Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : ABDUR RAHMAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043002911

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4367/Hubungan Industrial

Kode/Nama UPBJJ : 48/Palangka Raya

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Ciri perjanjian kerja bersama adalah berubah dan dinamis dalam hal perubahan
teknologi, ekonomi, lingkungan, politik, struktur organisasi serikat pekerja,
kempemilikan individual, peran pemerintah, dan sebagainya.

Sehubungan dengan hal tersebut, jelaskan berbagai perubahan dalam hubungan


industri yang terkait dengan hubungan antar manusia secara khusus!

Jawab :

Berikut adalah beberapa perubahan utama yang dapat terjadi dalam hubungan
industri terkait dengan hubungan antar manusia:

a. Teknologi:

 Perkembangan teknologi dapat mengubah cara pekerjaan dilakukan.


Otomatisasi dan penggunaan teknologi canggih dalam produksi dapat
mempengaruhi jumlah dan jenis pekerjaan yang tersedia. Pekerja mungkin
perlu mengembangkan keterampilan baru atau menghadapi pergeseran dalam
pekerjaan mereka.

b. Ekonomi:

 Perubahan ekonomi, seperti resesi atau pertumbuhan ekonomi, dapat


memengaruhi tingkat pekerjaan, upah, dan kondisi kerja. Kondisi ekonomi
yang sulit dapat mengarah pada tekanan lebih besar pada pekerja dalam hal
upah dan manfaat.

c. Lingkungan:

 Isu lingkungan yang berkaitan dengan keberlanjutan dapat memengaruhi cara


organisasi beroperasi. Perubahan dalam praktik bisnis dan tanggung jawab
sosial perusahaan juga dapat mempengaruhi hubungan antara organisasi dan
pekerja.

d. Politik:

 Perubahan dalam kebijakan pemerintah, termasuk undang-undang


ketenagakerjaan, peraturan, dan dukungan kepada serikat pekerja, dapat
berdampak besar pada hubungan industri. Perubahan dalam pemerintahan
atau perubahan kebijakan dapat mempengaruhi hak-hak pekerja dan
kekuatan serikat pekerja.

e. Struktur Organisasi:

 Perubahan dalam struktur organisasi, seperti restrukturisasi perusahaan,


penggabungan, atau pembelian, dapat memengaruhi jumlah pekerja, jenis
pekerjaan, dan hubungan antara manajemen dan pekerja.

f. Kepemilikan Individual:

 Adanya kepemilikan individual atau saham karyawan dalam perusahaan


dapat mengubah dinamika hubungan antara pekerja dan manajemen. Pekerja
yang memiliki saham dalam perusahaan mungkin lebih terlibat dalam
pengambilan keputusan dan memiliki insentif yang lebih besar untuk
kesuksesan perusahaan.

g. Peran Pemerintah:

 Peran pemerintah dalam mengatur hubungan industri dan hak pekerja dapat
berubah seiring waktu. Perubahan dalam undang-undang dan regulasi
ketenagakerjaan dapat mempengaruhi negosiasi kolektif dan perlindungan
pekerja.

h. Globalisasi:

 Globalisasi memungkinkan perusahaan untuk beroperasi di berbagai pasar


internasional. Hal ini dapat memengaruhi hubungan antara pekerja dan
manajemen karena beragam budaya kerja dan perbedaan ketentuan
ketenagakerjaan.

Perubahan dalam aspek-aspek ini dapat mempengaruhi hubungan antar manusia di


tempat kerja. Oleh karena itu, manajemen, serikat pekerja, dan pekerja perlu
beradaptasi dan berkomunikasi secara efektif untuk menjaga hubungan industri yang
sehat dan produktif di era yang terus berubah. Ini dapat melibatkan negosiasi,
pelatihan, pengembangan keterampilan, dan kerjasama untuk mencapai keseimbangan
yang baik antara kepentingan organisasi dan kepentingan pekerja.

2. Lembaga kerjasama bipartite memfokuskan kegiatannya pada fungsi tradisional dan konvensional.
jelaskan peranan lembaga kerjasama bipartite berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003.

Jawab :

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di Indonesia mengatur


berbagai aspek yang berkaitan dengan hubungan industrial, termasuk peran lembaga
kerjasama bipartite. Lembaga kerjasama bipartite merupakan wadah yang dibentuk oleh
serikat pekerja dan pengusaha atau perwakilan pengusaha untuk melakukan dialog dan
berunding mengenai berbagai isu terkait ketenagakerjaan. Meskipun sering kali fokus pada
fungsi tradisional dan konvensional, peran lembaga kerjasama bipartite tetap penting dalam
konteks hubungan industrial. Berikut adalah peran lembaga kerjasama bipartite berdasarkan
UU No. 13 Tahun 2003:

a. Pembahasan Perjanjian Kerja Bersama (PKB):

 Salah satu peran utama lembaga kerjasama bipartite adalah membahas dan
merundingkan perjanjian kerja bersama antara serikat pekerja dan pengusaha. PKB
ini mencakup masalah-masalah seperti upah, jadwal kerja, cuti, keamanan dan
kesehatan kerja, dan berbagai aspek lainnya yang memengaruhi pekerja.

