Oleh:
DEFORMALIS SAMALOISA
1211092
2015
LEMBARAN PENGESAHAN
NBP : 1211092
(ATIP)
LEMBARAN PENGESAHAN
NBP : 1211092
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhandengan segala limpah berkat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek dengan
berjudul “PENJAMINAN MUTU REFINED BLEACHED DEODORIZED
PALM OLEIN (RBDOL) PADA PT. PACIFIC INDOPALM INDUSTRIES”.
Penyusunan laporan ini merupakan salah satu mata kuliah semester akhir.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing,
pembimbing lapangan serta rekan-rekan yang selalu membantu dan mendukung
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan Untuk itu, kritik dan saran yang membangun penulis sangat
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini ke depan. Semoga
laporan ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
Deformalis Samaloisa
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN...................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang.......................................................................... 1
3.4. Analisis..................................................................................... 10
4.3. Pemasaran................................................................................. 12
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan................................................................................ 26
5.2. Saran.......................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah salah satu dari beberapa
family Arecacea (dahulu disebut dengan Palmae). Kata Elaeis (Yunani) berarti
minyak, sedangkan kata guineensis dipilih berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa
kelapa sawit berasal dari Guinea (Afrika). Sekitar 90% minyak sawit yang
diperdagangkan di pasar dunia digunakan untuk pangan seperti minyak goreng,
minyak selada, margarin, dan sebagainya. Minyak kelapa sawit yang belum
dimurnikan disebut minyak kelapa sawit (crude palm oil).
Minyak kelapa sawit (CPO) dipengaruhi dari daging buah kelapa sawit kaya akan
oleat dan palmitat yang terikat dalam bentuk ester dengan gliserol sebagai
trigliserida. Minyak kelapa sawit digunakan baik sebagai minyak yang dapat
dimakan maupun bahan industri kimia. Sebagai minyak yang dapat dimakan,
minyak kelapa sawit diubah dalam bentuk minyak goreng (RBD olein), minyak
salad, dan margarin.
Untuk mendapatkan minyak goreng dengan mutu yang dapat diterima konsumen,
minyak sawit mentah diolah melalui beberapa tahapan proses pemurnian
(refinery). Proses pemurnian yang banyak diterapkan adalah rafinasi secara fisika
yang terdiri dari penghilangan gum (degumming), pemucatan (bleaching) dan
penghilangan bau (deodorisasi). Proses ini menghasilkan minyak sawit murni
RBDPO (refined bleached deodorized palm oil) yang selanjutnya di fraksinasi
menghasilkan RBD palm stearin sebagai fraksi padat dan RBD palm olein sebagai
fraksi cair. RBD palm olein—RBDOL dalam pembahasan ini disebut sebagai
minyak goreng
Minyak yang di pasarkan khususnya produk RBD palm olein sering disebut ROL
setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun di sisi lain, peningkatan produksi
ini seringkali tidak diimbangi dengan pengawasan terhadap kualitas yang
semestinya, sehingga hasil produksi tidak terjamin mutu yang dihasilkan. Ditinjau
dari aspek industri dan bisnis, paradigma yang berkembang menyatakan bahwa
mutu produk merupakan fokus utama dalam perusahaan. Dari sisi manajemen
operasional, mutu produk merupakan salah satu kebijakan penting dalam
meningkatkan daya saing produk yang harus memberikan kepuasan kepada
konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk pesaing. Dari
sudut manajemen pemasaran, mutu produk merupakan salah satu unsur utama
dalam bauran pemasaran (marketingmix) yang dapat meningkatkan volume
penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan (Nasution, 2001).
Perusahaan harus mengetahui komposisi bahan baku yang akan digunakan dan
terjamin mutunya, sehingga hasil produksi layak dikonsumsi serta berkualitas. PT.
Pacific Indopalm Industries merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang produk hasil minyak kelapa sawit dengan menggunakan CPO sebagai
bahan bakuuntuk diproduksi. Selain mengetahui kandungan yang terdapat dalam
CPO, proses pengolahan setiap bagian produk juga dituntut penjaminan mutu
kelak menghasilkan produk Indopalm yang berkualitas. Mutu minyak kelapa
sawit yang baik sangat menentukan harga penjualan dan juga sangat
mempengaruhi kesehatan konsumen, untuk itulah penelitian ini dilakukan.
