Anda di halaman 1dari 61

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL

PT. SARI COFFE INDONESIA


“Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Manajemen Operasional Sesi 02”
Dosen Pembimbing: Ari Anggarani W.P.T, S.E., M.M.

Disusun Oleh :

Rudi Setyawan
20170101008

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Manajemen
Operasional PT Inti Sari Coffe Indonesia.” Selama pembuatan makalah ini saya juga
mendapat banyak dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu saya ucapkan
terima kasih kepada :

1. Ibu Ari Anggarani W.P.T., S.E., M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah
manajemen operasional, yang telah memberikan bimbingan, saran dan juga ide.
2. Bapak Fauzan, selaku Distrik manajer PT Sari Coffe Indonesia ( Starbucks CP Sogo)
yang telah menjadi narasumber saya dalam wawancara mengenai manajemen
operasional serta hal-hal yang berkaitan dengan prosen operasional di PT. Inti Sari
Coffe Indonesia.

Saya berharap makalah ini bias bermanfaat bagi para pembacanya dan menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai manajemen persediaan dan bagaimana mengelola
kualitas produk di suatu perusahaan.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.

Jakarta, Januari 2019

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
RINGKASAN .................................................................................................................. 5
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 7
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 8
C. Rumusan Masalah ................................................................................... 9
BAB II : TEORI-TEORI
A. Operasi, Produktifitas, Peramalan dan Strategi Operasi .................... 10
B. Desain Produk/Jasa, Strategi Proses, Lokasi dan Tata Letak ............ 14
C. Manajemen Persediaan, Manajemen Proyek, Mengelola

Kualitas dan Rantai Pasokan ...............................................................17


D. Penjadwalan Jangka Pendek, Pemeliharaan Keandalan, MRP
dan ERP..................................................................................................23
E. SDM, Desain Kerja, dan Perencanaan Agregat ................................33
BAB III : PEMBAHASAN
A. Proses Operasi dan Produktifitas, Serta Sistem Peramalan dan Strategi
Operasi Yang Diterapkan PT. Pioneerindo Gourmet International
Tbk…………………………………………………………………38
B. Sistem Desain Produk/Jasa, Strategi Proses, Lokasi dan Tata
Letak di PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk. ....................43
C. Sistem Manajemen Persediaan dan Manajemen Proyek, Serta
Mengelola Kualitas dan Rantai Pasokan PT. Pioneerindo
Gourmet International Tbk. .................................................................46
D. Proses Penjadwalan Jangka Pendek dan Pemeliharaan

Keandalan, Serta MRP dan ERP di PT. Pioneerindo Gourmet


International Tbk. .................................................................................49
E. Sistem SDM, Desain Kerja, dan Perencanaan Agregat di PT.
Pioneerindo Gourmet International Tbk. ...........................................52

iii
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................55
B. Saran .......................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................59
LAMPIRAN ....................................................................................................................61

iv
RINGKASAN
MANAJEMEN OPERASIONAL PT. SARI COFFE INDONESIA.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sistem manajemen
operasional di PT. Sari Coffe Indonesia. sebagai pemagang merek dagang
Starbucks Indonesia. Makalah ini dibuat untuk memberikan gambaran
mengenai manajemen operasional di suatu perusahaan secara umum. Hasil
wawancara yang dilakukan diketahui bahwa secara umum manajemen
operasional di PT. Sari Coffe Indonesia. sangat kompleks dan sudah baik
dengan adanya integrasi dari seluruh komponen produksi. Komponen dari
manajemen operasional di perusahaan ini antara lain operasi dan
produktivitas, sistem peramalan dan strategi operasi, manajemen
persediaan dan kualitas, desain produk dan rantai pasok, dan masih
banyak lagi. Apabila dijabarkan secara singkat hasil dari wawancara ialah,
PT. Sari Coffe Indonesia. sudah menjalankan manajemen operasional
dengan sangat baik tanpa mengabaikan satu unsur elemen pun. Hal ini
bertujuan untuk mencitakan proses produksi yang efektif dan efisien di
dalam perusahaan. Walaupun di PT. Sari Coffe Indonesia. juga terdapat
kendala-kendala dalam menjalankan manajemen operasionalnya. Kendala
yang terjadi antara lain mengenai proses operasi yang berjalan agak
lambat, desain produk yang kurang bervariasi, dan kelangkaan bahan baku
produksi. Namun kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan
koordinasi dan komunikasi yang baik antara seluruh stakeholder di
seluruh lini jabatan. Seluruh hal yang dilakukan oleh perusahaan,
khususnya pada tahapan operasional (produksi) bertujuan untuk senantiasa
memberikan yang terbaik untuk konsumen atau pelanggan agar dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dengan tercapainya tujuan dalam
manajemen operasional tersebut, maka secara tidak langsung juga akan

5
meningkatkan pertumbuhan perusahaan dari produktivitas penjualan yang
dilakukan. Kesimpulannya bahwa manajemen operasional sangat penting
karena menjadi jantung dari jalannya operasi suatu perusahaan dan
berpengaruh dalam pertumbuhan perusahaan.

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu perusahaan akan berja;an dengan lancer dan berkembang jika seluruh
aspek perusahaan akan berjalan dengan lancer dan berkembang jika seluruh aspek
baik utama maupun penunjang bekerja dengan baik serta bersinergi dalam
menghadapi suatu permasalahan. Salah satu aspek utama dalam perushaan yaitu
aspek manajemen operasional. Dalam manajemen operasional banyak fenomena –
fenomena yang terjadi, antara lain mngenai produktivitas, desain produk, factor
persediaan, desaign produk, factor persediaan dan kualitas, proses penjadwalan, dan
sumber daya manusia. PT. Sari Coffe Indonesia memiliki system yang baik terhadap
elemen- elemen dalam manejemen operasional yang mengacu kepada visi dan misi
perusahaan. Aspek-aspek utama yang senantiasa diunggulkan dalam manajemen
operasional di PT. Sari Coffe Indonesia. antara lain yaitu, dalam desain produk
menggunakan standart riset dan pengembangan yang baik dengan selalu melibatkan
pelanggan saat mengeluarkan produk baru. Dalam mengukur persediaan yang ada di
perusahaan, mereka memiliki suatu standr yang telah ditetapkan dalam pengelolahan
persediaan persediaan didalam perushaan. Untuk mengelola pengelolaan kualitas
produk yang dihasilkan, PT. Sari Coffe Indonesia. memiliki standar quality control
yang telah menjadi ketetapan. Dalam hal yang berkenaan dengan penjadwalaan,
perushaan ini menggunakan system penjadwalan yang terencana dan merinci. Selain
itu untuk sumber daya manusia, perusahaan menetapkan standar prosedur perekrutan
dan penerimaan karyawaan yang terampil dan sesuai dengan kapabilitas posisi atau
jabatan yang dibutuhkan. Pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap system
manajemen operasional perushaan ialan manajer operasional.

Dalam menjalankan aktivitas, suatu perusahaan seringkali mengalami


banyaknya ketidakpastian dan perubahan lingkungan usaha, baik berasal dari internal

7
maupun eksternal perusahaan yang berdampak terhadap kompleksnya permasalahan
yang di hadapi perusahaan. PT. Sari Coffe Indonesia. merupakan sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang makanan dan minuman cepat saji, salah satunya bisnisnya
ialah Starbucks Coffe. Masalah yang sering dihadapi diantaranya adalah masalah
mengenai persaingan desain produk dikarenakan competitor dalam bidang sejenis
yang cukup banyak. selain itu salah satu yang menjadi masalah yaitu harga minuman
Starbucks yang terbilang cukup malah dibanding kompetitor, sehingga menjadi
pertimbangan konsumen untuk membeli minuman starbucks, dikarenakan akibat dari
ongkos produksi dan operasi yang lebih besar. Serta masih banyak lagi fenomena-
fenomena yang terjadi di dalam perusahaan berkaitan dengan manajemen
operasional. Pada dasarnya dalam perushaan harus adanya koordinasi antar seluruh
pihak dalam menghadapai masalah yang terjadi sewaktu-waktu. Dan juga perusahaan
harus senantiasa merespon keinginan pelanggan dan persaingan di dunia bisnis.

B. Identifikasi masalah
a. Proses operasi yang berjalan agak lambat dan tidak menentunya arus
pembelian dari pelanggan. Akibatnya terjadi ketidakpastian waktu dan
kuantitas saat order barang persediaan.
b. Kurangnya pengetahuan karyawan setempat tentang promo dan apa yang
dijual saat ditanya pelanggan. Mengakibatkan pelanggan merasa dirugikan
yang seharusnya bisa membeli minuman promo jadi tidak.
c. Kurangnya inisiatif dari karyawan dan PIC saat jalannya operasi,
mengakibatkan sering terjadinya barang bahan baku habis sehingga ada
minuman yang kurang bahan.
d. Promosi yang terlalu sering dan berlebihan. Akibatnya dapat menurunkan
forecast dari masing masing store dan karyawan merasa terlalu lelah karena
banyaknya minuman karena promo.

