Anda di halaman 1dari 16

7.

HUBUNGAN INDUSTRIAL
PANCASILA
KEGAGALAN TIDAK MENGAJARKAN UNTUK
MEMBUAT KITA LEMAH, NAMUN MEMBANTU KITA
BANGKIT DARI KEGAGALAN ITU.

BUANGLAH JAUH – JAUH HAL YANG MAMPU


MEMBUATMU LEMAH DAN PEGANGLAH DENGAN
ERAT SESUATU YANG MEMBUATMU KUAT.
Hubungan Industrial Pancasila
Hubungan Industrial Pancasila adalah hubungan antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan jasa (pekerja,
pengusaha dan pemerintah) didasarkan atas nilai yang merupakan
manisfestasi dari keseluruhan sila-sila dari pancasila dan
Undang-undang 1945 yang tumbuh dan berkembang diatas
kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia.

Hubungan Industrial yang diberlakukan di Indonesia disebut


Hubungan Industrial Pancasila ( HIP ) yakni hubungan industrial
yang didasari oleh nilai-nilai luhur Pancasila, UUD tahun 1945
HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA

Dalam menerapkan Hubungan Industrial Pancasila Pemerintah


mewajibkan setiap pengusaha memperlakukan tenaga kerja atau
pekerja sebagai manusia berdasarkan prinsip kemitraan sesuai
kodrat, harkat dan martabatnya dan selalu berusaha
meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pekerja beserta
keluarganya
Tujuan
Tujuan hubungan industrial pancasila adalah :
•Mensukseskan pembangunan dalam rangka mengemban cita-
cita bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur.
•Ikut berperan dalam melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
•Menciptakan ketenangan, ketentraman dan ketertiban kerja serta
ketenangan usaha.
•Meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
•Meningkatkan kesejahteraan pekerja serta derajadnya sesuai
dengan martabatnya manusia.
Landasan
• Hubungan Industrial Pancasila mempunyai landasan ideologi
yaitu Pancasila dan landasan konstitusional adalah UUD’45.
secara operasional berlandaskan GBHN serta ketentuan-
ketentuan pelaksanaannya yang diatur oleh pemerintah.
• Hubungan industrial pancasila juga berlandaskan kepada
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah untuk menciptakan
keamanan nasional dan stabilitas nasional.
Landasan Hukum
Undang-undang no. 25 tahun 1977 tentang ketenagakerjaan
peraturan pengganti undang-undang No. 3 tahun 2000,
pembangunan ketenagakerjaan bertujuan :

1) Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara


optimum;
2) Menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan
tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
nasional ;
3) Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam
mewujudkan kesejahteraan;
4) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya;
Pokok-pokok Pikiran
• Keseluruhan sila-sila dari pada pancasila secara utuh dan bulat
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
• Pengusaha dan pekerja tidak dibedakan karena golongan,
kenyakinan, politik, paham, aliran, agama, suku maupun jenis
kelamin.
• Menghilangkan perbedaan dan mengembangkan persamaan
serta perselisihan yang timbul harus diselesaikan melalui
musyawarah untuk mufakat.
Asas-asas untuk mencapai tujuan
• Asas-asas pembangunan nasional yang tertuang dalam GBHN
seperti asas manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan,
demokrasi, adil dan merata, serta keseimbangan.
• Asas kerja yaitu pekerja dan pengusaha merupakan mitra
dalam proses produksi.

