Anda di halaman 1dari 18

Menyusun Peraturan Perusahaan dan/atau Perjanjian Kerja Bersama

(M.70SDM01.043.2)
Oleh: Drs. Dadang Budiaji, MM

Pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menyusun


peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama sesuai dengan kebutuhan
adalah sebagai berikut:

Pengetahuan

 Pengetahuan tentang hukum ketenagakerjaan, khususnya yang berkaitan


dengan peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama.
 Pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia, khususnya yang
berkaitan dengan hubungan industrial.
 Pengetahuan tentang kondisi perusahaan, seperti industri, ukuran
perusahaan, dan budaya perusahaan.

Keterampilan

 Keterampilan dalam menganalisis dan memahami peraturan perundang-


undangan ketenagakerjaan.
 Keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis.
 Keterampilan dalam berpikir kritis dan analitis.

Sikap Kerja

 Sikap kerja yang objektif dan tidak berpihak.


 Sikap kerja yang adil dan transparan.
 Sikap kerja yang kooperatif dan komunikatif.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang masing-masing pengetahuan,


keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan:

Pengetahuan tentang hukum ketenagakerjaan


Pengetahuan tentang hukum ketenagakerjaan, khususnya yang berkaitan dengan
peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama, sangat penting untuk
memastikan bahwa peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama yang disusun
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengetahuan tentang
hukum ketenagakerjaan juga diperlukan untuk memahami hak dan kewajiban pekerja
dan pengusaha.

Pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia


Pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan
dengan hubungan industrial, diperlukan untuk memahami dinamika hubungan antara
pekerja dan pengusaha. Pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia
juga diperlukan untuk menyusun peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama
yang dapat menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan produktif.
Pengetahuan tentang kondisi perusahaan
Pengetahuan tentang kondisi perusahaan, seperti industri, ukuran perusahaan, dan
budaya perusahaan, diperlukan untuk menyusun peraturan perusahaan dan
perjanjian kerja bersama yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengetahuan
tentang kondisi perusahaan juga diperlukan untuk menghindari konflik antara pekerja
dan pengusaha.

Keterampilan dalam menganalisis dan memahami peraturan perundang-undangan


ketenagakerjaan
Keterampilan dalam menganalisis dan memahami peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan diperlukan untuk memastikan bahwa peraturan perusahaan dan
perjanjian kerja bersama yang disusun sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Keterampilan ini juga diperlukan untuk memahami hak dan
kewajiban pekerja dan pengusaha.

Keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis


Keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis,
diperlukan untuk menyampaikan ide dan informasi dengan jelas dan mudah dipahami
oleh pekerja dan pengusaha. Keterampilan ini juga diperlukan untuk membangun
hubungan kerja yang harmonis antara pekerja dan pengusaha.

Keterampilan dalam berpikir kritis dan analitis


Keterampilan dalam berpikir kritis dan analitis diperlukan untuk menganalisis situasi
dan kondisi yang ada, serta untuk mengambil keputusan yang tepat. Keterampilan ini
juga diperlukan untuk memahami hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha.

Sikap kerja yang objektif dan tidak berpihak


Sikap kerja yang objektif dan tidak berpihak diperlukan untuk memastikan bahwa
peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama yang disusun tidak
menguntungkan salah satu pihak. Sikap kerja ini juga diperlukan untuk menciptakan
hubungan industrial yang harmonis dan produktif.

Sikap kerja yang adil dan transparan


Sikap kerja yang adil dan transparan diperlukan untuk memastikan bahwa peraturan
perusahaan dan perjanjian kerja bersama yang disusun dapat diterima oleh semua
pihak. Sikap kerja ini juga diperlukan untuk menciptakan hubungan industrial yang
harmonis dan produktif.

Sikap kerja yang kooperatif dan komunikatif


Sikap kerja yang kooperatif dan komunikatif diperlukan untuk membangun hubungan
kerja yang harmonis antara pekerja dan pengusaha. Sikap kerja ini juga diperlukan
untuk menyelesaikan konflik yang mungkin terjadi antara pekerja dan pengusaha.

Empat Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Dalam Menyusun PP Dan Atau PKB
1. Konten peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama diidentifikasi
sesuai dengan kebutuhan organisasi dan masukan dari pemangku kepentingan.
2. Peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama disusun atau
dirundingkan untuk kemudian diajukan ke instansi yang berwenang untuk
mendapatkan pengesahan dan bukti terdaftar.
3. Peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama yang telah disusun dan
atau disepakati diajukan ke instansi yang berwenang untuk mendapatkan
pengesahan dan bukti terdaftar.
4. Program sosialisasi peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama
yang telah disahkan dan atau didaftarkan dilaksanakan sesuai strandar
operasional prosedur yang berlaku.

