Anda di halaman 1dari 5

Nama : Redita Adriana Irmadela

Nim : 11190810000082
Kelas : Manajemen 5C
Hubungan Industrial

TUGAS INDIVIDU LEMBAGA KERJASAMA HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. Apa yang dimaksud dengan sarana hubungan industrial? dan apa fungsi dari setiap sarana
hubungan industrial?
Jawab:
Sarana hubungan industrial merupakan unsur proses yang terdapat pada sistem hubungan
industrial berdasarkan model input – proses – output. Unsur proses menjadi penting
karena interaksi atau komunikasi antar pihak yang terlibat dalam hubungan industrial
sedikit banyak dipengaruhi oleh sarana hubungan industrial sebagai sarana komunikasi
antar pihak yang diakui berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan.

fungsi dari setiap sarana hubungan industrial:


▪ Serikat pekerja, memiliki fungsi untuk mewakili kepentingan pekerja dan
berhubungan dengan pengusaha. Serikat pekerja berperan penting untuk
memastikan pekerja tidak diekploitasi oleh pengusaha dan mempunyai posisi
tawar dihadapan pengusaha untuk membangun hubungan industrial yang sehat.
Selain itu serikat pekerja juga berfungsi untuk menampung masalah-masalah yang
banyak dialami oleh para pekerja di suatu perusahaan dan kemudian pengusaha
dapat bekerjasama dengan serikat pekerja untuk mencari solusi yang terbaik.
▪ Organisasi Pengusaha, mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana pertukaran
informasi antar pengusaha dan juga menjadi mitra serikat pekerja dan pemerintah
dalam penanganan masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial.
▪ Lembaga kerjasama Bipartit, lembaga kerjasama Bipartit memiliki beberapa
fungsi yaitu menampung dan menyalurkan aspirasi serta keluh kesah pekerja,
mempersiapkan bahan pertimbangan penyusunan Peraturan Peraturan,
mempersiapkan bahan untuk tim perundingan dalam merumuskan PKB.
▪ Lembaga Kerjasama Tripartit, lembaga ini memiliki fungsi utama menurut
undang-undang yaitu untuk memberikan pertimbangan, saran, dan pendapat
kepada pemerintah dan pihak terkait dalam penyusunan kebijakan dan pemecahan
masalah ketenagakerjaan. Namun selain fungsi tersebut, LK Tripartit juga
mempunyai peran lain dalam menjaga keharmonisan hubungan industrial.
▪ Peraturan Perusahaan, memiliki fungsi yaitu mengatur hak dan kewajiban
pekerja serta kewenangan dan kewajiban pengusaha. Selain itu Peraturan
perusahaan mengatur detil syarat dan ketentuan kerja seperti hari kerja, waktu
istirahat, disiplin, skala upah, promosi, mutase, promosi dan lain-lain.
▪ Perjanjian Kerja Bersama, merupakan produk kesepakatan antara pengusaha
dan pekerja yang memiliki fungsi sebagai dasar pengaturan hubungan kerja dan
hubungan industrial antara pengusaha dan pekerja.
▪ Peraturan Perundang-undangan ketenagakerjaan, peraturan perundang-
undangan dalam hal ini memiliki fungsi yaitu mengatur standar minimal hak dan
kewajiban yang harus diatur dalam suatu hubungan kerja.
▪ Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial, lembaga ini
memiliki fungsi menyelesaikan perselisihan melalui perundingan bipartit, Dalam
hal perundingan bipartit gagal, maka penyelesaian dilakukan melalui mekanisme
mediasi atau konsiliasi. Bila mediasi dan konsiliasi gagal, maka perselisihan
hubungan industrial dapat dimintakan untuk diselesaikan di Pengadilan Hubungan
Industrial.
2. Apa peranan Lembaga Kerjasama Bipartit dan Lembaga Kerjasama Tripartit dalam
menjaga keharmonisan hubungan industrial? Berikan masing-masing 1 contoh artikel
terkait peran Lembaga Kerjasama Bipartit dan Tripartit.
Jawab:
Peran Lembaga Kerjasama Bipartit Dalam Hubungan Industrial
Lembaga kerjasama Bipartit dapat disimpulkan sebagai suatu lembaga yang berada pada
tingkat perusahaan yang dibentuk oleh pekerja bersama-sama dengan pengusaha.
Lembaga Bipartit merupakan forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah dalam
upaya memecahkan dan menyelesaikan masalah-masalah ketenagakerjaan di perusahaan.
Lembaga Kerjasama Bipartit melakukan peran dari mulai yang relatif sederhana
hingga yang kompleks, tergantung pada skala dan kompleksitas perusahaan, jumlah
pekerja, serta gaya dan sikap manajemen melibatkan pekerja dalam berbagai tahapan
proses pengambilan keputusan. Beberapa peran tersebut antara lain berkaitan dengan
perjajian kerja waktu tertentu, perjanjian pemborongan pekerjaaan dan penyediaan jasa
pekerja, istirahat pankang, haid dan pengupahan. Disamping itu permasalahan yang
mungkin timbul juga terkait dengan bipartisme, peraturan perusahaan, perjanjian kerja
bersama, pemogokan, pemutusan hubungan kerja.
Sumber:https://dsbanking.com/peran-lembaga-kerjasama-bipartit-dalam-hubungan-
industrial/
LKS Tripartit Bahas Hal Strategis Terkait Fungsi dan Peran Lembaga
LKS Tripartit merupakan forum komunikasi, konsultasi, dan musyawarah tentang
masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat
pekerja/serikat buruh (SP/SB), dan Pemerintah. Pjs. Bupati Sukabumi R. Gani Muhamad
Hadiri Pertemuan Lembaga Kerjasama Tripartit di Pendopo Sukabumi. Pjs. Bupati
berkata bahwa saat Ini Indonesia bahkan di seluruh dunia sedang menghadapi Pandemi
Covid-19 yang berdampak bukan hanya pada sektor kesehatan termasuk sektor Industri.
Begitu banyak perusahaan yang gulung tikar dan membuat karyawannya di rumahkan.
Kedepannya peran dari LKS Tripartit Kab Sukabumi harus ditingkatkan, ke hal yang
lebih strategis, yaitu dengan membangun hubungan industrial yang kondusif dalam
pengambilan kebijakan dibidang ketenagakerjaan. Dengan demikian diharapkan dapat
mendorong pengembangan dunia usaha sekaligus peningkatan produktivitas dan kualitas
pekerja yang pada akhirnya membawa kesejahtraan bersama.
Sumber: https://www.jabarprov.go.id/index.php/news/39951/2020/11/03/LKS-Tripartit-
Bahas-Hal-Strategis-Terkait-Fungsi-dan-Peran-Lembaga