8
C. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya kami akan membahas
mengenai:

1. Bagaimana proses Operasi dan Produktifitas, serta system peramalan dan


Strategi Operasi yang diterapkan di PT. Sari Coffe Indonesia.?
2. Mengapa system desain produk/jasa, Strategi proses, lokasi dan Tata letak
perlu di PT. Sari Coffe Indonesia.?
3. Bagaimana system manajemen persediaan dan manajemen proyek, serta
mengelola kualitas dan rantai pasokan PT. Sari Coffe Indonesia?
4. Bagaimana proses penjadwalan jangka pendek dan pemeliharaan
keandalan, serta MRP dan ERP di PT. Sari Coffe Indonesia.?
5. Mengapa system SDM, Desain kerja, dan Perencanaan agregat penting di
PT. Sari Coffe Indonesia.?

9
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Operasi, Produktivitas, Peramalan dan Strategi Operasi

A.1 Operasi
Berikut beberapa pengertian manajemen operasi:

1. Manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang


menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output, Menurut Jay Heizer dan Berry
Rander (2009:4).
2. Manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan
dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses
transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang
diinginkan, Menurut Eddy Herjanto (2007:2).
3. Manajemen operasional adalah sistem manajemen atau
serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa,
Menurut William J. Stevenson (2009:4).

Jadi menurut saya, manajemen operasi adalah ilmu yang


mempelajari serangkaian proses pengubahan input menjadi output
yang bernilai untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

1.1. Karakteristik Manajemen Operasional Menurut Zulian Y


(2003)
1. Memiliki sebuah tujuan yaitu untuk menghasilkan barang dan
jasa.

10
2. Memiliki sebuah kegiatan yaitu dalam kegiatan proses
transformasi
3. Adanya suatu mekanisme yang mengendalikan suatu
pengoperasian.

1.2.Tujuan Manajemen Operasional

1. Efficiency (Meningkatkan efisiensi), untuk meningkatkan


efisiensi dalam perusahaan.
2. Productivity (Meningkatkan efektivitas), untuk meningkat-kan
efektivitas dalam perusahaan
3. Quality (Meningkatkan kualitas), untuk meningkatkan kualitas
didalam perusahaan
4. Reduced processing time (Mengurangi waktu proses produksi),
untuk mengurangi waktu proses produksi didalam sebuah
perusahaan

A.2 Produktivitas
Berikut beberapa pengertian produktivitas:
1. Produktivitas adalah “keinginan (the will) dan upaya (effort)
manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan
penghidupan di segala bidang”. Menurut Sedarmayanti
(2006:142).
2. Produktivitas adalah kemajuan dari proses transformasi sumber
daya menjadi barang atau jas, peningkatan berarti perbandingan
yang naik antara sumber daya yang dipakai (input) dengan jumlah
barang yang dihasilkan (output)”. Menurut Riyanto (2006:22).

11
3. Produktivitas adalah perbandingan antara output dengan beberapa
atau semua sumber yang digunakan untuk memproduksi input.
Menurut Barnes (2005).

Jadi menurut saya, produktivitas adalah proses produksi yang terjadi


dari penggubahan input menjadi output secara terus menerus dan
berkelanjutan.

1.1. Faktor-Faktor Determinan Produktifitas


1. Knowledge
2. Skills
3. Abilities
4. Attitudes
5. Behavior

A.3 Peramalan
Berikut pengertian peramalan :
1. Peramalan adalah kegiatan yang bersifat teratur, berupaya
memprediksi masa depan dengan menggunakan tidak hanya
metode ilmiah, namun juga mempertimbangkan hal-hal yang
bersifat kualitatif. Menurut Singgih Santoso (2009:8).
2. Peramalan adalah penggunaan data untuk menguraikan kejadian
yang akan datang di dalam menentukan sasaran yang dikehendaki.
Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:40).
3. Peramalan adalah proses suatu variabel (kejadian) di masa datang
dengan data variabel yang bersangkutan pada masa sebelumnya.
Menurut Eddy Herjanto (2013:116).

12
Jadi menurut saya, peramalan adalah kegiatan memprediksi suatu hal
yang akan terjadi dimasa yang akan dating berdasarkan pengalaman
kejadian-kejadian sebelumnya.

1.1. Keputusan Strategis Manajemen Operasional


1. Perencanaan Produk dan Jasa
Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar
proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya,
kualitas dan SDM bergantung pada keputusan perancangan.
2. Pengelolaan kualitas
Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan,
peraturan dan prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi
serta mencapai standar kualitas tersebut.
3. Perencaan proses dan kapasitas
Keputusan proses yang diambil membuat manajemen
mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, dll.
Komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan
struktur biaya dasar suatu perusahaan.
4. Strategi lokasi
Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa
menentukan kesuksesan perusahaan.
5. Strategi tata letak
Aliran bahan baku, kebutuhan kapasitas, tingkat karyawan,
dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak.
6. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan
Kualitas lingkungan kerja diberikan, bakat dan keahlian
yang dibutuhan, dan upah yang harus ditentukan dengan
jelas.

13
7. Manajemen rantai pasokan (supply chain management)
Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa
yang harus dibeli.
8. Persediaan, perencanaan, kebutuhan bahan baku, dan
JIT (just in time)
Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika
kepuasan pelanggan, pemasok, perencanaan produksi dan
sumberdaya manusia dipertimbangkan.
9. Penjadwalan jangka pendek dan menengah
Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus
dikembangkan.
10. Perawatan (maintenance)
Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan
stabilitas yang diinginkan.

B. Desain Produk/Jasa, Strategi Proses, Lokasi, dan Tata Letak


B.1 Desain produk
Berikut beberapa pengertian desain produk :
1. Desain produk adalah mengupayakan peningkatan penjualan
melalui perbaikan produk atau pengembangan produk saat ini,
Menurut David (2009:251).
2. Desain produk adalah salah satu bidang ke ilmuan yang terintegrasi
dengan segala bentuk aspek kehidupan manusia dari masa ke masa,
Menurut Kotler Lupiyoadi (2014:331).
3. Desain produk adalah salah satu unsur memajukan industri agar
hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat,
karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik,
harga terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan
sebagainya, Menurut Prastyowibowo (2007:5)

14
Jadi menurut saya, desain produk adalah suatu bentuk upaya
meningkatkan nilai penjualan perusahaan melalui peningkatan
berbagai aspek, salah satunya peningkatan kualitas produk yang
dihasilkan.

2.1. Maksud dan tujuan Desain produk.


Maksud dari desain produk antara lain Menurut Brutou dan
Margaret (2006:67):
1. Untuk menghindari kegagalan yang mungkin terjadi dalam
pembuatan suatu produk.
2. Untuk memilih metode yang paling baik dan ekonomis
dalam pembuatan produk.
3. Untuk menentukan standarisasi atau spesifikasi produk
yang dibuat.
4. Untuk menghitung biaya dan menentukan harga produk
yang dibuat.
5. Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah
memenuhi persyaratan atau masih perlu perbaikan kembali
.
2.2. Faktor yang mempengaruhi Desain Produk
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk
tersebut menurut Lane (2006:113):
1. Harga jual
2. Kualitas produk
3. Volume penjualan
4. Daya saing
5. Kemampuan teknis
6. Strategi korporasi

15
B.2 Strategi Proses
Berikut beberapa pengetian strategi proses :
1. Strategi proses adalah alat yang digunakan dalam kegiatan
produksi, mengubah input menjadi output, Menurut David
(2009:251).
2. Strategi proses adalah suatu seni, teknik, dan ilmu merumuskan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan yang dilakukan
oleh suatu organisasi atau perusahaan dala mencapai tujuan yang
ditetapkan, Menurut S. Handayaningrat (2012).
3. Strategi proses adalah menyangkut teknik atau cara mencapai
tujuan produksi dalam tahapan proses produksi, Menurut Effendi
(2010:200).

Jadi menurut saya, strategi proses adalah suatu siasat atau cara yang
digunakan dalam tahapan produksi suatu organisasi maupun
perusahaan.

B.3 Tata Letak


Berikut beberapa pengertian tata letak :
1. Tata letak adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan,
baik yang ada dalam bangunan maupun di luar. Menurut Manahan
P. Tampubolon (2009:149).

2. Tata Letak adalah suatu perencanaan yang melibatkan keputusan


mengenai penyusunan dan penataan tata letak dari suatu pusat
aktivitas ekonomi yang dibutuhkan oleh setiap fasilitas yang
memiliki berbagai macam proses. Menurut Larry Ritzman dan
Manj Malhotra (2007: 302).

16
3. Pengaturan tata letak fasilitas pabrik adalah rencana pengaturan
semua fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang
efektif dan efesien. Menurut Zulian Yamit (2003:130).

Jadi menurut saya, tata letak adalah suatu penyusunan letak seluruh
fasilitas operasional perusahaan yang dapat memperlancar proses
produksi.

2.1. Tujuan Tata Letak


a. Meminimalisasi Material Hadling Cost
b. Efektivitas penggunaan ruangan pabrik.
c. Tingkat penggunaan tenaga kerja pabrikasi.
d. Mengurangi kendala kelancaran proses produksi.
e. Memudahkan komunikasi.

C. Manajemen Persediaan, Manajemen Proyek, Mengelola Kualitas dan


Rantai Pasokan

C.1 Manajemen Persediaan


Berikut beberapa pengertian manajememn persediaan :

1. Manajemen persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan


perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penentuan kebutuhan
material/barang lainnya sehingga di satu pihak kebutuhan operasi
dapat dipenuhi pada waktunya dan di lain pihak investasi
persediaan material/barang lainnya dapat ditekan secara optimal.

