Disusun Oleh:
DIAN KRISTINA
NIM. 170103041
FAKULTAS TEKNIK
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek menjadi salah satu program perguruan tinggi yang bermanfaat dalam
sarjana untuk mengetahui lebih dalam terkait dunia kerja dan dapat
kerja yang rill. Dengan hanya mengandalkan kemampuan teoritis kadang kala
kelapa sawit. Sebagai produk luarannya adalah CPO (Crude Palm Oil) dan PKO
(Palm Kernel Oil). Peningkatan produksi dilakukan pada bulan September 1999
2
membangun unit KCP (Kernel Cruishing Plant), dimana sebagian produknya
adalah PKO (Palm Kernel Oil) dan PKM (Palm Kernel Meal) dan Biogas
kelapa sawit yang mengolah buah kelapa sawit atau disebut TBS (Tandan Buah
Segar) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dengan kapasitas pengolahan 60 ton/jam
dan inti sawit (Kernel) menjadi Palm Kernel Oil (PKO) dengan kapasitas sebesar
1.600 kW.
terjadi. Salah satu nya adalah masalah kecacatan pada Crude Palm Oil (CPO)
yang dilihat dari kenaikan FFA (Free Fatty Acid) sebagai kadar asam, dan tingkat
Moisture sebagai kadar air yang berada diluar standar perusahaan. Standar yang
ditetapkan oleh PT.Ramajaya Pramukti untuk Crude Palm Oil (CPO) yaitu untuk
FFA (Free Fatty Acid) maksimal 3 %, Moisture (kadar air) maksimal 0.15%, dan
Dirt (Kadar Kotoran) maksimal 0.03%. berdasarkan data histori perhari yang
perhari perusahaan setelah hasil pengujian sampel Crude Palm Oil (CPO) yang
3
Tabel 1.1. Data Histori Rata-Rata Hasil Pengujian Parameter Crude Palm Oil
(CPO)
Parameter CPO
Standar Perusahaan
No Hari/Tanggal FFA (Free Moisture Dirt (Kadar
Fatty Acid) % (Kadar Air) % Kotoran) %
≤3% ≤ 0.150 % ≤ 0.03 %
1 Senin, 07 September 2020 3.75 0.16 0.016
2 Selasa, 08 September 2020 3.77 0.17 0.016
3 Rabu, 09 September 2020 3.19 0.16 0.015
4 Kamis, 10 September 2020 3.04 0.18 0.016
5 Jumat, 11 September 2020 3.74 0.17 0.017
6 Sabtu, 12 September 2020 4.06 0.17 0.018
7 Senin, 14 September 2020 3.78 0.18 0.019
8 Selasa, 15 September 2020 3.21 0.19 0.019
9 Rabu, 16 September 2020 3.13 0.21 0.020
10 Kamis, 17 September 2020 3.52 0.15 0.018
11 Jumat, 18 September 2020 3.99 0.15 0.019
12 Sabtu, 19 September 2020 4.31 0.15 0.019
13 Senin, 21 September 2020 4.62 0.14 0.020
14 Selasa, 22 September 2020 4.68 0.14 0.020
15 Rabu, 23 September 2020 4.41 0.14 0.017
16 Kamis, 24 September 2020 4.67 0.16 0.016
17 Jumat 25 September 2020 4.90 0.14 0.016
18 Sabtu, 26 September 2020 4.91 0.16 0.018
19 Senin, 28 September 2020 4.85 0.14 0.018
20 Selasa, 29 September 2020 4.35 0.13 0.019
21 Rabu, 30 September 2020 4.11 0.13 0.019
22 Kamis, 01 Oktober 2020 5.27 0.13 0.019
23 Jumat, 02 Oktober 2020 4.05 0.13 0.018
24 Sabtu, 03 Oktober 2020 3.92 0.16 0.019
25 Senin, 05 Oktober 2020 4.16 0.13 0.076
26 Selasa, 06 Oktober 2020 4.06 0.13 0.018
27 Rabu, 07 Oktober 2020 4.16 0.30 0.018
28 Kamis, 08 Oktober 2020 4.14 0.25 0.017
29 Jumat, 09 Oktober 2020 3.60 0.14 0.018
30 Sabtu, 10 Oktober 2020 3.23 0.14 0.064 S
Dari data tersebut, maka dapat dilihat parameter pengujian Crude Palm
Oil (CPO) pada FFA dan Moisture sering melebihi atau diluar standar yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini akan merugikan perusahaan apabila tidak ada
4
tindakan lanjutan sebagai upaya preventif yang berkelanjutan. Untuk itu perlu
Agar penulisan laporan kerja praktek ini tidak keluar dari pokok
3. Pada seven tools hanya menggunakan alat analisis yaitu Check Sheet,
1.3. Tujuan
Berikut adalah tujuan umum dari pelaksanaan kerja praktek ini yaitu
sebagai berikut:
5
Praktek (KP) pada PT. Ramajaya Pramuti, Rama-Rama Mill, KCP dan
Biogas.
Berikut adalah tujuan khusus dalam pelaksanaan kerja praktek ini yaitu
sebagai berikut:
1. Observasi
kerja praktek dan mendata hasil pengujian mutu Crude Palm Oil
2. Wawancara
6
Yaitu pengambilan data dengan cara melakukan wawancara dan
3. Studi literatur
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan latar belakang, tujuan, batasan masalah, tempat,
Pada bab ini dijelaskan mekanisme kerja, aktifitas kerja, ruang lingkup
7
BAB III JUDUL PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tinjauan kondisi rill atau nyata yang
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan penulis dari kerja praktek
dan saran yang bersifat kondusif bagi PT. Ramajaya Pramukti, Rama-
8
BAB II
TINJAUAN UMUM
(PA) tersebut.
selama 32 hari kerja efektif sesuai dengan ketentuan yang telah diatur
Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas yang bergerak sebagai pabrik kelapa
9
sawit, penulis mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan tersebut.
diarahkan oleh pembimbing lapangan dari perusahaan yang kompeten pada bagian
ketahui lebih mendalam. Setiap hari dilaksanakan diskusi dengan kepala bagian
yang diperoleh karena semua data yang akan dibawa keluar harus mendapat
persetujuan dari perusahaan, dan data yang diterima dapat membantu dalam
melengkapi laporan yang akan disusun sesuai dengan temuan khusus yang
diangkat. Adapun Flowchart mekanisme kerja praktek dapat dilihat pada Gambar
2.1 berikut.
tanggal 07 September 2020 hingga 15 Oktober 2020 yang memiuliki jadwal jam
masuk mulai pukul 08.00 hingga jam pulang pukul 17.00 di PT.Ramajaya
Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas dapat dilihat pada Tabel 2.1
berikut.