b. Penyelesaian Sengketa:

 Lembaga kerjasama bipartite dapat berperan dalam penyelesaian sengketa antara


pekerja dan pengusaha. Mereka dapat mencoba untuk mediasi atau bernegosiasi guna
mencapai solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sebelum sengketa
berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi.

c. Diskusi Kebijakan dan Kondisi Kerja:

 Lembaga kerjasama bipartite dapat menjadi wadah untuk diskusi tentang kebijakan
dan kondisi kerja yang memengaruhi pekerja. Mereka dapat memberikan masukan
kepada pengusaha atau pemerintah tentang perubahan-perubahan yang diinginkan
atau diperlukan dalam dunia kerja.

d. Perwakilan Karyawan:

 Lembaga kerjasama bipartite dapat berperan sebagai perwakilan karyawan dalam


berbagai forum, seperti perundingan dengan pengusaha atau dialog dengan
pemerintah. Mereka dapat menyuarakan kepentingan dan aspirasi pekerja dalam
konteks yang lebih luas.

e. Pengembangan Karyawan:

 Lembaga kerjasama bipartite juga dapat terlibat dalam pengembangan karyawan,


seperti program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan keterampilan. Mereka
dapat memberikan masukan tentang kebutuhan pelatihan yang relevan untuk
meningkatkan kompetensi pekerja.

f. Mengawasi Pelaksanaan PKB:

 Setelah PKB disepakati, lembaga kerjasama bipartite dapat berperan dalam


mengawasi pelaksanaan perjanjian tersebut dan memastikan bahwa hak-hak pekerja
dan kewajiban pengusaha dipatuhi.

g. Promosi Perdamaian Hubungan Industrial:

 Salah satu peran penting lembaga kerjasama bipartite adalah mempromosikan


perdamaian dan stabilitas dalam hubungan industrial. Ini termasuk mencegah konflik
yang dapat merugikan kedua belah pihak dan menciptakan lingkungan kerja yang
harmonis.

Meskipun mungkin ada fokus pada fungsi tradisional, peran lembaga kerjasama bipartite
sangat penting dalam menjaga hubungan industrial yang sehat dan memastikan bahwa hak-
hak pekerja dihormati. Melalui dialog, perundingan, dan kerja sama, mereka dapat
membantu mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam
dunia ketenagakerjaan.

3. Pada dasarnya negosiasi merupakan proses dalam menyelesaikan konflik antar


berbagai pihak. Apabila negosiasi tidak mencapai kata sepakat dapat mengundang
pihak ketiga.

Menurut anda bagaimana hubungan industrial dan negosiasi berikan contoh


kasusnya?.

Jelaskan mengenai peran pihak ketiga dalam negosiasi!. Berikan contoh kasusnya!.

Jawab :

a. Hubungan industrial dan negosiasi memiliki hubungan erat, karena negosiasi


adalah salah satu cara untuk menyelesaikan konflik atau mencapai kesepakatan
antara berbagai pihak yang terlibat dalam hubungan industrial, seperti serikat
pekerja, manajemen, dan pihak terkait lainnya. Di bawah ini, saya akan
memberikan contoh kasus yang mencerminkan hubungan antara negosiasi dan
hubungan industrial:

Contoh Kasus: Perundingan Gaji dan Kondisi Kerja

Situasi:

Sebuah perusahaan manufaktur menghadapi tekanan dari serikat pekerja karena


serikat menganggap bahwa gaji dan kondisi kerja saat ini tidak memadai. Pekerja
merasa bahwa mereka bekerja dalam lingkungan yang tidak aman dan tidak
mendapatkan kompensasi yang cukup untuk pekerjaan mereka.

Hubungan Industrial:

Hubungan antara manajemen perusahaan dan serikat pekerja dalam hal ini adalah
contoh hubungan industrial. Manajemen adalah pihak pengusaha, sementara serikat
pekerja mewakili kepentingan karyawan.

Negosiasi:
a. Untuk menyelesaikan konflik dan memenuhi tuntutan pekerja, manajemen
dan serikat pekerja memutuskan untuk memasuki proses negosiasi.
Mereka bertemu untuk berunding mengenai peningkatan gaji, perbaikan
kondisi kerja, dan masalah-masalah lainnya.

Proses Negosiasi:

Pihak manajemen dan serikat pekerja duduk bersama untuk membahas


tuntutan dan kebutuhan masing-masing pihak. Mereka saling
mendengarkan, mengajukan proposal, dan mencoba mencapai kesepakatan
yang memadai bagi kedua belah pihak. Proses negosiasi dapat melibatkan
diskusi panjang, pemberian informasi, dan kadang-kadang bahkan mediasi.