17
2. Manajemen persediaan merupakan sejumlah bahan –bahan yang
disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam
perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau
produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari
komponen atau langganan setiap waktu, Sofjan Assauri
(2005:169).

3. Persediaan merupakan salah satu asset perusahaan yang sangat


penting karena berpengaruh langsung terhadap kemampuan
perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Karena itu, persediaan
harus dikelola dan dicatat dengan baik agar perusahaan dapat
menjual produknya serta memperoleh pendapatan sehingga tujuan
perusahaan tercapai, Rudianto (2012:222).

Jadi menurut saya, manajemen persediaan adalah kegiatan yang


berhubungan dengan pengaturan bahan baku sampai siap untuk
dilakukan proses produksi.

3.1. Lima Langkah Mengawali Manajemen Persediaan


1. Meningkatkan ketepatan dari peramalan.
2. Mengurangi cycle times (waktu siklus).
3. Menurunkan biaya pemesanan/setup.
4. Meningkatkan inventory visibility.
5. Menurunkan biaya penyimpanan persediaan.

C.2 Manajemen Proyek


Berikut beberapa pengertian manajemen proyek :

18
1. Manajemen proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
sebuah organisasi atau perusahaan dalam merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, serta mengendalikan sumber
daya agar dapat mencapai hasil yang diinginkan dalam kurun
waktu tertentu, Menurut Suryanto, et al. (2009:82).
2. Manajemen proyek sebagai sebuah proses atau kegiatan mengatur
keberlangsungan proyek pengembangan sistem informasi yang
sesuai dengan rencana proyek sehingga proyek dapat diselesaikan
tepat waktu, sesuai dana, dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, O’Brien dan Marakas (2009:636).
3. Manajemen proyek adalah suatu metode pengaplikasian yang
mencakup pengetahuan, kemampuan, perangkat, dan teknik-teknik
untuk mendeskripsikan aktivitas dari suatu proyek agar memenuhi
semua kebutuhan user, Menurut Fuller, Valacich, dan George
(2008:15).

Jadi menurut saya, manajemen proyek adalah kegiatan yang


berhubungan dengan pengaturan dan pengaturan suatu proyek agar
dilaksanakan secara efektif dan efisien.

3.1. Fase Manajemen Proyek


Ada 3 (tiga) fase dalam manajemen proyek, yaitu :
1. Perencanaan
Fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan
proyek, dan organisasi proyek (2009:31). Perencanaan
Proyek adalah cara yang efektif untuk menugaskan orang
dan sumber daya fisik yang diperlukan. Organisasi proyek
dibentuk untuk memastikan program yang telah ada tetap
berjalan dengan lancar (2009:31-32).

19
2. Penjadwalan
Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan untuk
kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing
kegiatan satu dengan yang lainnya (2009:31). Penjadwalan
Proyek Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan
pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek.
3. Pengendalian
Fase untuk mengawasi sumber daya, biaya, kualitas, dan
anggaran. Fase ini juga dapat digunakan untuk merevisi
atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola
kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan
waktu dan biaya (2009:32).

C.3 Mengelola Kualitas


Berikut beberapa pengertian mengelola kualitas :
1. Menurut Wikipedia, kualitas adalah ukuran seberapa mampu suatu
barang atau jasa memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan
standar tertentu. Standar tersebut mungkin berkaitan dengan
waktu, bahan, kinerja, keandalan, atau karakteristik yang dapat
dikuantitaskan.
2. Pengertian kualitas menurut Goetch dan Davis, kualitas adalah
suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan,
orang, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa
yang diharapkan.
3. Menurut Feigenbaum, pengertian kualitas adalah keseluruhan
karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing,
engineering, manufature dan maintenance, di mana produk dan

20
jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan
dan harapan pelanggan

Jadi menurut saya, kualitas adalah suatu ukuran yang menjadi dasar
apakah suatu produk sudah sesuai dengan standar yang ditentukan, dan
sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik


keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi
keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas
penggunaan produk itu. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas
dari kekurangan atau kerusakan, Vincent Gasperz (2010: 5).

Kualitas produk merupakan hal yang penting yang harus


diusahakan oleh setiap perusahaan jika ingin yang dihasilkan dapat
bersaing di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Kualitas terdiri dari segi design dan kesesuaian dimana
antara keduanya terdapat beberapa kesamaan elemen-elemen yang
terdiri dari: kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan. Kualitas mencakup produk dan jasa, manusia, proses dan
lingkungan. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah misalnya
apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap
kurang berkualitas pada masa yang akan datang, Fandi Tjiptono dan
Anastasia Diana (2013:3)

21
C.4 Rantai Pasokan
Berikut beberapa pengertian rantai pasokan :

1. Manajemen rantai pasokan terdiri dari setiap mata rantai persediaan


baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi
permintaan pelanggan, Chopra & Meindl (2007:2).
2. Manajemen rantai pasokan mencakup kegiatan mengelola arus
informasi, produk dan pelayanan di seluruh jaringan baik itu
pelanggan, perusahaan hingga pemasok, S. Russell & W. Taylor
(2009:306).
3. Manajemen rantai pasokan adalah suatu koordinasi strategis dari
rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen
penawaran dan permintaan, J. Stevenson (2014).

Jadi menurut saya, rantai pasokan adalah suatu sistem koordinasi yang
dilakukan untuk mengelola manajemen penawaran dan permintaan,
dengan tujuan memenuhi kebutuhan dari pelanggan.

3.1. Strategi Rantai Pasok


Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk
melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai
berikut:
1. Banyak Pemasok (Many Supplier).
Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan
pemasok yang lainnya dan membebankan pemasok untuk
memenuhi permintaan pembeli.
2. Sedikit Pemasok (Few Supplier).
Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan
jangka panjang dengan para pemasok yang komit.

22
3. Vertical Integration.
Pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa
yang sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli
pemasok atau distributor.
4. Kairetsu Network.
Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai sub-
kontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.
5. Perusahaan Maya (Virtual Company).
Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan
pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat
diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan
organisasi yang tidak tetap dan bergerak sehingga
memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar
dapat memenuhi permintaan pasar yang cenderung
berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan
pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji,
pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya.

D. Penjadwalan Jangka Pendek, Pemeliharaan Keandalan, MRP,


dan ERP
D.1 Penjadwalan Jangka Pendek
Berikut beberapa pengertian penjadwalan jangka pendek:

1. Penjadwalan jangka pendek merupakan suatu konsep


filosofi yaitu memproduksi produk yang dibutuhkan, pada
saat dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai
kebutuhan pelanggan, pada tingkat kualitas prima, dari
setiap tahap proses dalam sistem manufacturing, dengan
cara yang paling ekonomis dan efisien melalui eliminasi

23
pemborosan dan perbaikan proses secara terus menerus.
Menurut Gaspersz (2008).

2. Penjadwalan jangka pendek merupakan sebuah filosofi


pemecahan masalah secara berkelanjutan dan memaksa
dengan cara menghilangkan pemborosan. Menurut Heizer
dan Render (2004).
3. Penjadwalan jangka pendek adalah sebuah sistem produksi
yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, biaya dan
waktu penyerahan sebaik mungkin, dengan menghapuskan
semua pemborosan yang terdapat dalam proses internal,
sehingga mampu menyerahkan produk yang dipesan sesuai
dengan kehendak konsumen secara tepat waktu. Menurut
Imai (2007).

Jadi menurut saya, penjadwalan jangka pendek adalah suatu


sistem produksi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
cara menghapuskan pemborosan dalam proses produksi, agar
tercapai dalam waktu yang pendek produk yang dibutuhkan.

4.1. Pengenalan Konsep Dasar Just in Time

Menurut Indrajid dan Pranoto (2003), terdapat lima


tahap pengenalan konsep dasar dari Just in Time dalam
suatu perusahaan, yaitu:

1. Hanya memproduksi produk sejumlah yang


diminta oleh konsumen
2. Memproduksi produk bermutu tinggi
3. Memproduksi produk berbiaya rendah

24
4. Memproduksi produk berdaur waktu yang cepat
5. Mengirimkan produk pada konsumen tepat waktu

4.2. Manfaat Just in Time

Manfaat yang didapatkan dari penerapan konsep Just in


Time memberikan keuntungan-keuntungan yang baik
bagi perusahaan. Adapun manfaat-manfaat yang
diperoleh dengan adanya penerapan Just in Time
menurut Garrison dan Norren (1997), adalah sebagai
berikut

1. Modal kerja dapat ditunjang dengan adanya


penghematan karena pengurangan biaya-biaya
persediaan.
2. Lokasi yang tadinya untuk menyimpan persediaan
dapat digunakan untuk aktivitas lain sehingga
produktivitas meningkat.
3. Waktu untuk melakukan aktivitas produksi
berkurang, sehingga dapat menghasilkan jumlah
produk lebih banyak dan cepat merespon
konsumen. Tingkat produk cacat berkurang,
mengakibatkan penghematan dan kepuasan
konsumen meningkat.

25
D.2 Pemeliharaan Keandalan

Berikut beberapa pengertian pemeliharaan keandalan:

1. Pemeliharaan keandalan adalah suatu upaya terus-menerus


(continous improvement efforts) untuk menghilangkan
pemborosan (waste), dan untuk meningkatkan nilai tambah
(value added) produk (barang dan atau jasa), agar
memberikan hasil kepada pelanggan (customer value).
Menurut Gaspersz dan Fontana (2011).