10
Mulai
Disetujui
Disetujui
Surat balasan
Diterima v
perusahaan
v Form 5
Pelaksanaan KP (32 hari kerja efektif)
v Form 6
v
Selesai
v Form 6
Penyelesaian laporan dengan pembimbing
v Form 7
Expired
v Form 8
v Form 9
Pelaksanaan Seminar KP
v Form 10
v Form 12
Penjilidan Laporan v Form 13
v Form 14
Selesai
11
Tabel 2.1. Aktivitas Kerja Praktek pada PT.Ramajaya Pramukti
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
Jumat,
5 Overview Proses Produksi, Alur Proses Produksi
11 September 2020
Sabtu,
6 Cara Inputan Kapasitas Produksi CPO dan Kernel
12 September 2020
Kamis,
10 Penjelasan Penimbangan (Stasiun Weight Bridge),
17 September 2020
Jumat, Perbandingan Antara Soclet dan Nirfoss, Ekstraksi
11
18 September 2020 Kernel
Sabtu,
12 SOP Proses Produksi, Proses Sortir Kernel
19 September 2020
Senin,
13 Pengisian data Inputan Kernel, Pengujian FFA CPO
21 September 2020
Sumber: Absensi Kegiatan Harian Kerja Praktek, 2020
12
Tabel 2.2. Aktivitas Kerja Praktek pada PT.Ramajaya Pramukti (Lanjutan)
Sabtu,
18 Sortir Kernel, Input data Kernel
26 September 2020
Senin, Grading, Kualitas TBS yang Berlaku di
19 PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama
28 September 2020 Mill/KCP/Biogas
Selasa,
20 Penjelasan Kehilangan Minyak (Oil Losses)
29 September 2020
Rabu,
21 Uji FFA, Moisture, Dirt CPO. Dan Sortir Kernel
30 September 2020
Kamis,
22 Sortir Kernel, Uji FFA, Moisture, Dirt CPO
01 Oktober 2020
Jumat, Penginputan Data Kernel, Uji FFA, Moistrure,
23
02 Oktober 2020 Dirt CPO
Sabtu,
24 Sortir Kernel, Uji FFA, Moisture, Dirt CPO
03 Oktober 2020
Senin,
25 Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO
05 Oktober 2020
Selasa, Pemahaman Sumber Daya Manusia (SDM) dan
26
06 Oktober 2020 Jumlah Karyawan
Rabu, Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO.
27
07 Oktober 2020 Penerapan SOP usulan
Sumber: Absensi Kegiatan Harian Kerja Praktek, 2020
13
Tabel 2.3. Aktivitas Kerja Praktek pada PT.Ramajaya Pramukti (Lanjutan)
Sabtu,
30 Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO
10 Oktober 2020
Senin,
31 Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO
12 Oktober 2020
Selasa,
32 Pengujian FFA, Moisture, Dirt CPO
13 Oktober 2020
Sumber: Absensi Kegiatan Harian Kerja Praktek, 2020
atau observasi terhadap setiap proses dan obyek yang sedang diamati. Selain itu,
selama 32 hari kerja yang dimulai pada tanggal 07 September 2020 – 15 Oktober
14
2020. Jadwal harian kerja praktek di perusahaan tersebut mulai hari senin hingga
hari sabtu, pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB kecuali pada hari sabtu
Tapung Kabupaten Kampar adalah salah satu anak perusahaan dari PT. SMART
sawit, sebagai produknya adalah CPO (Crude Palm Oil). Peningkatan produksi
pengolahan palm kernel yaitu dengan membangun unit KCP (Kernel Cruishing
Plant), dimana sebagian produknya adalah PKO (Palm Kernel Oil) dan PKM
dilakukan pada bulan September 1999 yaitu dengan penambahan satu unit
pengolahan Kernel Crushing Plant yang mengolah Kernel Palm menjadi Palm
sejak 1992 dan berkantor pusat di Jakarta. Sebagai anak perusahaan dari Golden
15
Agri-Resources (GAR), SMART juga mengelola kegiatan usaha di sektor
operasionalnya.
kelapa sawit. PT.Ramajaya Pramukti memiliki sebuah pabrik kelapa sawit yang
mengolah buah kelapa sawit atau disebut TBS (Tandan Buah Segar) menjadi
Crude Palm Oil (CPO)/ minyak kelapa sawit dengan kapasitas pengolahan 60
ton/jam dan inti sawit (Kernel) menjadi Palm Kernel Oil (PKO) dengan kapasitas
1.600 kW. Tanaman kelapa sawit yang dikembangkan pada perkebunan inti (milik
merupakan bahan baku pada perkebunan PT. Ramajaya Pramukti adalah Varietas
Tenera menghasilkan minyak yang tinggi dan bagus yang dapat menghasilkan
Dalam mencapai sebuah tujuan dari suatu perusahaan tidak terlepas dari
susunan tenaga kerja dan sumber daya manusia didalamnya. Adapun susunan atau
16
Pramukti dipimpin oleh manajer unit dan dibantu 2 Asisten Kepala Bagian yaitu
Asisten Kepala Sub Mill dan Biogas, dan Asisten Kepala Sub KCP. Berikut
M. SYAFRAN
M. RAYAN M. RAYAN
17
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT.Ramajaya Pramukti
Sumber : PT.Ramajaya Pramukti, 2020
jawab atas pencapaian produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel
Oil (PKO) secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik dengan
Sub Unit Head Mill/ Asisten Kepala bertugas sebagai penanggung jawab
Laboratorium.
D. Sustainable Officer
18
Sustainable Officer bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan
E. Asisten Biogas
F. Asisten Proses
G. Asisten Elektrikal
Elektrikal.