(1) Konten Peraturan Perusahaan Dan Atau Perjanjian Kerja Bersama


Diidentifikasi Sesuai Dengan Kebutuhan Organisasi Dan Masukan Dari
Pemangku Kepentingan.

Identifikasi konten peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama yang
sesuai dengan kebutuhan organisasi dan masukan dari pemangku kepentingan dapat
dilakukan melalui beberapa langkah berikut:

1. Identifikasi kebutuhan organisasi


Langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan organisasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan menganalisis kondisi organisasi, seperti industri, ukuran organisasi,
dan budaya organisasi. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
metode, seperti wawancara, kuesioner, dan diskusi kelompok.

2. Identifikasi masukan dari pemangku kepentingan


Langkah kedua adalah mengidentifikasi masukan dari pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan dalam hal ini adalah pekerja, pengusaha, dan pemerintah.
Masukan dari pemangku kepentingan dapat diperoleh melalui berbagai metode,
seperti dialog, negosiasi, dan survei.

3. Pemilihan isu-isu yang akan diatur


Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan organisasi dan masukan dari pemangku
kepentingan, selanjutnya dapat dilakukan pemilihan isu-isu yang akan diatur dalam
peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama. Isu-isu yang dipilih haruslah
penting dan relevan dengan kebutuhan organisasi.

4. Perumusan ketentuan-ketentuan
Setelah isu-isu yang akan diatur ditetapkan, selanjutnya dapat dilakukan perumusan
ketentuan-ketentuan. Perumusan ketentuan-ketentuan haruslah dilakukan secara
cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti peraturan perundang-
undangan, kebutuhan organisasi, dan masukan dari pemangku kepentingan.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi konten
peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama:

 Peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama haruslah sesuai


dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama haruslah memenuhi
kebutuhan organisasi.
 Peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama haruslah dapat
diterima oleh semua pemangku kepentingan.
 Peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama haruslah bersifat adil
dan transparan.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, diharapkan dapat diperoleh konten


peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan masukan dari pemangku kepentingan.

(2) Peraturan Perusahaan Dan Atau Perjanjian Kerja Bersama Disusun Atau
Dirundingkan Untuk Kemudian Diajukan Ke Instansi Yang Berwenang Untuk
Mendapatkan Pengesahan Dan Bukti Terdaftar.

Penyusunan atau perundingan peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja


bersama dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

 Pembuatan secara mandiri oleh pengusaha


Dalam hal ini, pengusaha menyusun peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama secara mandiri, tanpa melibatkan pihak lain. Cara ini biasanya dilakukan oleh
perusahaan yang kecil atau memiliki jumlah pekerja yang sedikit.

 Perundingan bersama antara pengusaha dan serikat pekerja


Dalam hal ini, pengusaha dan serikat pekerja melakukan perundingan bersama untuk
menyusun peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Cara ini biasanya
dilakukan oleh perusahaan yang memiliki serikat pekerja.

 Perundingan bersama antara pengusaha dan perwakilan pekerja


Dalam hal ini, pengusaha dan perwakilan pekerja melakukan perundingan bersama
untuk menyusun peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Perwakilan
pekerja dapat dipilih melalui pemilihan umum atau ditunjuk oleh pengusaha.

Langkah-langkah dalam Penyusunan atau Perundingan Peraturan Perusahaan


dan atau Perjanjian Kerja Bersama

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam penyusunan atau perundingan


peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama:

1. Pembentukan tim penyusun atau perunding


Tim penyusun atau perunding dapat dibentuk oleh pengusaha atau serikat pekerja.
Tim penyusun atau perunding haruslah terdiri dari orang-orang yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyusun atau merundingkan
peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama.

2. Identifikasi kebutuhan dan masukan


Tim penyusun atau perunding harus terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan dan
masukan dari berbagai pihak, seperti pekerja, pengusaha, dan pemerintah.
Identifikasi kebutuhan dan masukan dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti
wawancara, kuesioner, dan diskusi kelompok.

3. Pemilihan isu-isu yang akan diatur


Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan dan masukan, selanjutnya dapat dilakukan
pemilihan isu-isu yang akan diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama. Isu-isu yang dipilih haruslah penting dan relevan dengan kebutuhan
organisasi.

