Anda di halaman 1dari 3

Employee Relations melibatkan Pengusaha dan Pekerja, sedangkan Industrial Relations

memiliki makna yang lebih luas, yaitu berkaitan pula dengan pihak Pemerintah.
Dan dalam Employee Relations, terdapat 3 model hubungan komunikasi, yaitu: Hubungan yang
bersifat top down (Pengusaha – Pekerja), Hubungan yang bersifat horizontal (Sesama Pekerja),
Hubungan yang bersifat bottom up (Pekerja – Pengusaha).
Sementara dalam Industrial Relations, peran Pemerintah adalah sebagai pihak yang memiliki
fungsi kontrol, pembimbing, dan pelindung dalam kaitan hubungan antara Pengusaha dan
Pekerja

Tolok ukur keberhasilan dari satu employee relatiin adl ketika management bisa membuat zero
case
kedua ketika pekerja memiliki komitmen yg kuat dlm bekerja shg dpt dlihat dari produktifitas
kinerja pekerja dan kinerja perusahaan scr menyelueuh

Hubungan Industrial dilaksanakan melalui delapan sarana diantaranya :

1. Serikat pekerja atau serikat buruh


Setiap pekerja atau buruh berhak membentuk dan menjadi anggota
serikat pekerja atau serikat buruh. Serikat pekerja bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi kepentingan pekerja atau
buruh dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Kemudian untuk
mewujudkan fungsi dalam melaksanakan hubungan industrial, maka
serikat pekerja berhak menghimpun dan mengelola keuangan serta
mempertanggungjawabkan keuangan organisasi.

2. Organisasi pengusaha
Setiap pengusaha berhak membentuk dan menjadi anggota organisasi
atau asosiasi pengusaha. Organisasi ini mewadahi para pimpinan
perusahaan-perusahaan yang merupakan mitra kerja serikat pekerja dan
pemerintah dalam penanganan masalah-masalah ketenagakerjaan dan
hubungan industrial. Asosiasi ini dapat terbentuk atas dasar jenis atau
sektor usaha, mulai dari tingkat kabupaten atau kota, provinsi atau tingkat
nasional.

3. Lembaga kerjasama bipartit


Setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang pekerja
atau lebih wajib membentuk lembaga kerja sama bipartit. Lembaga kerja
sama bipartit berfungsi sebagai forum komunikasi, dan konsultasi
mengenai hal ketenagakerjaan di perusahaan. Susunan keanggotan
dalam lembaga ini meliputi pengusaha dan pekerja yang ditunjuk secara
demokratis untuk mewakili kepentingan pekerja di perusahaan.

4. Lembaga kerjasama tripartit


Keanggotaan dari lembaga ini meliputi unsur pemerintah, organisasi
pengusaha, dan serikat pekerja. Lembaga kerja sama tripartit
memberikan pertimbangan, saran, dan pendapat kepada pemerintah dan
pihak terkait dalam penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah
ketenagakerjaan. Selain itu, lembaga ini terdiri dari dua elemen
diantaranya :
1. Lembaga Kerja sama Tripartit Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/ Kota
2. Lembaga Kerja sama Tripartit Sektoral Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/ Kota.
5. Peraturan perusahaan
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai
berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
Kemudian, kewajiban membuat peraturan perusahaan tidak berlaku bagi
perusahaan yang telah memiliki perjanjian kerja bersama.

6. Perjanjian kerja bersama


Perjanjian Kerja Bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil
perundingan atau musyawarah antara serikat pekerja/ serikat buruh atau
beberapa serikat pekerja/ serikat buruh yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. Kedua peraturan
tersebut memiliki tujuan yang sama.

7. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan


Pada dasarnya peraturan ini mencakup ketentuan sebelum bekerja,
selama bekerja, dan sesudah bekerja. Peraturan selama bekerja meliputi
ketentuan jam kerja dan istirahat, pengupahan, perlindungan,
penyelesaian perselisihan industrial dan lain-lain.

8. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial


Lembaga ini berfungsi dalam penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang dilaksanakan oleh pengusaha dan pekerja/buruh atau
serikat pekerja/ serikat buruh secara musyawarah untuk mencapai
mufakat. Apabila tidak mencapai mufakat, maka pengusaha dan pekerja/
buruh atau serikat pekerja/ serikat buruh menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial melalui prosedur penyelesaian perselisihan
hubungan industrial yang diatur dengan undang-undang yaitu dengan
jalan mediasi atau konsiliasi. Bila proses tersebut tetap gagal, maka
perselisihan hubungan industrial dapat diselesaikan melalui jalur hukum
di pengadilan hubungan industrial
1. Pemerintah
Dalam melaksanakan hubungan industrial, pemerintah mempunyai fungsi
menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan
pengawasan, dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

2. Pekerja atau buruh dan serikat pekerja


Dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja/ buruh dan serikat
pekerja/ serikat buruhnya mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan
sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan
produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan
keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan
memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.

3. Pengusaha
Dalam melaksanakan hubungan industrial, pengusaha dan organisasi
pengusahanya mempunyai fungsi menciptakan kemitraan,
mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja, dan memberikan
kesejahteraan pekerja/ buruh secara terbuka, demokratis, dan
berkeadilan.

Anda mungkin juga menyukai