Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS KECACATAN PRODUK CRUDE PALM OIL (CPO)

MENGGUNAKAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC)

PADA PT.RAMAJAYA PRAMUKTI

Pengolahan Minyak Kelapa Sawit


PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas
Petapahan, Kec.Tapung, Kab.Kampar

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan


Mata kuliah 0103739 Kerja Praktek

Disusun Oleh:

DIAN KRISTINA

NIM. 170103041

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan pada sektor

manufaktur kian meningkat baik di pasar domestik maupun internasional.

Peningkatan kesadaran kompetisi ini dapat dieksplor melalui dunia pendidikan,

observasi/pengamatan dan pengalaman. Pembekalan pemamahan secara teoritis

dapat digali melalui dunia pendidikan dengan program perkuliahan yang

membantu mahasiswa untuk mengetahui mengenai dunia kerja. Kegiatan Kerja

Praktek menjadi salah satu program perguruan tinggi yang bermanfaat dalam

mengembangkan kemampuan mahasiswa sebagai penerus bangsa dan seorang

sarjana untuk mengetahui lebih dalam terkait dunia kerja dan dapat

mengimplementasikan hasil pembelajaran selama kuliah dengan keadaan di dunia

kerja yang rill. Dengan hanya mengandalkan kemampuan teoritis kadang kala

tidak cukup sehingga diperlukan pengaplikasian secara langsung di lapangan

kerja. maupun perusahaan. Kerja praktek dilakukan di PT.Ramajaya Pramukti,

Rama-Rama Mill, KCP, dan Biogas.

PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP, dan Biogas di bawah

naungan PT. SMART Corporation Jakarta bergerak di bidang industri minyak

kelapa sawit. Sebagai produk luarannya adalah CPO (Crude Palm Oil) dan PKO

(Palm Kernel Oil). Peningkatan produksi dilakukan pada bulan September 1999

dengan penambahan satu sistem pengolahan palm kernel yaitu dengan

2
membangun unit KCP (Kernel Cruishing Plant), dimana sebagian produknya

adalah PKO (Palm Kernel Oil) dan PKM (Palm Kernel Meal) dan Biogas

dibangun pada September 2015. PT.Ramajaya Pramukti menjadi sebuah pabrik

kelapa sawit yang mengolah buah kelapa sawit atau disebut TBS (Tandan Buah

Segar) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dengan kapasitas pengolahan 60 ton/jam

dan inti sawit (Kernel) menjadi Palm Kernel Oil (PKO) dengan kapasitas sebesar

75 ton/jam dan terdapat penambahan aktivitas lainnya yaitu Biogas yang

mengolah limbah menjadi gas untuk menggerakkan engine dengan kapasitas

1.600 kW.

Selama masa pengolahan, tidak sedikit kendala atau permasalahan sering

terjadi. Salah satu nya adalah masalah kecacatan pada Crude Palm Oil (CPO)

yang dilihat dari kenaikan FFA (Free Fatty Acid) sebagai kadar asam, dan tingkat

Moisture sebagai kadar air yang berada diluar standar perusahaan. Standar yang

ditetapkan oleh PT.Ramajaya Pramukti untuk Crude Palm Oil (CPO) yaitu untuk

FFA (Free Fatty Acid) maksimal 3 %, Moisture (kadar air) maksimal 0.15%, dan

Dirt (Kadar Kotoran) maksimal 0.03%. berdasarkan data histori perhari yang

dimiliki perusahaan menampilkan kenaikan FFA dan Moisture yang

mengakibatkan penurunan kualitas Crude Palm Oil (CPO) dan akan

mempengaruhi pada kepuasan konsumen/pelanggan. Berikut adalah data histori

perhari perusahaan setelah hasil pengujian sampel Crude Palm Oil (CPO) yang

dilakukan oleh unit laboratorium pada tanggal 7 September 2020 hingga 10

Oktober 2020 yaitu:

3
Tabel 1.1. Data Histori Rata-Rata Hasil Pengujian Parameter Crude Palm Oil
(CPO)
Parameter CPO
Standar Perusahaan
No Hari/Tanggal FFA (Free Moisture Dirt (Kadar
Fatty Acid) % (Kadar Air) % Kotoran) %
≤3% ≤ 0.150 % ≤ 0.03 %
1 Senin, 07 September 2020 3.75 0.16 0.016
2 Selasa, 08 September 2020 3.77 0.17 0.016
3 Rabu, 09 September 2020 3.19 0.16 0.015
4 Kamis, 10 September 2020 3.04 0.18 0.016
5 Jumat, 11 September 2020 3.74 0.17 0.017
6 Sabtu, 12 September 2020 4.06 0.17 0.018
7 Senin, 14 September 2020 3.78 0.18 0.019
8 Selasa, 15 September 2020 3.21 0.19 0.019
9 Rabu, 16 September 2020 3.13 0.21 0.020
10 Kamis, 17 September 2020 3.52 0.15 0.018
11 Jumat, 18 September 2020 3.99 0.15 0.019
12 Sabtu, 19 September 2020 4.31 0.15 0.019
13 Senin, 21 September 2020 4.62 0.14 0.020
14 Selasa, 22 September 2020 4.68 0.14 0.020
15 Rabu, 23 September 2020 4.41 0.14 0.017
16 Kamis, 24 September 2020 4.67 0.16 0.016
17 Jumat 25 September 2020 4.90 0.14 0.016
18 Sabtu, 26 September 2020 4.91 0.16 0.018
19 Senin, 28 September 2020 4.85 0.14 0.018
20 Selasa, 29 September 2020 4.35 0.13 0.019
21 Rabu, 30 September 2020 4.11 0.13 0.019
22 Kamis, 01 Oktober 2020 5.27 0.13 0.019
23 Jumat, 02 Oktober 2020 4.05 0.13 0.018
24 Sabtu, 03 Oktober 2020 3.92 0.16 0.019
25 Senin, 05 Oktober 2020 4.16 0.13 0.076
26 Selasa, 06 Oktober 2020 4.06 0.13 0.018
27 Rabu, 07 Oktober 2020 4.16 0.30 0.018
28 Kamis, 08 Oktober 2020 4.14 0.25 0.017
29 Jumat, 09 Oktober 2020 3.60 0.14 0.018
30 Sabtu, 10 Oktober 2020 3.23 0.14 0.064 S

umber: Data Histori PT.Ramajaya Pramukti, 2020

Dari data tersebut, maka dapat dilihat parameter pengujian Crude Palm

Oil (CPO) pada FFA dan Moisture sering melebihi atau diluar standar yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini akan merugikan perusahaan apabila tidak ada

4
tindakan lanjutan sebagai upaya preventif yang berkelanjutan. Untuk itu perlu

dilakukun analisis kecacatan Crude Palm Oil (CPO).

1.2. Batasan Masalah

Agar penulisan laporan kerja praktek ini tidak keluar dari pokok

pembahasan dan membatasi ruang lingkup penulisan maka dibuthkan batasan

masalah adalah sebagai berikut:

1. Data yang digunakan adalah data hasil pengamatan dan pengujian

mutu Crude Palm Oil (CPO) selama 1 bulan pada tanggal 07

September 2020 hingga 10 Oktober 2020 pada PT. Ramajaya

Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas.

2. Pengamatan dilakukan pada unit laboratorium PT.Ramajaya Pramukti,

Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas.

3. Pada seven tools hanya menggunakan alat analisis yaitu Check Sheet,

Histogram, Fishbone (diagram sebab-akibat) dan Peta Kendali.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja pratek ini adalah :

1.3.1. Tujuan Umum

Berikut adalah tujuan umum dari pelaksanaan kerja praktek ini yaitu

sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan dan menambah pengalaman kerja baik secara

teoritis maupun observasi/pengamatan secara langsung selama Kerja

5
Praktek (KP) pada PT. Ramajaya Pramuti, Rama-Rama Mill, KCP dan

Biogas.

2. Memperluas wawasan mengenai dunia kerja dan mengenal lebih

lanjut sistem kerja yang berhubungan dengan dunia industri.

3. Memenuhui persyaratan kurikulum program studi Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Riau.

1.3.2. Tujuan Khusus

Berikut adalah tujuan khusus dalam pelaksanaan kerja praktek ini yaitu

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi penyebab kecacatan produk Crude Palm Oil (CPO)

yang tidak sesuai dengan standar perusahaan pada PT.Ramajaya

Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP, dan Biogas.

2. Memberikan rekomendasi perbaikan menggunakan siklus PDCA

(Plan, Do, Check, dan Action).

1.4. Metode Pngumpulan Data

Dalam pengumpulan data metode yang digunakan selama masa kerja

praktek sebagai berikut:

1. Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di tempat pelaksanaan

kerja praktek dan mendata hasil pengujian mutu Crude Palm Oil

(CPO) PT. Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas.

2. Wawancara

6
Yaitu pengambilan data dengan cara melakukan wawancara dan

diskusi dengan pembimbing perusahaan selaku asisten kepala, asisten

laboratotium dan karyawan unit laboratorium PT.Ramajaya Pramukti,

Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas.

3. Studi literatur

Pegumpulan data dengan cara mencari informasi yang berkaitan dari

buku, jurnal dan internet yang berhubungan analisa kecacatan dan

pengendalian kualitas minyak pada pabrik kelapa sawit.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan kerja praktek ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan latar belakang, tujuan, batasan masalah, tempat,

waktu pelaksanaan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan

laporan kerja praktek.

BAB II TINJAUAN UMUM

Pada bab ini dijelaskan mekanisme kerja, aktifitas kerja, ruang lingkup

kerja, jadwal pelaksanaan kerja, deskripsi perusahaan, sejarah singkat

perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas, SDM, perusahaan,

aktivitas perusahaan, proses produksi, manajemen perusahaan, aktivitas

pendukung dan temuan khusus di PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama

Mill, KCP dan Biogas.

7
BAB III JUDUL PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai tinjauan kondisi rill atau nyata yang

ditemukan di lapangan pada saat praktek kerja lapangan ini, tinjauan

literatur yang disesuaikan dengan teori, pembahasan dan rekomendasi.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan penulis dari kerja praktek

dan saran yang bersifat kondusif bagi PT. Ramajaya Pramukti, Rama-

Rama Mill, KCP dan Biogas.

8
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Mekanisme Kerja Praktek

Mekanisme kerja praktek adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan

mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek. Adapun tahapan yang

harus dilakukan yaitu:

1. Mendaftarkan mata kuliah kerja praktek dalam Kartu Rencana Studi

(KRS) yang tertera pada Sistem Info Akademik Mahasiswa.

2. Mahasiswa mengambil dokumen dan kelengkapan administrasi kerja

praktek pada koordinator kerja praktek.

3. Penyerahan persyaratan akademik Pembimbing Akademik (PA) yang

selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan oleh Pembimbing Akademik

(PA) tersebut.

4. Setelah disetujui oleh PA, mahasiswa menentukan tempat kerja praktek

dengan dosen pembimbing dan ditetapkan oleh koordinator kerja praktek.

5. Mahasiswa mengurus surat KP ke Fakultas untuk diberikan ke

perusahaan yang akan melakukan kerja praktek, setelah mendapat

persetujuan kemudian mahasiswa mulai melaksanakan kerja praktek

selama 32 hari kerja efektif sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

oleh program studi.

6. Selama melakukan kerja praktek diperusahaan PT. Ramajaya Pramukti,

Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas yang bergerak sebagai pabrik kelapa

9
sawit, penulis mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan tersebut.

Selama melaksanakan kerja praktek mahasiswa akan dibimbing dan

diarahkan oleh pembimbing lapangan dari perusahaan yang kompeten pada bagian

pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pada saat pelaksanaan kerja praktek

mahasiswa diantar oleh supervisor ke bagian-bagian yang ingin mahasiswa

ketahui lebih mendalam. Setiap hari dilaksanakan diskusi dengan kepala bagian

mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan esok harinya.

Pada akhir dilaksanakan kerja praktek mahasiswa harus menunjukan data

yang diperoleh karena semua data yang akan dibawa keluar harus mendapat

persetujuan dari perusahaan, dan data yang diterima dapat membantu dalam

melengkapi laporan yang akan disusun sesuai dengan temuan khusus yang

diangkat. Adapun Flowchart mekanisme kerja praktek dapat dilihat pada Gambar

2.1 berikut.

2.2. Aktivitas Kerja Praktek

Aktifitas kerja praktek yang dilaksanakan selama 32 hari kerja pada

tanggal 07 September 2020 hingga 15 Oktober 2020 yang memiuliki jadwal jam

masuk mulai pukul 08.00 hingga jam pulang pukul 17.00 di PT.Ramajaya

Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas dapat dilihat pada Tabel 2.1

berikut.