4. Perumusan ketentuan-ketentuan
Setelah isu-isu yang akan diatur ditetapkan, selanjutnya dapat dilakukan perumusan
ketentuan-ketentuan. Perumusan ketentuan-ketentuan haruslah dilakukan secara
cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti peraturan perundang-
undangan, kebutuhan organisasi, dan masukan dari pemangku kepentingan.

5. Penandatanganan dan pengesahan


Setelah ketentuan-ketentuan dirumuskan, selanjutnya peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama ditandatangani oleh pengusaha dan pekerja atau serikat
pekerja. Peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama kemudian diajukan ke
instansi yang berwenang untuk mendapatkan pengesahan dan bukti terdaftar.

Pengajuan Peraturan Perusahaan dan atau Perjanjian Kerja Bersama ke Instansi


yang Berwenang

Peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama yang telah disepakati oleh
pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja haruslah diajukan ke instansi yang
berwenang untuk mendapatkan pengesahan dan bukti terdaftar. Instansi yang
berwenang untuk mengesahkan dan mendaftarkan peraturan perusahaan adalah
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) kabupaten/kota.

Instansi yang berwenang untuk mengesahkan dan mendaftarkan perjanjian kerja


bersama adalah Kementerian Ketenagakerjaan.

Berikut adalah dokumen-dokumen yang harus dilampirkan dalam pengajuan


peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama:

 Peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama


 Surat pernyataan dari pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja
 Daftar nama pekerja atau anggota serikat pekerja

Instansi yang berwenang akan melakukan penelitian dan pemeriksaan terhadap


peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama yang diajukan. Apabila peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama tersebut memenuhi persyaratan, maka
akan diterbitkan pengesahan dan bukti terdaftar.

Persyaratan Peraturan Perusahaan dan atau Perjanjian Kerja Bersama

Peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama yang diajukan ke instansi
yang berwenang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Berisi ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan peraturan perundang-


undangan
 Berisi ketentuan-ketentuan yang memenuhi kebutuhan organisasi
 Berisi ketentuan-ketentuan yang dapat diterima oleh semua pemangku
kepentingan
 Berisi ketentuan-ketentuan yang bersifat adil dan transparan
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, diharapkan dapat disusun atau
dirundingkan peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan masukan dari pemangku kepentingan, serta dapat
mendapatkan pengesahan dan bukti terdaftar dari instansi yang berwenang.

(3) Peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama yang telah disusun
dan atau disepakati diajukan ke instansi yang berwenang untuk
mendapatkan pengesahan dan bukti terdaftar.

Pengajuan Peraturan Perusahaan ke Instansi yang Berwenang

Peraturan perusahaan yang telah disusun dan disepakati oleh pengusaha dan pekerja
haruslah diajukan ke instansi yang berwenang untuk mendapatkan pengesahan dan
bukti terdaftar. Instansi yang berwenang untuk mengesahkan dan mendaftarkan
peraturan perusahaan adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)
kabupaten/kota.

Berikut adalah langkah-langkah pengajuan peraturan perusahaan ke instansi yang


berwenang:

1. Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan


Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan peraturan perusahaan adalah
sebagai berikut:

* **Peraturan perusahaan**
* **Surat pernyataan dari pengusaha**
* **Daftar nama pekerja**

2. Kumpulkan dokumen-dokumen tersebut


Dokumen-dokumen tersebut harus dikumpulkan dan disatukan dalam satu berkas.

3. Ajukan dokumen-dokumen tersebut ke Disnakertrans kabupaten/kota


Dokumen-dokumen tersebut dapat diajukan secara langsung ke kantor Disnakertrans
kabupaten/kota atau melalui pos.

4. Tunggu proses pengesahan


Disnakertrans kabupaten/kota akan melakukan penelitian dan pemeriksaan terhadap
peraturan perusahaan yang diajukan. Apabila peraturan perusahaan tersebut
memenuhi persyaratan, maka akan diterbitkan pengesahan dan bukti terdaftar.