H. Asisten Mekanik
19
Melaksanakan seluruh program kegiatan/pekerjaan pemeliharaan dan
I. Asisten Grading
sortir tandan buah segar kelapa sawit, menjamin bahwa semua buah sawit
J. Asisten Laboratorium
kriteria seperti terampil, bertanggung jawab, disiplin, dan juga dapat menguasai
20
bidang yang akan ditanganinya, untuk menjalakan aktivitas proses yang tejadi
mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi bahan setengah jadi yang dikirim
lagi kedaerah sumatera utara untuk dijadikan bahan jadi (siap pakai). Dalam
berupa fasilitas, upah, premi, dan jaminan kecelakaan kerja. Karena sebagai
perusahaan, instansi pemerintah atau badan usaha dan memperoleh upah atas
jasanya tersebut. Karyawan inilah yang pada akhirnya menjadi tulang punggung
21
mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan, karena bagaimanapun
juga kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari peran dan
kemampuan kerja dengan harapan agar setiap karyawan mampu bekerja dengan
baik. Pekerjaan yang dilakukan dengan baik, serta kemampuan kerja yang sesuai
dengan jenis pekerjaan yang diberikan oleh seorang karyawan tentunya akan
potensi yang dimiliki atau sebagai tempat untuk memenuhi hidupnya dengan cara
22
Proses produksi adalah serangkaian tahapan atau proses yang harus
dilalui selama memproduksi barang atau jasa. Prose produksi pada PT.Ramajaya
Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas terdiri dari beberapa unit yaitu:
A. Penimbangan
berfungsi dalam menimbang setiap truk yang mengangkut TBS, CPO, PKO,
Kernel, PKM, Janjangan dan keperluan lain. Penimbangan yang dilakukan yaitu
dan degrading. Truk kosong atau tanpa muatan ditimbang kembali pada
penimbangan tarra. Dari kedua penimbangan itulah diketahui berat bersih atau
timbangan.
penimbangan.
23
4. Pastikan lantai tidak kotor maupun tergenang air.
B. Grading (Sortasi)
Buah Segar (TBS) pada PKS Rama-Rama Mill yaitu TBS Inti dan TBS Plasma.
Adapun fraksi tandan buah segar inti pada pabrik kelapa sawit ini sebagai berikut:
Berikut ini adalah fraksi tandan buah segar untuk TBS Plasma yang
asam lemak bebas pada saat perebusan. Biasanya tingginya asam lemak bebas
terjadi pada buah sawit yang terlalu matang hingga tandan kosong. Batasan atau
target inilah yang akan mengontrol kualitas TBS yang akan diolah.
24
C. Penampungan pada Stasiun Loading Ramp
proses sortasi TBS sebelum dimasukkan kedalam lori untuk diolah. Sistem
Loading Ramp yaitu sistem FIFO (First In First Out) yang berarti buah yang
pertama masuk akan menjadi buah yang pertama keluar/lebih dahulu. Pada pabrik
kelapa sawit Rama-Rama Mill menggunakan 2 (dua) Line Loading Ramp yaitu
Line A dan Line B yang masing-masing terdiri dari 12 pintu. Untuk kapasitas lori
yaitu 3,75 ton dengan 1 set perebusan terdiri dari 7 lori. Pada proses pengisian lori
dimulai pada pintu nomor 1 dan seterusnya, selanjutnya lori yang telah diisi akan
dengan bantuan steam yang di injectkan ke dalam sterilizer yang berasal dari
menggunakan triple peak dengan tekanan 3 bar. Tujuan dari perebusan tandang
25
4. Memudahkan pelepasan kernel dari cangkang
threser dalam keadaan standby dan 1 rethreser yang akan membanting ulang
tandan dari TBS dari thresher 1 dan thresher 2. Proses thresher dengan
brondolan akan turun ke bellow conveyor dan janjangan kosong akan menuju
Unit ini adalah kelanjutan dari proses pengolahan sawit dimana buah ini
akan dilumatkan di dalam digester dan kemudian di press dengan screw press
yang akan menghasilkan produk CPO dan Kernel. Pada stasiun ini terdapat 2 line
yaitu 3 unit digester dan 3 unit press dengan kapasitas 1 press yaitu 15 ton
TBS/jam.
target FFA (Free Fatty Acid) 3 %, Moisture 0,15 %, Dirt 0.030 %. Minyak yang
dikumpulkan dari oil gutter masih mengandung sludge (lumpur), pasir, dan
kotoran lain yang masih menempel, kemudian dialirkan ke dalam sand trap tank
26
dengan massa yang lebih berat akan turun kebawah sedangkan minyak berada
pada posisi atas. Minyak kemudian dialirkan melalui vibrating screen yang dapat
memisahkan minyak dengan fiber dan pasir yang tidak mengendap pada sand trap
tank, yang disalurkan kedalam Crude Oil Tank (COT). COT memiliki 2 tahap
yaitu pada tahap pertama terjadi pengendapan pasir dan Non Oil Solid (NOS)
yang terikut, minyak dialirkan kedalam sand cyclone sebagai pemisah minyak dan
pasir. Tahap kedua terjadi kembali pengendapan pasir dan NOS halus yang masih
terikut setelah dari sand cyclone tahap 1, kemudian dialirkan ke sand cyclone
sementara.
buffer tank yang masih terdapat minyak kemudian diumpankan kedalam decanter
untuk memisahkan crude oil menjadi heavy phase dan light phase. Pada heavy
phase akan berupa slurry yang akan disalurkan ke final effluent yang akan diolah
kembali pada stasiun Biogas. Sedangkan light phase yang berupa minyak
diumpankan ke dalam reclaimed tank dan dipompakan ke dalam Oil Setting Tank
(OST). Setalah dari OST, minyak diumpankan ke dalam Oil Purification Tank
yang telah minim kandungan air dan kotoran kemudian dipompakan ke Storage
27
Pada unit Nut dan Kernel dilakukan pemisahan serabut dari nut, inti dari
cangkang dan gumpalan ampas yang terdiri dari nut dan fiber (press cake) hasil
keluaran dari screw press pada unit penegmpaan akan dicacah di CBC (Cake
Breker Conveyer). Dari pemisahan yang terjadi, fiber akan disalurkan menuju
fiber shell conveyor yang akan dijadikan sebagai umpan boiler, sedangkan nut
akan masuk ke nut polishing drum. Nut yang telah terpisah dari material lain
untuk sementara ditampung di Nut Hopper dan diumpankan ke ripple miil. Untuk
kernel yang telah terpisah dari cangkang akan dikeringkan di kernel silo untuk
Hasil umpanan KSB akan dikirim ke KCP untuk di proses menjadi Palm Kernel
Oil (PKO).
yaitu:
Unit ini merupakan unit pembangkit tenaga dan penyalur listrik ke semua
beban yang menggunakan listrik baik untuk proses PKS maupun perumahan, serta
membagi steam untuk TBS melalui Back Pressure Vessel (BPV). Turbin uap
memiliki kapasitas 1200 kw yang terdiri dari 3 turbin dengan kondisi 2 bekerja
dan 1 standby. Air akan diubah menjadi uap yang berguna untuk menggerakkan
listrik.