Berikut Flowchart Mekanisme Kerja Praktek yaitu:

10
Mulai

Mahasiswa Mendaftarkan MK KP dalam KRS

Mahasiswa mengambil dokumen dan kelengkapan


administrasi pada koordinator v Form 1
v Form 2

Pemeriksaan persyaratan akademik oleh PA

Disetujui

Persetujuan tempat KP dan penetapan dosen v Form 3


pembimbing oleh koordinator KP v Form 4

Disetujui

Pengurusan surat pengantar KP ke Fakultas

Pengantaran surat pengantar KP ke perusahaan

Surat balasan
Diterima v
perusahaan

v Form 5
Pelaksanaan KP (32 hari kerja efektif)
v Form 6
v

Selesai

v Form 6
Penyelesaian laporan dengan pembimbing
v Form 7

Expired

v Form 8
v Form 9
Pelaksanaan Seminar KP
v Form 10

Perbaikan laporan Perbaikan laporan


dengan pembimbing Lulus dengan penguji v Form 11

v Form 12
Penjilidan Laporan v Form 13
v Form 14

Selesai

Gambar 2.1. Flowchart Mekanisme Kerja Praktek


Sumber : Koordinator Kerja Praktek 2020

11
Tabel 2.1. Aktivitas Kerja Praktek pada PT.Ramajaya Pramukti
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

Senin, Pengenalan, Pemahaman Lebih Detail Terkait Alur


1
7 September 2020 Produksi PKS Mill dan KCP

Selasa, Pengujian Kualitas CPO mulai dari Moisture, FFA


2
8 September 2020 (Asam), dan Dirt. Pengujian Normalitas NaOH

Rabu, Penjelasan Fasilitas/alat yang ada di laboratorium,


3
9 September 2020 Analisa Proses Ekstraksi CPO, Analisa Air Boiler

Kamis, Penjelasan Input Data CPO, Analisa FFA, Kernel,


4
10 September 2020 Janjangan dan Nut

Jumat,
5 Overview Proses Produksi, Alur Proses Produksi
11 September 2020
Sabtu,
6 Cara Inputan Kapasitas Produksi CPO dan Kernel
12 September 2020

Senin, Perhitungan Kapasitas Produksi, Penjelasan Sistem


7 Manajemen Keseleamatan dan Kesehatan Kerja
14 September 2020 (SMK3)
Selasa, Penjelasan Manajemen Sumber Daya Manusia
8
15 September 2020 (SDM)

Rabu, Penjelasan RSPO, K3. Uji FFA(Asam), Dirt dan


9
16 September 2020 Moisture CPO

Kamis,
10 Penjelasan Penimbangan (Stasiun Weight Bridge),
17 September 2020
Jumat, Perbandingan Antara Soclet dan Nirfoss, Ekstraksi
11
18 September 2020 Kernel

Sabtu,
12 SOP Proses Produksi, Proses Sortir Kernel
19 September 2020
Senin,
13 Pengisian data Inputan Kernel, Pengujian FFA CPO
21 September 2020
Sumber: Absensi Kegiatan Harian Kerja Praktek, 2020

12
Tabel 2.2. Aktivitas Kerja Praktek pada PT.Ramajaya Pramukti (Lanjutan)

No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

Selasa, Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO.


14
22 September 2020 Penginputan data kernel dan CPO
Rabu, Sortir kernel, Uji FFA CPO, Moisture CPO, dan
15
23 September 2020 Dirt CPO

Kamis, Pengujian FFA CPO, Moisture CPO dan Dirt


16
24 September 2020 CPO

Jumat, Uji FFA, Moisture, Dirt CPO. Penginputan Data


17
25 September 2020 Kernel

Sabtu,
18 Sortir Kernel, Input data Kernel
26 September 2020
Senin, Grading, Kualitas TBS yang Berlaku di
19 PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama
28 September 2020 Mill/KCP/Biogas
Selasa,
20 Penjelasan Kehilangan Minyak (Oil Losses)
29 September 2020
Rabu,
21 Uji FFA, Moisture, Dirt CPO. Dan Sortir Kernel
30 September 2020
Kamis,
22 Sortir Kernel, Uji FFA, Moisture, Dirt CPO
01 Oktober 2020
Jumat, Penginputan Data Kernel, Uji FFA, Moistrure,
23
02 Oktober 2020 Dirt CPO
Sabtu,
24 Sortir Kernel, Uji FFA, Moisture, Dirt CPO
03 Oktober 2020
Senin,
25 Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO
05 Oktober 2020
Selasa, Pemahaman Sumber Daya Manusia (SDM) dan
26
06 Oktober 2020 Jumlah Karyawan
Rabu, Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO.
27
07 Oktober 2020 Penerapan SOP usulan
Sumber: Absensi Kegiatan Harian Kerja Praktek, 2020

13
Tabel 2.3. Aktivitas Kerja Praktek pada PT.Ramajaya Pramukti (Lanjutan)

No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

Kamis, Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO


28
08 Oktober 2020 Penerapan SOP usulan

Jumat, Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO


29
09 Oktober 2020 Evaluasi SOP usulan.

Sabtu,
30 Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO
10 Oktober 2020

Senin,
31 Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO
12 Oktober 2020
Selasa,
32 Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO
13 Oktober 2020
Sumber: Absensi Kegiatan Harian Kerja Praktek, 2020

2.3. Ruang Lingkup Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek berfungsi untuk memberikan kesempatan bagi

mahasiswa agar mengetahui secara langsung pengetahuan, melalui pengamatan

atau observasi terhadap setiap proses dan obyek yang sedang diamati. Selain itu,

mahasiswa juga mendapatkan pengalaman mengenai dunia kerja yang

sesungguhnya. Kerja praktek yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu dibagian

laboratorium di PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas.

2.4. Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek

Jadwal pelaksanaan kegiatan kerja praktek yang dilakukan di

PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas yaitu dilaksanakan

selama 32 hari kerja yang dimulai pada tanggal 07 September 2020 – 15 Oktober

14
2020. Jadwal harian kerja praktek di perusahaan tersebut mulai hari senin hingga

hari sabtu, pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB kecuali pada hari sabtu

yang hanya sampai pukul 12.00 WIB.

2.5. Deskripsi Perusahaan

PT. Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas Kecamatan

Tapung Kabupaten Kampar adalah salah satu anak perusahaan dari PT. SMART

Corporation Jakarta. Perusahaan ini bergerak di bidang industri minyak kelapa

sawit, sebagai produknya adalah CPO (Crude Palm Oil). Peningkatan produksi

dilakukan pada bulan September 1999 dengan penambahan satu sistem

pengolahan palm kernel yaitu dengan membangun unit KCP (Kernel Cruishing

Plant), dimana sebagian produknya adalah PKO (Palm Kernel Oil) dan PKM

(Palm Kernel Meal) dan Biogas dibangun pada September 2015.

2.6. Sejarah Singkat Perusahaan

PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill dan KCP mulai dibangun pada

tahun 1997 oleh Central Engineering Dept. PT SMART Corporation Jakarta.

Mulai operasi Oktober 1998 dengan kapasitas 60 Ton/jam. Peningkatan produksi

dilakukan pada bulan September 1999 yaitu dengan penambahan satu unit

pengolahan Kernel Crushing Plant yang mengolah Kernel Palm menjadi Palm

Kernel Oil. Biogas Plant dibangun pada September 2015.

Didirikan tahun 1962, SMART tercatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia

sejak 1992 dan berkantor pusat di Jakarta. Sebagai anak perusahaan dari Golden

15
Agri-Resources (GAR), SMART juga mengelola kegiatan usaha di sektor

oleokimia dibawah Sinar mas Oleochemical, SMART Research Institute

(SMARTRI) dan SMART Biotechnology Center sebagai bagian dari kegiatan

operasionalnya.

PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas Kabupaten

Kampar merupakan salah unit perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan

kelapa sawit. PT.Ramajaya Pramukti memiliki sebuah pabrik kelapa sawit yang

mengolah buah kelapa sawit atau disebut TBS (Tandan Buah Segar) menjadi

Crude Palm Oil (CPO)/ minyak kelapa sawit dengan kapasitas pengolahan 60

ton/jam dan inti sawit (Kernel) menjadi Palm Kernel Oil (PKO) dengan kapasitas

sebesar 75 ton/jam dan terdapat penambahan aktivitas yaitu Biogas yang

mengolah limbah menjadi gas untuk menggerakkan engine dengan kapasitas

1.600 kW. Tanaman kelapa sawit yang dikembangkan pada perkebunan inti (milik

PT.Ramajaya Pramukti) dan perkebunan plasma (milik masyarakat). Yang

merupakan bahan baku pada perkebunan PT. Ramajaya Pramukti adalah Varietas

Tenera menghasilkan minyak yang tinggi dan bagus yang dapat menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan.

2.7. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Dalam mencapai sebuah tujuan dari suatu perusahaan tidak terlepas dari

susunan tenaga kerja dan sumber daya manusia didalamnya. Adapun susunan atau

struktur organisasi pada PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan

Biogas terdiri dari karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. PT.Ramajaya

16
Pramukti dipimpin oleh manajer unit dan dibantu 2 Asisten Kepala Bagian yaitu

Asisten Kepala Sub Mill dan Biogas, dan Asisten Kepala Sub KCP. Berikut

struktur organisasi dan uraian tugas PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill,

KCP, dan Biogas yaitu:

MILL UNIT HEAD

M. SYAFRAN

KTU/KASIE MILL KTU/KASIE KCP

M. RAYAN M. RAYAN

SUB UNIT HEAD MILL/


SUB UNIT HEAD KCP
BIOGAS

RUDI GINTING R. ANTONIUS TARIGAN

SUSTAINABILITY ASISTEN BIOGAS


OFFICER

ARIEF RAHMAN M.NASHIRUDIN

ASISTEN PROSES 1 ASISTEN PROSES II ASISTEN ELEKTRICAL


T. M. YAFI ZHAFRAN RAUF ALGHANI SYAFRIZAL

ASISTEN MEKANIK ASISTEN GRADING ASISTEN LABORATORIUM


AHMAD HUSEIN ANDIK HERU K
M.MUHARIADI YOSEP YOGA
M. RIZKI ADIA PRATAMA

ASISTEN PROSES I ASISTEN PROSES II ASISTEN MEKANIK

EDI ARIANTO BUDI IRWANTO YAYANG TODA A

17
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT.Ramajaya Pramukti
Sumber : PT.Ramajaya Pramukti, 2020

Berikut adalah uraian tugas sesuai gambar diatas yaitu:

A. Mill Unit Head (Kepala Unit)

Kepala unit setara dengan manager dengan tugas yaitu bertanggung

jawab atas pencapaian produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel

Oil (PKO) secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik dengan

berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan konsumen serta bertanggung

jawab atas pengolahan dan pemeliharaan seluruh aset.

B. KTU (Kepala Tata Usaha)/Kasie Mill dan KCP.

KTU/Kasie Mill dan KCP bertugas untuk menyusun program kegiatan

ketata usahaan, melaksanakan surat menyurat, kearsipan, kepegawaian

dan keuangan, dan menginventarisasi semua perlengkapan yang ada, dan

melakukan pembimnaan disiplin karyawan.

C. Sub Unit Head Mill/ Asisten Kepala

Sub Unit Head Mill/ Asisten Kepala bertugas sebagai penanggung jawab

atas operasional pengolahan dan maintenance pabrik. Sebagai pimpinan

Assisten Kepala (Askep) adalah Factory Manager (FM) dan bawahannya

adalah Assisten Proses, Assisten Maintenance/Electrical dan Assisten

Laboratorium.

D. Sustainable Officer

18
Sustainable Officer bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan

kerja karyawan, kebersihan pabrik dan dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan pabrik.

E. Asisten Biogas

Tugas dari asisten biogas adalah bertanggung jawab dalam pengelolaan

biogas plant, memelihara kinerja biogas, dan melakukan pengawasan

keberlangsungan biogas dalam pabrik.

F. Asisten Proses

Asisten Proses yang bertugas sebagai penanggung jawab atas operasional

proses produksi sesuai dengan target yang ditetapkan, termasuk

mengelolah tenaga kerja proses. Sebagai pimpinannya adalah

Askep/Manager Pabrik dan bawahannya dalah Mandor Proses.

G. Asisten Elektrikal

Tugas dari asisten elektrikal adalah Bertanggung jawab kepada Ahli

Elektrikal, membantu Ahli Elektrikal dalam mengolah data – data

perkembangan progress lapangan harian secara kualitatif maupun

kuantitatif untuk disusun dalam bentuk laporan mingguan dan bulanan,

mendampingi Ahli Elektrikal dalam rapat - rapat evaluasi harian maupun

mingguan, dan Membantu Ahli Elektrikal dalam mengevaluasi dan

mengkoreksi Rencana Desain Elektrikal yang dihasilkan oleh Perencana

Elektrikal.

H. Asisten Mekanik

19
Melaksanakan seluruh program kegiatan/pekerjaan pemeliharaan dan

perawatan unit mesin-mesin utama serta mesin pendukung pengolahan

buah sawit yang telah ditetapkan, dan mengawasi/mengendalikan seluruh

aspek pelaksanaan perawatan dan perbaikan unit mesin pengolahan

termasuk pengawasan dan pengendalian waktu dan biaya dengan tetap

memperhatikan aspek teknis (kehandalan & Lifetime).

I. Asisten Grading

Asisten Grading bertugas dalam bertanggung jawab terhadap kegiatan

sortir tandan buah segar kelapa sawit, menjamin bahwa semua buah sawit

yang digunakan dalam proses telah sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan, melaksanakan pemeriksaan besarnya losses minyak dan inti

yang terjadi selama proses pengolahan berlangsung dan mengawasi

pemakaian bahan–bahan laboratorium dan bahan–bahan pembantu

selama proses pengolahan berlangsung.

