebut pencampuran basah. Selesai melakukan
pencampuran basah secara otomatis bahan yang berada pada mesin super mix akan
ditampung pada kuali besar yang merupakan bagian dari FBD untuk melakukan
proses pengeringan pada serbuk Kuku Bima Ener-G ,dan akan ditimbang pada plastik
agar memudahkan untuk melakukan proses selanjutnya yaitu pengayakan. Proses ini
berguna untuk mendapatkan hasil serbuk yang sempurna karena bahan baku Kuku
Bima Ener-G mudah sekali mengumpal. Lalu dilakukan proses pencampuran kering
pada mesin V mix berguna untuk mencampur kembali bahan-bahan untuk menjadi
lebih rata sebelum proses packing primer.
Berkaitan dengan hal tersebut, PT. Sido Mincul ini sesuai dengan apa yang
menjadi fokus pembelajaran pada semua program studi di Fakultas Teknologi
38
Pertanian. Salah satunya adalah sesuai dengan fokus pembelajaran pada program
studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) yaitu Teknologi Pengolahan Komoditi
Perkebunan Hulu, Teknologi Pengolahan Komoditi Perkebunan Hilir, Manajemen
Mutu dan Keamanan Pangan, Teknologi Pengolahan Pangan Fungional dan
Teknologi Pengolahan Limbah Pangan dan Hasil Pertanian.
4.3.2 Potensi Penelitian
Potensi Penelitian yang dapat dilakukan di PT. Sido Muncul untuk mahasiswa
dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) adalah berkaitan dengan
beberapa fokus pembelajaran yang telah atau sedang ditempuh oleh mahasiswa THP.
Diantaranya berkaitan dengan mata kuliah teknologi pengolahan komoditi
perkebunan hulu-hilir, dimana mahasiswa dapat melakukan evaluasi mutu
pengolahan simplisia dan produk yang dihasilkan oleh PT. Sido Muncul. Selanjutnya
berkaitan dengan mata kuliah manajemen mutu dan keamanan pangan, mahasiswa
dapat melakukan evaluasi pelaksanaan GMP dan SSOP sebagai salah satu syarat
sebuah perusahaan untuk mendapatkan sertifikat HACCP. Selain itu, PT. Sido
Muncul juga memiliki beberapa sertifikat ISO antara lain ISO 9001:2008, ISO
22000:2005, dan ISO 14001:2004. Evaluasi ini akan membantu perusahaan untuk
memperbaiki kinerjanya maupun mutu produk yang dihasilkan. Selanjutnya,
berkaitan dengan mata kuliah teknologi pengolahan pangan fungsional, karena bahan
yang digunakan bersala dari tanaman obat-obatan yang memiliki beberapa khasiat
bagi kesehatan manusia. Pada mata kuliah pengembangan produk baru, dari tanaman
obat-obatan yang digunakan produk yang dihasilkan dapat diterima di masyarakat
dengan rasa, kemasan, dan pemakaian yang praktis. Sedangkan keterkaitan dengan
mata kuliah teknologi pengolahan limbah pangan dan hasil pertanian yakni
mahasiswa dapat melakukan evaluasi pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT.
Sido Muncul.
Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. Sido Muncul tidak ingin
kehadirannya mengahsilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya
untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Dalam aktifitas
39
produksinya, PT. Sido Muncul menghasilkan 2 jenis limbah yaitu limbah cair yang
merupakan hasil dari pencucian bahan baku jamu yang kadang-kadang mengandung
tanah atau sisa-sisa lumpur yang masih melekat dan limbah padat yang merupakan
ampas ektraksi dan kertas bekas packaging. PT. Sido Muncul telah mempersiapkan
penanganan limbah-limbah yang dihasilkan, yaitu:
1. Limbah cair di proses secara kimia (koagulasi), fisika (sedementasi) dan biologi
(aerasi) dimana hasil olohanya dapat digunakan kembali untuk keperluan pabrik,
seperti : penyiraman tanaman, pendingin mesin, pembersih lantai.
2. Limbah padat terbagi menjadi 2 bagian. yaitu:
 Limbah padat organik, akan diolah menjadi kompos yang selanjutnya
digunakan untuk keperluan penyuburan tanah lingkungan industri sendiri dan
sebagian dijual ke pabrik pupuk.
 Limbat padat anorganik, untuk limbah anorganik yang tidak dapat
dimanfaatkan akan dimusnahkan dengan menggunakan incenerator.
3. Limbah organik tertentu/ampas hasil proses pemerasan, seperti jahe dan dan
kunyit, tidak langsung diolah menjadi kompos tetapi dimanfaatkan lagi melalui
proses destilasi untuk minyak atsiri.
4.3.3 Potensi Kegiatan Magang Kerja Pada industri yang Dikunjungi
Potensi kegiatan magang kerja untuk mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian
(THP) cukup besar atau berpotensi karena kegiatan yang dilakukan di PT.
Sidomuncul sesuai dengan beberapa fokus pembelajaran pada program studi THP.
Diketahui bahwa setiap tahunnya PT. Sido Muncul menerima berbagai pengajuan
magang kerja dari berbagai universitas di Indonesia. Tetapi, pada PT. Sido Muncul
mahasiswa magang tidak diperkenankan pada proses produksi produk yang
dihasilkan. Hal tersebut dikarenakan untuk menjaga kerahasiaan formulasi dari
produk yang dihasilkan. Jadi, mahasiswa magang sebagian besar diletakkan pada
bagian unit budidaya tanaman. Pengiriman proposal pengajuan magang juga
dilakukan jauh-jauh hari, seperti 3 bulan sebelum dilakukan magang.