Penelitian ini dibatasi hanya pada pengolahan RBD palm olein di PT. Pacific
Indopalm Industries Dumai—Provinsi Riau, yaitu pada Fractionation Process.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mutu adalah nilai sesuai dengan standar yang menjamin kepuasan pelanggan.
Jaminan mutu merupakan keseluruhan kegiatan terencana dan sistematik yang
diterapkan dalam sistem mutu dan diperagakan sesuai kebutuhan untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa mawujud memenuhi kebutuhan
mutu. Mutu suatu produk yaitu keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk yang
bersangkutan untuk memenuhi selera dan kebutuhan konsumen.
Pengujian mutu hasil olahan kelapa sawit memegang peranan penting dalam
mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik pada bahan
baku, proses pengolahan, dan hasil. Pengawasan mutu yang terus-menerus
dilakukan akan memberikan petunjuk adanya penyimpangan sehingga diketahui
sedini mungkin.
Elaeis guineensis Jacq tergolong dalam family palmae berasal dari Amerika Barat
dan dikenal di Indonesia sejak tahun 1884. Kelapa sawit merupakan salah satu
sumber minyak nabati yang saat ini telah menjadi komoditas pertanian utama dan
unggul di Indonesia, baik sebagai sumber pendapatan bagi jutaan keluarga petani,
sebagai devisa negara, penyedia lapangan kerja maupun sebagai pemacu, serta
sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya industri hilir berbasis minyak
kelapa sawit.
a. Mesocrap terdiri dari serabut dan daging buah serabut serat yang keras dan
lunak, buah yang segar mengandung lemak
c. Kernel adalah bagian inti kelapa sawit yang mengandung minyak jernih dan
kualitasnya lebih baik bila dibandingkan dengan minyak mesocrap.
a. Densitas
Densitas adalah massa jenis suatu molekul. Densitas minyak tergantung pada
penyabunan (SV), bilangan iodium (IV), kandungan lemak bebas (FFA), kadar air
(moisture) dan, suhu.
b. Panas Spesifik
Dalam keadaan padat, perubahan panas spesifik sangat kecil akibat variasi dari
berat molekul. Peningkatan disebabkan oleh peningkatan kandungan bilangan
iodium. Sedangkan dalam keadaan cair, perubahan panas spesifik meningkat
tajam akibat perubahan berat molekulnya menurun tajam akibat perubahan
iodium.
c. Viskositas
Minyak dan lemak menunjukkan sifat cairan Newton nyata. Viskositas dari
minyak dan lemak alam tidak jauh berbeda. Viskositas naik dengan naiknya berat
molekul dan menurun dengan peningkatan ketidak jenuhan dan kenikan
temperatur. Viskositas minyak menurun sebesar 30% untuk setiap kenaikan 10
oC.
2. Sifat Kimia
a. Hidrolisa
Hidrolisa terjadi karena adanya air atau kelembapan dan temperature yang tinggi.
Kadar air tidak hanya berpengaruh pada refinasi tetapi juga terhadap kualitas
minyak secar keseluruhan sehingga reaksi ini tidak diinginkan
b. Oksidasi
Minyak sawit relatif stabil dengan panas disebabkan kandungan asam lemaknya
rendah. Tetapi minyak masih dapat dipengaruhi oleh oksidari yaitu tingginya
persentase asam oleat, asam linoleat membentuk kurang lebih setengah asam
lemak yang berat molekulnya rendah, aldehid dan keton yang merupakan senyawa
yang menimbulkan bau dan rasa yang tidak diinginkan.
Berikut cara penentuan analisa baik kualitatif maupun kuantitatif dalam minyak,
antara lain:
1. FFA (free fatty acid) adalah jumlah milligram NaOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam-asam dari satu gram minyak. Tujuan diukurnya FFA yaitu
untuk mengetahui jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak dan
untuk menentukan Final Heating pada Deodorization Section.
2. Iodine Value adalah bilangan iod adalah jumlah iod yang dapat diikat oleh
100 gram minyak. Besarnya jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya
ikatan jenuh. Tujuannya ialah untuk menggolongkan jenis minyak dan
mengetahui ada atau tidaknya kontaminasi dan menyatakan ketidakjenuhan
minyak.