Pengajuan Perjanjian Kerja Bersama ke Instansi yang Berwenang

Perjanjian kerja bersama yang telah disusun dan disepakati oleh pengusaha dan
pekerja atau serikat pekerja haruslah diajukan ke instansi yang berwenang untuk
mendapatkan pengesahan dan bukti terdaftar. Instansi yang berwenang untuk
mengesahkan dan mendaftarkan perjanjian kerja bersama adalah Kementerian
Ketenagakerjaan.
Berikut adalah langkah-langkah pengajuan perjanjian kerja bersama ke instansi yang
berwenang:

1. Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan


Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan perjanjian kerja bersama
adalah sebagai berikut:

* **Perjanjian kerja bersama**


* **Surat pernyataan dari pengusaha**
* **Surat pernyataan dari serikat pekerja**
* **Daftar nama pekerja atau anggota serikat pekerja**

2. Kumpulkan dokumen-dokumen tersebut


Dokumen-dokumen tersebut harus dikumpulkan dan disatukan dalam satu berkas.

3. Ajukan dokumen-dokumen tersebut ke Kementerian Ketenagakerjaan


Dokumen-dokumen tersebut diajukan secara langsung ke kantor Kementerian
Ketenagakerjaan.

4. Tunggu proses pengesahan


Kementerian Ketenagakerjaan akan melakukan penelitian dan pemeriksaan
terhadap perjanjian kerja bersama yang diajukan. Apabila perjanjian kerja bersama
tersebut memenuhi persyaratan, maka akan diterbitkan pengesahan dan bukti
terdaftar.

Persyaratan Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama yang Diajukan


ke Instansi yang Berwenang

Peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama yang diajukan ke instansi yang
berwenang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Berisi ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan peraturan perundang-


undangan
 Berisi ketentuan-ketentuan yang memenuhi kebutuhan organisasi
 Berisi ketentuan-ketentuan yang dapat diterima oleh semua pemangku
kepentingan
 Berisi ketentuan-ketentuan yang bersifat adil dan transparan

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, diharapkan dapat mengajukan peraturan


perusahaan dan perjanjian kerja bersama yang telah disusun dan disepakati ke
instansi yang berwenang untuk mendapatkan pengesahan dan bukti terdaftar.

Pengajuan Peraturan Perusahaan ke Instansi yang Berwenang

Peraturan perusahaan yang telah disusun dan disepakati oleh pengusaha dan pekerja
haruslah diajukan ke instansi yang berwenang untuk mendapatkan pengesahan dan
bukti terdaftar. Instansi yang berwenang untuk mengesahkan dan mendaftarkan
peraturan perusahaan adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)
kabupaten/kota.
Berikut adalah langkah-langkah pengajuan peraturan perusahaan ke instansi yang
berwenang:

1. Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan


Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan peraturan perusahaan adalah
sebagai berikut:

* **Peraturan perusahaan**
* **Surat pernyataan dari pengusaha**
* **Daftar nama pekerja**

2. Kumpulkan dokumen-dokumen tersebut


Dokumen-dokumen tersebut harus dikumpulkan dan disatukan dalam satu berkas.

3. Ajukan dokumen-dokumen tersebut ke Disnakertrans kabupaten/kota


Dokumen-dokumen tersebut dapat diajukan secara langsung ke kantor Disnakertrans
kabupaten/kota atau melalui pos.

4. Tunggu proses pengesahan


Disnakertrans kabupaten/kota akan melakukan penelitian dan pemeriksaan
terhadap peraturan perusahaan yang diajukan. Apabila peraturan perusahaan
tersebut memenuhi persyaratan, maka akan diterbitkan pengesahan dan bukti
terdaftar.

Pengajuan Perjanjian Kerja Bersama ke Instansi yang Berwenang

Perjanjian kerja bersama yang telah disusun dan disepakati oleh pengusaha dan
pekerja atau serikat pekerja haruslah diajukan ke instansi yang berwenang untuk
mendapatkan pengesahan dan bukti terdaftar. Instansi yang berwenang untuk
mengesahkan dan mendaftarkan perjanjian kerja bersama adalah Kementerian
Ketenagakerjaan.

Berikut adalah langkah-langkah pengajuan perjanjian kerja bersama ke instansi yang


berwenang:

1. Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan


Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan perjanjian kerja bersama
adalah sebagai berikut:

* **Perjanjian kerja bersama**


* **Surat pernyataan dari pengusaha**
* **Surat pernyataan dari serikat pekerja**
* **Daftar nama pekerja atau anggota serikat pekerja**

2. Kumpulkan dokumen-dokumen tersebut


Dokumen-dokumen tersebut harus dikumpulkan dan disatukan dalam satu berkas.

3. Ajukan dokumen-dokumen tersebut ke Kementerian Ketenagakerjaan


Dokumen-dokumen tersebut dapat diajukan secara langsung ke kantor Kementerian
Ketenagakerjaan atau melalui pos.