40
4.4 PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
4.4.1 Keterkaitan Lokasi/Tempat/Perusahaan/Instansi Kunjungan dengan Bidang
Program Studi
Hal pertama yang harus dilakukan saat tiba di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
yang terletak di Semarang, Jawa Tengah ini yaitu mengikuti peraturan dan petunjuk
untuk pengunjung. Sebelum memasuki aula, kami diharuskan berjalan pada jalur
untuk pejalan kaki (jalur berwarna hijau). Pada saat memasuki aula, kami disuguhkan
dengan 1 botol Coca-Cola. Setelah semua menempati tempat duduk di aula yang telah
disediakan, lalu kami diberi materi mengenai sejarah Coca-Cola hingga menjadi
Coca-Cola Amatil Indonesai (CCAI). Selain sejarah terbentuknya Coca-Cola, kami
juga diberi materi mengenai proses pembuatan Coca-cola secara singkat, jenis-jenis
produk yang dihasilkan, manajemen tenaga kerja, manajemen pemasaran, dan tata
cara saat berkunjung ke pabrik. Setelah selesai materi, kami dipersilahkan untuk
melihat pabrik tempat produksi Coca-cola. Namun pada saat kami berkunjung,
sedang dilakukan strelisasi alat sehingga kami tidak dapat melihat proses produksi
secara langsung. Jadi, kami hanya melihat mesin yang tidak beroperasi dikarenakan
sedang disterilisasi. Sterilisasi alat ini dilakukan apabila akan memproduksi produk
dengan varian yang berbeda.
Unit produksi Coca-Cola terdiri dari beberapa unit produksi, yaitu gudang
penyimpanan bahan baku, tempat produksi, dan gudang penyimpanan produk.
Gudang merupakan tempat penyimpanan bahan baku yang terdiri dari gula standar
industri, air yang dimurnikan, soda pengkarbonasi, dan formula konsentrat
(concentrate). Tempat produksi merupakan tempat untuk memproduksi segala
macam produk yang nantinya akan dipasarkan secara luas ke seluruh pelosok negeri.
Gudang penyimpanan produk merupakan tempat dimana perusahaan menyimpan
segala macam produk yang dihasilkan sebelum nantinya didistribusikan. Sebelum
dilakukan penyimpanan, produk yang dihasilkan terlebih dahulu dilakukan

41
pengecekan untuk memastikan bahwa produk tersebut telah sesuai dengan standart
yang ditetapkan.
Selama kegiatan studi lapang berlangsung dengan didampingi oleh salah satu
petugas, dimana mahasiswa dapat mengetahui gudang penyimpanan penyediaan
bahan baku, tempat produksi, alat dan mesin yang digunakan selama proses produksi,
hingga manajeman pemasaran produk-produk yang dihasilkan di PT. Coca-Cola
Amatil. Berkaitan dengan hal tersebut, PT. Coca-Cola Amatil ini sesuai dengan apa
yang menjadi fokus pembelajaran pada semua program studi di Fakultas Teknologi
Pertanian, salah satunya sesuai dengan fokus pembelajaran pada program studi
Teknologi Hasil Pertanian (THP) yaitu Teknologi Pengolahan Limbah Pangan dan
Hasil Pertanian, Pengembangan Produk Baru, Manajemen Mutu dan Keamanan
Pangan.
4.4.2 Potensi Penelitian
Potensi penelitian yang dapat dilakukan di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia,
untuk mahasiswa dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) ialah
berkaitan dengan beberapa fokus pembelajaran yang sedang ditempuh atau sudah
ditempuh oleh mahasiswa THP. Diantaranya berkaitan dengan mata kuliah Teknologi
Pengolahan Limbah Pangan dan Hasil Pertanian, yaitu mahasiswa dapat melakukan
evaluasi pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.
Berdasarkan hasil kunjungan diketahui bahwa, penanganan limbah yang dilakukan
pada semua pabrik milik PT. Coca-Cola Amatil dapat memastikan 100% air limbah
hasil operasi manufaktur diolah kembali secara ketat sehingga dapat dikembalikan
lagi ke alam secara aman hingga pada tingkat yang dapat mendukung kehidupan
akuatik. Sedangkan, yang berkaitan dengan mata kuliah Pengembangan Produk Baru,
yaitu mahasiswa dapat melakukan penelitian tentang pengembangan produk baru
yang dihasilkan oleh PT. Coca-Cola Amatil Indonesia. Pada perkembangan
produknya, PT. Coca-Cola Amatil juga berinovasi dalam pengembangan produk baru
(baik dari jenis produk baru maupun varian rasa dari produk yang sudah ada).
Pengembangan produk baru ini berpotensi karena dengan ini perusahaan dapat
42
memenuhi keinginan dari pelanggan dan konsumen. Melalui riset dan pengembangan
(Research & Development), PT. Coca-Cola Amatil terus berinovasi untuk
menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru
yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri. Selanjutnya,
yang berkaitan dengan mata kuliah Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan,
mahasiswa dapat melakukan evaluasi pelaksanaan GMP dan SSOP sebagai salah satu
syarat sebuah perusahaan untuk mendapatkan sertifikat HACCP.
4.4.3 Potensi Kegiatan Magang
Potensi kegiatan magang yang dapat dilakukan di PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia, yaitu pada bagian produksi. Dimana, sebelum mengikuti kegiatan magang
diwajibkan memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan. Hal ini
dikarenakan perusahaan menerapkan teknologi tinggi sehingga segala sesuatu yang
berkaitan dengan perusahaan harus mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP).
Kemungkinan besar jika magang di PT. Coca-cola Amatil dapat diterima dengan
syarat mengajukan proposal jauh-jauh hari sebelum dilakukan magang. PT. Coca-
Cola Amatil merupakan perusahaan besar sehingga apabila ingin mengajukan
magang harus melalui tahapan yang begitu ketat dan kemungkinan besar juga yang
dapat diterima magang hanya beberapa orang saja.