2. Pemeliharaan keandalan adalah sistem yang dapat


mengurangi keseluruhan biaya, khususnya biaya tidak
langsung dengan tetap menjaga standar kualitas dan
mengurangi waktu siklus prodiksi. Menurut Womack and
Jones (2004).
3. Pemeliharaan keandalan adalah suatu filosofi bisnis yang
meliputi pada penggunaan sumber daya yang termasuk
sumber waktu dalam aktivitas perusahaan yang melalui
perbaikan dan peningkatan terus-menerus, sehingga hanya
berfokus pada eliminasi aktivitas yang tidak bernilai dalam
desain produksi yang berhubungan dengan manufaktur atau
operasi yang berkaitan langsung dengan pelanggan.
Menurut Gaspersz (2012).

Jadi menurut saya, pemeliharaan keandalan adalah cara


mencapai keseimbangan dalam penggunaan berbagai sumber
daya perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
mengurangi biaya, mengeliminasi pemborosan dan

26
menghasilkan atau memberikan produk tepat waktu dan
mengefisiensikan dari apa yang tersisa.

4.1. Tujuh Waste Dalam Pemeliharaan Keandalan

1. Waste of Overproduction (Produksi yang


berlebihan)
Pemborosan yang terjadi karena kelebihan
produksi baik yang berbentuk Barang Jadi maupun
WIP (Barang Setengah Jadi) tetapi tidak ada order
/ pesan dari Customer.
2. Waste of Inventory (Inventori)
Waste atau pemborosan yang terjadi karena
Inventory adalah Akumulasi dari Barang Jadi, WIP
(Barang Setengah Jadi) dan Bahan Mentah yang
berlebihan di semua tahap produksi sehingga
memerlukan tempat penyimpanan Modal yang besar,
orang yang mengawasinya dan pekerjaan
dokumentasi (Paperwork).
3. Waste of Defects (Cacat / Kerusakan)
Waste atau Pemborosan yang terjadi karena
buruknya kualitas atau adanya kerusakkan (defect)
sehingga diperlukan perbaikan. Ini akan
menyebabkan biaya tambahan yang berupa biaya
tenaga kerja, komponen yang digunakan dalam
perbaikan dan biaya-biaya lainnya.

27
4. Waste of Transportation
(pemindahan/transportasi)
Waste atau Pemborosan yang terjadi karena tata
letak (layout) produksi yang buruk, peng-
organisasian tempat kerja yang kurang baik
sehingga memerlukan kegiatan pemindahan
barang dari satu tempat ke tempat lainnya.
5. Waste of Motion (Gerakan)
Waste atau Pemborosan yang terjadi karena gerakan
– gerakan pekerja maupun mesin yang tidak perlu
dan tidak memberikan nilai tambah terhadap produk
tersebut.
6. Waste of Waiting (Menunggu)
Saat seseorang atau mesin tidak melakukan
pekerjaan, status tersebut disebut menunggu.
Menunggu bisa dikarenakan proses yang tidak
seimbang sehingga ada pekerja maupun mesin yang
harus mengunggu untuk melakukan pekerjaannya.
7. Waste of Overprocessing (Proses yang
berlebihan)
Tidak setiap proses bisa memberikan nilai tambah
bagi produk yang diproduksi maupun customer.
Proses yang tidak memberikan nilai tambah ini
merupakan pemborosan atau proses yang
berlebihan. Yang harus dilakukan adalah mencari
Root Cause (akar penyebab) dari suatu
permasalahan dan pengambilan tindakan yang
sesuai dengan akar penyebab tersebut.

28
D.3 MRP

Berikut beberapa pengertian MRP:

1. Material Requirement Planning (MRP) dapat


didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur
yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu
dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadap
komponen-komponen permintaan yang saling
bergantungan. Menurut Gaspersz (2007).

2. MRP adalah suatu sistem perencanaan dan


penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang
memerlukan beberapa tahapan proses /fase atau
dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk
sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke bahan
mentah atau komponen yang dibutuhkan dengan
menggunakan waktu tenggang sehingga dapat
ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan
untuk masing-masing komponen suatu produk yang
akan dibuat. Menurut Rangkuti (2007).

3. MRP adalah suatu sistem informasi berbasis komputer


yang menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (Master
Production Schedule) untuk barang Jadi (produk akhir)
menjadi beberapa tahapan kebutuhan sub-assy,

29
komponen dan bahan baku. Menurut Stevenson
(2005).
Jadi menurut saya, MRP adalah suatu konsep dalam
manajemen produksi yang membahas cara yang cepat dalam
perencanaan produk dalam proses produksi, sehingga barang
yang dibutuhkan sesuai dengan proses produksi.

4.1. Tujuan Penerapan MRP (Material Requirement


Planning) Pada Perusahaan Manufaktur

1. Mengurangi jumlah persediaan:


MRP dapat menentukan jumlah komponen/bahan
baku yang dibutuhkan dan kapan komponen/bahan
baku tersebut dibutuhkan untuk suatu Jadwal
Produksi Induk (Master Produksi Schedule). Dengan
demikian, perusahaan manufaktur yang bersangkutan
hanya perlu membeli material (komponen/bahan
baku) tersebut pada saat dibutuhkan saja sehingga
dapat menghindari kelebihan persedian material.

2. Mengurangi waktu tenggang (lead time)


produksi dan pengiriman ke pelanggan:
MRP mengidentifikasikan jumlah dan waktu
material yang dibutuhkan sehingga pihak
purchasing (pembelian) dapat melakukan tindakan
yang tepat untuk memenuhi batas waktu yang
ditetapkan. Dengan demikian MRP dapat
membantu untuk menghindari keterlambatan
produksi yang dikarenakan oleh material.

30
3. Komitmen pengiriman yang realistis kepada
pelanggan:
Dengan menggunakan MRP, Pihak Produksi dapat
memberikan informasi yang cepat terhadap
kemungkinan waktu pengirimannya.
4. Meningkatkan Efisiensi Operasi:
Dengan adanya MRP, setiap unit kerja dapat
terkordinasi dengan baik sehingga dapat
meningkatkan efisiensi operasional setiap unit
kerja pada perusahaan yang menerapkan MRP
tersebut.

4.2. Input MRP

1. Master Production Schedule (MPS):


Master Production Schedule atau Jadwal Produksi
Induk adalah suatu perencanaan yang terdiri dari
tahapan waktu dan jumlah produk jadi yang akan
diproduksi oleh sebuah perusahaan manufakturing.
MPS ini pada umumnya berdasarkan order
(pesanan) pelanggan dan perkiraan order
(forecast) yang dibuat oleh perusahaan sebelum
dimulainya sistem MRP. Seperti yang disebutkan
sebelumnya, MRP adalah terjemahaan dari MPS
(Jadwal Produksi Induk) untuk Material.

2. Inventory Status File (Berkas status


Persediaan): Inventory Status File ini berkaitan
dengan hasil perhitungan persediaan dan
kebutuhan bersih untuk setiap periode

31
perencanaan. Setiap inventory atau persediaan
harus memberikan informasi status yang jelas dan
terbaru mengenai jumlah persediaan yang ada saat
ini, jadwal penerimaan material ataupun rencana
pembelian yang akan diserahkan ke pemasok.
Informasi ini juga harus meliputi Jumlah Lot (Lot
sizes), Lead Time (tenggang waktu), Safety Stock
Level dan juga jumlah material yang rusak/cacat.
3. Bill of Materials (BOM): BOM adalah sebuah
daftar yang berisikan jumlah masing-masing
bahan baku, bahan pendukung dan sub-assy (semi
produk) yang dibutuhkan untuk membuat suatu
produk jadi.

D.4 ERP

Berikut beberapa pengertian ERP:

1. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem


teknologi informasi yang diadopsi oleh banyak perusahaan
untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan
melalui efisiensi proses bisnis. Menurut Gupta dan Kohli
(2006)
2. Enterprise Resource Planning merupakan sebuah teknologi
sistem informasi yang terintegrasi dan digunakan oleh
manufaktur kelas dunia dalam meningkatkan kinerja
perusahaan. Menurut Indrajit dan Permono (2005).

32
3. ERP adalah model sistem informasi yang memungkinkan
perusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan
berbagai proses bisnis utamanya. Menurut James Hall
(2011:45).

Jadi menurut saya, ERP adalah suatu sistem teknologi


informasi yang digunakan perusahaan atau organisasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan/organisasi.

Kemudian aplikasi ERP untuk fungsi SDM meliputi modul


rekruitmen, penggajian, manajemen personil, pengembangan
karyawan dan manajemen kompensasi serta lainnya.
Sedangkan dibidang pemasaran meliputi manajemen relasi
pelanggan, pemasukkan order dan pemrosesan order dan
seterusnya. Kemudian untuk ERP dibidang logistik biasanya
berupa perencanaan produksi, manajemen material dan
manajemen pabrik.

E. Sumber Daya Manusia, Desain Kerja, dan Perencanaan


Agregat
E.1 Sumber Daya Manusia
Berikut beberapa pengertian sumber daya manusia:

1. Sumber Daya Manusia (SDM) semula merupakan


terjemahan dari human recources. Namun ada pula para
ahli yang menyamakan SDM dengan manpower atau
tenaga kerja, bahkan sebagian orang menyetarakan
pengertian SDM dengan personnel (personalia,
kepegawaian dan sebagainya). Menurut Gouzali Syadam
(2000:5)

33
2. Sumber Daya Manusia mengandung pengertian usaha kerja
atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi.
Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang
diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk
menghasilkan barang dan jasa. Menurut Sonny Sumarsono
(2008:4).

3. Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang


sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor
yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus
dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi organisasi. Menurut M.T.E. Hariandja (2002:2).

Jadi menurut saya, sumber daya manusia adalah orang-orang


yang dipekerjakan di suatu organisasi yang nantinya akan
menjadi penggerak untuk bisa mencapai tujuan organisasi itu
sendiri.

5.1. Tujuan Strategi Sumber Daya Manusia

Menurut Heizer dan Render (2005:501). Tujuan strategi


sumber daya manusia adalah untuk mengelola tenaga
kerja dan mendesain tenaga kerja sehingga dapat
diletakkan tepat pada kemampuannya masing-masing
agar dapat bekerja secara efektif dan efesien.

Penelitian mengenai tujuan sumber daya manusia juga


ini dipertegas oleh studi yang dilakukan Rivai dan

34
Sagala (2011:8), dalam bukunya tentang tujuan sumber
daya manusia ialah meningkatkan mutu dan kualitas
bekerja karyawan yang ada dalam suatu perusahaan agar
memiliki sikap bertanggung jawab secara strategis, etis,
dan social.

E.2 Desain Kerja

Berikut beberapa pengertian desain kerja:

1. Desain kerja adalah rincian tugas dan cara pelaksanaan


tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang
mengerjakan tugas, bagaimanatugas itu dilaksanakan,
dimana tugas dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan.
Menurut Herjanto (2001:110).
2. Desain kerja adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan
kerja seseorang individu atau kelompok karyawan secara
organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-
penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan organisasi,
teknologi, dan keperilakuan. Handoko (2009:31).
3. Desain kerja adalah sebuah pendekatan yang menetapkan
tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi
seseorang atau sebuah kelompok. Menurut Heizer &
Render: (2005:504).

Jadi menurut saya, desain kerja adalah suatu penetapan


kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok
karyawan secara organisasional yang bertujuan untuk mengatur
penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan-
kebutuhan organisasi.

35
E.3 Perencanaan Agregat

Berikut beberapa pengertian perencanaan agregat:

1. Perencanaan agregat merupakan perencanaan produksi


jangka menengah. Dimana berkisar 1 bulan sampai 24
bulan atau 1 tahun hingga 3 tahun. Tergantung pada
karakteristik produk dan jangka waktu produksi dan
disesuaikan dengan periode peramalan. Menurut Teguh
Baroto (2002:98).
2. Perencanaan agregat adalah penyesuaian antara penawaran
dan permintaan dalam jangka waktu menengah untuk 12
bulan yang akan datang. Roger G. Schroeder (2007:254).
3. Perencanaan agregat berarti menggabungkan sumber daya-
sumber daya yang sesuai ke dalam istilah-istilah yang lebih
umum dan menyeluruh. Dengan adanya ramalan
permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah
tenaga kerja dan input produksi yang saling berkaitan,
maka perencanaan harus memilih tingkat output untuk
fasilitas selama tiga sampai delapan belas bulan kedepan.
Menurut Sukendar dan Kristomi (2008:107).

Jadi menurut saya, perencanaan agregat adalah perencanan


produksi jangka menengah yang dibuat dengan menyesuaikan
hasil peramalan permintaan di periode tertentu.

36
1.1. Tujuan Perencanaan Agregat
Tujuan dari perencanaan agregat produksi adalah
menentukan kapasitas produksi untuk memenuhi estimasi
permintaan pasar pada periode yang akan datang dengan
keputusan serta kebijakan mengenai kerja lembur,
backorder, sub-kontrak, tingkat persediaan,
mempekerjakan atau memberhentikan sementara pegawai.
(Sartin, 2012:145).

Kontribusi dari perencanaan agregat untuk dapat mencapai


tujuannya dalam mengatur tingkat output di masa yang
akan datang dari adanya permintaan yang tidak stabil
adalah dengan menyesuaikan kapasitas produksi serta
kebijakan mengenai kerja lembur, backorder, sub-kontrak,
tingkat persediaan, mempekerjakan atau memberhentikan
sementara pegawai agar dapat memenuhi permintaan pada
waktu yang tepat dengan menggunakan sumber atau
alternatif yang tersedia dengan biaya yang paling minimum
untuk keseluruhan produk.

37
BAB III
PEMBAHASAN

A. Proses Operasi dan Produktifitas, Serta Sistem Peramalan dan


Strategi Operasi Yang Diterapkan Perusahaan PT. Sari Coffe
Indonesia.
A.1 Proses Operasi dan Produktivitas di PT. Sari Coffe Indonesia.

PT. Sari Coffe Indonesia adalah sebuah perusahaan induk


yang memiliki hak merek dagang Starbucks Indonesia dimana
bergerak di bidang F&B. Produk yang dihasilkan oleh
Starbucks Indonesia banyak dan cenderung lebih berbahan kopi
dan susu. Selain menjual makanan yang berbahan kopi dan
susu, Starbucks juga memproduksi Teh, sandwich, cake, dan
lain sebagainya.

Dalam melakukan proses operasi produk-produk tersebut,


PT. Sari Coffe Indonesia. sangat difasilitasi oleh sumber daya
yang dimiliki dengan baik, khususnya sumber daya manusia
(karyawan). Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai
faktor yang dikelola sampai menghasilkan suatu produk,
tahapan secara umum di PT. Sari Coffe Indonesia. untuk
Starbucks yaitu:

1. Masukan (input)
Bahan baku untuk memproduksi minuman starbucks.
Dalam hal ini terdiri dari kopi, susu, sirup-sirupan, dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan proses input.

2. Proses

38
Penggunaan peralatan dan mesin untuk memproses biji kopi
starbucks, seperti Mastrena, shaker, oven, dan lain-lain.
3. Keluaran (Output)
Hasil yang didapatkan dari serangkaian proses
sebelumnya yaitu Minuman Starbucks yang sesuai dengan
standar ketetapan perusahaan.

Proses operasi yang berjalan di Sari Coffe Indonesia.


agaknya sedikit berjalan lambat dimana hal tersebut akan
berdampak pada ketikpastian waktu produksi dan produktivitas
yang ada di perusahaan. Apabila terdapat kendala tersebut akan
mengurangi tingkat pembelian pelanggant dalam jumlah cukup
tinggi. Solusi yang dapat dilakukan dengan melakukan
penambahan penggunaan teknologi dalam proses operasional.
Dan memberikan pelatihan keterampilan kepada karyawan agar
dapat meningkatkan kinerjanya yang semakin baik.

Produktivitas merupakan kegiatan menghasilkan sesuatu


hal, dalam bentuk barang ataupun jasa. Dalam hal ini,
produktivitas yang dimaksud ialah pengukuran kinerja
perushaaan dari sisi produksi suatu barang atau jasa. Dalam
pengukuran suatu produktivitas menggunakan cara perandingan
atau rasio antara output yang dihasilkan perusahaan dengan
input yang digunakan. Produktivitas akan memberikan efek
yang besar terhadap profitabilitas atau keuntungan perusahaan.
Apabila kondisi produktivitas yang meningkat, maka akan
meningkatkan laba perushaan, meningkatkan upah kerja
karyawan, dan akan juga berkontribusi terhadap pihak eksternal
seperti pembayaran pajak untuk negara.

39
Ada 2 (dua) jenis pengukuran produktivitas, yaitu pertama
produktivitas faktor tunggal dimana pengukuran produktivitas
yang hanya memperhitungkan salah satu sumber daya sebagai
variabel input dan yang kedua produktivitas multifaktor dimana
pengukuran produktivitas yang memperhitungkan semua
variabel input.

Sistem penilaian produktivitas pada PT. Sari Coffe


Indoensia Tbk. menggunakan produktivitas multifaktor, dengan
memasukkan semua sumber daya yang digunakan sebagai
input, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan modal. Untuk
perhiungan secara terperinci tidak dapat diketahui dan diukur
karena hal tersebut menjadi rahasia perusahaan.

A.2 Sistem Peramalan di PT. Sari Coffe Indonesia


Pada PT. Sari Coffe Indonesia. induk dari perusahaaan
Starbucks Coffe Indonesia memiliki sistem peralaman dalam
memperkirakan jumlah kebutuhan akan produk yang akan
dihasilkan di masa yang akan datang. Hal ini menjadi salah satu
cara untuk meminimalisir terjadinya kerugian akibat kesalahan
prediksi jumlah barang yang akan di produksi. Bentuk
peramalan yang ada di Starbucks meliputi kebutuhan akan
bahan baku utama dan bahan-bahan penunjang untuk produk-
produk yang dimiliki. Sistem peramalan yang diterapkan secara
sederhana dijelaskan bahwa dengan menghitung jumlah store
yang ada, jumlah pengunjung yang membeli produk Starbucks,
dan waktu pembelian. Data mengenai hal tersebut dapat
diperoleh dari data-data waktu terdahulu atau sebelumnya.

40
Namun pada saat wawancara pihak PT. Sari Coffe Indonesia.
tidak ingin memberitahukan peramalan perusahaan secara rinci
karena merupakan rahasia perusahaan.