28
Stasiun boiler berfungsi untuk mengubah air menjadi uap (steam) yang
mengolah tandan buah segar. Boiler yang digunakan pada PT.Ramajaya Pramukti
berjumlah 2 boiler dengan kapasitas steam yang dihasilkan sebesar 20 ton uap/jam
Pengolahan air berasal dari air waduk yang dipompakan menuju Raw
Water Tank untuk ditampung sementara. Overflow dari raw water tank dialirkan
ke domestic tank untuk memenuhi kebutuhan air perumahan dan kantor PKS,
kimia berupa tawas soda ash, dan multiflok. Unit ini berfungsi untuk menyiapkan
ini terdapat 4 kolam aktif yang digunakan sebagai tempat penampungan limbah
cair hasil sisa pengolahan PKS yang kemudian akan disalurkan keperkebunan
sebagai pupuk organik dengan bantuan bakteri anarobik untuk penyuburan tanah.
Limbah pada PKS terbagi atas 2 yaitu limbah padat berupa janjangan kosong,
cangkang, fiber. Sedangkan limbah cair merupakan hasil olahan unit klarifikasi
dan air sisa pembersihan PKS. Tujuan dari Biogas adalah mengolah limbah cair
29
2.11. Manajemen Perusahaan
Pramukti dan menerima sertifikasi SMK3 pada tahun 2003. Tujuan dan
30
c. Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO)
efek gas rumah kaca untuk segala jenis produksi biomass (energi yang
tahun 2012.
e. PROPER
31
masyarakat. Untuk sertifikasi PROPER, PT.Ramajaya Pramukti
Ramajaya Pramukti.
KCP dan Biogas merupakan kolaborasi dari bagian unit grading, unit proses dan
unit laboratorium untuk meningkatkan mutu Crude Palm Oil (CPO) dan Palm
Kernel Oil (PKO) sesuai target yang telah ditetapkan pada perusahaan ini. Dengan
32
terjadi selama proses produksi. Adapun standar kehilangan minyak (Oil Losses)
Rama Mill, KCP dan Biogas dengan batas maksimal 1,4% sesuai dengan SOP
berikut:
Tabel 2.8 Target Mutu Crude Palm Oil (CPO) PT. Ramajaya Pramukti
NO Kriteria Mutu Standar (%)
1 Free Fatty Acid (FFA) ≤ 3,00
2 Moisture ≤ 0,150
3 Dirt ≤ 0.03
Sumber: SOP PT. Ramajaya Pramukti
Berbeda dengan standar Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO)
Tabel 2.9 Target Mutu Palm Kernel Oil (PKO) PT. Ramajaya Pramukti
NO Kriteria Mutu Standar (%)
1 Moisture 6-7
2 Dirt 5-6
3 Kernel Pecah ≤ 15%
Sumber: SOP PT. Ramajaya Pramukti
33
Dalam proses produksi pada PT. Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill,
1. Pelatihan (Traning)
1. Sering terjadi penurunan kualitas Crude Palm Oil (CPO) yang ditandai
dgn kenaikan tingkat kadar FFA (Free Fatty Acid), Moisture, dan Dirt
Sehingga untuk mengatasi itu, perlu perhatian khusus baik selama poses
34
2. Kondisi pada unit laboratorium yang tidak efektif dimana terdapat tata
letak beberapa alat atau fasilitas masih berada pada tempat yang tidak
BAB III
35
IMPLEMENTASI METODE QUALITY CONTROL CIRCLE
PT.RAMAJAYA PRAMUKTI
salah unit perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit yang
mengelola Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO)/ minyak
kelapa sawit dengan kapasitas pengolahan 60 ton/jam dan inti sawit (Kernel)
menjadi Palm Kernel Oil (PKO) dengan kapasitas sebesar 75 ton/jam dan terdapat
penambahan aktivitas yaitu Biogas yang mengolah limbah menjadi gas untuk
Kenaikan mutu Crude Palm Oil (CPO) diluar standar perusahaan akan
kriteria kenaikan mutu Crude Palm Oil (CPO) yaitu kadar Free Fatty Acid
(FFA)/kadar asam lemak bebas, Moisture (kadar air) dan Dirt (kadar kotoran).
Pada PT.Ramajaya Pramukti yang sering terjadi kenaikan yaitu pada Free Fatty
Acid (FFA) dan Moisture (kadar air ) pada Crude Palm Oil (CPO). Berikut data
histori unit laboratorium analisa kenaikan mutu Crude Palm Oil (CPO) pada
PT.Ramajaya Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP dan Biogas pada tanggal 7 Juli
Tabel 3.1. Data Histori Kenaikan Mutu Crude Palm Oil (CPO)
36
Parameter CPO
Standar Pe rusahaan
No Hari/Tanggal FFA (Free Fatty Moisture Dirt (Kadar
Acid) % (Kadar Air) % Kotoran) %
≤3% ≤ 0.150 % ≤ 0.03 %
Pukul 13.00 4.22 0.19 0.015
Pukul 15.00 4.11 0.17 0.015
Pikul 17.00 3.82 0.17 0.015
1 Senin, 07 September 2020
Pukul 19.00 3.54 0.15 0.016
Pukul 21.00 3.45 0.16 0.016
Pukul 23.00 3.35 0.13 0.016
Pukul 12.00 4.07 0.21 0.016
Pukul 14.00 3.88 0.17 0.016
Pukul 16.00 3.92 0.26 0.016
2 Selasa, 08 September 2020
Pukul 18.00 3.76 0.13 0.016
Pukul 20.00 3.58 0.11 0.016
Pukul 22.00 3.4 0.13 0.016
Pukul 11.30 3.19 0.23 0.015
Pukul 13.30 3.22 0.2 0.015
Pukul 15.30 3.42 0.16 0.015
3 Rabu, 09 September 2020 Pukul 17.30 3.23 0.1 0.015
Pukul 19.30 3.2 0,12 0.015
Pukul 21.30 3.15 0.13 0.015
Pukul 23.30 2.94 0.14 0.015
Pukul 11.30 2.97 0.22 0.016
Pukul 13.30 3.14 0.18 0.016
Pukul 15.30 2.86 0.17 0.016
4 Kamis, 10 September 2020 Pukul 17.30 3.19 0.13 0.016
Pukul 19.30 3.18 0.23 0.016
Pukul 21.30 3.04 0.19 0.016
Pukul 23.30 2.88 0.15 0.016
Pukul 14.00 3.42 0.17 0.017
5 Jumat, 11 September 2020 Pukul 16.00 3.86 0.2 0.017
Pukul 18.00 3.94 0.14 0.016
Pukul 16.30 3.98 0.15 0.018
6 Sabtu, 12 September 2020
Pukul 18.30 4.14 0.18 0.017
Pukul 13.00 3.94 0.16 0.019
Pukul 15.00 3.95 0.18 0.019
Pukul 17.00 4.03 0.2 0.019
7 Senin, 14 September 2020
Pukul 19.00 3.96 0.2 0.018
Pukul 21.00 3.49 0.18 0.018
Pukul 23.00 3.3 0.17 0.018
Pukul 13.30 3.16 0.1 0.019
Pukul 15.30 3.37 0.12 0.019
Pukul 17.30 3.36 0.21 0.019
8 Selasa, 15 September 2020
Pukul 19.30 3.42 0.22 0.019
Pukul 21.30 3.04 0.24 0.019
Pukul 23.30 2.9 0.22 0.019