3. Jelaskan proses penyusunan Perjanjian Kerja Bersama sampai berlaku secara sah
Jawab:
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) merupakan salah satu sarana yang strategis dalam
pelaksanaan hubungan industrial di perusahaan. untuk membuat PKB, kedua belah
pihak harus melakukan perundingan. Berikut adalah tahapan proses penyusunan PKB:
▪ Mengajukan Penyusunan PKB dari serikat, Pertama yang harus dilakukan
yaitu pengajuan permintaan penyusunan oleh Serikat Pekerja yang tercatat di
dinas ketenagakerjaan ke Pengusaha. Pengusaha wajib menerima pengajuan jika
SP sudah tercatat dan mempunyai anggota setidaknya 50% dari total pekerja
diperusahaan lalu siap berunding dalam waktu paling lambat 30 hari sejak
permintaan tersebut. Namun, Jika SP belum mempunyai anggota minimal 50%
dari total pekerja di perusahaan maka pengusaha dapat menolak permintaan
tersebut, tetapi bisa juga pengusaha menerimannya.
▪ Tata tertib perundingan, Setelah usulan penyusunan diterima pertama-tama
pengusaha dan serikat pekerja perlu menyepakati tata tertib perundingan terlebih
dahulu untuk memastikan perundingan berjalan lancar dan teratur.

Isinya paling tidak memuat:

a) Tujuan pembuatan tata tertib;

b) Susunan tim perunding

c) Lamanya masa perundingan;

d) Materi perundingan;

e) Tempat perundingan

f) Tata cara perundingan

g) Cara penyelesaian kesulitan dalam perundingna

h) Sahnya perundingan

i) Biaya perundingan

▪ Membentuk tim perundingan, SP dan wakil pengusaha harus membentuk tim


perundingan PKB yang akan mewakili masing-masing pihak dalam bernegosiasi
setelah SP dan wakil pengusaha menyepakati tata tertib perundingan. Dalam
perundingan jumlah anggota tim tidak diharuskan seimbang kerena keputusan
diambil secara musyawarah mufakat dan tidak bisa voting. Tim perundingan dari
masing-masing pihak biasanya terdiri dari 3-9 orang bergantung kepada skala
perusahaan dengan mempertimbangkan adanya wakil-wakil dari bagian yang
mempunyai kepentingan dalam perundingan.

▪ Perundingan, Setelah terbentuknya tim peundingan, para pihak harus melakukan


perundingan dan mencapai kesepakatan dalam waktu 30 hari. Jika setelah 30 hari
belum tercapai kesepakatan maka waktu perundingan dapat diperpanjang paling
lama 30 hari. Jika setelah perpanjangan para pihak belum juga berhasil menyusun
PKB yang disepakati kedua belah pihak maka kedua belah pihak harus membuat
pernyataan tertulis bahwa perundingan gagal menyepakati PKB dengan
menuliskan hal-hal yang belum disepakati untuk kemudian disampaikan ke dinas
ketenagakerjaan setempat. Dinas ketenagakerjaan kemudian akan memulai forum
tripartite untuk mencoba menyelesaikan perbedaan tersebut dan jika gagal
diselesaikan maka dapat dirujuk penyelesaiannya di pengadilan hubungan
industrial.

▪ Kesepakatan, PKB dapat dikatakan berhasil disusun jika SP dan pengusaha


berhasil mencapai kesepakatan dengan musyawarah mufakat. PKB tersebut harus
dituangkan secara tertulis dengan huruf latin dalam Bahasa Indonesia. Setelah itu
PKB yang telah ditandatangani oleh wakil yang sah dari pengusaha dan SP wajib
didaftarkan di dinas ketenagakerjaan setempat.

Anda mungkin juga menyukai