Manfaat menggunakan sistem peramalan dalam produksi bagi


PT. Sari Coffe Indonesia. diantaranya yaitu:

1. Menjadi acuan dalam menentukan tingkat persediaan,


khususnya bahan baku utama.
2. Sebagai pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan produksi.
3. Meminimalisir terjadinya kesalahan dalam penentuan jumlah
produksi.
4. Mengurangi terjadinya pemborosan dalam perusahaan,
khususnya divisi operasional (produksi).

A.3 Strategi Operasi Yang Digunakan PT. Sari Coffe Indonesia.

Strategi operasi merupakan alat ataupun siasat yang


digunakan dalam mencapai tujuan operasi yang telah ditentukan
suatu perusahaan atau organisasi. Strategi operasi harus
senantiasa diterapkan oleh segala jenis bidang usaha, agar dapat
mempertahankan kelangsungan usahanya. Bentuk-bentuk
strategi operasi yang ada saat ini antara lain, bersaing untuk
menggunakan biaya yang rendah, bersaing dalam mutu
pelayanan, persaingan produk dengan kompetitor, dan lain
sebagainya. Pertama, strategi bersaing untuk menggunakan
biaya yang rendah diartikan bahwa perusahaan menggunakan
segala sumber dayanya secara efektif dan efisien. Dengan

41
penggunaan sumber daya yang rendah maka ongkos produksi
serta harga unit produk akan menjadi rendah, hal ini berdampak
pada meningkatnya jumlah permintaan produk, dan hal tersebut
sesuai dengan tujuan operasi perusahaan. Kedua, bersaing
dalam mutu pelayanan, hal ini berarti perusahaan
mengutamakan kualitas jasa yang diberikan kepada konsumen
atau pelanggan. Dengan mengutamakan kualitas pelayanan
yang diberikan maka konsumen akan merasa loyal terhadap
perusahaan dan secara otomatis akan selalu membeli produk
yang perusahaan miliki. Ketiga, persaingan produk dengan
kompetitor, hal ini lebih mengarah pada kualitas dan
keunggulan produk yang dimiliki perusahaan untuk menarik
minat dari konsumen. Produk yang memiliki keunikan dan
keunggulan dari produk perusahaan kompetitor akan selalu
diingat dan dikonsumsi konsumen.

PT. Sari Coffe Indonesia. menggunakan strategi operasi


serupa dengan yang telah dijelaskan diatas. Perusahaan
senantiasa mencari inovasi untuk menyusun strategi operasi
yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal tersebut
tidak terlepas dari keinginan PT. Sari Coffe Indonesia. untuk
mencapai tujuan operasi yang telah ditentukan, terutama
mencapai prinsip efektif dan efisien.

42
B. Sistem Desain Produk/Jasa, Strategi Proses, Lokasi dan Tata Letak di
PT. Sari Coffe Indonesia.
B.1 Desain Produk/Jasa PT. Sari Coffe Indonesia.

Desain produk dan jasa juga diterapkan di PT. Sari Coffe


Indonesia. Guna membentuk brand image di masyarakat,
perusahaan melakukan serangkaian kegiatan sebelum
menetapkan desain produk dan jasa yang akan diluncurkan atau
diterapkan. Pertama, perusahaan akan mengamati keadaan
lingkungan sekitar, dimana akan mengamati kebutuhan dan
keinginan konsumen pada saat ini, misalnya sedang terjadi
musim hujan maka perushaaan akan mengembangkan produk
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen seperti makanan atau
minuman hangat. Kedua, perusahaan meminta tanggapan dari
masyarakat secara acak mengenai produk yang akan
dikeluarkan. Ketiga, perusahaan akan membuat uji coba sampel
produk yang akan di keluarkan kepada masyarakat, dari hal
tersebut perusahaan meminta masyarakat menilai produk dan
juga harga yang pas dengan mengisi quesioner ataupun
wawancara singkat, apakah produk perlu penyempurnaan atau
tidak. Keempat, jika produk dirasa telah sesuai dan telah
diterima oleh masyarakat, maka produk dapat ditetapkan
menjadi produk utama dan dapat di sebarluaskan melalui semua
outlet starbucks di Indonesia.

Dalam hal desain jasa PT. Sari Coffe Indonesia.


menggunakan cara yang hampir sama dengan cara
pengembangan desain produk, perbedaannya adalah dalam
desain jasa pelayanan yang diberikan dari karyawan kepada
konsumen/pelanggan, perusahaan memberikan pelatihan dan

43
pengembangan karakter kepada pada seluruh karyawan agar
dapat lebih meningkatkan kualitas jasa dalam melayani
konsumen atau pelanggan. Dengan meningkatnya kualitas jasa
yang diberikan maka akan berdampak juga pada peningkatan
konsumen yang membeli produk, baik pembelian langsung
maupun tidak langsung.

B.2 Strategi Proses di PT. Sari Coffe Indonesia.


Pada PT. Sari Coffe Indonesia. strategi proses di tekankan
pada pengolahan produk yang ada pada Starbucks Indonesia
mulai dari persiapan bahan baku sampai bahan baku selesai di
proses. Pada intinya strategi proses di PT. Sari Coffe Indonesia
Tbk. menginginkan adanya efisiensi dan efektifitas pada saat
proses operasi berlangsung, dengan tidak melakukan
pemborosan saat proses operasi berlangsung. Dalam perusahaan
Starbucks efesiensi dan efektifitas proses operasi terlihat dari
penggunaan teknologi yang sudah memenuhi standar dan dapat
melakukan pengolahan secara massive atau dengan kata lain
sekaligus banyak, misalnya pada teknologi mastrena kopi sudah
menggunakan mesin yang otomatis mengetahui waktu detik
good shot kopi sesuai standar minuman starbucks.

Selain keunggulan yang terdapat pada sistem teknologi


yang digunakan, terdapat juga kendala yang ditimbulkan.
Kendala pada mesin terjadi ketika mengalami trouble, maka
mesin harus di perbaiki yang akan menghambat proses operasi,
selain itu juga biaya perbaikannya yang mahal.

B.3 Lokasi dan Tata Letak PT. Sari Coffe Indonesia.

44
Pemilihan lokasi dan tata letak juga diperhatikan di PT.
Sari Coffe Indonesia. sebagai perusahaan yang memiliki nilai
perusahaan salah satunya loyalitas. Untuk pemilihan lokasi PT.
Sari Coffe Indonesia. terletak di Sahid Sudirman Center, Jakarta
Pusat, yang juga menjadi gedung Starbucks Centre. Kemudian
Starbucks yang memiliki gerai cabang di seluruh Indonesia juga
memperhatikan pemilihan lokasi, biasanya terletak di dalam
mall, sekitar perkantoran, dan tempat-tempat strategis sesuai
pangsa pasar yang dituju. Dengan pemilihan lokasi yang tepat
meningkatkan penjualan dari Minuman- minuman Starbucks itu
sendiri.

Penataan tata letak juga dilakukan oleh PT. Sari Coffe


Indonesia. baik di gedung Starbucks Centre maupun di seluruh
gerai Starbucks yang tersebar di Indonesia. Penataan tata letak
berupa memberikan ruang yang cukup untuk konsumen,
kemudian menyediakan ruang tempat untuk makan dan
menunggu pesanan (untuk take away), meja pelayanan yang
tidak terlalu tinggi agar memudahkan transaksi. Selain itu
dilengkapi juga toilet, kursi yang nyaman dan wifi utuk para
konsumen yang datang membeli Starbucks. Dan semua hal
tersebut dilakukan sebagai bentuk pelayanan Starbucks kepada
konsumen, agar konsumen senantiasa loyal serta merasa selalu
diberikan pelayanan yang terbaik.

Pengaruh yang ditimbulkan dari pemilihan lokasi dan tata


letak tersebut ialah konsumen akan menjadikan Starbucks
sebagai pilihannya, dibandingkan yang lain (kompetitor).
Terutama pengaruhnya adalah peningkatan jumlah volume

45
kuantitas penjualan minuman-minuman starbucks di seluruh
gerai cabang yang ada.

C. Sistem Manajemen Persediaan dan Manajemen Proyek, Serta


Mengelola Kualitas dan Rantai Pasokan PT. Sari Coffe
Indonesia.
C.1 Manajemen Persediaan PT. Sari Coffe Indonesia.

Di PT. Sari Coffe Indonesia. yang pernah mengalami


kelangkaan pada sumber daya bahan baku untuk kegiatan
operasional produksi perusahaan. Kelangkaan terjadi pada
sulitnya mendapatkan bahan-bahan minuman seasonal.

Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, kelangkaan di PT.


Sari Coffe Indonesia. dapat diatasi dengan beberapa cara:

1. Mencari bahan baku alternative/pengganti yang relatif


memiliki kualitas sama dengan bahan baku yang
diinginkan, agar tetap bisa memenuhi keinginan customer,
sesuai dengan mekanisme kerja PT. Sari Coffe Indonesia.
2. Melakukan eksplorasi dan menambah jaringan sumber
daya pemasok bahan baku yang dapat dijadikan
opsi/antisipasi pada saat terjadinya kelangkaan bahan
baku yang dibutuhkan. Serta mencari harga yang lebih
murah dibanding pemasok bahan baku lainnya.
3. Perusahaan melakukan antisipasi dengan menjaga stok
persediaan bahan baku bumbu dan rempah-rempah.
Dengan melakukan stok bahan baku tersebut, perusahaan
akan tetap memiliki persediaan bahan baku pada saat
terjadinya kelangkaan atau saat harga bahan baku di
pasaran meningkat.