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi perusahaan PT. Pacific Indopalm Industries terletak di Jalan Raya Dumai
—Basilam Baru KM. 14, Kelurahan Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan,
Dumai—Riau. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 Bulan (16 Februari-16 April
2015) secara berkala dengan cara magang di perusahaan yang bersangkutan.
1. Iodine Value
2. Colour
3. FFA
4. Cloud Point
Data yang digunakan adalah data sekunder, sehingganya peneliti turun lapangan
melihat kondisi yang sebenarnya untuk penggalian informasi lebih lanjut
mengenai atribut kualitas terhadap penjaminan mutu RBDOL dan dapat terjamin
keabsahannya.
3.4. Analisis
Dari data yang diperoleh di atas, dilakukan pembahasan produk yang menjamin
mutu RBDOL yang unggul dari segi kualitas dan memenuhi permintaan
pelanggan.
Menarik kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan dan memberikan saran-
saran agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
membutuhkan.
BAB IV
PT. Pacific Indopalm Industries adalah perusahaan yang didirikan dalam rangka
penanaman modal asing sebagaimana dimaksud dalam UU No. 1 Tahun 1967
Juneto UU No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing. Persetujuan atas
berdirinya perusahaan dari pemerintah Republik Indonesia diperoleh berdasarkan
Surat Menteri Negara Penggerak Dana Investasi. Perusahaan ini didirikan atas
kerjasama antara Commodities House Investment Limited dari Inggris dengan
Tuan Fuad Hayel Saeed Anaam dari Republik Yaman.
Investasi antara Indonesia dengan Republik Yaman 1997 telah memulai menanam
modal sejak tahun di Sumatera Utara dengan berdirinya PT. Pacific Medan
Industri. Perusahaan ini bergerak di bidang usaha pengemasan minyak yang telah
berproduksi sejak November 1998 lalu. Pada mulanya, perusahaan ini
mendapatkan bahan bakunya dengan membeli dari perusahaan lain. Atas dasar
inilah, maka Hayel Saeed Anaam (HAS) group merasa perlu untuk membangun
pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dengan tujuan untuk memenuhi
permintaan dari PT. Pacific Palmindo Industri. Seiring dengan meningkatnya
persaingan maka Hayel Saeed Anaam membangun pabrik pengolahan minyak
kelapa sawit yang terletak di Dumai, Provinsi Riau. Kegiatan produksi pertama
kali yaitu pada November 2009. Pada proses pengolahan digunakan boiler
bertekanan tinggi dan turbin uap sebagai pembangkit dengan bahan bakar
cangkang kelapa sawit (palm kernel shell).
4.2.Kapasitas Pabrik
Kapasitas refinery plant I 1.500 ton dan refinery plant II 1.800 ton. Jenis teknologi
yang digunakan dalam pengolahan refinasi adalah Lipico. Pada proses
fractionation plant I kapasitasnya 1.500 ton—Intersinicon 900 ton dan Oiltek 600
ton, sedangkan pada fractionation plant II kapasitasnya 1.600 ton dengan
teknologi Intersinicon.
4.3. Pemasaran
Produk akhir dari PT. Pacific Indopalm Industries sebagian besar diekspor ke luar
negeri, seperti: Pakistan, Yaman, India, dan sebagian lainnya dipasarkan di dalam
negeri sesuai dengan permintaan pasar yang ada.
4.4. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah karyawan yang bekerja adalah sebanyak 182 orang (5 orang WNA) dan
belum termasuk pekerja harian. Adapun jam kerja di Indopalm yaitu:
· Senin – Kamis
· Jumat
· Sabtu
b. Shift Time
Refinery Plant adalah proses pemurnian minyak kelapa sawit. Pada prinsipnya
rafinasi berdasarkan pada perbedaan titik didih dari gliserida dan komponen yang
terkandung dalam di dalamnya. Pengolahan dapat dapat dilakukan secara fisika
(Physical Refining) dan secara kimia (Chemical Refining). Dari segi ekonomis,
rafinasi lebih baik karena tidak menghasilkan limbah, oil loss lebih kecil, cost
produksi lebih rendah, stability minyak lebih tinggi. Oleh karena itu PT. Pacific
Indopalm Industries menggunakan metode Physical Refining.
