Lembaga kerja sama bipartit merupakan lembaga kerja sama antara pengusaha dan organisasi
karyawan. Setiap perusahaan yang mempekerjakan lima puluh orang karyawan atau lebih wajib
membentuk lembaga kerja sama bipartit. Fungsi lembaga tersebut adalah sebagai forum komunikasi
dan konsultasi mengenai permasalahan ketenagakerjaan di perusahaan. Anggota lembaga tersebut
meliputi unsur pengusaha dan unsur karyawan yang ditunjuk secara demokratis untuk mewakili
kepentingan karyawan di perusahaan tersebut.
Lembaga kerja sama bipartit memfokuskan kegiatannya pada fungsi tradisional dan konvensional,
yaitu menampung, membahas, dan menyelesaikan keluh kesah karyawan, serta mempersiapkan
bahan dan memonitor pelaksanaan peraturan pemerintah dan perjanjian kerja bersama. Bidang lain
yang dapat ditangani secara ad hoc
Lembaga kerja sama tripartit merupakan lembaga kerja sama yang anggota-anggotanya terdiri dari
unsur-unsur pemerintah, organisasi karyawan, dan organisasi pengusaha. Fungsi lembaga kerja sama
tripartit adalah sebagai forum konsultasi, komunikasi, dan negosiasi baik ke dalam maupun ke luar.
Maksud konsultasi, komunikasi, dan negosiasi ke dalam yaitu apabila ada permasalahan antara
ketiga pihak tersebut maka antara karyawan, pengusaha, dan pemerintah akan dilakukan konsultasi,
komunikasi, dan negosiasi, sehingga di antara mereka sendiri akan timbul satu kesepakatan. Adapun
maksud konsultasi, komunikasi, dan negosiasi ke luar adalah apabila berhubungan dengan pihak
luar, lembaga kerja sama tripartit akan mewakili kepentingan karyawan, pengusaha, dan pemerintah
Lembaga kerja sama tripartit dibentuk di tingkat pusat/nasional, propinsi, dan kabupaten/kota. Di
tingkat nasional diketuai oleh menteri tenaga kerja, di tingkat propinsi oleh gubernur, dan di
kabupaten/kota diketuai oleh bupati/ walikota.