Pukul 12.00 3.32 0.13 0.019
Pukul 14.00 3.26 0.14 0.019
Pukul 16.00 3.43 0.15 0.019
9 Rabu, 16 September 2020 Pukul 18.00 3.49 0.2 0.02
Pukul 20.00 3.06 0.31 0.02
Pukul 22.00 3.17 0.36 0.02
Pukul 00.00 2.19 0.17 0.02
Sumber: Data Histori Mutu Crude Palm Oil (CPO) PT.Ramajaya Pramukti
Tabel 3.2. Data Histori Kenaikan Mutu Crude Palm Oil (CPO) Lanjutan
37
Parameter CPO
Standar Perusahaan
Moisture
FFA (Free Fatty Dirt (Kadar
No Hari/Tanggal (Kadar Air)
Acid) % Kotoran) %
%
38
Tabel 3.3. Data Histori Kenaikan Mutu Crude Palm Oil (CPO) Lanjutan
Parameter CPO
Standar Perusahaan
Dirt
FFA (Free Moisture
(Kadar
No Hari/Tanggal Fatty Acid) (Kadar Air)
Kotoran)
% %
%
≤3% ≤ 0.150 % ≤ 0.03 %
39
Tabel 3.4. Data Histori Kenaikan Mutu Crude Palm Oil (CPO) (Lanjutan)
Parameter CPO
Standar Perusahaan
Berdasarkan data diatas dapat dilihat dengan tanda warna merah yang
menyatakan bahwa hasil analisis yang dilakukan melebihi dari standar perusahaan
Crude Palm Oil (CPO) dilakukan 2 jam sekali setelah proses pengolahan. Dalam
1 hari sampel dapat diuji sebanyak 8 sampel bahkan bisa lebih sedikit, hal ini
tergantung pada kapasitas Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah perjamnya dan
Parameter pengujian CPO terdiri atas 3 parameter yaitu FFA (Free Fatty
Acid) lebih sering dikenal dengan asam lemak bebas, Moisture atau kadar air, dan
40
Dirt atau kadar kotoran. Dari ketiga parameter tersebut, tingkat FFA lebih sering
terjadi kenaikan diluar target perusahaan bahkan hampir pada setiap sampel yang
telah diuji, untuk moisture menjadi parameter selanjutnya yang mengalami tingkat
kenaikan setelah FFA, dan untuk tingkat dirt (kotoran) masih aman dikarenakan
masih berada dibawah target perusahaan. Dua parameter yang beradar diluar
target ini menjadi perhatian khusus bagi perusahaan akan berdampak pada
kualitas Crude Palm Oil (CPO). Ada beberapa metode yang digunakan dalam
menganalisis kualitas, salah satunya adalah metode Quality Control Circle (QCC)
dengan menggunakan alat bantu (tools) didalam nya yaitu Seven Tools dan Siklus
PDCA.
3.2.1. Kualitas
tegas maupun tersamar (Irwan & Haryono, 2015). Pengertian kualitas menurut
dan Joseph M. Juran. Menurut Deming (1982) kualitas adalah apapun yang
dan menurut Juran (1993) mutu adalah sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi.
Adapun pengertian kualitas dalam ISO 8402 dan SNI (Standar Nasional
41
atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang
didefinisikan terlebih dahulu. Selain itu, The American Society for Quality
Control mengartikan kualitas sebagai totalitas fitur dan karakteristik produk atau
maupun implisit. Hali ini biasa saja produk barang atau jasa yang bisa
prosesnya. Kualitas produk meliputi kualitas bahan baku dan barang jadi,
dengan proses produksi perusahaan manufaktur dan proses penyediaan jasa atau
pelayanan bagi perusahaan jasa. Kualitas harus dibangun sejak awal, dari
Setiap tahapan dalam proses produksi maupun proses penyediaan jasa atau
pelayanan juga harus berorientasi pada kualitas tersebut. Hal ini disebabkan setiap
tahapan proses mempunyai pelanggan. Hal ini berarti bahwa pelanggan suatu
proses adalah proses selanjutnya dan pemasok suatu proses merupakan proses
sebelumnya.
Dengan adanya pengendalian kualitas yang benar dan teratur, perusahaan dapat
42
perusahaan secara terus-menerus. Dengan adanya pengendalian kualitas yang
pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan
memberikan perhatian penuh pada kualitas. Perhatian penuh kepada kualitas akan
memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara, yaitu dampak
organisasi. TQM meliputi konsep dan ide yang luas, melibatkan partisipasi dari
seluruh anggota organisasi dan budaya kerja, fokus terhadap konsumen, perbaikan
kualitas, integrasi sistem dengan tujuan yang ingin dicapai, dan aktivitas-aktivitas
lain dalam suatu organisasi yang difokuskan pada tujuan perbaikan kualitas. Total
Quality Control (Pengendalian Mutu Terpadu) diprakarsai oleh Dr. J.M. Juran dan
Dr. E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaoru Ishikawa dengan
QCC adalah salah satu konsep baru untuk meningkatkan mutu dan
produktivitas kerja industri / jasa. Terbukti bahwa salah satu faktor keberhasilan
keberhasilan ini, sejumlah negara industri maju dan sedang berkembang termasuk
43
Indonesia, menerapkan QCC diperusahaan-perusahaan industri guna
kualitas atau mutu suatu produk. Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut :
penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah
barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang
44
2. Stratifikasi yang baik
3. Dapat diisi dengan cepat dan mudah, jika perlu menggunakan gambar
untuk memperjelas.
yang terjadi.
dikumpulkan.
penyebab atau faktor continue terhadap karakteristik kualitas atau faktor lain. Bila
berbicara tentang hubungan antara dua macam data, yang berhubungan dengan
penyebab dan akibat, hubungan antar satu penyebab dengan penyebab lainnya,
hubungan antara satu penyebab dengan dua penyebab. Scatter diagram atau
disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang menampilkan hubungan
antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau tidak
yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk.
Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950
oleh seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang
sumber potensial dari penyimpangan proses. Diagram ini disebut juga diagram
45
tulang ikan (fish bone diagram) dan berguna untuk menemukan faktor-faktor yang
berpengaruh pada karakteristik mutu. Cause effect diagram dipakai oleh peneliti
digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok
terhadap keseluruhan. Melalui diagram Pareto dapat terlihat masalah mana yang
keseluruhan.
yang terbatas.
sesudah perbaikan.
menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini sederhana,
tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahami proses atau
46
menjelaskan langkah-langkah sebuah proses. Adapun Fungsi Diagram Alir adalah
sebagai berikut :
pemahaman.
waktu.
5. Membandingkan dari data periode yang satu dengan periode lain, juga
6. Histogram
menggunakan nilai rata-rata dan penyebaran suatu data, sehingga bisa ditentukan
apakah suatu proses berjalan dengan baik, dengan demikian didapatkan informasi
yang lebih banyak dari data tersebut dan akan mempermudah penelitian dan
seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai
bahwa banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan
47
7. Peta Kendali (Control Chart )
Peta kendali adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor dan
kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke waktu,
akan terlihat pada peta kendali. Peta kendali ini sangat berguna sebagai pelengkap
diminimalkan.
salah satunya dengan melalui penerapan PDCA (plan – do – check – action) yang
siklus deming (Deming Cycle/ Deming Wheel). PDCA sangatlah cocok untuk
48
deskripsi pekerjaan dan tugas yang akan dilaksanakan oleh orang yang menduduki
kualitas).
bukan sekedar kumpulan semua aktivitas yang harus dijalankan namun tetap perlu
tanggungjawab ini terlalu berat untuk dijalankan atau tidak dapat dijalankan
49
kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan secara terus-menerus
pada proses produksi, mulai dari skala kecil sampai besar dan pembagian
tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap
3.3. Pembahasan
Pramukti, Rama-Rama Mill, KCP, dan Biogas ditemukan kecacatan pada Crude
50
Palm Oil (CPO) dengan 3 (tiga) parameter pengujian sampel yaitu Free Fatty
Acid (Asam Lemak Bebas), Moisture (kadar air), dan Dirt (kadar kotoran) yang
berada diluar target atau standar perusahaan. Untuk mengetahui dan menganalisis
angka kenaikan tersebut maka metode yang digunakan adalah metode Quality
Control Circle (QCC) dengan 2 tools didalamnya yaitu Seven Tools dan Siklus
PDCA.
mutu/kualitas CPO pada laporan ini yaitu dengan beberapa alat yang digunakan,
namun tidak semua alat yang ada di seven tools. Beberapa alat yang digunakan
seven tools yang digunakan adalah Check Sheet (Lembar Pemeriksaan). Pada
Check Sheet ini, penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi
data jumlah sampel yang diuji dan jenis kecacatan Crude Palm Oil (CPO) beserta
51
Tabel 3.5. Check Sheet Analisis Kecacatan Crude Palm Oil (CPO)
Jenis Kecacatan Sampel
No Hari/ Tanggal Pengujian Sampel Jumlah Sampel
FFA Moisture Dirt
1 Senin, 07 September 2020 6 6 4 0
2 Selasa, 08 September 2020 6 6 3 0
3 Rabu, 09 September 2020 7 6 3 0
4 Kamis, 10 September 2020 7 4 4 0
5 Jumat, 11 September 2020 3 3 2 0
6 Sabtu, 12 September 2020 2 2 1 0
7 Senin, 14 September 2020 6 5 5 0
8 Selasa, 15 September 2020 6 5 4 0
9 Rabu, 16 September 2020 7 6 3 0
10 Kamis, 17 September 2020 8 7 3 0
11 Jumat, 18 September 2020 4 4 1 0
12 Sabtu, 19 September 2020 3 3 2 0
13 Senin, 21 September 2020 5 5 0 0
14 Selasa, 22 September 2020 6 6 0 0
15 Rabu, 23 September 2020 7 7 0 0
16 Kamis, 24 September 2020 7 7 4 0
17 Jumat 25 September 2020 3 3 0 0
18 Sabtu, 26 September 2020 2 2 1 0
19 Senin, 28 September 2020 7 7 1 0
20 Selasa, 29 September 2020 7 7 0 0
21 Rabu, 30 September 2020 8 8 0 0
22 Kamis, 01 Oktober 2020 6 6 0 0
23 Jumat, 02 Oktober 2020 4 4 0 0
24 Sabtu, 03 Oktober 2020 2 2 1 0
25 Senin, 05 Oktober 2020 5 5 1 0
26 Selasa, 06 Oktober 2020 6 6 0 0
27 Rabu, 07 Oktober 2020 5 5 1 0
28 Kamis, 08 Oktober 2020 6 6 0 0
29 Jumat, 09 Oktober 2020 4 4 1 0
30 Sabtu, 10 Oktober 2020 3 3 0 0
Total 158 150 45 0
Sumber: Pengolahan Data, 2020
Dari data check sheet diatas maka dapat dilihat jenis kecacatan sampel
tertinggi yaitu kadar FFA (Free Fatty Acid) dari 158 sampel pengujian terdapat
150 sampel FFA yang berada diluar target perusahaan. Selanjutnya disusul oleh
kadar Moisture (kadar air) dengan jumlah kecacatan 45 sampel dari 158 sampel
pengujian. Pada kadar Dirt (Kotoran) sama sekali tidak ada sampel yang berada
52
3.3.1.2. Histogram
Histogram
Analisis Kecacatan CPO
160
140
120
JUMLAH
100
80
60
40
20
0
FFA Moisture Dirt
Gambar 3.3. Histogram Analisis Kecacatan CPO
Sumber: Pengolahan Data, 2020
Fatty Acid) menjadi jenis kecacatan tertinggi dengan frekuensi sebesar 150
53
sebesar 45 sampel, untuk kadar dirt sebagai frekuensi terendah dengam 0 sampel
Terdapat 2 jenis kecacatan pada kualitas Crude Palm Oil (CPO) yaitu kadar FFA
(Free Fatty Acid) dan kadar Moisture (air) maka dibagi menjadi 2 pula digram
sebab-akibat yaitu fishbone untuk kecacatan FFA dan fishbone untuk kecacatan
Mesin/Peralatan Manusia
Kurangnya Perawatan
Kurangnya Pelatihan Kepada Karyawan
(Maintenance)
Kadar FFA
Keterlambatan
(Free Fatty Acid)
Proses Perebusan
Penumpukan TBS Pengangkutan Buah
Kurang Tepat
Terlalu Lama
Sortasi Suhu Terlalu Panas
Kematangan Kurang Tepat
Proses Sortasi/Grading yang Tidak Tepat Terkontaminasi dengan Bahan
Pencampuran
Kurang Tepat Lain dari Lingkungan Kerja
dengan FFA Tinggi
Buah Terlalu
Matang
FFA (Free Fatty Acid) pada kualitas Crude Palm Oil (CPO) yaitu sebagai berikut:
54
1. Faktor Manusia
terkontrol.
yang berbeda-beda.