Penyulingan fisika mengacu pada proses di mana asam lemak bebas yang ada
dalam minyak mentah dikeluarkan dengan cara distilasi. Proses pemurnian fisika
kontinu terdiri dari bleaching dan deodorisasi. Tahap bleaching terdiri dari
degumming dan adsorptive pembersihan sementara dan tahap deodorisasi
menghilangkan bau dan dekomposisi termal karotenoid.
Pemutihan awal dimulai dengan degumming minyak mentah (CPO) dengan asam
fosfat pekat dan pembersihan serap berikutnya dengan bleaching earth. CPO
dipanaskan tertutup sampai 90oC-110oC dan phosphoric acid (H3PO4) 0.05%-
0.1% dengan residence time 4 menit sebelum diteruskan pada pemutih dengan
penambahan bleaching earth (BE). BE diperlukan berkisar antara 0,8% -2,0%,
tergantung pada kualitas minyak mentah yang tersedia dan kualitas minyak jadi
yang diperlukan.
Proses bleaching dilakukan dengan tekanan vakum 50-60 torr dan pada suhu
95oC-110oC selama 30 menit. Dengan kondisi vakum yang rendah, minyak
diaduk dalam bleacher selama recention time 30 menit, kemudian dikirim ke
bleaching filters untuk menghilangkan bahan padat. Biasanya, bantuan filter aid
digunakan pre-coat pressure filter leaves untuk meningkatkan proses filtrasi.
Tujuan pencegahan ini dilakukan adalah agar minyak disaring melewati polishing
filter dan material tertangkap saat melewati penyaringan pertama. Hal ini penting
karena keberadaan partikel bumi mengurangi stabilitas oksidasi minyak RBD
akhir. Spent Earth dari proses filtrasi biasanya konstan sekitar 20-30% minyak
dan ini adalah sumber utama oil loss dalam proses pemurnian.
Setelah proses bleached, minyak siap deodorisasi. Minyak diputihkan pertama de-
aerasi di bawah tekanan vakum diikuti dengan pemanasan dari 240 oC -270 oC
(tergantung pada jenis minyak yang diproses) dalam penukar panas eksternal
sebelum memasuki deodorization, dengan tekanan vakum dari 1,5-3 torr.
Pemurnian merupakan bagian utama pada tahap refinery. Proses ini terdiri dari
tahap degumming dan tahap adsorptive cleaning dengan menggunakan bleaching
earth (BE). CPO yang telah campurkan dengan bleaching earth dialirkan ke static
dosing bleaching untuk mencampur CPO dengan bleaching earth ke buffer tank
dengan tujuan untuk menyimpan sementara sebelum minyak dilakukan proses
penyaringan serta dapat memaksimalkan pengikatan gum, lendir dan kotoran-
kotoran lainnya oleh bleaching earth yang telah jenuh oleh kotoran, gum dan
lendir. Pengadukan ini dibantu oleh sparging steam.
1. Stand By, di mana pressure filter leaves dalam keadaan kosong dan siap
untuk dioperasikan
3. Coating yaitu penjernihan minyak agar minyak yang keluar dan pressure
filter leaves bebas dari bleaching earth.. Bleaching earth yang ada di dalam
minyak akan tersaring pada leaf filter sehingga minyak yang keluar bebas dari BE.
BPO yang telah disimpan didalam holding tank dipompakan ke deorator tank,
dengan temperature sebelumnya berada dibawah 1100C. Dari holding tank, BPO
di masukkan ke deodorator dengan cara spray menggunakan nozzle dan diaduk
dengan sparging steam sehingga BPO yang masuk terpecah-pecah untuk
memudahkan penarikan sisa-sisa air serta menguapkan gas-gas yang terkandung
di dalam BPO. Uap air dan gas-gas ini dilewatkan melalui pipa vakum untuk
dibuang ke hot well, kedua senyawa ini diproses kembali di cooling tower untuk
didinginkan.
Sebelum ke deorator tank, BPO dipompa ke plate heat exchanger untuk
menaikkan temperatur dan berfungsi untuk mengurangi kadar air, kandungan
oksigen dan kotoran lainnya diangkat dengan menggunakan vacuum system agar
air yang masih terikut dapat menguap dan ditarik oleh vakum.