J. Asisten Laboratorium

Asisten Laboratorium yaitu bertanggung jawab atas operasional

laboratorium sesuai target, tepat waktu dan akurat. Sebagai pimpinan

Asisten Laboratorium adalah Manager Pabrik/Askep dan bawahannya

adalah Analis, Mandor.

2.8. SDM Perusahaan

Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan harus mempunyai

kriteria seperti terampil, bertanggung jawab, disiplin, dan juga dapat menguasai

20
bidang yang akan ditanganinya, untuk menjalakan aktivitas proses yang tejadi

diperusahaan PT.Ramajaya Pramukti secara baik, maka diperlukan sumber daya

manusia yang sesuia kriteria perusahaan. Jumlah tenaga kerja PT.Ramajaya

Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.4 Jumlah Karyawan PT.Ramajaya Pramukti


No Jenis Jumlah Karyawan (Orang)
1 Karyawan Staff 18
2 Karyawan Kantor 21
3 Karyawan Laboratorium 15
4 Karyawan Produksi 171
6 Satpam 18
7 Cleaning Service/Kompon 4
Sumber: Data Perusahaan pada Personalia, 2020

2.9. Aktivitas Perusahaan

PT. Ramajaya Pramukti merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang perkebunan kelapa sawit, juga sekaligus mempunyai pabrik untuk

mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi bahan setengah jadi yang dikirim

lagi kedaerah sumatera utara untuk dijadikan bahan jadi (siap pakai). Dalam

pelaksanaan aktivitasnya, PT. Ramajaya Pramukti juga memberikan motivasi

berupa fasilitas, upah, premi, dan jaminan kecelakaan kerja. Karena sebagai

sumber daya manusia, karyawan merupakan aset terpenting dibandingkan faktor-

faktor produksi lainnya, yaitu sebagai penggerak utama berjalannya suatu

perusahaan. Karyawan merupakan orang-orang yang bekerja pada suatu

perusahaan, instansi pemerintah atau badan usaha dan memperoleh upah atas

jasanya tersebut. Karyawan inilah yang pada akhirnya menjadi tulang punggung

bagi keberhasilan suatu perusahaan. Sumber daya manusia terutama karyawan

21
mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan, karena bagaimanapun

juga kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari peran dan

kemampuan sumber daya manusia yang baik.

Salah satu bentuk usaha untuk mendorong peningkatan kualitas

perusahaan yaitu dengan meningkatkan kinerja karyawan serta meningkatkan

kemampuan kerja dengan harapan agar setiap karyawan mampu bekerja dengan

baik. Pekerjaan yang dilakukan dengan baik, serta kemampuan kerja yang sesuai

dengan jenis pekerjaan yang diberikan oleh seorang karyawan tentunya akan

meningkatkan kinerja. Hubungan antara karyawan dan perusahaan tidak bisa

dipisahkan, keduanya mempunyai keterkaitan antara satu dan lainnya. Tanpa

adanya karyawan, maka perusahaan tidak akan berjalan dengan sendirinya.

Perusahaan membutuhkan karyawan sebagai perencana dan penggerak organisasi

agar perusahaan dapat lebih maju kedepannya. Sedangkan karyawan

membutuhkan perusahaan sebagai suatu tempat untuk mengembangkan diri dan

potensi yang dimiliki atau sebagai tempat untuk memenuhi hidupnya dengan cara

bekerja Kegiatan perkebunan dan PKS Rama-Rama meliputi penanaman tanaman

sawit, pemeliharaan tanaman, pemanenan, serta pengolahan hasil panen ( TBS ) di

Pabrik pengolahan. PT. Ramajaya Pramukti - Amartajaya Plasma selain mengolah

kelapa sawit, juga memiliki Proses pembelian dan pengeluaran pupuk.

2.10. Proses Produksi

22
Proses produksi adalah serangkaian tahapan atau proses yang harus

dilalui selama memproduksi barang atau jasa. Prose produksi pada PT.Ramajaya

Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas terdiri dari beberapa unit yaitu:

1. Proses Penerimaan Buah

Proses penerimaan buah adalah langkah awal pada proses produksi

pengolahan kelapa sawit yang dilengkapi beberapa aktivitas didalamya. Berikut

beberapa aktivitas yaitu:

A. Penimbangan

Penimbangan dilakuakn pada jembatan timbang (Weight Bridge) yang

berfungsi dalam menimbang setiap truk yang mengangkut TBS, CPO, PKO,

Kernel, PKM, Janjangan dan keperluan lain. Penimbangan yang dilakukan yaitu

penimbangan bruto atau penimbangan berat kotor, kemudian isinya diturunkan

dan degrading. Truk kosong atau tanpa muatan ditimbang kembali pada

penimbangan tarra. Dari kedua penimbangan itulah diketahui berat bersih atau

netto. Standar Operasional Prosedur pada pengoperasian jembatan timbang harus

memperhatikan beberapa hal yaitu:

1. Posisi kendaraan yang akan ditimbang berada di tengah-tengah

timbangan.

2. Pada saat penimbangan, mesin truk dalam keadaan off untuk

mencegah getaran mesin yang akan memepengaruhi hasil

penimbangan.

3. Supir beserta kernet diharapkan turun pada saat penimbangan agar

beban yang ditimbang sesuai prosedur.

23
4. Pastikan lantai tidak kotor maupun tergenang air.

B. Grading (Sortasi)

Grading adalah aktivitas memilih atau menyortir buah sawit

berdasarkan fraksi yang telah ditetapkan. Terdapat 2 bagian penerimaan Tandan

Buah Segar (TBS) pada PKS Rama-Rama Mill yaitu TBS Inti dan TBS Plasma.

Adapun fraksi tandan buah segar inti pada pabrik kelapa sawit ini sebagai berikut:

Tabel 2.5 Fraksi Tandan Buah Segar (TBS) Inti


No Fraksi Target (%)
1 Buah Mentah 0
2 Buah Matang ≤ 85
3 Buah Kurang Matang ≤5
4 Buah Terlalu Matang ≤5
5 Tandan Kosong ≤1
Sumber: SOP Grading PT. Ramajaya Pramukti

Berikut ini adalah fraksi tandan buah segar untuk TBS Plasma yang

diterima pada pabrik kelapa sawit ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6 Fraksi Tandan Buah Segar (TBS) Plasma


No Fraksi Target (%)
1 Buah Mentah 0
2 Buah Matang ≤ 85
3 Buah Terlalu Matang ≤5
4 Tandan Kosong ≤0
Sumber: SOP Grading PT. Ramajaya Pramukti

Dengan dilakukannya sortasi ini dapat mengurangi tingkat kenaikan kadar

asam lemak bebas pada saat perebusan. Biasanya tingginya asam lemak bebas

terjadi pada buah sawit yang terlalu matang hingga tandan kosong. Batasan atau

target inilah yang akan mengontrol kualitas TBS yang akan diolah.

24
C. Penampungan pada Stasiun Loading Ramp

Loading Ramp merupakan tempat penampungan sementara hasil

proses sortasi TBS sebelum dimasukkan kedalam lori untuk diolah. Sistem

Loading Ramp yaitu sistem FIFO (First In First Out) yang berarti buah yang

pertama masuk akan menjadi buah yang pertama keluar/lebih dahulu. Pada pabrik

kelapa sawit Rama-Rama Mill menggunakan 2 (dua) Line Loading Ramp yaitu

Line A dan Line B yang masing-masing terdiri dari 12 pintu. Untuk kapasitas lori

yaitu 3,75 ton dengan 1 set perebusan terdiri dari 7 lori. Pada proses pengisian lori

dimulai pada pintu nomor 1 dan seterusnya, selanjutnya lori yang telah diisi akan

ditarik oleh capstan dan dinaikkan ke transfer carriage. Proses pemindahan

dibantu dengan bantuan transfer carriage, sling, capstan dan bollard.

2. Proses Perebusan pada Stasiun Sterilizer

Tandan Buah Segar (TBS) direbus menggunakan sterilizer horizontal

dengan bantuan steam yang di injectkan ke dalam sterilizer yang berasal dari

boiler. Pada PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill menggunakan 4 sterilizer

dengan waktu perebusan 90 menit, jarak waktu tunggu 25 menit, dan

menggunakan triple peak dengan tekanan 3 bar. Tujuan dari perebusan tandang

buah segar (TBS) adalah:

1. Menonaktifkan enzim lipase dan oksidase guna mengurangi

pembentukan asam lemak bebas.

2. Mengurangi kadar air pada TBS.

3. Memudahkan pelepasan brondolan dari tandan.

25
4. Memudahkan pelepasan kernel dari cangkang

5. Memudahkan dalam pemurnian minyak.

3. Proses Penebahan pada Stasiun Threser

Setelah TBS direbus, kemudian lori yang berisi TBS diangkat

menggunakan hoisting crane menuju thresher untuk dilakukan bantingan guna

melepaskan buah dari tandannya. Terdapat 4 threser dimana 2 threser bekerja, 1

threser dalam keadaan standby dan 1 rethreser yang akan membanting ulang

tandan dari TBS dari thresher 1 dan thresher 2. Proses thresher dengan

mengangkat lori rebus menuju hopper thresher yang kemudian dibanting,

brondolan akan turun ke bellow conveyor dan janjangan kosong akan menuju

horizontal empty bunch conveyor.

4. Unit Pengepresan (Stasiun Press)

Unit ini adalah kelanjutan dari proses pengolahan sawit dimana buah ini

akan dilumatkan di dalam digester dan kemudian di press dengan screw press

yang akan menghasilkan produk CPO dan Kernel. Pada stasiun ini terdapat 2 line

yaitu 3 unit digester dan 3 unit press dengan kapasitas 1 press yaitu 15 ton

TBS/jam.

5. Proses Pemurnian pada Stasiun Klarifikasi

Pemurnian minyak crude oil menjadi minyak CPO produksi dengan

target FFA (Free Fatty Acid) 3 %, Moisture 0,15 %, Dirt 0.030 %. Minyak yang

dikumpulkan dari oil gutter masih mengandung sludge (lumpur), pasir, dan

kotoran lain yang masih menempel, kemudian dialirkan ke dalam sand trap tank

guna memisahkan minyak dengan pasir melalui metode pengendapan. pasir

26
dengan massa yang lebih berat akan turun kebawah sedangkan minyak berada

pada posisi atas. Minyak kemudian dialirkan melalui vibrating screen yang dapat

memisahkan minyak dengan fiber dan pasir yang tidak mengendap pada sand trap

tank, yang disalurkan kedalam Crude Oil Tank (COT). COT memiliki 2 tahap

yaitu pada tahap pertama terjadi pengendapan pasir dan Non Oil Solid (NOS)

yang terikut, minyak dialirkan kedalam sand cyclone sebagai pemisah minyak dan

pasir. Tahap kedua terjadi kembali pengendapan pasir dan NOS halus yang masih

terikut setelah dari sand cyclone tahap 1, kemudian dialirkan ke sand cyclone

tahap 2 untuk memaksimalkan pemisahan antara pasir dari minyak. Minyak

tersebut kemudian dialirkan ke collection tank atau tempat penampungan minyak

sementara.

Kemudian minyak dipompakan ke buffer tank (decanter feed tank), dari

buffer tank yang masih terdapat minyak kemudian diumpankan kedalam decanter

untuk memisahkan crude oil menjadi heavy phase dan light phase. Pada heavy

phase akan berupa slurry yang akan disalurkan ke final effluent yang akan diolah

kembali pada stasiun Biogas. Sedangkan light phase yang berupa minyak

diumpankan ke dalam reclaimed tank dan dipompakan ke dalam Oil Setting Tank

(OST). Setalah dari OST, minyak diumpankan ke dalam Oil Purification Tank

(OPT) lalu diendapkan kemudian disalurkan ke dalam vacuum dryer. Minyak

yang telah minim kandungan air dan kotoran kemudian dipompakan ke Storage

tank sebagai Crude Palm Oil (CPO).

6. Proses Pemisahan Nut dan Kernel

27
Pada unit Nut dan Kernel dilakukan pemisahan serabut dari nut, inti dari

cangkang dan gumpalan ampas yang terdiri dari nut dan fiber (press cake) hasil

keluaran dari screw press pada unit penegmpaan akan dicacah di CBC (Cake

Breker Conveyer). Dari pemisahan yang terjadi, fiber akan disalurkan menuju

fiber shell conveyor yang akan dijadikan sebagai umpan boiler, sedangkan nut

akan masuk ke nut polishing drum. Nut yang telah terpisah dari material lain

untuk sementara ditampung di Nut Hopper dan diumpankan ke ripple miil. Untuk

kernel yang telah terpisah dari cangkang akan dikeringkan di kernel silo untuk

mencapai target moisture tercapai 6-7% yang kemudian diumpangkan di

Batching Tank sebagai penampungan kernel produksi sebelum disimpan di KSB.

Hasil umpanan KSB akan dikirim ke KCP untuk di proses menjadi Palm Kernel

Oil (PKO).