46
C.2 Manajemen Proyek PT. Sari Coffe Indonesia.

Manajemen proyek adalah kegiatan yang berhubungan


dengan pengaturan dan pengaturan suatu proyek agar
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Proyek yang dimaksud
ialah sesuatu hal yang diminta kepada suatu perusahaan untuk
mengerjakan suatu kegiatan yang inginkan pihak lain.

Pada saat wawancara mengenai manajemen proyek pihak


PT. Sari Coffe Indonesia. tidak mengetahui secara jelas makna
dari manajemen proyek yang dimaksud. Kendati demikian di
dalam perusahaan pun tidak ada yang berhubungan dengan
manajemen proyek. Perusahaan melaksanakan segala bentuk
kegiatan, baik operasional (produksi) maupun non operasional
hanya didasari oleh Standard Operational Procedur (SOP) dan
juga peraturan/tata tertib perushaan sesuai dengan Job
Description masing-masing karyawan

C.3 Pengelolaan Kualitas Produk di PT. Sari Coffe


Indonesia.

Kualitas produk dalam PT. Sari Coffe Indonesia. adalah


suatu keadaan produk yang terbaik, yang berguna untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Kepuasan
konsumen merupakan salah satu tujuan dari PT. Sari Coffe
Indonesia. dalam memproduksi produknya, yang dalam hal ini
minuman-minuman Starbucks Indonesia Jadi apabila ingin
menetapkan kualitas suatu produk, maka perlu memperhatikan
faktor dan sifat produk yang bersangkutan. Dalam memenuhi

47
produk yang berkualitas Starbucks memiliki sistem quality
control yang sangat baik sesuai dengan standar yang telah
menjadi ketetapan. Kualitas produk ini sangat diutamakan oleh
perusahaan dalam rangka menunjang program jangka panjang
perusahaan yaitu mempertahankan pasar.

C.4 Rantai Pasokan di PT. Sari Coffe Indonesia.

Manajemen rantai pasokan juga diterapkan pada PT. Sari


Coffe Indonesia. yang dilaksanakan oleh merek dagang
Starbucks Indonesia dalam melakukan produksinya. Jaringan
rantai pasok untuk bahan baku yaitu dari proses penyajian
makanan yang dilakukan Starbucks adalah berupa susu, kopi,
teh, sirup-sirupan, dan lain sebagainya. Sedangkan supplier
yang terkait pada mata rantai ini adalah pihak yang
menyediakan bahan baku pembuat makanan cepat saji
Starbucks memiliki beberapa supplier, biasanya perusahaan
mengambil bahan baku dari pemasok yang sudah teruji
kualitasnya. Untuk manufacturing dan distribusi biasanya
dilakukan sendiri oleh pihak Starbucks, yang nantinya makanan
tersebut akan siap dijual pada konsumen. Customer dari
Starbucks ini biasanya adalah masyarakat yang ingin menikmati
makanan cepat saji.

Kemudian dalam hal logistik yang dimasukan adalah


mengenai bahan baku makanan dan mesin pengolah makanan
yang tersedia. Gambaran umum yang diberitahukan perusahaan
ialah bahan baku seperti susu, biji kopi, dan sirup-sirupan
didapatkan langsung dari pemasok yang berada di wilayah
pulau jawa, namun perusahaan tidak merinci lokasi tersebut.

48
Kemudian untuk operasi di masing-masing outlet (pembuatan
minuman) sudah berdasarkan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang dikeluarkan oleh perusahaan.

D. Proses Penjadwalan Jangka Pendek dan Pemeliharaan


Keandalan Serta MRP dan ERP di PT. Sari Coffe Indonesia.
D.1 Proses Penjadwalan Jangka Pendek di PT. Sari Coffe
Indonesia.

Penjadwalan jangka pendek sangat penting dilakukan


dalam suatu perusahaan, hal ini juga yang dilakukan oleh PT.
Sari Coffe Indonesia. selaku pemegang merek dagang Starbucks
Indonesia. Untuk penerapan penjadwalan jangka pendek
perusahaan melakukan pengaturan waktu untuk melakukan
pemasokan bahan baku produksi, dimana proses pemasokan
dilakukan hanya pada saat giliran suatu bahan akan diolah.

D.2 Pemeliharaan Keandalan di PT. Sari Coffe Indonesia.

Dalam PT. Sari Coffe Indonesia. pemeliharaan keandalan


atau learn system diterapkan guna meperoleh nilai profitabilitas
yang lebih besar. Hal tersebut dilakukan dengan cara
melakukan peniadaan pemborosan-pemborosan yang timbul di
dalam perusahaan, terutama dalam proses produksi. Bentuk
peniadaan yang dilakukan ialah seperti penghapusan
pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi, hal
tersebut diatasi dengan melakukan perhitungan produksi yang
pasti maupun melalui peramalan. Kemudian penghematan
akibat terjadinya produk yang rusak atau tidak sesuai standar
yang akan menambah nilai kerugian perushaan, namun dapat
diatasi dengan sistem quality control yang baik. Selain itu

49
pemborosan yang terjadi akibat waktu tunggu baik karyawan
maupun mesin, terjadi karena proses yang tidak seimbang
antara pekerja (karyawan) dengan mesin yang digunakan.

Kendati demikian, masih banyak juga terjadi pemborosan


di beberapa sektor. Pemeliharaan keandalan yang belum
berjalan dengan baik di dalam PT. Sari Coffe Indonesia.
mengakibatkan banyak pemborosan yang terjadi berdampak
pada peningkatan ongkos produksi. Hal ini dapat diatasi dengan
penerapan pemeliharaan keandalan yang konsisten di seluruh
lini produksi, dengan penerapan yang baik maka akan terjadi
penghematan yang cukup besar dan berdampak bagi ongkos
produksi yang lebih murah.

D.3 Sistem MRP dan ERP di PT. Sari Coffe Indonesia.


Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu
konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang
cepat dalam perencanaan produk dalam proses produksi,
sehingga barang yang dibutuhkan sesuai dengan proses
produksi. Jika konsep MRP diterapkan dengan baik, maka akan
berdampak pada produktivitas proses produksi, dimana material
yang akan diolah selalu siap sedia dan tidak akan terjadi
penundaan proses produk.

Pada PT. Sari Coffe Infdonesia. selaku pemegang merek


dagang Starbucks Indonesia sistem MRP dilaksanakan dengan
cara-cara berikut, yaitu MRP dapat menentukan jumlah
komponen/bahan baku yang dibutuhkan dan kapan
komponen/bahan baku tersebut dibutuhkan untuk suatu jadwal
produksi. Dengan demikian, perusahaan hanya perlu membeli

50
material (komponen/bahan baku) tersebut pada saat dibutuhkan
saja sehingga dapat menghindari kelebihan persedian material.
Selanjutnya MRP mengidentifikasikan jumlah dan waktu
material yang dibutuhkan sehingga pihak purchasing
(pembelian) dapat melakukan tindakan yang tepat untuk
memenuhi batas waktu yang ditetapkan untuk menghindari
keterlambatan produksi yang dikarenakan oleh material. Dan
juga dengan adanya MRP, setiap unit kerja dapat terkordinasi
dengan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional
setiap unit kerja pada perusahaan.

Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu sistem


teknologi informasi yang digunakan perusahaan atau organisasi
untuk meningkatkan kinerja perusahaan/organisasi. ERP hampir
sama dengan MRP, hanya saja ERP lebih menjelaskan pada
sumber daya secara umum yang ada di perusahaan. Di PT. Sari
Coffe Indonesia. ERP lebih difokuskan pada fungsi SDM yang
meliputi modul rekruitmen, penggajian, manajemen personil,
pengembangan karyawan dan manajemen kompensasi serta
lainnya. Sedangkan dibidang pemasaran meliputi manajemen
relasi pelanggan, pemasukkan order dan pemrosesan order dan
seterusnya. Kemudian untuk ERP dibidang logistik biasanya
berupa perencanaan produksi, manajemen material dan
manajemen pabrik. Jadi secara garis besar ERP di dalam PT.
Sari Coffe Indonesia. mengenai perencanaan segala sumber
daya di semua divisi/bagian

E. Sistem SDM, Desain Kerja, dan Perencanaan Agregat di PT. Sari


Coffe Indonesia.

51
E.1 Sistem SDM di PT. Sari Coffe Indonesia.

Dalam sistem Sumber Daya Manusia (SDM) PT.Sari Coffe


Indonesia. mempekerjakan karyawan-karyawan dengan kualitas
terbaik sesuai dengan kapabilitasnya untuk suatu pekerjaaan/posisi
jabatan. SDM yang ada diperoleh dari sistem perekrutan yang ketat
sesuai dengan standar prosedur perekrutan karyawan yang telah
ditetapkan. Perusahaan mempekerjakan karyawan dengan
kualifikasi terbaik yang kemudian ditempatkan sesuai dengan
kualifikasi yang mereka miliki. Selain itu, adanya sistem training
dan pengenalan perushaaan yang bertujuan agar karyawan
mengenal aturan-aturan yang ada di perusahaan, termasuk
menyangkut sistem promosi, mutasi, dan rotasi. Untuk karyawan
yang sudah ada, perusahaan memberikan pelatihan dan
pengembangan agar menambah pengetahuan dan keterampilan
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

E.2 Desain Kerja di PT. Sari Coffe Indonesia.