4. Tunggu proses pengesahan

Kementerian Ketenagakerjaan akan melakukan penelitian dan pemeriksaan terhadap


perjanjian kerja bersama yang diajukan. Apabila perjanjian kerja bersama tersebut
memenuhi persyaratan, maka akan diterbitkan pengesahan dan bukti terdaftar.

Persyaratan Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama yang Diajukan ke


Instansi yang Berwenang

Peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama yang diajukan ke instansi yang
berwenang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Berisi ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan peraturan perundang-


undangan
 Berisi ketentuan-ketentuan yang memenuhi kebutuhan organisasi
 Berisi ketentuan-ketentuan yang dapat diterima oleh semua pemangku
kepentingan
 Berisi ketentuan-ketentuan yang bersifat adil dan transparan

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, diharapkan dapat mengajukan peraturan


perusahaan dan perjanjian kerja bersama yang telah disusun dan disepakati ke
instansi yang berwenang untuk mendapatkan pengesahan dan bukti terdaftar.

Untuk pegajuan pengesyahan PP atau pendaftaran PKB juga dapat dilakukan secara
online melalui link berikut: Pengajuan PP / PKB : Kementerian Ketenagakerjaan RI
(kemnaker.go.id)

(4) Program Sosialisasi Peraturan Perusahaan Dan Atau Perjanjian Kerja


Bersama Yang Telah Disahkan Dan Atau Didaftarkan Dilaksanakan Sesuai
Strandar Operasional Prosedur Yang Berlaku.

Program sosialisasi peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama yang
telah disahkan dan atau didaftarkan dilaksanakan sesuai standar operasional
prosedur (SOP) yang berlaku dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan
Pada tahap persiapan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
* **Menyusun rencana sosialisasi**
* **Membentuk tim sosialisasi**
* **Menyiapkan materi sosialisasi**
* **Menentukan waktu dan tempat sosialisasi**

2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
* **Pembukaan**
* **Penyampaian materi sosialisasi**
* **Diskusi**
* **Penutupan**

3. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
* **Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan sosialisasi**
* **Menentukan tindak lanjut**

Rencana Sosialisasi

Rencana sosialisasi harus disusun secara cermat dan detail, agar pelaksanaan
sosialisasi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan. Rencana sosialisasi harus
mencakup hal-hal berikut:

* **Tujuan sosialisasi**
* **Peserta sosialisasi**
* **Materi sosialisasi**
* **Metode sosialisasi**
* **Waktu dan tempat sosialisasi**

Tim Sosialisasi

Tim sosialisasi harus dibentuk dengan melibatkan perwakilan dari pengusaha,


pekerja, dan serikat pekerja. Tim sosialisasi bertanggung jawab atas pelaksanaan
sosialisasi.

Materi Sosialisasi

Materi sosialisasi harus disusun dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
sosialisasi. Materi sosialisasi harus mencakup hal-hal berikut:

* **Pengertian peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama**


* **Ketentuan-ketentuan peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama**
* **Dampak peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama terhadap pekerja**

Waktu dan Tempat Sosialisasi

Waktu dan tempat sosialisasi harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
peserta sosialisasi.

Pembukaan

Pada pembukaan, moderator menyampaikan tujuan dan materi sosialisasi. Moderator


juga memperkenalkan diri dan tim sosialisasi.

Penyampaian Materi Sosialisasi

Materi sosialisasi disampaikan oleh narasumber yang kompeten dan berpengalaman.


Narasumber harus menyampaikan materi dengan jelas dan sistematis.
Diskusi

Peserta sosialisasi diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan


narasumber. Diskusi dapat membantu peserta sosialisasi untuk memahami materi
sosialisasi dengan lebih baik.

Penutupan

Pada penutupan, moderator menyampaikan kesimpulan dari sosialisasi. Moderator


juga menyampaikan terima kasih kepada peserta sosialisasi.

Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menilai pelaksanaan sosialisasi. Evaluasi dapat dilakukan


dengan menggunakan berbagai metode, seperti angket, wawancara, dan diskusi
kelompok. Evaluasi dapat membantu untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
sosialisasi di masa mendatang.