Sikap mental dan sikap sosial


Sikap sosial adalah kegotong-royongan, toleransi, saling
menghormati. Dalam hubungan industrial pancasila tidak ada
tempat bagi sikap saling berhadapan/ sikap penindasan oleh
yang kuat terhadap yang lemah.
Beberapa masalah khusus yang harus dipecahkan
dalam hubungan industrial pancasila
1. Masalah pengupahan.
Apabila didalam perusahaan dapat diciptakan suatu system
pengupahan yang baik akan dapat menciptakan ketenangan
usaha serta peningkatan produktivitas kerja. Apabila didalam
perusahaan tidak dapat diciptakan suatu system pengupahan
yang baik, maka upah akan selalu menjadi sumber perselisihan
Didalam perusahaan.
2. Pemogokan.
Pemogokan akan dapat merusak hubungan antara pekerja dan
pengusaha. Hak mogok diakui dan diatur penggunaannya. Oleh
sebab itu walaupun secara yuridis dibenarkan tetapi secara
filosofis harus dihindari.
Ciri-ciri Hubungan Industrial Pancasila
a) Mengakui dan menyakini bahwa bekerja bukan sekedar mencari nafkah saja,
melainkan juga sebagai pengabdian manusia kepada Tuhannya, sesama manusia,
masyarakat, bangsa dan negara.
b) Menganggap pekerja bukan hanya sekedar faktor produksi belaka melainkan
sebagai manusia pribadi dengan segala harkat dan martabatnya.
c) Melihat hubungan antara pekerja dan pengusaha bukan mempunyai kepentingan
yang bertentangan, melainkan mempunyai kepentingan yang sama untuk kemajuan
perusahaan.
d) Setiap perbedaan pendapat antara pekerja dan pengusaha harus diselesaikan dengan
jalan musyawarah untuk mencapai mufakat yang dilakukan secara kekeluargaan.
e) Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban untuk kedua belah pihak, atas
dasar rasa keadilan dan kepatutan.
Moral dan Sikap dalam HIP

a) Moral pekerja dalam HIP adalah selalu berupaya mengembangkan


perasaan memiliki organisasi/perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk
tindakan mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan dalam
lingkungan bisnis yang kompetitif;
b) Moral pengusaha dalam HIP adalah selalu memiliki kesadaran dan
kemauan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama baik untuk
pengusaha, pekerja, konsumen dan masyarakat ;
Tujuh Azas Hubungan Industrial Pancasila

1.Azas Manfaat
2.Azas Usaha Bersama dan Kekeluargaan
3.Azas Demokrasi
4.Azas Adil dan Merata
5.Azas Perikehidupan dalam Keseimbangan
6.Azas Kesadaran Hukum
7.Azas Kepercayaan pada Diri Sendiri
Konflik dalam HIP
Konflik yang sering terjadi adalah konflik antara kelompok
pekerja yang diwakili Serikat Pekerja dengan kelompok
Manajer yang mewakili Perusahaan;
Cara Mengurangi Konflik
1. Buat prosedur penyelesaian konflik
2. Observasi langsung
3. Kotak Saran
4. Politik Pintu Terbuka
5. Konseling
6. Menunjuk Ombudsman
Proses Penyelesaian Konflik dalam HIP

Arbitrase

Pimpinan Pimpinan
Pimpinan
Pimpinan
Perusahaan Serikat
SerikatPekerja
Pekerja
Perusahaan

Manajer Wakil
WakilSerikat
Serikat
Manajer Pekerja
Madya
Madya PekerjaPerusahaan
Perusahaan

Mandor Wakil
WakilSerikat
Serikat
Mandor
Ombudsman Pekerja
PekerjaUnit
UnitKerja
Kerja
Ombudsman

Pekerja
Pekerja
(MasalahKeluhan
(Masalah Keluhan))
 1. Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar
peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat
secara tertulis Oleh para pihak yang bersengketa (berdasarkan pasal 1 ayat
(1) Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa).
 2. Hukum perdata ialah aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku
setiap orang terhadap orang lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
yang timbul dalam pergaulan masyarakat maupun pergaulan keluarga.
 3. Hukum pidana adalah rangkaian peraturan-peraturan hukum yang
mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang yang lain,
atau antara subyek hukum yang satu dengan subyek hukum yang lain,
dengan menitik beratkan pada kepentingan perseorangan, dimana
ketentuan dan peraturan dimaksud dalam kepentingan untuk mengatur dan
membatasi kehidupan manusia atau seseorang dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhan atau kepentingan hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai