Anda di halaman 1dari 5

Nama : Khodhi’ Yoga Mulyawardhana

Kelas : Manajemen 5C

NIM : 11190810000094

Mata Kuliah : Hubungan Industrial

Dosen : Bpk. Firman El Amny Azra, S.H., Msc.

TUGAS INDIVIDU LEMBAGA KERJASAMA HUBUNGAN INDUSTRIAL

Jawablah pertanyaan berikut

Pertanyaan :

1. Apa yang dimaksud dengan sarana hubungan industrial? dan apa fungsi dari setiap
sarana hubungan industrial?
2. Apa peranan Lembaga Kerjasama Bipartit dan Lembaga Kerjasama Tripartit dalam
menjaga keharmonisan hubungan industrial? Berikan masing-masing 1 contoh artikel
terkait peran Lembaga Kerjasama Bipartit dan Tripartit.
3. Jelaskan proses penyusunan Perjanjian Kerja Bersama sampai berlaku secara sah

Jawaban

1. Apa yang dimaksud dengan sarana hubungan industrial? dan apa fungsi dari setiap
sarana hubungan industrial?
Jawab:
Fasilitas hubungan buruh-manajemen adalah elemen proses yang terdapat dalam sistem
hubungan buruh-manajemen berdasarkan model input-proses-output. Unsur proses
sangat penting, karena interaksi atau komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
hubungan buruh-manajemen sedikit banyak dipengaruhi oleh hubungan buruh-
manajemen sebagai sarana komunikasi antara para pihak yang diakui oleh undang-
undang ketenagakerjaan. Adapun fungsi dari setiap sarana hubungan industrial adalah
sebagai berikut :

a) Serikat pekerja
memiliki fungsi untuk mewakili kepentingan pekerja dan berhubungan dengan
pengusaha. Serikat pekerja berperan penting untuk memastikan pekerja tidak
diekploitasi oleh pengusaha dan mempunyai posisi tawar dihadapan pengusaha
untuk membangun hubungan industrial yang sehat. Selain itu serikat pekerja
juga berfungsi untuk menampung masalah-masalah yang banyak dialami oleh
para pekerja di suatu perusahaan dan kemudian pengusaha dapat bekerjasama
dengan serikat pekerja untuk mencari solusi yang terbaik.
b) Organisasi Pengusaha
Mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana pertukaran informasi antar pengusaha
dan juga menjadi mitra serikat pekerja dan pemerintah dalam penanganan
masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial.
c) Lembaga kerjasama Bipartit
Lembaga kerjasama Bipartit memiliki beberapa fungsi yaitu menampung dan
menyalurkan aspirasi serta keluh kesah pekerja, mempersiapkan bahan
pertimbangan penyusunan Peraturan Peraturan, mempersiapkan bahan untuk tim
perundingan dalam merumuskan PKB.
d) Lembaga Kerjasama Tripartit
Lembaga ini memiliki fungsi utama menurut undang-undang yaitu untuk
memberikan pertimbangan, saran, dan pendapat kepada pemerintah dan pihak
terkait dalam penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan.
Namun selain fungsi tersebut, LK Tripartit juga mempunyai peran lain dalam
menjaga keharmonisan hubungan industrial.
e) Peraturan Perusahaan
Memiliki fungsi yaitu mengatur hak dan kewajiban pekerja serta kewenangan
dan kewajiban pengusaha. Selain itu Peraturan perusahaan mengatur detil syarat
dan ketentuan kerja seperti hari kerja, waktu istirahat, disiplin, skala upah,
promosi, mutase, promosi dan lain-lain.
f) Perjanjian Kerja Bersama
Merupakan produk kesepakatan antara pengusaha dan pekerja yang memiliki
fungsi sebagai dasar pengaturan hubungan kerja dan hubungan industrial antara
pengusaha dan pekerja.
g) Peraturan Perundang-undangan ketenagakerjaan
Peraturan perundang- undangan dalam hal ini memiliki fungsi yaitu mengatur
standar minimal hak dan kewajiban yang harus diatur dalam suatu hubungan
kerja.
h) Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Lembaga ini memiliki fungsi menyelesaikan perselisihan melalui perundingan
bipartit, Dalam hal perundingan bipartit gagal, maka penyelesaian dilakukan
melalui mekanisme mediasi atau konsiliasi. Bila mediasi dan konsiliasi gagal,
maka perselisihan hubungan industrial dapat dimintakan untuk diselesaikan di
Pengadilan Hubungan Industrial.
2. Apa peranan Lembaga Kerjasama Bipartit dan Lembaga Kerjasama Tripartit dalam
menjaga keharmonisan hubungan industrial? Berikan masing-masing 1 contoh artikel
terkait peran Lembaga Kerjasama Bipartit dan Tripartit.
Jawab:
Peran Lembaga Kerjasama Bipartit Dalam Hubungan Industrial
Badan kerjasama bilateral dapat disimpulkan sebagai lembaga tingkat perusahaan,
terdiri dari pekerja dan pengusaha. Badan bilateral tersebut merupakan forum
komunikasi, negosiasi dan musyawarah, yang bertujuan untuk menyelesaikan dan
menyelesaikan masalah ketenagakerjaan perusahaan. Peran yang dimainkan oleh
badan kerjasama bilateral berkisar dari yang relatif sederhana sampai yang kompleks,
tergantung pada ukuran dan kompleksitas perusahaan, jumlah karyawan, dan gaya
manajemen serta sikap karyawan di semua tahap proses pengambilan keputusan.
Beberapa peran tersebut terkait dengan perjanjian kerja waktu tertentu, perjanjian
piagam kerja, dan pemberian jasa pekerja, pensiun, menstruasi, dan upah. Selain itu,
kemungkinan masalah terkait sistem dua partai, peraturan perusahaan, perjanjian kerja
bersama, pemogokan, dan pemutusan hubungan kerja.
Sumber https://apindo.or.id/id/about/kelembagaan-hubungan-industrial
LKS Tripartit Bahas Hal Strategis Terkait Fungsi dan Peran Lembaga
LKS Tripartit merupakan forum komunikasi, konsultasi, dan musyawarah tentang
masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat
pekerja/serikat buruh (SP/SB), dan Pemerintah. Pjs. Bupati Sukabumi R. Gani Muhamad
Hadiri Pertemuan Lembaga Kerjasama Tripartit di Pendopo Sukabumi. Pjs. Bupati
berkata bahwa saat Ini Indonesia bahkan di seluruh dunia sedang menghadapi Pandemi
Covid-19 yang berdampak bukan hanya pada sektor kesehatan termasuk sektor Industri.
Begitu banyak perusahaan yang gulung tikar dan membuat karyawannya di rumahkan.
Kedepannya peran dari LKS Tripartit Kab Sukabumi harus ditingkatkan, ke hal yang
lebih strategis, yaitu dengan membangun hubungan industrial yang kondusif dalam
pengambilan kebijakan dibidang ketenagakerjaan. Dengan demikian diharapkan dapat
mendorong pengembangan dunia usaha sekaligus peningkatan produktivitas dan kualitas
pekerja yang pada akhirnya membawa kesejahtraan bersama.
Sumber: https://www.jabarprov.go.id/index.php/news/39951/2020/11/03/LKS-Tripartit-
Bahas-Hal-Strategis-Terkait-Fungsi-dan-Peran-Lembaga