Berikut adalah beberapa tips untuk melaksanakan program sosialisasi peraturan


perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama yang telah disahkan dan atau
didaftarkan sesuai SOP yang berlaku:

 Sosialisasi harus dilakukan secara menyeluruh dan merata kepada semua


pekerja.
 Sosialisasi harus dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga materi
sosialisasi dapat dipahami dengan baik oleh peserta sosialisasi.
 Sosialisasi harus dilakukan secara berkelanjutan, sehingga peraturan
perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama dapat diimplementasikan
dengan baik.
Contoh Portfolio Dalam Menyusun PP Dan Atau PKB

Standar Operasional Prosedur (SOP) Penyusunan Peraturan Perusahaan Dan


Atau Perjanjian Kerja Bersama PT ABCD

Tujuan

SOP ini bertujuan untuk mengatur proses penyusunan peraturan perusahaan dan
atau perjanjian kerja bersama di PT ABCD.

Ruang Lingkup

SOP ini berlaku untuk semua kegiatan penyusunan peraturan perusahaan dan atau
perjanjian kerja bersama di PT ABCD, baik yang dilakukan secara mandiri oleh
pengusaha maupun secara bersama-sama dengan serikat pekerja.

Pengertian

 Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat oleh pengusaha yang


memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja serta
hal-hal yang berkaitan dengan hubungan kerja dalam suatu perusahaan.
 Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang dibuat secara tertulis antara
pengusaha dan serikat pekerja atau beberapa serikat pekerja yang mewakili
pekerja, yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja serta hal-hal yang berkaitan dengan hubungan kerja dalam suatu
perusahaan.

Prosedur

1. Pembentukan tim penyusun


Tim penyusun peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama dibentuk oleh
pengusaha atau serikat pekerja, atau bersama-sama. Tim penyusun terdiri dari orang-
orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyusun
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

2. Identifikasi kebutuhan dan masukan


Tim penyusun melakukan identifikasi kebutuhan dan masukan dari berbagai pihak,
seperti pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Identifikasi kebutuhan dan masukan
dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti wawancara, kuesioner, dan diskusi
kelompok.

3. Pemilihan isu-isu yang akan diatur


Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan dan masukan, selanjutnya dapat dilakukan
pemilihan isu-isu yang akan diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama. Isu-isu yang dipilih haruslah penting dan relevan dengan kebutuhan
organisasi.

4. Perumusan ketentuan-ketentuan
Setelah isu-isu yang akan diatur ditetapkan, selanjutnya dapat dilakukan perumusan
ketentuan-ketentuan. Perumusan ketentuan-ketentuan haruslah dilakukan secara
cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti peraturan perundang-
undangan, kebutuhan organisasi, dan masukan dari pemangku kepentingan.

5. Penyusunan draf peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama


Setelah ketentuan-ketentuan dirumuskan, selanjutnya dapat disusun draf peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Draf peraturan perusahaan atau perjanjian
kerja bersama haruslah disusun dengan jelas dan sistematis.

6. Pembahasan dan kesepakatan


Draf peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama dibahas dan disepakati oleh
pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja. Pembahasan dan kesepakatan dapat
dilakukan melalui berbagai metode, seperti musyawarah, negosiasi, dan mediasi.

7. Pengajuan ke instansi yang berwenang


Peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama yang telah disepakati oleh
pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja diajukan ke instansi yang berwenang
untuk mendapatkan pengesahan dan bukti terdaftar.

8. Sosialisasi
Peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama yang telah disahkan dan atau
didaftarkan disosialisasikan kepada semua pekerja. Sosialisasi dilakukan agar semua
pekerja memahami isi peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Tanggung Jawab

 Pengusaha bertanggung jawab untuk membentuk tim penyusun peraturan


perusahaan atau perjanjian kerja bersama, serta menyediakan anggaran dan
fasilitas yang diperlukan untuk penyusunan peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
 Serikat pekerja bertanggung jawab untuk ikut serta dalam penyusunan
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
 Semua pekerja bertanggung jawab untuk mematuhi peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja bersama.

Dokumen yang Dihasilkan

 Draf peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama


 Perjanjian kerja bersama
 Sertifikat pengesahan dan bukti terdaftar

Evaluasi

Proses penyusunan peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama dievaluasi


secara berkala untuk memastikan bahwa peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan.

Penutup
SOP ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama di PT ABCD.
BERITA ACARA KONSULTASI MATERI PERATURAN PERUSAHAAN

Pada hari ini, Rabu tanggal 2 Agustus 2023, bertempat di Ruang Rapat PT ABCD,
telah dilaksanakan konsultasi materi peraturan perusahaan antara tim penyusun
peraturan perusahaan dengan perwakilan karyawan PT ABCD.