Selanjutnya adalah proses produksi pendukung pada PT.Ramajaya Pramukti

yaitu:

1. Proses pembangkit listrik pada Unit Engine Room

Unit ini merupakan unit pembangkit tenaga dan penyalur listrik ke semua

beban yang menggunakan listrik baik untuk proses PKS maupun perumahan, serta

membagi steam untuk TBS melalui Back Pressure Vessel (BPV). Turbin uap

memiliki kapasitas 1200 kw yang terdiri dari 3 turbin dengan kondisi 2 bekerja

dan 1 standby. Air akan diubah menjadi uap yang berguna untuk menggerakkan

sudu-sudu menggunakan alternator yang mengubah energi gerak menjadi energi

listrik.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap pada Unit Boiler

28
Stasiun boiler berfungsi untuk mengubah air menjadi uap (steam) yang

bertekanan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik tenaga uap dalam

mengolah tandan buah segar. Boiler yang digunakan pada PT.Ramajaya Pramukti

berjumlah 2 boiler dengan kapasitas steam yang dihasilkan sebesar 20 ton uap/jam

dengan tekanan 30 bar.

3. Pengolahan Air pada Unit Water Treatment Plant (WTP)

Pengolahan air berasal dari air waduk yang dipompakan menuju Raw

Water Tank untuk ditampung sementara. Overflow dari raw water tank dialirkan

ke domestic tank untuk memenuhi kebutuhan air perumahan dan kantor PKS,

sementara Underflow diteruskan ke clarifier tank yang akan diinjeksikan bahan

kimia berupa tawas soda ash, dan multiflok. Unit ini berfungsi untuk menyiapkan

air baku supply ke boiler.

4. Pengolahan Limbah pada Unit Efluent Treatment Plant (Kolam Limbah)

Pada PT.Ramajaya Pramukti terdapat 8 kolam limbah, namun pada saat

ini terdapat 4 kolam aktif yang digunakan sebagai tempat penampungan limbah

cair hasil sisa pengolahan PKS yang kemudian akan disalurkan keperkebunan

sebagai pupuk organik dengan bantuan bakteri anarobik untuk penyuburan tanah.

5. Pengilahan limbah cair pada Unit Biogas

Biogas berfungsi untuk mengolah limbah cair hasil pengolahan TBS.

Limbah pada PKS terbagi atas 2 yaitu limbah padat berupa janjangan kosong,

cangkang, fiber. Sedangkan limbah cair merupakan hasil olahan unit klarifikasi

dan air sisa pembersihan PKS. Tujuan dari Biogas adalah mengolah limbah cair

PKS menjadi listrik untuk operasional PKS dan KCP.

29
2.11. Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan adalah kegiatan mengelola, melakukan

koordinasi dan mengorganisasi kegiatan dipabrik atau perusahaan. Adapun

manajemen perusahaan pada PT.Ramajaya Pramukti yaitu:

1. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

Untuk sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada PT.Ramajaya

Pramukti berdasarkan pada Undang-Undang No.13 Tahun 2003. Terdapat

beberapa sertifikasi yang telah diterima oleh PT.Ramajaya Pramukti yaitu:

a. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) terkait

Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berlaku di PT.Ramajaya

Pramukti dan menerima sertifikasi SMK3 pada tahun 2003. Tujuan dan

sasaran sistem Manajemen K3 adalah mencegah dan mengurangi

kecelakaan dan penyakit akibat kerja, terciptanya tempat kerja yang

aman, efisien, dan produktif dan terciptanya sistem K3 di tempat kerja

b. Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO)

Adalah asosiasi yang terdiri dari berbagai organisasi dari berbagai

sektor industri kelapa sawit (perkebunan, pemrosesan, distributor,

industri manufaktur, investor, akademisi, dan LSM bidang lingkungan)

yang bertujuan mengembangkan dan mengimplementasikan standar

global untuk produksi minyak sawit berkelanjutan. PT. Ramajaya

menerima sertifikasi ini pada tahun 2011.

30
c. Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO)

Suatu kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam hal

ini Kementerian Pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan daya

saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia dan ikut berpartisipasi

dalam rangka memenuhi komitmen Presiden Republik Indonesia untuk

mengurangi gas rumah kaca serta memberi perhatian terhadap masalah

lingkungan. Sertifikasi ISPO diberikan kepada PT.Ramajaya Pramukti

pada tahun 2014.

d. International Sustainability & Carbon Certification (ISCC)

Merupakan sistem sertifikasi bertaraf internasional pertama untuk

membuktikan “sustainability”, “traceability” dan penghematan dari

efek gas rumah kaca untuk segala jenis produksi biomass (energi yang

terbarukan). PT.Ramajaya Pramukti mendapatkan sertifikasi ISCC pada

tahun 2012.

e. PROPER

PROPER adalah penilaian kinerja pengelolaan lingkungan suatu

perusahaan yang memerlukan indikator yang terukur. Hal inilah yang

diterapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia

dengan tujuan meningkatkan peran perusahaan dalam melakukan

pengelolaan lingkungan sekaligus menimbulkan efek stimulan dalam

pemenuhan peraturan lingkungan dan nilai tambah terhadap

pemeliharaan sumber daya alam, konservasi energi, dan pengembangan

31
masyarakat. Untuk sertifikasi PROPER, PT.Ramajaya Pramukti

mendapatkannya pada tahun 2012.

f. RSPO Supply Chain Certification Standard (RSPO SCSS)

Training RSPO SCCS Adalah asosiasi yang terdiri dari berbagai

organisasi dari berbagai sektor industri kelapa sawit (perkebunan,

pemrosesan, distributor, industri manufaktur, investor, akademisi, dan

LSM bidang lingkungan) yang bertujuan mengembangkan dan

mengimplementasikan standar global untuk produksi minyak sawit

berkelanjutan. Pada tahun 2014, sertifikasi ini diberikan pada PT.

Ramajaya Pramukti.

g. Good Manufacturing Practices (GMP)

Suatu pedoman atau prosedur yang menjelaskan bagaimana

memproduksi makanan agar aman, bermutu dan layak dikonsumsi. Bisa

dikatakan GMP ini merupakan tata cara untuk mengontrol kualitas

produksi makanan yang dihasilkan yang dipakai dari suatu

perusahaan.pada tahun 2009 penghargaan sertifikasi GMP diberikan

kepada PT. Ramajaya Pramukti.

2. Sistem Manajemen Kontrol

Manajemen kualitas pada PT. Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill,

KCP dan Biogas merupakan kolaborasi dari bagian unit grading, unit proses dan

unit laboratorium untuk meningkatkan mutu Crude Palm Oil (CPO) dan Palm

Kernel Oil (PKO) sesuai target yang telah ditetapkan pada perusahaan ini. Dengan

adanya manajemen kontrol ini juga mengendalikan kehilangan minyak yang

32
terjadi selama proses produksi. Adapun standar kehilangan minyak (Oil Losses)

pada PT. Ramajaya Parmukti adalah:

Tabel 2.7 Target Oil Losses PT.Ramajaya Pramukti


NO Kriteria Oil Losses Standar (%)
1 Tandan Buah Segar (TBS) 0,30
2 Sampel 0,05
3 Fibre 0.58
4 Nut 0,05
5 Final Effluent 0,42
Sumber: SOP PT.Ramajaya Pramukti

Untuk target kehilangan minyak pada PT. Ramajaya Pramukti, Rama-

Rama Mill, KCP dan Biogas dengan batas maksimal 1,4% sesuai dengan SOP

yang telah diberlakukan.

Pada kualitas CPO, PT.Ramajaya Pramukti menargetkan pada standar

berikut:

Tabel 2.8 Target Mutu Crude Palm Oil (CPO) PT. Ramajaya Pramukti
NO Kriteria Mutu Standar (%)
1 Free Fatty Acid (FFA) ≤ 3,00
2 Moisture ≤ 0,150
3 Dirt ≤ 0.03
Sumber: SOP PT. Ramajaya Pramukti

Berbeda dengan standar Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO)

memiliki standar kualitas senndiri yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.9 Target Mutu Palm Kernel Oil (PKO) PT. Ramajaya Pramukti
NO Kriteria Mutu Standar (%)
1 Moisture 6-7
2 Dirt 5-6
3 Kernel Pecah ≤ 15%
Sumber: SOP PT. Ramajaya Pramukti

2.12. Aktivitas Pendukung

33
Dalam proses produksi pada PT. Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill,

KCP, dan Biogas memiliki aktivitas pendukung sebagai berikut :

1. Pelatihan (Traning)

Pelatihan pada karyawan dilakukan untuk mengasah skill dan

memnerikan pemahaman kontinyu untuk keberlangsungan perusahaan.

2. Penyediaan Fasilitas Rumah

Penyediaan Fasilitas rumah diberikan kepada semua karyawan

PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas dalam 1

kawasan yang sama, sehingga mempermudah dalam memberikan

informasi bahkan mengontrol keamanan karyawan.

3. Penyediaan Fasilitas Masjid

Masjid menjadi tempat beribadah umat muslim diberikan baik

diperumahan maupun didalam pabrik yang akan mempermudah karyawan

dalam menjalankan ibadah sehari-hari.

2.13. Temuan Khusus

Pada saat dilakukannya kerja praktek, ditemukan beberapa temuan

khusus yaitu sebagai berikut:

1. Sering terjadi penurunan kualitas Crude Palm Oil (CPO) yang ditandai

dgn kenaikan tingkat kadar FFA (Free Fatty Acid), Moisture, dan Dirt

yang berada diatas target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Sehingga untuk mengatasi itu, perlu perhatian khusus baik selama poses

grading ataupun proses produksi.

34
2. Kondisi pada unit laboratorium yang tidak efektif dimana terdapat tata

letak beberapa alat atau fasilitas masih berada pada tempat yang tidak

semestinya dan tidak aman serta nyaman. Sehingga dalam merelayout

fasilitas laboratoium juga akan memberikan dampak.

3. Pengujian sampel menggunakan alat modren/ komputerisasi bernama

nirfoss, dimana alat ini belum dilakukan pengujian validitas/keakuratan

sehingga akan mempengaruhi pada hasil analisis.

4. Karyawan Laboratorium terlihat bekerja monoton dan banyak

menganggur dikarena pengujian mutu sawit dilakukan 2 jam sekali dsn

disesuaikan dengan banyaknya Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk.

BAB III

35
IMPLEMENTASI METODE QUALITY CONTROL CIRCLE

(QCC) ANALISIS KECACATAN CRUDE PALM OIL (CPO)

PT.RAMAJAYA PRAMUKTI

3.1. Tinjauan Kondisi Rill

PT. Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas merupakan

salah unit perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit yang

mengelola Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO)/ minyak

kelapa sawit dengan kapasitas pengolahan 60 ton/jam dan inti sawit (Kernel)

menjadi Palm Kernel Oil (PKO) dengan kapasitas sebesar 75 ton/jam dan terdapat

penambahan aktivitas yaitu Biogas yang mengolah limbah menjadi gas untuk

menggerakkan engine dengan kapasitas 1.600 kW.

Kenaikan mutu Crude Palm Oil (CPO) diluar standar perusahaan akan

merugikan perusahaan dan menurunkan tingkat kepuasan konsumen. Terdapat 3

kriteria kenaikan mutu Crude Palm Oil (CPO) yaitu kadar Free Fatty Acid

(FFA)/kadar asam lemak bebas, Moisture (kadar air) dan Dirt (kadar kotoran).

Pada PT.Ramajaya Pramukti yang sering terjadi kenaikan yaitu pada Free Fatty

Acid (FFA) dan Moisture (kadar air ) pada Crude Palm Oil (CPO). Berikut data

histori unit laboratorium analisa kenaikan mutu Crude Palm Oil (CPO) pada

PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas pada tanggal 7 Juli

2020 sampai 10 Oktober 2020 yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1. Data Histori Kenaikan Mutu Crude Palm Oil (CPO)

36
Parameter CPO
Standar Pe rusahaan
No Hari/Tanggal FFA (Free Fatty Moisture Dirt (Kadar
Acid) % (Kadar Air) % Kotoran) %
≤3% ≤ 0.150 % ≤ 0.03 %
Pukul 13.00 4.22 0.19 0.015
Pukul 15.00 4.11 0.17 0.015
Pikul 17.00 3.82 0.17 0.015
1 Senin, 07 September 2020
Pukul 19.00 3.54 0.15 0.016
Pukul 21.00 3.45 0.16 0.016
Pukul 23.00 3.35 0.13 0.016
Pukul 12.00 4.07 0.21 0.016
Pukul 14.00 3.88 0.17 0.016
Pukul 16.00 3.92 0.26 0.016
2 Selasa, 08 September 2020
Pukul 18.00 3.76 0.13 0.016
Pukul 20.00 3.58 0.11 0.016
Pukul 22.00 3.4 0.13 0.016
Pukul 11.30 3.19 0.23 0.015
Pukul 13.30 3.22 0.2 0.015
Pukul 15.30 3.42 0.16 0.015
3 Rabu, 09 September 2020 Pukul 17.30 3.23 0.1 0.015
Pukul 19.30 3.2 0,12 0.015
Pukul 21.30 3.15 0.13 0.015
Pukul 23.30 2.94 0.14 0.015
Pukul 11.30 2.97 0.22 0.016
Pukul 13.30 3.14 0.18 0.016
Pukul 15.30 2.86 0.17 0.016
4 Kamis, 10 September 2020 Pukul 17.30 3.19 0.13 0.016
Pukul 19.30 3.18 0.23 0.016
Pukul 21.30 3.04 0.19 0.016
Pukul 23.30 2.88 0.15 0.016
Pukul 14.00 3.42 0.17 0.017
5 Jumat, 11 September 2020 Pukul 16.00 3.86 0.2 0.017
Pukul 18.00 3.94 0.14 0.016
Pukul 16.30 3.98 0.15 0.018
6 Sabtu, 12 September 2020
Pukul 18.30 4.14 0.18 0.017
Pukul 13.00 3.94 0.16 0.019
Pukul 15.00 3.95 0.18 0.019
Pukul 17.00 4.03 0.2 0.019
7 Senin, 14 September 2020
Pukul 19.00 3.96 0.2 0.018
Pukul 21.00 3.49 0.18 0.018
Pukul 23.00 3.3 0.17 0.018
Pukul 13.30 3.16 0.1 0.019
Pukul 15.30 3.37 0.12 0.019
Pukul 17.30 3.36 0.21 0.019
8 Selasa, 15 September 2020
Pukul 19.30 3.42 0.22 0.019
Pukul 21.30 3.04 0.24 0.019
Pukul 23.30 2.9 0.22 0.019
Pukul 12.00 3.32 0.13 0.019
Pukul 14.00 3.26 0.14 0.019
Pukul 16.00 3.43 0.15 0.019
9 Rabu, 16 September 2020 Pukul 18.00 3.49 0.2 0.02
Pukul 20.00 3.06 0.31 0.02
Pukul 22.00 3.17 0.36 0.02
Pukul 00.00 2.19 0.17 0.02
Sumber: Data Histori Mutu Crude Palm Oil (CPO) PT.Ramajaya Pramukti

Tabel 3.2. Data Histori Kenaikan Mutu Crude Palm Oil (CPO) Lanjutan

37
Parameter CPO
Standar Perusahaan
Moisture
FFA (Free Fatty Dirt (Kadar
No Hari/Tanggal (Kadar Air)
Acid) % Kotoran) %
%

≤3% ≤ 0.150 % ≤ 0.03 %

Pukul 11.30 3.97 0.17 0.019


Pukul 13.30 4.04 0.14 0.019
Pukul 15.30 3.74 0.17 0.019
Pukul 17.30 3.7 0.14 0.018
10 Kamis, 17 September 2020
Pukul 19.30 3.59 0.16 0.018
Pukul 21.30 3.27 0.15 0.018
Pukul 23.30 3.05 0.14 0.018
Pukul 01.30 2.81 0.15 0.018
Pukul 13.30 3.84 0.16 0.019
Pukul 15.30 3.95 0.14 0.019
11 Jumat, 18 September 2020
Pukul 17.30 4.16 0.14 0.019
Pukul 19.30 4.02 0.15 0.019
Pukul 16.30 4.22 0.14 0.019
12 Sabtu, 19 September 2020 Pukul 18.30 4.17 0.16 0.019
Pukul 20.30 4.55 0.15 0.018
Pukul 13.00 5.02 0.12 0.019
Pukul 15.00 4.83 0.15 0.019
13 Senin, 21 September 2020 Pukul 17.00 4.56 0.12 0.019
Pukul 19.00 4.44 0.14 0.021
Pukul 21.00 4.27 0.15 0.021
Pukul 12.00 4.69 0.14 0.023
Pukul 14.00 4.65 0.14 0.023
Pukul 16.00 4.79 0.15 0.023
14 Selasa, 22 September 2020
Pukul 18.00 4.67 0.14 0.017
Pukul 20.00 4.76 0.15 0.017
Pukul 22.00 4.52 0.14 0.017
Pukul 12.00 4.46 0.14 0.016
Pukul 14.00 4.32 0.15 0.016
Pukul 16.00 4.46 0.13 0.016
15 Rabu, 23 September 2020 Pukul 18.00 4.5 0.14 0.016
Pukul 20.00 4.59 0.16 0.018
Pukul 22.00 4.32 0.15 0.018
Pukul 00.00 4.19 0.13 0.018
Pukul 12.00 4.1 0.19 0.016
Pukul 14.00 4.89 0.17 0.016
Pukul 16.00 4.99 0.17 0.016
16 Kamis, 24 September 2020 Pukul 18.00 4.82 0.15 0.016
Pukul 20.00 4.73 0.16 0.016
Pukul 22.00 4.63 0.13 0.016
Pukul 00.00 4.53 0.14 0.016
Pukul 13.30 4.78 0.15 0.016
17 Jumat, 25 September 2020 Pukul 15.30 4.73 0.12 0.016
Pukul 17.30 5.19 0.14 0.017
Pukul 17.00 4.97 0.15 0.017
18 Sabtu, 26 September 2020
Pukul 19.00 4.84 0.16 0.019
Sumber: Data Histori Mutu Crude Palm Oil (CPO) PT.Ramajaya Pramukti

38
Tabel 3.3. Data Histori Kenaikan Mutu Crude Palm Oil (CPO) Lanjutan
Parameter CPO
Standar Perusahaan
Dirt
FFA (Free Moisture
(Kadar
No Hari/Tanggal Fatty Acid) (Kadar Air)
Kotoran)
% %
%
≤3% ≤ 0.150 % ≤ 0.03 %

Pukul 12.30 5.46 0.2 0.018


Pukul 14.30 5.34 0.14 0.018
Pukul 16.30 4.92 0.14 0.018
19 Senin, 28 September 2020 Pukul 18.30 4.84 0.13 0.018
Pukul 20.30 4.6 0.13 0.018
Pukul 22.30 4.49 0.12 0.018
Pukul 00.30 4.27 0.13 0.018
Pukul 12.00 4.65 0.12 0.018
Pukul 14.00 4.91 0.11 0.018
Pukul 16.00 4.67 0.13 0.018
20 Selasa, 29 September 2020 Pukul 18.00 4.38 0.13 0.019
Pukul 20.00 4.23 0.13 0.019
Pukul 22.00 3.8 0.14 0.019
Pukul 00.00 3.79 0.13 0.019
Pukul 11.30 3.99 0.11 0.019
Pukul 13.30 4.24 0.12 0.019
Pukul 15.30 4.43 0.13 0.019
Pukul 17.30 4.3 0.14 0.019
21 Rabu, 30 September 2020
Pukul 19.30 4.27 0.14 0.018
Pukul 21.30 4.19 0.14 0.018
Pukul 23.30 3.72 0.13 0.018
Pukul 00.30 3.7 0.12 0.018
Pukul 11.30 4.8 0.12 0.019
Pukul 13.30 5.9 0.13 0.019
Pukul 15.30 5.5 0.11 0.019
22 Kamis, 01 Oktober 2020
Pukul 17.30 5.8 0.13 0.019
Pukul 19.30 4.7 0.13 0.019
Pukul 21.30 4.9 0.13 0.019
Pukul 13.30 4.02 0.12 0.018
Pukul 15.30 4.42 0.13 0.018
23 Jumat, 02 Oktober 2020
Pukul 17.30 3.94 0.14 0.018
Pukul 19.30 3.8 0.13 0.018
Pukul 17.00 3.94 0.17 0.016
24 Sabtu, 03 Oktober 2020
Pukul 19.00 3.9 0.14 0.021
Pukul 14.00 4.11 0.16 0.02
Pukul 16.00 3.97 0.15 0.02
25 Senin, 05 Oktober 2020 Pukul 18.00 4.34 0.12 0.02
Pukul 20.00 4.22 0.12 0.16
Pukul 22.00 4.14 0.11 0.16
Sumber: Data Histori Mutu Crude Palm Oil (CPO) PT.Ramajaya Pramukti

39
Tabel 3.4. Data Histori Kenaikan Mutu Crude Palm Oil (CPO) (Lanjutan)
Parameter CPO
Standar Perusahaan

FFA (Free Fatty Acid) Moisture Dirt (Kadar


No Hari/Tanggal
% (Kadar Air) % Kotoran) %

≤3% ≤ 0.150 % ≤ 0.03 %

Pukul 11.30 4.31 0.14 0.015


Pukul 13.30 4.28 0.14 0.015
Pukul 15.30 4.2 0.15 0.015
26 Selasa, 06 Oktober 2020
Pukul 17.30 3.95 0.11 0.02
Pukul 19.30 3.81 0.14 0.02
Pukul 21.30 3.79 0.1 0.02
Pukul 12.00 4.23 0.19 0.02
Pukul 14.00 4.31 0.9 0.02
27 Rabu, 07 Oktober 2020 Pukul 16.00 4.29 0.15 0.02
Pukul 18.00 4.09 0.13 0.016
Pukul 20.00 3.89 0.11 0.016
Pukul 12.00 4.07 0.15 0.015
Pukul 14.00 4.18 0.13 0.015
Pukul 16.00 3.99 0.13 0.015
28 Kamis, 08 Oktober 2020
Pukul 18.00 4.32 0.8 0.019
Pukul 20.00 4.21 0.13 0.019
Pukul 22.00 4.05 0.13 0.019
Pukul 13.30 3.76 0.14 0.02
Pukul 15.30 3.89 0.12 0.02
29 Jumat, 09 Oktober 2020
Pukul 17.30 3.45 0.15 0.015
Pukul 19.30 3.31 0.16 0.015
Pukul 13.00 3.23 0.14 0.015
30 Sabtu, 10 Oktober 2020 Pukul 15.00 3.03 0.15 0.018
Pukul 18.00 3.44 0.13 0.16
Sumber: Data Histori Mutu Crude Palm Oil (CPO) PT.Ramajaya Pramukti

Berdasarkan data diatas dapat dilihat dengan tanda warna merah yang

menyatakan bahwa hasil analisis yang dilakukan melebihi dari standar perusahaan

PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas. Pengujian sampel

Crude Palm Oil (CPO) dilakukan 2 jam sekali setelah proses pengolahan. Dalam

1 hari sampel dapat diuji sebanyak 8 sampel bahkan bisa lebih sedikit, hal ini

tergantung pada kapasitas Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah perjamnya dan

buah yang masuk.

Parameter pengujian CPO terdiri atas 3 parameter yaitu FFA (Free Fatty

Acid) lebih sering dikenal dengan asam lemak bebas, Moisture atau kadar air, dan

40
Dirt atau kadar kotoran. Dari ketiga parameter tersebut, tingkat FFA lebih sering

terjadi kenaikan diluar target perusahaan bahkan hampir pada setiap sampel yang

telah diuji, untuk moisture menjadi parameter selanjutnya yang mengalami tingkat

kenaikan setelah FFA, dan untuk tingkat dirt (kotoran) masih aman dikarenakan

masih berada dibawah target perusahaan. Dua parameter yang beradar diluar

target ini menjadi perhatian khusus bagi perusahaan akan berdampak pada

kualitas Crude Palm Oil (CPO). Ada beberapa metode yang digunakan dalam

menganalisis kualitas, salah satunya adalah metode Quality Control Circle (QCC)

dengan menggunakan alat bantu (tools) didalam nya yaitu Seven Tools dan Siklus

PDCA.

3.2. Studi Literatur

3.2.1. Kualitas

Kualitas merupakan keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa

yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara

tegas maupun tersamar (Irwan & Haryono, 2015). Pengertian kualitas menurut

pakar kualitas tingkat internasional, yaitu W. Edwards Deming, Philip B. Crosby

dan Joseph M. Juran. Menurut Deming (1982) kualitas adalah apapun yang

menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, menurut Crosby (1979) kualitas

adalah sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan,

dan menurut Juran (1993) mutu adalah sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi.

Adapun pengertian kualitas dalam ISO 8402 dan SNI (Standar Nasional

Indonesia), Pengertian Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk

41
atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang

dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai

spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus

didefinisikan terlebih dahulu. Selain itu, The American Society for Quality

Control mengartikan kualitas sebagai totalitas fitur dan karakteristik produk atau

jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan

maupun implisit. Hali ini biasa saja produk barang atau jasa yang bisa

menentukan mutu yang akan mempangaruhi kepuasan konsumen.

Konsep kualitas harus bersifat menyeluruh, baik produk maupun

prosesnya. Kualitas produk meliputi kualitas bahan baku dan barang jadi,

sedangkan kualitas proses meliputi kualitas segala sesuatu yang berhubungan

dengan proses produksi perusahaan manufaktur dan proses penyediaan jasa atau

pelayanan bagi perusahaan jasa. Kualitas harus dibangun sejak awal, dari

penerimaan input hingga perusahaan menghasilkan output bagi pelanggannya.

Setiap tahapan dalam proses produksi maupun proses penyediaan jasa atau

pelayanan juga harus berorientasi pada kualitas tersebut. Hal ini disebabkan setiap

tahapan proses mempunyai pelanggan. Hal ini berarti bahwa pelanggan suatu

proses adalah proses selanjutnya dan pemasok suatu proses merupakan proses

sebelumnya.

Pengendalian kualitas harus dilakukan perusahaan secara terus-menerus.

Dengan adanya pengendalian kualitas yang benar dan teratur, perusahaan dapat

segera mengetahui apabila terjadi penyimpangan. Sehingga perusahaan dapat

segera bertindak untuk mengatasinya. Pengendalian kualitas harus dilakukan

42
perusahaan secara terus-menerus. Dengan adanya pengendalian kualitas yang

benar dan teratur, perusahaan dapat segera mengetahui apabila terjadi

penyimpangan. Sehingga perusahaan dapat segera bertindak untuk mengatasinya.