3. Jelaskan proses penyusunan Perjanjian Kerja Bersama sampai berlaku secara sah

Jawab:

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) merupakan salah satu sarana yang strategis dalam
pelaksanaan hubungan industrial di perusahaan. untuk membuat PKB, kedua belah pihak
harus melakukan perundingan. Berikut adalah tahapan proses penyusunan PKB:
a) Mengajukan Penyusunan PKB dari serikat
Pertama yang harus dilakukan yaitu pengajuan permintaan penyusunan oleh
Serikat Pekerja yang tercatat di dinas ketenagakerjaan ke Pengusaha. Pengusaha
wajib menerima pengajuan jika SP sudah tercatat dan mempunyai anggota
setidaknya 50% dari total pekerja diperusahaan lalu siap berunding dalam waktu
paling lambat 30 hari sejak permintaan tersebut. Namun, Jika SP belum
mempunyai anggota minimal 50% dari total pekerja di perusahaan maka
pengusaha dapat menolak permintaan tersebut, tetapi bisa juga pengusaha
menerimannya.
b) Tata tertib perundingan
Setelah usulan penyusunan diterima pertama-tama pengusaha dan serikat pekerja
perlu menyepakati tata tertib perundingan terlebih dahulu untuk memastikan
perundingan berjalan lancar dan teratur. Isinya paling tidak memuat:

1. Tujuan pembuatan tata tertib;

2. Susunan tim perunding

3. Lamanya masa perundingan;

4. Materi perundingan;

5. Tempat perundingan

6. Tata cara perundingan

7. Cara penyelesaian kesulitan dalam perundingna

8. Sahnya perundingan

9. Biaya perundingan
c) Membentuk tim perundingan

SP dan wakil pengusaha harus membentuk tim perundingan PKB yang akan
mewakili masing-masing pihak dalam bernegosiasi setelah SP dan wakil
pengusaha menyepakati tata tertib perundingan. Dalam perundingan jumlah
anggota tim tidak diharuskan seimbang kerena keputusan diambil secara
musyawarah mufakat dan tidak bisa voting. Tim perundingan dari masing-masing
pihak biasanya terdiri dari 3-9 orang bergantung kepada skala perusahaan dengan
mempertimbangkan adanya wakil-wakil dari bagian yang mempunyai
kepentingan dalam perundingan.

d) Perundingan

Setelah terbentuknya tim peundingan, para pihak harus melakukan perundingan


dan mencapai kesepakatan dalam waktu 30 hari. Jika setelah 30 hari belum
tercapai kesepakatan maka waktu perundingan dapat diperpanjang paling lama 30
hari. Jika setelah perpanjangan para pihak belum juga berhasil menyusun PKB
yang disepakati kedua belah pihak maka kedua belah pihak harus membuat
pernyataan tertulis bahwa perundingan gagal menyepakati PKB dengan
menuliskan hal-hal yang belum disepakati untuk kemudian disampaikan ke dinas
ketenagakerjaan setempat. Dinas ketenagakerjaan kemudian akan memulai forum
tripartite untuk mencoba menyelesaikan perbedaan tersebut dan jika gagal
diselesaikan maka dapat dirujuk penyelesaiannya di pengadilan hubungan
industrial.

e) Kesepakatan

PKB dapat dikatakan berhasil disusun jika SP dan pengusaha berhasil mencapai
kesepakatan dengan musyawarah mufakat. PKB tersebut harus dituangkan secara
tertulis dengan huruf latin dalam Bahasa Indonesia. Setelah itu PKB yang telah
ditandatangani oleh wakil yang sah dari pengusaha dan SP wajib didaftarkan di
dinas ketenagakerjaan setempat.

Anda mungkin juga menyukai