BPO yang telah melewati plate heat exchanger kemudian dilanjutkan ke heat
exchanger jenis spiral yang dilakukan dengan tujuan menaikkan suhu dengan cara
menyelisihkan suhu BPO yang akan dipanaskan oleh RBDPO mencapai
temperatur BPO antara 200-230 0C dan RBDPO didinginkan dari suhu 260ºC
menjadi 115-120ºC. Terakhir dilanjutkan ke final heater dengan menggunakan
shell and tube heat exchanger hingga suhu BPO minimal berada pada rentang
225-265 0C dan tekanan vakum 2 mmhg (torr). Proses pemanasan ini dibutuhkan
suatu pemanas yaitu HP (high pressure) boiler dengan tekanan sekitar 55-70 barg
yang memanfaatkan media pemanas berupa steam. Proses pemanasan ini
dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan pemisahan antara RBD dengan
PFAD di stripper. Proses pemisahan ini terjadi setelah BPO dialirkan ke cyclone
tank dengan cara spray di mana BPO yang terpisah dialirkan ke stripper yang
menjadi tempat pemisahan RBDPO dengan PFAD. PFAD dipisahkan dari
RBDPO dengan tarikan vacuum kemudian dikirim ke storage tank.
Dari bagian bawah pre-stripper, RBDPO yang memiliki temperatur antara 260-
265 0C dipompakan ke deodorizer. Pada deodorizer tank, RBDPO dialirkan pada
beberapa tray yang dialiri dengan sparging steam untuk mengaduk minyak agar
sisa-sisa PFAD dan senyawa lain yang masih ada dapat keluar. Uap PFAD dan
senyawa impurities dibantu oleh sparging steam yang dialirkan ke vacum yang
mana akan menghasilkan cairan PFAD. Minyak akan mengalir secara grafitasi
pada masing-masing lintasan aliran (tray) dan pada saat proses destilasi percikan
minyak keluar tray. Percikan tersebut ditampung dan dialirkan ke splash oil tank
untuk menampung minyak yang over flow dari tray terakhir deodorizer yang
kemudian dipompakan ke pre-stripper. Setelah pemisahan terjadi maka hasilnya
disebut Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang lebih murni dan
hasilnya dikirimkan ke storage tank RBDPO.
4.7. Fractionation Plant
Tahap fraksinasi merupakan proses akhir untuk memisahkan RBDPO menjadi dua
fraksi yaitu fraksi padat (stearin) dan fraksi cair (olein) yang dilakukan dengan
prinsip kerja dry fractionation. Kedua fraksi ini dapat dipisahkan dengan
memompa RBDPO dari Storage Tank FT1 menuju crystallizer FT2 terlebih
dahulu, kemudian dilanjutkan tahap pemisahan fraksi dengan filter press. Adapun
proses fraksinasi adalah sebagai berikut :
Setelah filter press distart secara manual, maka proses pernyaringan akan berjalan
sesuai dengan pengaturan di Filter Press, di mana olein akan menuju olein tank
FT6, core blow akan menuju core blow tank FT10 dan stearin akan jatuh di
stearin melting tank FT6. Untuk mengalirkan minyak ke filter press dibutuhkan
pompa sehingga dapat menyebabkan valve terbuka otomatis dan minyak langsung
mengalir ke filter press untuk dilakukan tahap pemisahan. Didalam filter press,
olein akan mengalir melalui selang-selang di bagian plate membrane menuju tanki
olein sedangkan kristal akan tertinggal di antara filter cloth. Setelah proses
feeding selesai dan valve pengisian berhenti secara otomatis, maka dilanjutkan
prosess squezzing yaitu proses pengepressan sambil memasukkan angin untuk
menekan rubber membrane.
Step pressure release yaitu untuk mengeluarkan angin dalam filter press yang
tersisa. Setelah angin dalam filter press sudah habis maka proses dilanjutkan
dengan proses open filter dengan mengeluarkan stearin padat dari filter press
melalui perenggangan setiap membrane pada filter dengan menggunakan pompa
hidrolik. Stearin jatuh menuju bak penampungan stearin yang telah dilengkapi
dengan koil pemanas (steam). Stearin cair tersebut kemudian dipompa ke stearin
storage tank.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Kesalahan sekecil apapun di dalam proses produksi akan besar pengaruhnya dari
produk yang dihasilkan. Ketelitian dan kefokusan dalam mengerjakan setiap
pekerjaan sangat diperlukan, sehingganya target akan mudah tercapai. Mutu
RBDOL yang baik sangat menentukan harga penjualan dan juga sangat
mempengaruhi kesehatan konsumen..