3.2.2. Metode Quality Control Circle (QCC)

Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap

pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan

memberikan perhatian penuh pada kualitas. Perhatian penuh kepada kualitas akan

memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara, yaitu dampak

terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan (Gaspersz, 2001).

Total Quality Managemement (TQM) merupakan suatu strategi untuk

mengimplementasikan dan mengelola aktivitas perbaikan kualitas pada sebuah

organisasi. TQM meliputi konsep dan ide yang luas, melibatkan partisipasi dari

seluruh anggota organisasi dan budaya kerja, fokus terhadap konsumen, perbaikan

kualitas, integrasi sistem dengan tujuan yang ingin dicapai, dan aktivitas-aktivitas

lain dalam suatu organisasi yang difokuskan pada tujuan perbaikan kualitas. Total

Quality Control (Pengendalian Mutu Terpadu) diprakarsai oleh Dr. J.M. Juran dan

Dr. E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaoru Ishikawa dengan

menerapkan Quality Control Circle (QCC).

QCC adalah salah satu konsep baru untuk meningkatkan mutu dan

produktivitas kerja industri / jasa. Terbukti bahwa salah satu faktor keberhasilan

industrialisasi di Jepang adalah penerapan QCC secara efektif. Karena

keberhasilan ini, sejumlah negara industri maju dan sedang berkembang termasuk

43
Indonesia, menerapkan QCC diperusahaan-perusahaan industri guna

meningkatkan mutu, produktivitas dan daya saing. Dalam pelaksanaannya, QCC

terdiri dari 7 atau 8 langkah yang berdasarkan siklus P-D-C-A (Plan-Do-Check-

Action) secara berkesinambungan.

Menganalisis Mencari Penyebab Membuat Rencana


Identifikasi Masalah
Masalah Perbaikan

Menentukan Masalah Membuat Mengevaluasi Hasil Melaksanakan


Berikutnya Standarisasi Perbaikan Rencana Perbaikan

Gambar 3.1. Delapan Langkah pada Siklus PDCA


Sumber: Pengumpulan Data, 2020

3.2.3. Seven Tools

Seven tools merupakan 7 alat yang digunakan untuk mengendalikan

kualitas atau mutu suatu produk. Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet )

Check Sheet atau lembar pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan

penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah

barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang

dihasilkannya. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi

kerja yang ada.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat lembaran pemeriksaan

data, antara lain:

1. Maksud pembuatan harus jelas

44
2. Stratifikasi yang baik

3. Dapat diisi dengan cepat dan mudah, jika perlu menggunakan gambar

untuk memperjelas.

Adapun manfaat dipergunakannya check sheet yaitu sebagai alat untuk:

a. Mempermudah pengumpulan data untuk mengetahui tentang masalah

yang terjadi.

b. Mengumpulkan data sesuai jenis masalah yang terjadi.

c. Menyusun data secara otomatis sehingga lebih mudah untuk

dikumpulkan.

2. Diagram Sebar (Scatter Diagram)

Diagram sebar dipakai untuk melihat korelasi (hubungan) dari suatu

penyebab atau faktor continue terhadap karakteristik kualitas atau faktor lain. Bila

berbicara tentang hubungan antara dua macam data, yang berhubungan dengan

penyebab dan akibat, hubungan antar satu penyebab dengan penyebab lainnya,

hubungan antara satu penyebab dengan dua penyebab. Scatter diagram atau

disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang menampilkan hubungan

antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau tidak

yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk.

3. Diagram Sebab-akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950

oleh seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang

menggunakan uraian grafis dari unsur-unsur proses untuk menganalisa sumber-

sumber potensial dari penyimpangan proses. Diagram ini disebut juga diagram

45
tulang ikan (fish bone diagram) dan berguna untuk menemukan faktor-faktor yang

berpengaruh pada karakteristik mutu. Cause effect diagram dipakai oleh peneliti

untuk menganalisis faktor-faktor yang mempegaruhi kualitas barang-barang atau

produk yang dihasilkan.

4. Diagram Pareto (Pareto Analysis)

Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan

digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok

dan grafik baris yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data

terhadap keseluruhan. Melalui diagram Pareto dapat terlihat masalah mana yang

dominan sehingga dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah.

Diagram pareto ini mengkonsentrasikan arah penyelesaian persoalan,

karena kegunaan diagram pareto adalah:

1. Menunjukan persoalan utama dalam masalah kualitas.

2. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap

keseluruhan.

3. Menunjukan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan pada daerah

yang terbatas.

4. Menunjukan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan

sesudah perbaikan.

5. Diagram Alir/ Diagram Proses (Process Flow Chart )

Diagram Alir menyajikan sebuah proses atau sistem dengan

menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini sederhana,

tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahami proses atau

46
menjelaskan langkah-langkah sebuah proses. Adapun Fungsi Diagram Alir adalah

sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data mengimplementasikan data juga merupakan

ringkasan visual dari data itu sehingga memudahkan dalam

pemahaman.

2. Menunjukkan output dari suatu proses.

3. Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang

waktu.

4. Menunjukkan kecenderungan dari data sepanjang waktu.

5. Membandingkan dari data periode yang satu dengan periode lain, juga

memeriksa perubahan-perubahan yang terjadi.

6. Histogram

Histogram diperlukan untuk mengetahui kualitas produk dengan

menggunakan nilai rata-rata dan penyebaran suatu data, sehingga bisa ditentukan

apakah suatu proses berjalan dengan baik, dengan demikian didapatkan informasi

yang lebih banyak dari data tersebut dan akan mempermudah penelitian dan

mendapatkan kesimpulan yang ada.

Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagi-

bagi menjadi kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk

seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai

rata-ratanya. Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris menunjukkan

bahwa banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan

datanya berada pada batas atas atau bawah.

47
7. Peta Kendali (Control Chart )

Peta kendali adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor dan

mengevaluasi suatu aktivitas / proses berada dalam pengendalian kualitas secara

statistika, sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan

kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke waktu,

tetapi tidak menunjukkan penyebab. penyimpangan meskipun penyimpangan itu

akan terlihat pada peta kendali. Peta kendali ini sangat berguna sebagai pelengkap

untuk mengetahui apakah metode yang digunakan sudah menghasilkan jumlah

kegagalan produk yang terkecil sehingga jumlah kerugian sudah dapat

diminimalkan.

3.2.4. Siklus PDCA (Plan, Do, Check dan Action)

Pengendalian kualitas harus dilakukan melalui proses yang terus-menerus

dan berkesinambungan. Proses pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan

salah satunya dengan melalui penerapan PDCA (plan – do – check – action) yang

diperkenalkan oleh Dr. W. Edwards Deming (Fakhri: 2010), seorang pakar

kualitas ternama berkebangsaan Amerika Serikat, sehingga siklus ini disebut

siklus deming (Deming Cycle/ Deming Wheel). PDCA sangatlah cocok untuk

dipergunakan untuk skala kecil kegiatan continues improvement pada

memperpendek siklus kerja, menghapuskan pemborosan di tempat kerja dan

produktivitas. Dalam hal mengimplementasikan PDCA, kunci terlaksana atau

tidaknya suatu aktivitas ada di wewenang dan tanggungjawab, karena disinilah

tempat fungsi perencanaan aktivitas yang akan dilaksanakan yang merupakan

48
deskripsi pekerjaan dan tugas yang akan dilaksanakan oleh orang yang menduduki

jabatan di divisi suatu perusahaan tersebut (Ibrahim, dalam referensi manajemen

kualitas).

Wewenang dan tanggungjawab perlu direkam dalam bentuk dokumen

untuk memudahkan dalam mengidentifikasi aktivitas yang telah dilakukan. Tentu

wewenang dan tanggungjawab dari tiap divisi tidaklah sama, masing-masing

sesuai dengan kedudukannya, karena itulah, dalam merumuskannya perlu

dipertimbangkan dengan baik. Artinya, wewenang dan tanggungjawab tersebut

bukan sekedar kumpulan semua aktivitas yang harus dijalankan namun tetap perlu

diharmonisasikan atau diseimbangkan. Jangan sampai wewenang dan

tanggungjawab ini terlalu berat untuk dijalankan atau tidak dapat dijalankan

karena tidak sesuai dengan fungsinya.

Gambar 3.2. Siklus PDCA


Sumber: Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano and F. Robert Jacobs, 2001

Penjelasan dari tahap-tahap dalam siklus PDCA adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan rencana (Plan)

Merencanakan spesifikasi, menetapkan spesifikasi serta standar kualitas

yang berkualitas, memberi penjelasan kepada staff akan pentingnya

49
kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan secara terus-menerus

dan berkesinambungan serta terstruktur.

2. Melaksanakan rencana (Do)

Rencana yang telah disusun akan diimplementasikan secara bertahap

pada proses produksi, mulai dari skala kecil sampai besar dan pembagian

tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap

staff yang ada diperusahaan tersebut. Selama melakukan proses planning

dilakukan pengendalian, yaitu mengupayakan agar seluruh rencana

dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran dapat tercapai dengan

baik dan benar.

3. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check)

Memeriksa atau meneliti merujuk pada penetapan pelaksanaannya berada

dalam jalur yang sesuai, dengan rencana dan memantau kemajuan

perbaikan yang direncanakan.

4. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (Action)

Penyesuaian dilakukan apabila diperlukan perusahaan. Penyesuaian

berkaitan dengan standarisasi prosedur baru, hal ini digunakan untuk

menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan

sasaran baru bagi perbaikan berikutnya di masa yang akan datang.

3.3. Pembahasan

Didalam temuan khusus pada pelaksanaan kerja praktek di PT.Ramajaya

Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP, dan Biogas ditemukan kecacatan pada Crude

50
Palm Oil (CPO) dengan 3 (tiga) parameter pengujian sampel yaitu Free Fatty

Acid (Asam Lemak Bebas), Moisture (kadar air), dan Dirt (kadar kotoran) yang

berada diluar target atau standar perusahaan. Untuk mengetahui dan menganalisis

penyebab serta memberikan usulan perbaikan sebagai upaya dalam mengurangi

angka kenaikan tersebut maka metode yang digunakan adalah metode Quality

Control Circle (QCC) dengan 2 tools didalamnya yaitu Seven Tools dan Siklus

PDCA.

3.3.1. Seven Tools

Pada penggunaan seven tools sebagai analisa penyebab kenaikan

mutu/kualitas CPO pada laporan ini yaitu dengan beberapa alat yang digunakan,

namun tidak semua alat yang ada di seven tools. Beberapa alat yang digunakan

yaitu Check Sheet, Histogram, Diagram Pareto, Fishbone (diagram sebab-akibat)

dan Peta Kendali.

3.3.1.1. Check Sheet (Lembar Pemeriksaan)

Dalam mengumpulkan data dan mengidentifikasi jumlah kecacatan,

seven tools yang digunakan adalah Check Sheet (Lembar Pemeriksaan). Pada

Check Sheet ini, penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi

data jumlah sampel yang diuji dan jenis kecacatan Crude Palm Oil (CPO) beserta

dengan jumlahnya. Adapun Check Sheet analisis kecacatan CPO PT.Ramajaya

Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP, dan Biogas yaitu sebagai berikut.

51
Tabel 3.5. Check Sheet Analisis Kecacatan Crude Palm Oil (CPO)
Jenis Kecacatan Sampel
No Hari/ Tanggal Pengujian Sampel Jumlah Sampel
FFA Moisture Dirt
1 Senin, 07 September 2020 6 6 4 0
2 Selasa, 08 September 2020 6 6 3 0
3 Rabu, 09 September 2020 7 6 3 0
4 Kamis, 10 September 2020 7 4 4 0
5 Jumat, 11 September 2020 3 3 2 0
6 Sabtu, 12 September 2020 2 2 1 0
7 Senin, 14 September 2020 6 5 5 0
8 Selasa, 15 September 2020 6 5 4 0
9 Rabu, 16 September 2020 7 6 3 0
10 Kamis, 17 September 2020 8 7 3 0
11 Jumat, 18 September 2020 4 4 1 0
12 Sabtu, 19 September 2020 3 3 2 0
13 Senin, 21 September 2020 5 5 0 0
14 Selasa, 22 September 2020 6 6 0 0
15 Rabu, 23 September 2020 7 7 0 0
16 Kamis, 24 September 2020 7 7 4 0
17 Jumat 25 September 2020 3 3 0 0
18 Sabtu, 26 September 2020 2 2 1 0
19 Senin, 28 September 2020 7 7 1 0
20 Selasa, 29 September 2020 7 7 0 0
21 Rabu, 30 September 2020 8 8 0 0
22 Kamis, 01 Oktober 2020 6 6 0 0
23 Jumat, 02 Oktober 2020 4 4 0 0
24 Sabtu, 03 Oktober 2020 2 2 1 0
25 Senin, 05 Oktober 2020 5 5 1 0
26 Selasa, 06 Oktober 2020 6 6 0 0
27 Rabu, 07 Oktober 2020 5 5 1 0
28 Kamis, 08 Oktober 2020 6 6 0 0
29 Jumat, 09 Oktober 2020 4 4 1 0
30 Sabtu, 10 Oktober 2020 3 3 0 0
Total 158 150 45 0
Sumber: Pengolahan Data, 2020

Dari data check sheet diatas maka dapat dilihat jenis kecacatan sampel

tertinggi yaitu kadar FFA (Free Fatty Acid) dari 158 sampel pengujian terdapat

150 sampel FFA yang berada diluar target perusahaan. Selanjutnya disusul oleh

kadar Moisture (kadar air) dengan jumlah kecacatan 45 sampel dari 158 sampel

pengujian. Pada kadar Dirt (Kotoran) sama sekali tidak ada sampel yang berada

diluar target perusahaan.