2. Faktor Mesin/Peralatan
belum memadai.
55
c. Kematangan TBS yang tidak tepat dengan standar perusahaan
4. Faktor Metode
FFA, meliputi:
b. Proses sortasi/grading yang tidak tepat baik pada saat pemilihan TBS
56
Mesin/Peralatan Manusia
Kadar Moisture
Kematangan Buah
(Air)
Suhu Perebusan
Pemeriksaan TBS Kurang Tepat
Kurang Tepat
Kurang Teliti Suhu Terlalu Lembab
kenaikan kadar moisture pada mutu Crude Palm Oil (CPO) yaitu:
karyawan,
57
3. Faktor Material/Bahan Baku meliputi:
yang terjadi.
b. Sortasi yang dilakukan masih belum tepat, baik saat pemilihan TBS
proses berada dalam pengendalian kualitas yang akan memecahkan masalah dan
Adapun peta kendali pada analisis kecacatan CPO kadar FFA dan kadar Moisture
sebagai berikut:
58
Tabel 3.7. Perhitungan Batas Kendali Kecacatan pada Kadar FFA
Rata-Rata Proporsi Kecacatan
No Jumlah Sampe l Jumlah Cacat LCL CL (p) UCL
(ni) (P)
1 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
2 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
3 7 6 5.267 0.857 0.663 0.949 1.236
4 7 4 5.267 0.571 0.663 0.949 1.236
5 3 3 5.267 1 0.663 0.949 1.236
6 2 2 5.267 1 0.663 0.949 1.236
7 6 5 5.267 0.833 0.663 0.949 1.236
8 6 5 5.267 0.833 0.663 0.949 1.236
9 7 6 5.267 0.857 0.663 0.949 1.236
10 8 7 5.267 0.875 0.663 0.949 1.236
11 4 4 5.267 1 0.663 0.949 1.236
12 3 3 5.267 1 0.663 0.949 1.236
13 5 5 5.267 1 0.663 0.949 1.236
14 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
15 7 7 5.267 1 0.663 0.949 1.236
16 7 7 5.267 1 0.663 0.949 1.236
17 3 3 5.267 1 0.663 0.949 1.236
18 2 2 5.267 1 0.663 0.949 1.236
19 7 7 5.267 1 0.663 0.949 1.236
20 7 7 5.267 1 0.663 0.949 1.236
21 8 8 5.267 1 0.663 0.949 1.236
22 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
23 4 4 5.267 1 0.663 0.949 1.236
24 2 2 5.267 1 0.663 0.949 1.236
25 5 5 5.267 1 0.663 0.949 1.236
26 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
27 5 5 5.267 1 0.663 0.949 1.236
28 6 6 5.267 1 0.663 0.949 1.236
29 4 4 5.267 1 0.663 0.949 1.236
30 3 3 5.267 1 0.663 0.949 1.236
TOTAL 158 150 5.267 28.83 0.663 0.949 1.236
Sumber: Pengolahan Data, 2020
chart) yaitu:
np
P=
n
Keterangan:
P= Proporsi Kecacatan
np = Jumlah Cacat
n = Jumlah Sampel
59
Contoh perhitungan diatas adalah:
np 6
P= = =1
n 6
∑ np
CL =
∑n
Keterangan:
∑ np 150
CL = = =0.949
∑n 158
0.949(1−0.949)
UCL =CL+ 3 √
5.267
UCL = 1.236
0.949(1−0.949)
UCL =CL−3 √
5.267
UCL = 0. 663
60
Dari perhitungan diatas maka dapat dibuat peta kendali p yang dapat
1.4
1.2
1
0.8 P
0.6 LCL
CL
0.4
UCL
0.2
0
terdapat 1 titik yang berada dalam batas kendali yaitu dibawah batas kendali
bawah, ditandai oleh proporsi kecacatan sebesar 0.571 dibawah 0.663 (LCL).
61
Jumlah
No Jumlah Sampel Rata-Rata (ni) Proporsi Kecacatan (P) LCL CL (p) UCL
Cacat
1 6 4 5.267 0.667 -0.305 0.285 0.875
2 6 3 5.267 0.500 -0.305 0.285 0.875
3 7 3 5.267 0.429 -0.305 0.285 0.875
4 7 4 5.267 0.571 -0.305 0.285 0.875
5 3 2 5.267 0.667 -0.305 0.285 0.875
6 2 1 5.267 0.500 -0.305 0.285 0.875
7 6 5 5.267 0.833 -0.305 0.285 0.875
8 6 4 5.267 0.667 -0.305 0.285 0.875
9 7 3 5.267 0.429 -0.305 0.285 0.875
10 8 3 5.267 0.375 -0.305 0.285 0.875
11 4 1 5.267 0.250 -0.305 0.285 0.875
12 3 2 5.267 0.667 -0.305 0.285 0.875
13 5 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
14 6 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
15 7 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
16 7 4 5.267 0.571 -0.305 0.285 0.875
17 3 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
18 2 1 5.267 0.500 -0.305 0.285 0.875
19 7 1 5.267 0.143 -0.305 0.285 0.875
20 7 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
Sumber: Pengolahan Data, 2020
Tabel 3.9. Perhitungan Batas Kendali Kecacatan pada Kadar Moisture (Lanjutan)
Rata-Rata Proporsi Kecacatan
No Jumlah Sampel Jumlah Cacat LCL CL (p) UCL
(ni) (P)
21 8 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
22 6 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
23 4 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
24 2 1 5.267 0.500 -0.305 0.285 0.875
25 5 1 5.267 0.200 -0.305 0.285 0.875
26 6 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
27 5 1 5.267 0.200 -0.305 0.285 0.875
28 6 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
29 4 1 5.267 0.250 -0.305 0.285 0.875
30 3 0 5.267 0.000 -0.305 0.285 0.875
TOTAL 158 45 5.267 8.918 -0.305 0.285 0.875
Sumber: Pengolahan Data, 2020
62
1.000
0.800
0.600
P
0.400
LCL
CL
0.200
UCL
0.000
1
9
11
15
17
23
29
13
19
21
25
27
-0.200
-0.400
Gambar 3.7. Peta Kendali Kecacatan Kadar Moisture
Sumber: Pengolahan Data, 2020
Berdasarkan peta kendali diatas, untuk kadar moisture tidak terdapat data
yang berada diluar kendali, semua data proporsi kecacatan berada dalam batas
kendali.