Desain kerja adalah suatu penetapan kegiatan-kegiatan
kerja seorang individu atau kelompok karyawan secara
organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-
penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan
organisasi. Desain kerja menjadi bagian penting yang tidak
dapat dipisahkan dari sistem sumber daya manusia yang telah
dijelaskan diatas. Karena desain kerja merupakan pengaturan
tugas-tugas yang harusnya dilakukan oleh sumber daya manusia
(karyawan).

PT. Sari Coffe Indonesia. juga secara jelas mengatur


penugasan-penugasan kepada seluruh karyawan yang dimiliki.

52
Dengan pembagian tugas yang jelas akan mempercepat
pelaksanaan terhadap suatu pekerjaan, serta meminimalisir
terjadinya kesalahan melakukan pekerjaan karena kebingungan
tugas. Desain kerja di dalam perusahaan ini berkaitan dengan
kedisplinan waktu kerja, cara-cara pelaksanaan bekerja, dan lain
sebagainya. Pada akhirnya hal ini semua akan membantu
perusahaan mencapai tujuan, serta visi misi yang telah
ditetapkan.

E.3 Sistem Perencanaan Agregat PT. Sari Coffe Indonesia.

Perencanaan agregat adalah perencanan produksi jangka


menengah yang dibuat dengan menyesuaikan hasil peramalan
permintaan di periode tertentu. Jangka menengah disini dapat
diasumsikan kurun waktu 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun. Tujuan
dari perencanaan agregat produksi adalah menentukan kapasitas
produksi untuk memenuhi estimasi permintaan pasar pada
periode yang akan datang dengan keputusan serta kebijakan
mengenai kerja lembur, backorder, subkontrak, dan tingkat
persediaan. Kontribusi dari perencanaan agregat untuk dapat
mencapai tujuannya dalam mengatur tingkat output di masa
yang akan datang dari adanya permintaan yang tidak stabil
adalah dengan menyesuaikan kapasitas.

Dalam PT. Sari Coffe Indonesia. tentunya sudah ditentukan


perencanaan mulai jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang. Secara umum pada saat wawancara dijelaskan
bahwa sama seperti perencanaan atau penjadwalan jangka
pendek, hanya saja perencanaan agregat jangka menengah harus
melihat dan meramalkan kondisi yang akan datang dengan

53
keadaan yang begitu fluktiatif (berubah-ubah). Dalam
perusahaan dalam menentukan perencanaan agregat harus
mempertimbangkan aspek lain, tidak hanya produksi. Aspek
lain tersebut misalnya aspek lingkungan, teknologi, permintaan
dan penawaran, kondisi keuangan negara, inflasi, dan lain
sebagainya.

54
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

• Proses Operasi dan Produktifitas, Serta Sistem


Peramalan dan Strategi Operasi Yang Diterapkan PT.
Sari Coffe Indonesia.
Proses operasi di PT. Sari Coffe Indonesia. atau tahapan
secara umum, yaitu: pertama, masukan (Input) bahan baku
untuk menghasilkan minuman starbucks, kedua, proses
penggunaan peralatan dan mesin untuk memproses biji kopi
starbucks, ketiga, keluaran (Output) berupa minuman
starbucks. Sistem penilaian produktivitasnya menggunakan
produktivitas multifactor. Perusahaan memiliki sistem
peralaman dalam memperkirakan jumlah kebutuhan untuk
produk yang akan dihasilkan. Kemudian perusahaan
menggunakan strategi operasi dengan senantiasa mencari
inovasi menyusun strategi operasi menyesuaikan
perkembangan zaman.

• Sistem Desain Produk/Jasa, Strategi Proses, Lokasi dan


Tata Letak perlu di PT. Sari Coffe Indonesia.
Desain produk yang diterapkan di PT. Sari Coffe Indonesia.
dengan cara melakukan serangkaian kegiatan sebelum
menetapkan desain produk dan jasa yang akan diluncurkan
atau diterapkan. Pertama, perusahaan akan mengamati
keadaan lingkungan sekitar. Kedua, perusahaan meminta
tanggapan dari masyarakat mengenai produk. Ketiga,

55
perusahaan akan membuat uji coba sampel produk yang di
keluarkan kepada masyarakat. Keempat, produk dapat
ditetapkan dan di sebarluaskan. Untuk strategi proses
perusahaan menginginkan adanya efisiensi dan efektifitas
pada saat proses operasi berlangsung, dengan tidak
melakukan pemborosan. Pemilihan lokasi oleh perusahaan
memperhatikan lingkungan sekitar misalnya didalam mall
dan tata letak berupa memberikan ruang yang cukup untuk
konsumen, ruang tempat makan dan menunggu.

• Sistem Manajemen Persediaan dan Manajemen Proyek,


Serta Mengelola Kualitas dan Rantai Pasokan PT. Sari
Coffe Indonesia.
Manajemen persediaan di PT. Sari Coffe Indonesia. sudah
baik, namun terjadi masalah yaitu kelangkaan beberapa
bahan baku untuk produksi. Sedangkan untuk manajemen
proyek perusahaan tidak mengetahui secara jelas makna dari
manajemen proyek yang dimaksud. Untuk pengelolaan
kualitas di perusahaan merupakan suatu keadaan produk
yang terbaik, yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan dari konsumen. Untuk jaringan rantai pasok
Starbucks adalah dimulai dari perencanaan bahan baku
sampai dengan produk jadi dan siap untuk dijual kepada
pelanggan.

56
• Proses Penjadwalan Jangka Pendek dan Pemeliharaan
Keandalan, Serta MRP dan ERP di PT. Sari Coffe
Indonesia.
Penerapan penjadwalan jangka pendek di PT. Sari Coffe
Indonesia. dilakukan dengan pengaturan waktu untuk
melakukan pemasokan bahan baku produksi, dimana proses
pemasokan dilakukan hanya pada saat giliran suatu bahan akan
diolah. Sedangkan pemeliharaan keandalan dilakukan dengan
cara melakukan peniadaan pemborosan-pemborosan yang
timbul di dalam perusahaan, terutama dalam proses produksi.
Untuk MRP perusahaan hanya perlu membeli material
(komponen/bahan baku) tersebut pada saat dibutuhkan saja
sehingga dapat menghindari kelebihan persedian material. ERP
di dalam PT. Sari Coffe Indonesia. mengenai perencanaan
segala sumber daya di semua divisi/bagian.

• Sistem SDM, Desain Kerja, dan Perencanaan Agregat


penting di PT. Sari Coffe Indonesia.
Dalam sistem SDM PT. Sari Coffe Indonesia.
mempekerjakan karyawan-karyawan dengan kualitas terbaik
sesuai dengan kapabilitasnya untuk suatu pekerjaaan/posisi
jabatan. Desain kerja dalam perusahaan secara jelas
mengatur penugasan-penugasan kepada seluruh karyawan
yang dimiliki. Perencanaan agregat di PT. Sari Coffe
Indonesia. sama seperti perencanaan atau penjadwalan
jangka pendeknya, hanya saja harus melihat dan meramalkan
kondisi yang akan datang dengan keadaan yang begitu
fluktiatif (berubah-ubah) dalam waktu 1-3 tahun.

57
B. Saran
1. Melakukan penambahan jumlah penggunaan teknologi dalam
proses operasional di PT. Sari Coffe Indonesia dan memberikan
pelatihan berupa keterampilan kepada karyawan agar dapat
meningkatkan kinerjanya yang semakin baik
2. Melakukan briefing kepada karyawan setiap pergantian shift, agar
karyawan dapat saling mengetahui sehingga tidak merepotkan
pelanggan dan diri sendiri.
3. Sebaiknya karywan setiap akhir shift membantu PIC mengecek
bahan-bahan baku apakah masih ada yang kurang atau habis,
sehingga tidak terjadi lagi kehabisan bahan baku.
4. Melakukan dan menambah personil karyawan setiap outlet jika
kalau ada promo, sehingga tidak memberatkan karyawan.

58
DAFTAR PUSTAKA

Buku Referensi :

Ariani, Dorothea, 2004, “Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan


Kuantitatif Dalam Manajemen Kualitas)”, CV Andi Offset,
Yogyakarta

Heizer, Jay, 2014, “Manajemen Operasi dan Pengendalian”, Salemba


Empat, Jakarta

Kosasih, Sobarsa, 2009, “Manajemen Operasional”, Mitra Wacana Media,


Jakarta

Kurniawan, Teguh, 2006, “Perencanaan dan Pengendalian Produksi”,


Ghasia Indonesia, Jakarta

Puspita, Hani, 2007, “Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi”,


BPFE, Yogyakarta

Robert, Anthony, 2006, “Sistem Pengendalian Manajemen”, Edisi 1,


Salemba Empat, Jakarta

Jurnal :

Hermawan, Budi; “Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Kepuasan,


Reputasi Merek dan Loyalitas Konsumen Jamu Tolak Angin PT.
Sido Muncul”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, ISSN: 2548-
2149, Volume 4, Tahun 2015

59
Kusuma, Ratih; “Pengaru Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Dan Loyalitas Nasabah PT BPR Hoki Kabupaten Tabanan”, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, ISSN: 2337-3067, Volume 3, Tahun 2014

60
Lampiran Dokumentasi

Kegiatan Operasional saat selesai kerja Display Makanan Cepat saji

Beberapa Minuman Core Starbucks

Kegiatan setelah aku minta wawancara


+ Foto bersama semua partner

61

Anda mungkin juga menyukai