52
3.3.1.2. Histogram

Untuk mengetahui frekuensi kecacatan lebih jelas mulai dari frekuensi y

kecacatan tertinggi hingga terendah dapat menggunakan histogram. Berikut

adalah tabel dan histogram analisis kecacatan CPO PT.Ramajaya Pramukti,

Rama-Rama Mill, KCP, dan Biogas yaitu

Tabel 3.6. Klasifikasi Jenis Kecacatan CPO


No Jenis Cacat Jumlah
1 FFA 150
2 Moisture 45
3 Dirt 0
Total 195
Sumber: Pengolahan Data, 2020

Histogram
Analisis Kecacatan CPO

160
140
120
JUMLAH

100
80
60
40
20
0
FFA Moisture Dirt
Gambar 3.3. Histogram Analisis Kecacatan CPO
Sumber: Pengolahan Data, 2020

Dari gambar histogram diatas terlihat bahwasanya kadar FFA (Free

Fatty Acid) menjadi jenis kecacatan tertinggi dengan frekuensi sebesar 150

sampel, kemudian kadar moisture menjad tingkat kecacatan kedua tertinggi

53
sebesar 45 sampel, untuk kadar dirt sebagai frekuensi terendah dengam 0 sampel

yang menagalami kecacatan.

3.3.1.3. Fishbone (Diagram Sebab-Akibat)

Dalam mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyebab

terjadinya kecacatan dapat menggunakan Diagram Sebab-Akibat (Fishbone).

Terdapat 2 jenis kecacatan pada kualitas Crude Palm Oil (CPO) yaitu kadar FFA

(Free Fatty Acid) dan kadar Moisture (air) maka dibagi menjadi 2 pula digram

sebab-akibat yaitu fishbone untuk kecacatan FFA dan fishbone untuk kecacatan

moisture. Berikut adalah fishbone (diagram sebab-akibat) pada kecacatan CPO

PT.Ramajaya Pramukti sebagai berikut.

Mesin/Peralatan Manusia

Kurangnya Perawatan
Kurangnya Pelatihan Kepada Karyawan
(Maintenance)

Pengetahuan yang Minim


Umur Mesin yang Sudah
Tua Kurangnya Ketelitian
Tingkat Pendidikan
Jenuh Kelelahan

Kadar FFA
Keterlambatan
(Free Fatty Acid)
Proses Perebusan
Penumpukan TBS Pengangkutan Buah
Kurang Tepat
Terlalu Lama
Sortasi Suhu Terlalu Panas
Kematangan Kurang Tepat
Proses Sortasi/Grading yang Tidak Tepat Terkontaminasi dengan Bahan
Pencampuran
Kurang Tepat Lain dari Lingkungan Kerja
dengan FFA Tinggi
Buah Terlalu
Matang

Bahan Baku Metode Lingkungan Kerja

Gambar 3.4. Fisbone (Diagram Sebab-Akibat) Kadar FFA


Sumber: Pengolahan Data, 2020

Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa penyebab tingginya kadar

FFA (Free Fatty Acid) pada kualitas Crude Palm Oil (CPO) yaitu sebagai berikut:

54
1. Faktor Manusia

Penyebab tingginya kadar FFA berdasarkan faktor manusia meliputi:

a. Pelatihan (training) yang dilakukan oleh perusahaan kepada

masyarakat masih minim.

b. Kurangnya ketelitian karyawan saat sedang bekerja dapat diakibatkan

oleh kejenuhan yang dirasakan karena mengerjakan pekerjaan yang

sama setiap harinya, dan kelelahan pada karyawan yang tidak

terkontrol.

c. Minimnya pengetahuan karyawan karena tingkat pendidikan individu

yang berbeda-beda.

2. Faktor Mesin/Peralatan

Faktor mesin/peralatan sebagai penyebab tingginya kadar FFA meliputi:

a. Maintenance (perawatan) yang dilakukan oleh perusahaan masih

belum memadai.

b. Umur mesin/alat yang semakin tua dan rentan akan kerusakan.

3. Faktor Bahan Baku

Faktor ini meliputi:

a. Keterlambatan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) yang

dilakukan oleh pihak perusahaan saat di perkebunan (inti) maupun

pihak plasma (masyarakat).

b. Penumpukan TBS dalam jangka yang cukup lama akan menyebabkan

kenaikan pada kadar FFA.

55
c. Kematangan TBS yang tidak tepat dengan standar perusahaan

terutama pada TBS yang terlalu matang menjadi penyumbang terbesar

tingginya kadar FFA.

d. Proses sortasi/grading yang dilakukan kurang tepat.

4. Faktor Metode

Penerapan metode yang salah akan mempengaruhi pada tingginya kadar

FFA, meliputi:

a. Proses perebusan yang kurang tepat dapat diketahui pada saat

pengawasan suhu perebusan yang tidak sesuai baik pada saat

mengalami kenaikan suhu atau penurunan suhu.

b. Proses sortasi/grading yang tidak tepat baik pada saat pemilihan TBS

maupun saat akan dimasukkan ke Loading Ramp.

c. Pencampuran dengan FFA tinggi yang lebih unggul akan

mempengaruhi pada kenaikan kadar FFA.

5. Faktor Lingkungan Kerja

Faktor ini meliputi:

a. Suhu lingkungan kerja yang terlalu panas akan meningkatkan kadar

FFA semakin tinggi.

b. Terkontaminasi dengan bahan lain yang ada di lingkungan sekitar.

Berikut adalah gambar fishbone (diagram sebab-akibat) pada kadar

moisture (air) yaitu:

56
Mesin/Peralatan Manusia

Pengaturan/Penyetelan Kurangnya Pelatihan Kepada


Mesin Kurang Tepat Karyawan
Kurangnya
Ketelitian
Pengetahuan yang Minim
Kerusakan pada Mesin Jenuh Kelelahan
Tingkat Pendidikan
Kurangnya Perawatan
Mesin Bocor (Maintenance)

Kadar Moisture
Kematangan Buah
(Air)
Suhu Perebusan
Pemeriksaan TBS Kurang Tepat
Kurang Tepat
Kurang Teliti Suhu Terlalu Lembab

Sortasi Kurang Tepat


Terkena Hujan Tercampur dengan Air
Sortasi Kurang Tepat
Saat Sortasi/Grading di Lingkungan Sekitatr

Bahan Baku Metode Lingkungan Kerja

Gambar 3.5. Fisbone (Diagram Sebab-Akibat) Kadar Moisture (Air)


Sumber: Pengolahan Data, 2020

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat faktor-faktor yang menyebabkan

kenaikan kadar moisture pada mutu Crude Palm Oil (CPO) yaitu:

1. Faktor Manusia meliputi:

a. Minimnya pengetahuan karyawan yang dapat disebabkan oleh tinglat

pendidikan karyawan yang berbeda-beda.

b. Kurangnya ketelitian karyawan akibat dari kelelahan dan kejenuhan.

c. Kurangnya pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan kepada

karyawan,

2. Faktor Mesin/Peralatan meliputi:

a. Pengaturan/penyetelan mesin yang tidak sesuai dengan prosedur

dapat meyebabkan tingginya kadar moisture.

b. Kerusakan mesin dapat mengakibatkan kebocoran pada mesin dan

diperlukan pembaruan mesin.

c. Pengadaan maintenance (perawatan) masih minim.

57
3. Faktor Material/Bahan Baku meliputi:

a. Tingkat kematangan buah belum sesuai dengan standar perusahaan.

b. Pemeriksaan terhadap TBS masih belum teliti.

c. Proses sortasi yang dilakukan masih belum tepat.

d. Buah terkena air hujan baik saat dilapangan (perkebunan) maupun

saat proses sortasi dilakukan menyebabkan kadar air meningkat.

4. Faktor Metode meliputi:

a. Temperatur/suhu pada proses perebusan kurang tepat. Pengawasan

dan penyetelan oleh operator akan mempengaruhi kenaikan suhu

yang terjadi.

b. Sortasi yang dilakukan masih belum tepat, baik saat pemilihan TBS

yang masuk hingga akan dimasukkan ke loading ramp.

5. Faktor Lingkungan Kerja meliputi:

a. Suhu yang lembab akan menambah kadar air pada buah.

b. Tercampur dengan air di lingkungan sekitar akan menambah rasio air

pada buah yang akan diolah.

3.3.1.4. Peta Kendali

Langkah selanjutnya yaitu memonitor dan mengevaluasi suatu aktivitas /

proses berada dalam pengendalian kualitas yang akan memecahkan masalah dan

menghasilkan perbaikan kualitas menggunalan peta kendali (control chart).

Adapun peta kendali pada analisis kecacatan CPO kadar FFA dan kadar Moisture

sebagai berikut:

58
Tabel 3.7. Perhitungan Batas Kendali Kecacatan pada Kadar FFA
Rata-Rata Proporsi Kecacatan
No Jumlah Sampe l Jumlah Cacat LCL CL (p) UCL
(ni) (P)
1 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
2 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
3 7 6 5.267 0.857 0.663 0.949 1.236
4 7 4 5.267 0.571 0.663 0.949 1.236
5 3 3 5.267 1 0.663 0.949 1.236
6 2 2 5.267 1 0.663 0.949 1.236
7 6 5 5.267 0.833 0.663 0.949 1.236
8 6 5 5.267 0.833 0.663 0.949 1.236
9 7 6 5.267 0.857 0.663 0.949 1.236
10 8 7 5.267 0.875 0.663 0.949 1.236
11 4 4 5.267 1 0.663 0.949 1.236
12 3 3 5.267 1 0.663 0.949 1.236
13 5 5 5.267 1 0.663 0.949 1.236
14 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
15 7 7 5.267 1 0.663 0.949 1.236
16 7 7 5.267 1 0.663 0.949 1.236
17 3 3 5.267 1 0.663 0.949 1.236
18 2 2 5.267 1 0.663 0.949 1.236
19 7 7 5.267 1 0.663 0.949 1.236
20 7 7 5.267 1 0.663 0.949 1.236
21 8 8 5.267 1 0.663 0.949 1.236
22 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
23 4 4 5.267 1 0.663 0.949 1.236
24 2 2 5.267 1 0.663 0.949 1.236
25 5 5 5.267 1 0.663 0.949 1.236
26 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
27 5 5 5.267 1 0.663 0.949 1.236
28 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
29 4 4 5.267 1 0.663 0.949 1.236
30 3 3 5.267 1 0.663 0.949 1.236
TOTAL 158 150 5.267 28.83 0.663 0.949 1.236
Sumber: Pengolahan Data, 2020

Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat peta kendali (control

chart) yaitu:

a. Menghitung proporsi kecacatan

np
P=
n

Keterangan:

P= Proporsi Kecacatan

np = Jumlah Cacat

n = Jumlah Sampel

59
Contoh perhitungan diatas adalah:

np 6
P= = =1
n 6

b. Menghitung garis pusat/Central Line (CL)

∑ np
CL =
∑n

Keterangan:

CL= Central Line

∑ np=¿ Total Cacat dalam 1 bulan

∑n = Total Sampel dalam 1 bulan

Contoh perhitungan diatas :

∑ np 150
CL = = =0.949
∑n 158

c. Mengitung batas kendali atas/ Under Control Limit (UCL)

UCL =CL+ 3 √ p (1− p)


¿

0.949(1−0.949)
UCL =CL+ 3 √
5.267

UCL = 1.236

d. Menghitung batas kendali bawah/ Lower Control Limit (LCL)

UCL =CL−3 √ p(1− p)


¿

0.949(1−0.949)
UCL =CL−3 √
5.267

UCL = 0. 663

60
Dari perhitungan diatas maka dapat dibuat peta kendali p yang dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

1.4
1.2
1
0.8 P
0.6 LCL
CL
0.4
UCL
0.2
0

Gambar 3.6. Peta Kendali Kecacatan Kadar FFA


Sumber: Pengolahan Data, 2020

Berdasarkan diagram peta kendali di atas dapat dilihat bahwa hanya

terdapat 1 titik yang berada dalam batas kendali yaitu dibawah batas kendali

bawah, ditandai oleh proporsi kecacatan sebesar 0.571 dibawah 0.663 (LCL).