prinsip pengendalian mutu yaitu PDCA dalam QCC yang dapat dijabarkan
sebagai berikut:
3.3.2.1. Plan
Pada tahapan Plan pada siklus PDCA ini digunakan sebagai tahapan
perencanaan perincian dan penetapan standar yang baik dari hasil tema yang telah
63
ditentukan. Adapun beberapa langkah-langkah dalam melakukan tahapan plan
yaitu:
Adapun pokok masalah yang dihadapi adalah kecacatan Crude Palm Oil
(CPO) dengan ditandai oleh kenaikan kadar Free Fatty Acid (FFA) dan kadar
moisture dan kedua parameter ini menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan,
maka dari itu dibutuhkan nya standar/ usulan yang dapat menurunkan tingkat
kadar FFA dan gambar 3.5 untuk masalah kenaikan kadar moisture dapat
3. Usulan Perbaikan
64
Dengan menggunakan metode analisa 5W+1H, kita dapat menganalisa
permasalahan yang ada dengan membuat dan menjabarkan mengenai (What, Who,
Why, Where, When, dan How) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
65
sesuai 3. Melakukan
Proses pendataan
perebusan pengangkutan
kurang tepat TBS dari
lapangan/
Bahan Baku perkebunan
Proses grading melalui supir.
belum sesuai.
Penumpukan
buah di unit
grading.
Pengangkutan
yang lama dari
lapangan
/perkebunan
Lingkungan Kerja
Suhu terlalu
panas
Terkontaminasi
dengan bahan
lain.
66
perebusan operator/
kurang tepat karyawan.
4. Melakukan
Bahan Baku pendataan
Kematangan pengangkutan
TBS kurang TBS dari
tepat.Proses lapangan
grading belum /perkebunan
sesuai. melalui supir.
Penumpukan 5. Mengawasi
buah di unit temperature
grading. perebusan sesuai
Pengangkutan SOP perusahaan
yang lama dari
lapangan
/perkebunan
Terkena air
hujan saat di
unit grading.
Mesin/Peralatan
Pengaruran
/penyetelan
mesin tidak
tepat.
Lingkungan Kerja
Suhu terlalu
lembab
Tercampur air
saat di
lingkungan
kerja
3.3.2.2. Do
kadar Free Fatty Acid (FFA) dan kadar Moistrure (air) maka perlu dilakukan
67
No Masalah Penyebab Dominan Rencana Perbaikan Tujuan Perbaikan yang Dilakukan Lokasi
Merancang sistem
Agar tidak terjadi grading yang tepat,
Melakukan grading
1. Proses penumpukan TBS dengan menerapkan
langsung pada saat
Grading/sortasi yang dapat FIFO, tindakan cepat Unit Grading
TBS datang, tanpa
Kurang tepat menaikkan kadar setalah proses
harus ditumpuk
FFA pengelompokkan kriteria
buah
Kenaikan Agar tidak terjadi Memberikan
Melakukan
1 Free Fatty 2. Ketelitian kesalahan baik saat pemahaman dan Unit Grading
pengawasan lebih
Acid (FFA) operator/karyawa pemilihan melakukan pengawasan dan Unit
ketat dan memberikan
n yang minim buah/sortasi maupun kepada Produksi
pemahaman
saat di produksi operator/karyawan
Melakukan pendataan
Agar mengurangi merancang pendataan
3. Kematangan waktu pengangkutan
tingginya kadar FFA kepada supir mengenai
TBS yang tidak TBS di Unit Grading
akibat TBS yang waktu pengangkutan
sesuai lapangan/perkebunan
terlalu matang TBS di lapangan
melalui supir sehingga
Sumber: Hasil Pengamatan Kerja Praktek, 2020
68
No Masalah Penyebab Dominan Rencana Perbaikan Tujuan Perbaikan yang Dilakukan Lokasi
Merancang sistem grading
Agar tidak terjadi
Melakukan grading yang tepat, dengan
1. Proses penumpukan TBS
langsung pada saat menerapkan FIFO,
Grading/sortasi yang dapat Unit Grading
TBS datang, tanpa tindakan cepat setalah
Kurang tepat menaikkan kadar
harus ditumpuk proses pengelompokkan
Moisture
kriteria buah
Proses grading Tandan Buah Segar (TBS) yang dilakukan menjadi salah
satu penetuan kualitas Crude Palm Oil (CPO) dikarenakan pada proses grading
standar sebelum diolah. Namun, apabila terjadi penumpukan TBS terlalu lama di
kenaikan kadar FFA karna buah semakin matang jika dibiarjkan begitu saja.
Dengan tidak memperhatikan kadar air pada TBS juga akan menaikkan kadar
Moisture TBS.
69
Gambar 3.8. Proses Grading Tandan Buah Segar (TBS)
Sumber: Dokumentasi PT.Ramajaya Pramukti
Dapat dilihat dari gambar diatas terjadi proses pemilihan yang kemudian
akan ditumpuk sebelum dimasukkan kedalam loading ramp. Penumpukan ini
menjadi penyebab kenaikan pada kadar FFA mutu Crude Palm Oil (CPO).
3.3.2.3. Check
kadar FFA dan Moisture mutu Crude Palm Oil (CPO), maka selanjutnya adalah
tahapan Check atau pemeriksaan. Pemeriksaan hasil perbaikan dapat dilihat pada
70
o Dilakukan Perbaikan Pengamatan
Melakukan
grading tanpa
harus ditumpuk
dahulu, setelah
1 Kenaikan FFA pemilihan makan
TBS langsung
dimasukkan ke
dalam Loading
Ramp
Memastikan
operator
menjaga
temperature/suhu
Kenaikan perebusan, dan
2
Moisture melakukan
pendataan
melalui supir
terkait waktu
pengangkutan.
3.3.2.4. Action
71