Hadir dalam konsultasi tersebut:

 Dari pihak tim penyusun peraturan perusahaan:


o Bapak John Doe, selaku Ketua Tim Penyusun Peraturan Perusahaan
o Ibu Mary Jane, selaku Anggota Tim Penyusun Peraturan Perusahaan
o Bapak Peter Smith, selaku Anggota Tim Penyusun Peraturan
Perusahaan
 Dari pihak perwakilan karyawan:
o Bapak Sidik, selaku Ketua Serikat Pekerja PT ABCD
o Ibu Susan, selaku Anggota Serikat Pekerja PT ABCD
o Bapak Andi, selaku Anggota Serikat Pekerja PT ABCD

Pada kesempatan tersebut, tim penyusun peraturan perusahaan menyampaikan draf


peraturan perusahaan kepada perwakilan karyawan. Perwakilan karyawan kemudian
memberikan masukan dan saran terhadap draf tersebut.

Berikut adalah beberapa masukan dan saran dari perwakilan karyawan:


 Ketentuan mengenai upah minimum perlu diperjelas, terutama terkait dengan
komponen-komponen upah minimum.
 Ketentuan mengenai waktu kerja perlu diperjelas, terutama terkait dengan jam
kerja lembur.
 Ketentuan mengenai cuti perlu diperjelas, terutama terkait dengan cuti tahunan
dan cuti sakit.
 Ketentuan mengenai jaminan sosial perlu diperjelas, terutama terkait dengan
jaminan kesehatan dan jaminan kecelakaan kerja.

Tim penyusun peraturan perusahaan akan menindaklanjuti masukan dan saran dari
perwakilan karyawan tersebut.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PT ABCD
Ketua Tim Penyusun Peraturan Perusahaan
[Tanda tangan]
John Doe
Perwakilan Serikat Pekerja PT ABCD
[Tanda tangan]
Sidik
[Tanda tangan]
Susan
[Tanda tangan]
Andi
BERITA ACARA HASIL PERUNDINGAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA

Pada hari ini, Rabu tanggal 2 Agustus 2023, bertempat di Ruang Rapat PT ABCD,
telah dilaksanakan perundingan perjanjian kerja bersama antara pengusaha PT
ABCD dan serikat pekerja PT ABCD.

Hadir dalam perundingan tersebut:

 Dari pihak pengusaha:


o Bapak John Doe, selaku Direktur PT ABCD
o Ibu Mary Jane, selaku Kepala Bagian HRD PT ABCD
 Dari pihak serikat pekerja:
o Bapak Sidik, selaku Ketua Serikat Pekerja PT ABCD
o Ibu Susan, selaku Anggota Serikat Pekerja PT ABCD
o Bapak Andi, selaku Anggota Serikat Pekerja PT ABCD

Pada kesempatan tersebut, pihak pengusaha dan serikat pekerja telah membahas
dan menyepakati beberapa ketentuan dalam perjanjian kerja bersama, yaitu:

 Upah minimum:
o Upah minimum ditetapkan sebesar Rp. 5.000.000,- per bulan.
o Upah minimum tersebut terdiri dari upah pokok dan tunjangan-
tunjangan.
 Waktu kerja:
o Jam kerja normal adalah 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
o Jam kerja lembur adalah 2 jam sehari dan 8 jam seminggu.
 Cuti:
o Cuti tahunan adalah 12 hari kerja.
o Cuti sakit adalah 14 hari kerja.
 Jaminan sosial:
o Pengusaha wajib memberikan jaminan kesehatan dan jaminan
kecelakaan kerja kepada pekerja.

Selain ketentuan-ketentuan tersebut, pihak pengusaha dan serikat pekerja juga telah
menyepakati beberapa ketentuan lain yang bersifat teknis.

Kesepakatan-kesepakatan tersebut akan dituangkan dalam perjanjian kerja bersama


yang akan ditandatangani oleh pengusaha dan serikat pekerja.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PT ABCD
Direktur
[Tanda tangan]
John Doe
Serikat Pekerja PT ABCD
Ketua
[Tanda tangan]
Sidik
TATA TERTIB PERUNDINGAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA
PT ABCD Tahun 2023

Pasal 1
Pengertian
Dalam tata tertib ini yang dimaksud dengan:
1. Perusahaan adalah PT ABCD.
2. Pekerja adalah orang yang bekerja di perusahaan dengan menerima upah.
3. Serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk oleh pekerja untuk
memperjuangkan hak dan kepentingan pekerja.
4. Peraturan kerja bersama adalah perjanjian yang dibuat secara tertulis antara
pengusaha dan serikat pekerja atau beberapa serikat pekerja yang mewakili
pekerja, yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja serta hal-hal yang berkaitan dengan hubungan kerja dalam suatu
perusahaan.