Selanjutnya adalah perhitungan dan diagram peta kendali pada kadar

moisture pada Crude Palm Oil (CPO) yaitu:

Tabel 3.8. Perhitungan Batas Kendali Kecacatan pada Kadar Moisture

61
Jumlah
No Jumlah Sampel Rata-Rata (ni) Proporsi Kecacatan (P) LCL CL (p) UCL
Cacat
1 6 4 5.267 0.667 -0.305 0.285 0.875
2 6 3 5.267 0.500 -0.305 0.285 0.875
3 7 3 5.267 0.429 -0.305 0.285 0.875
4 7 4 5.267 0.571 -0.305 0.285 0.875
5 3 2 5.267 0.667 -0.305 0.285 0.875
6 2 1 5.267 0.500 -0.305 0.285 0.875
7 6 5 5.267 0.833 -0.305 0.285 0.875
8 6 4 5.267 0.667 -0.305 0.285 0.875
9 7 3 5.267 0.429 -0.305 0.285 0.875
10 8 3 5.267 0.375 -0.305 0.285 0.875
11 4 1 5.267 0.250 -0.305 0.285 0.875
12 3 2 5.267 0.667 -0.305 0.285 0.875
13 5 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
14 6 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
15 7 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
16 7 4 5.267 0.571 -0.305 0.285 0.875
17 3 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
18 2 1 5.267 0.500 -0.305 0.285 0.875
19 7 1 5.267 0.143 -0.305 0.285 0.875
20 7 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
Sumber: Pengolahan Data, 2020

Tabel 3.9. Perhitungan Batas Kendali Kecacatan pada Kadar Moisture (Lanjutan)
Rata-Rata Proporsi Kecacatan
No Jumlah Sampel Jumlah Cacat LCL CL (p) UCL
(ni) (P)
21 8 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
22 6 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
23 4 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
24 2 1 5.267 0.500 -0.305 0.285 0.875
25 5 1 5.267 0.200 -0.305 0.285 0.875
26 6 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
27 5 1 5.267 0.200 -0.305 0.285 0.875
28 6 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
29 4 1 5.267 0.250 -0.305 0.285 0.875
30 3 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
TOTAL 158 45 5.267 8.918 -0.305 0.285 0.875
Sumber: Pengolahan Data, 2020

Berikut adalah gambar peta kendali p pada kecacatan moisture mutu

Crude Palm Oil (CPO) yaitu:

62
1.000

0.800

0.600

P
0.400
LCL
CL
0.200
UCL

0.000
1

9
11

15

17

23

29
13

19

21

25

27
-0.200

-0.400
Gambar 3.7. Peta Kendali Kecacatan Kadar Moisture
Sumber: Pengolahan Data, 2020

Berdasarkan peta kendali diatas, untuk kadar moisture tidak terdapat data

yang berada diluar kendali, semua data proporsi kecacatan berada dalam batas

kendali.

3.3.2. Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action)

Langkah selanjutnya melakukan pemecahan masalah dengan menerapkan

prinsip pengendalian mutu yaitu PDCA dalam QCC yang dapat dijabarkan

sebagai berikut:

3.3.2.1. Plan

Pada tahapan Plan pada siklus PDCA ini digunakan sebagai tahapan

perencanaan perincian dan penetapan standar yang baik dari hasil tema yang telah

63
ditentukan. Adapun beberapa langkah-langkah dalam melakukan tahapan plan

yaitu:

1. Menentukan pokok masalah dan menganalisa maasalah yang terjadi.

Adapun pokok masalah yang dihadapi adalah kecacatan Crude Palm Oil

(CPO) dengan ditandai oleh kenaikan kadar Free Fatty Acid (FFA) dan kadar

Moisture (Air) diluar target perusahaan.

Tabel 3.10.Frekuensi Kecacatan CPO selama 1 bulan


No Kriteria Kecacatan Jumlah Cacat Persen (%)
1 FFA 150 76.92
2 Moisture 45 23.08
TOTAL 195 100
Sumber: Pengolahan Data, 2020

Kadar FFA memilioki kecacatan sampel tertinggi dibandingkan kadar

moisture dan kedua parameter ini menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan,

maka dari itu dibutuhkan nya standar/ usulan yang dapat menurunkan tingkat

kecacatan diluar target perusahaan.

2. Menentukan Penyebab Masalah

Berdasarkan diagram fishbone pada gambar 3.4 untuk masalah kenaikan

kadar FFA dan gambar 3.5 untuk masalah kenaikan kadar moisture dapat

diketahui penyebab-penyebab mulai dari man (manusia), metode, bahan baku,

mesin/peralatan, dan kondisi lingkungan kerja.

3. Usulan Perbaikan

64
Dengan menggunakan metode analisa 5W+1H, kita dapat menganalisa

permasalahan yang ada dengan membuat dan menjabarkan mengenai (What, Who,

Why, Where, When, dan How) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.11.Analisa 5W+1H Kadar FFA


WHAT WHO WHY WHERE WHEN HOW
Kenaikan Yang Manusia: Masalah Masalah 1. Merancang
Kadar bertanggung  Operator/ terjadi ini terjadi sistem
Free jawab adalah karyawan pada ketika grading/sortasi
Fatty asisten kurang teliti proses proses yang tepat, agar
Acid lapangan  Kurang grading grading tidak ada
(FFA) dan operator. pelatihan /sortasi, dan penumpukan
dan proses buah.
Metode: proses produksi. 2. Mencanangkan
 SOP belum produksi ketelitian yang
maksimal lebih oleh
 Proses grading opretor/karyawan
/sortasi belum .

65
sesuai 3. Melakukan
 Proses pendataan
perebusan pengangkutan
kurang tepat TBS dari
lapangan/
Bahan Baku perkebunan
 Proses grading melalui supir.
belum sesuai.
 Penumpukan
buah di unit
grading.
 Pengangkutan
yang lama dari
lapangan
/perkebunan

Lingkungan Kerja
 Suhu terlalu
panas
 Terkontaminasi
dengan bahan
lain.

Sumber: Hasil Pengamatan Kerja Praktek, 2020

Tabel 3.12.Analisa 5W+1H Kadar Moisture


WHAT WHO WHY WHERE WHEN HOW
Kenaikan Yang Manusia: Masalah Masalah 1. Merancang
Kadar bertanggung  Operator/ terjadi ini terjadi sistem
Moisture jawab adalah karyawan pada ketika grading/sortasi
(Air) asisten kurang teliti proses proses yang tepat, agar
lapangan  Kurangnysa grading grading tidak ada
dan operator. pelatihan /sortasi, dan penumpukan
dan proses buah.
Metode: proses produksi. 2. Memastikan suhu
 Proses grading produksi tidak lembab.
/sortasi belum 3. Mencanangkan
sesuai. ketelitian yang
 Proses lebih oleh

66
perebusan operator/
kurang tepat karyawan.
4. Melakukan
Bahan Baku pendataan
 Kematangan pengangkutan
TBS kurang TBS dari
tepat.Proses lapangan
grading belum /perkebunan
sesuai. melalui supir.
 Penumpukan 5. Mengawasi
buah di unit temperature
grading. perebusan sesuai
 Pengangkutan SOP perusahaan
yang lama dari
lapangan
/perkebunan
 Terkena air
hujan saat di
unit grading.

Mesin/Peralatan
 Pengaruran
/penyetelan
mesin tidak
tepat.

Lingkungan Kerja
 Suhu terlalu
lembab
 Tercampur air
saat di
lingkungan
kerja

Sumber: Hasil Pengamatan Kerja Praktek, 2020

3.3.2.2. Do

Dalam mengatasi permasalahan kenaikan parameter pengujian CPO yaitu

kadar Free Fatty Acid (FFA) dan kadar Moistrure (air) maka perlu dilakukan

percobaan dalam beberapa langkah. Adapun rencana perbaikan yang dapat

dilakukan yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.13.Rencana Perbaikan Kadar FFA

67
No Masalah Penyebab Dominan Rencana Perbaikan Tujuan Perbaikan yang Dilakukan Lokasi
Merancang sistem
Agar tidak terjadi grading yang tepat,
Melakukan grading
1. Proses penumpukan TBS dengan menerapkan
langsung pada saat
Grading/sortasi yang dapat FIFO, tindakan cepat Unit Grading
TBS datang, tanpa
Kurang tepat menaikkan kadar setalah proses
harus ditumpuk
FFA pengelompokkan kriteria
buah
Kenaikan Agar tidak terjadi Memberikan
Melakukan
1 Free Fatty 2. Ketelitian kesalahan baik saat pemahaman dan Unit Grading
pengawasan lebih
Acid (FFA) operator/karyawa pemilihan melakukan pengawasan dan Unit
ketat dan memberikan
n yang minim buah/sortasi maupun kepada Produksi
pemahaman
saat di produksi operator/karyawan
Melakukan pendataan
Agar mengurangi merancang pendataan
3. Kematangan waktu pengangkutan
tingginya kadar FFA kepada supir mengenai
TBS yang tidak TBS di Unit Grading
akibat TBS yang waktu pengangkutan
sesuai lapangan/perkebunan
terlalu matang TBS di lapangan
melalui supir sehingga
Sumber: Hasil Pengamatan Kerja Praktek, 2020

Tabel 3.14.Rencana Perbaikan Kadar Moisture

68
No Masalah Penyebab Dominan Rencana Perbaikan Tujuan Perbaikan yang Dilakukan Lokasi
Merancang sistem grading
Agar tidak terjadi
Melakukan grading yang tepat, dengan
1. Proses penumpukan TBS
langsung pada saat menerapkan FIFO,
Grading/sortasi yang dapat Unit Grading
TBS datang, tanpa tindakan cepat setalah
Kurang tepat menaikkan kadar
harus ditumpuk proses pengelompokkan
Moisture
kriteria buah

memastikan suhu agar tidak terjadi merancang kondisi


2. Suhu dilapangan
lapangan kerja sesuai penambahan air lapangan agar tidak Unit Grading
kerja lembab
dan tidak terlalu lembab didalam TBS lembab

Agar tidak terjadi


Melakukan Memberikan pemahaman
3. Ketelitian kesalahan baik saat Unit Grading
pengawasan lebih ketat dan melakukan
Kenaikan Moisture operator/karyawan pemilihan dan Unit
2 dan memberikan pengawasan kepada
(Air) yang minim buah/sortasi maupun Produksi
pemahaman operator/karyawan
saat di produksi
Melakukan pendataan
waktu pengangkutan
TBS di Agar mengurangi merancang pendataan
4. Kematangan
lapangan/perkebunan tingginya kadar kepada supir mengenai
TBS yang tidak Unit Grading
melalui supir sehingga Moisture akibat TBS waktu pengangkutan TBS
sesuai
dapat diklasifikasi buah yang terlalu matang di lapangan
sesuai fraksi
perusahaan
melakukan pengawasan
5. Temperatur pada melakukan pengawasan
oleh operator mengenai menjaga kadar air Unit
perebusan yang oleh operator pada saat
temperatur saat tetap stabil Produksi
tidak sesuai proses perebusan
perebusan

Sumber: Hasil Pengamatan Kerja Praktek, 2020

Proses grading Tandan Buah Segar (TBS) yang dilakukan menjadi salah

satu penetuan kualitas Crude Palm Oil (CPO) dikarenakan pada proses grading

dilakukan terdapat aktivitas pemilihan dan pengelompokkan TBS yang sesuai

standar sebelum diolah. Namun, apabila terjadi penumpukan TBS terlalu lama di

unit grading sebelum dipindahkan ke loading ramp akan menyebabkan terjadinya

kenaikan kadar FFA karna buah semakin matang jika dibiarjkan begitu saja.

Dengan tidak memperhatikan kadar air pada TBS juga akan menaikkan kadar

Moisture TBS.

Berikut adalah gambar proses grading TBS sebagai berikut:

69
Gambar 3.8. Proses Grading Tandan Buah Segar (TBS)
Sumber: Dokumentasi PT.Ramajaya Pramukti

Dapat dilihat dari gambar diatas terjadi proses pemilihan yang kemudian
akan ditumpuk sebelum dimasukkan kedalam loading ramp. Penumpukan ini
menjadi penyebab kenaikan pada kadar FFA mutu Crude Palm Oil (CPO).

3.3.2.3. Check

Setelah dilakukannya percobaan usulan untuk megurangi kenaikan pada

kadar FFA dan Moisture mutu Crude Palm Oil (CPO), maka selanjutnya adalah

tahapan Check atau pemeriksaan. Pemeriksaan hasil perbaikan dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 3.15.Rencana Perbaikan Kadar Moisture


N Masalah Perbaikan Yang Waktu Waktu Hasil

70
o Dilakukan Perbaikan Pengamatan
Melakukan
grading tanpa
harus ditumpuk
dahulu, setelah
1 Kenaikan FFA pemilihan makan
TBS langsung
dimasukkan ke
dalam Loading
Ramp
Memastikan
operator
menjaga
temperature/suhu
Kenaikan perebusan, dan
2
Moisture melakukan
pendataan
melalui supir
terkait waktu
pengangkutan.

Berikut adalah tabel hasil pemeriksaan setelah dilakukannya proses


grading usulan. Data berikut hanya dapat dilakukan oleh perusahaan 2 kali
pengolahan dan pengujian 2 kali sampel, karena usulan ini mengalami kendala.
Jam Pengujian Moistur
Waktu FFA Dirt
Sampel e
Pukul 13.00 3.23 0.14 0.015
Sabtu, 10 Oktober 2020
Pukul 15.00 3.03 0.15 0.018

3.3.2.4. Action

71

Anda mungkin juga menyukai