43
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktek kerja lapang yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Keterkaitan kunjungan industri di PT. Coca Cola Amatil Indonesia, PT.
Cimory On The Valley Semarang, PTPN IX pabrik Kopi Banaran dan PT.
Sido Muncul yaitu dapat mengetahui proses dari penyediaan bahan baku
sampai pemasaran dan penangan limbah, sesuai dengan apa yang menjadi
bahan pembelajaran pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian seperti
pengolahan hilir dan hulu, pengolahan limbah serta manajemen mutu.
2. Kunjungan yang dilakukan pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia, PT. Cimory
On The Valley Semarang, PTPN IX pabrik Kopi Banaran dan PT. Sido
Muncul berpotensi untuk dilakukan penelitian sesuai bidang yang menjadi
bahan pembelajaran pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, namun
harus dengan syarat dan ketentuan yang telah di siapkan oleh pihak industri.
3. Perusahaan yang dikunjungi berpotensi sebagai tempat magang kerja bagi
mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian karena bidang ilmu yang dipelajari
dapat dipraktekkan di perusahaan yang dikunjungi.

5.2 Saran
Adapun saran untuk praktek kerja lapang berikutnya, yaitu sebelum
mengunjungi industri, sebaiknya untuk waktu kunjungannya lebih dipastikan lagi
agar ketika tiba ditempat kunjungan industri dapat melihat proses produksinya secara
langsung dan industri tersebut tidak sedang dalam sterilisasi alat ataupun tidak
produksi pada saat itu.

44
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan


lingkungan hidup. Jakarta: Biro Hukum Dan Organisasi.

Buckle, R. A., Edward, G. H., Fleet, dan Wootan, M. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: UI
Press.

Candra, K. 2009. Magang tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Coca-
Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.

Green. 1978. Development in Drink, Soft Drink. J. Technology Applied Science. Vol.
97-100. London: Publisher Ltd.

Kristianto. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi.

Makfoeld, D. 1982. Deskripsi Pengolahan Hasil Nabati. Yogyakarta:


Agritech.

Permenkes R. I. 1990. Permenkes No. 246/Menkes/Per/V/1990Tentang Izin Usaha


Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Jakarta: Depkes
R.I.

Priatni, S. 1991. Laporan Kerja Praktik di PT. Pan Java Company Bawen Semarang.
Bandung: Universitas Pasundan.

PTPN IX. 2018. Produk PTPN IX. http://ptpnix.co.id/produk-ptpn-ix.html [12 Maret


2018].

PT. Sido Muncul. 2016. Sejarah dan Produk PT Sido Muncul. http://sidomuncul.id/
[16 Maret 2018].

Vysma, J.T. 2017. Mesin dan Peralatan Pengolahan Biji Kopi Menjadi Kopi Bubuk
di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero). Laporan Kerja Praktek.
Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.

Tamime, A. Y., dan Robinson, R. K. 2007. Yoghurt science and technology. 3rd ed.
Abington, Cambridge, England: Woodhead Publishing Ltd, CRC Press, LLC,
NW, USA.

45
LAMPIRAN

 PTPN IX Pabrik Kopi Banaran

 PT. Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Semarang

 PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

46
 PT. Coca-Cola Amatil Indonesia

47

Anda mungkin juga menyukai