Pasal 2
Tujuan
Tata tertib ini bertujuan untuk:

1. Menjamin terselenggaranya perundingan perjanjian kerja bersama yang tertib


dan lancar.
2. Menciptakan suasana perundingan yang kondusif dan harmonis.

Pasal 3
Peserta Perundingan
Peserta perundingan perjanjian kerja bersama adalah:
1. Dari pihak pengusaha:
o Direktur
o Kepala Bagian HRD
2. Dari pihak serikat pekerja:
o Ketua serikat pekerja
o Anggota serikat pekerja

Pasal 4
Waktu dan Tempat Perundingan
Waktu dan tempat perundingan perjanjian kerja bersama ditetapkan oleh kedua belah
pihak.

Pasal 5
Agenda Perundingan
Agenda perundingan perjanjian kerja bersama ditetapkan oleh kedua belah pihak.

Pasal 6
Prosedur Perundingan
Prosedur perundingan perjanjian kerja bersama adalah sebagai berikut:
1. Kedua belah pihak memperkenalkan diri.
2. Kedua belah pihak menyampaikan pandangan masing-masing.
3. Kedua belah pihak berdiskusi untuk mencapai kesepakatan.
4. Kedua belah pihak menandatangani berita acara hasil perundingan.
Pasal 7
Pengambilan Keputusan
Keputusan dalam perundingan perjanjian kerja bersama diambil secara musyawarah
untuk mufakat. Apabila tidak tercapai mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak.

Pasal 8
Perilaku yang Dilarang
Perilaku yang dilarang dalam perundingan perjanjian kerja bersama adalah sebagai
berikut:
1. Mengganggu jalannya perundingan.
2. Melakukan tindakan yang tidak pantas.
3. Melakukan perbuatan yang melanggar hukum.

Pasal 9
Sanksi
Peserta perundingan yang melanggar tata tertib ini dapat dikenakan sanksi sebagai
berikut:
1. Peringatan lisan.
2. Peringatan tertulis.
3. Penghentian sementara dari perundingan.

Pasal 10
Penutup
Tata tertib ini berlaku untuk semua perundingan perjanjian kerja bersama yang
diselenggarakan oleh PT ABCD.

Demikian tata tertib ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PT ABCD
Direktur
[Tanda tangan]
John Doe
Serikat Pekerja PT ABCD
Ketua
[Tanda tangan]
Sidik

Catatan:
 Tata tertib ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan.
 Tata tertib ini harus diinformasikan kepada semua peserta perundingan
sebelum perundingan dimulai.
BERITA ACARA SOSIALISASI PERATURAN PERUSAHAAN/PERJANJIAN
KERJA BERSAMA KEPADA KARYAWAN PT ABCD

Pada hari ini, Rabu tanggal 2 Agustus 2023, bertempat di Ruang Rapat PT ABCD,
telah dilaksanakan sosialisasi peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama kepada
karyawan PT ABCD.

Hadir dalam sosialisasi tersebut:


 Dari pihak perusahaan:
o Bapak John Doe, selaku Direktur PT ABCD
o Ibu Mary Jane, selaku Kepala Bagian HRD PT ABCD
 Dari pihak karyawan:
o Seluruh karyawan PT ABCD

Pada kesempatan tersebut, Bapak John Doe menyampaikan materi sosialisasi


mengenai peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama. Materi sosialisasi meliputi:

 Pengertian peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama


 Tujuan peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama
 Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan perusahaan/perjanjian kerja
bersama
 Dampak peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama terhadap karyawan

Setelah materi sosialisasi disampaikan, Bapak John Doe membuka sesi tanya jawab.
Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh karyawan antara lain:

 Bagaimana ketentuan mengenai upah dalam peraturan perusahaan/perjanjian


kerja bersama?
 Bagaimana ketentuan mengenai waktu kerja dalam peraturan
perusahaan/perjanjian kerja bersama?
 Bagaimana ketentuan mengenai cuti dalam peraturan perusahaan/perjanjian
kerja bersama?

Bapak John Doe menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara jelas dan rinci.
Sosialisasi peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama berjalan dengan lancar
dan tertib. Seluruh karyawan antusias mengikuti sosialisasi dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PT ABCD
Direktur
Karyawan PT ABCD

Catatan:
 Berita acara sosialisasi peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan.
 Berita acara sosialisasi peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama harus
ditandatangani oleh pihak perusahaan dan karyawan.

Anda mungkin juga menyukai