Kesepakatan atau Ketidaksepakatan:

Hasil dari negosiasi ini dapat berupa kesepakatan terkait peningkatan gaji,
perubahan dalam kebijakan keselamatan kerja, atau kompromi lainnya
yang menguntungkan kedua pihak. Namun, jika negosiasi tidak mencapai
kesepakatan, maka serikat pekerja dapat mengajukan sengketa atau
mencari bantuan pihak ketiga, seperti Departemen Ketenagakerjaan atau
Badan Penyelesaian Sengketa Ketenagakerjaan.

Dalam contoh ini, negosiasi adalah alat utama yang digunakan untuk
menyelesaikan konflik antara manajemen dan serikat pekerja dalam
hubungan industrial. Hasil dari negosiasi ini akan memengaruhi hubungan
kerja di perusahaan dan mungkin mengarah pada perubahan dalam
kondisi kerja dan kompensasi karyawan. Negosiasi adalah cara penting
untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan manajemen dan
karyawan serta menjaga perdamaian dalam hubungan industrial.

b. Pihak ketiga dalam negosiasi adalah individu atau entitas yang tidak
terlibat sebagai salah satu pihak utama dalam konflik atau perundingan,
tetapi mereka diundang atau melibatkan diri secara sukarela untuk
membantu memediasi, memfasilitasi, atau mengawasi proses negosiasi
antara pihak yang bertikai. Peran pihak ketiga dalam negosiasi adalah
untuk membantu memfasilitasi komunikasi yang efektif, mengurangi
ketegangan, dan membantu mencapai kesepakatan yang dapat diterima
oleh semua pihak. Di bawah ini, saya akan memberikan contoh kasus peran
pihak ketiga dalam negosiasi:
Contoh Kasus: Perundingan Gaji Antara Serikat Pekerja dan Manajemen

Situasi: Sebuah perusahaan manufaktur mengalami ketegangan dalam


perundingan gaji antara serikat pekerja dan manajemen. Pihak serikat
pekerja ingin kenaikan gaji yang signifikan, sementara manajemen
khawatir bahwa ini akan menghancurkan keseimbangan keuangan
perusahaan.

Peran Pihak Ketiga (Mediator):

Dalam situasi ini, manajemen dan serikat pekerja sepakat untuk


mendatangkan seorang mediator yang bertindak sebagai pihak ketiga
netral. Mediator ini tidak memiliki kepentingan langsung dalam hasil
negosiasi, dan tujuannya adalah membantu kedua belah pihak mencapai
kesepakatan yang adil.

Proses Mediasi:

Mediator bertemu dengan manajemen dan perwakilan serikat pekerja


secara terpisah untuk memahami posisi, kekhawatiran, dan prioritas
masing-masing pihak. Selanjutnya, mediator memfasilitasi pertemuan
bersama untuk berbicara tentang opsi yang mungkin dan mencari titik
tengah yang dapat diterima.

Mengarahkan Komunikasi:

Mediator membantu mengarahkan komunikasi antara manajemen dan


serikat pekerja sehingga diskusi berjalan dengan efisien dan tanpa
konfrontasi. Dia memfasilitasi pertukaran informasi dan pandangan.

Kesepakatan:

Melalui bantuan mediator, manajemen dan serikat pekerja akhirnya


mencapai kesepakatan mengenai kenaikan gaji yang diterima oleh kedua
belah pihak. Kesepakatan ini mungkin lebih moderat daripada tuntutan
awal, tetapi itu mencerminkan kompromi yang memungkinkan perusahaan
untuk tetap berkelanjutan sambil memenuhi kebutuhan karyawan.

Dalam kasus ini, pihak ketiga (mediator) memainkan peran penting dalam
membantu kedua belah pihak menyelesaikan konflik mereka. Mediator
membantu mengurangi ketegangan dan mengarahkan negosiasi ke arah
yang produktif. Penggunaan pihak ketiga semacam ini seringkali sangat
bermanfaat dalam situasi-situasi di mana konflik antara pihak yang
terlibat sulit diatasi tanpa bantuan eksternal, dan membantu mencapai
kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak.

4. Upah merupakan hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan menurut suatu
perjanjian. Jelaskan hal – hal yang diperhatikan dalam menentukan upah!.

Jawab :

Dalam menentukan upah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Kebutuhan hidup layak (KHL).

KHL adalah standar kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh seseorang
untuk dapat hidup layak, seperti kebutuhan pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, dan transportasi.

b. Produktivitas.

Produktivitas adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk


menghasilkan barang atau jasa dalam waktu tertentu. Upah yang diberikan
harus sebanding dengan produktivitas yang dihasilkan.

c. Pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk


membayar upah.

d. Kemampuan perusahaan.

e. Kemampuan perusahaan untuk membayar upah juga perlu diperhatikan,


terutama untuk perusahaan kecil dan menengah.

f. Keadaan pasar tenaga kerja.

Keadaan pasar tenaga kerja dapat mempengaruhi tingkat upah.

g. Kompetensi karyawan.

Kompetensi karyawan, seperti pendidikan, keterampilan, dan pengalaman, juga


dapat mempengaruhi tingkat upah.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang masing-masing faktor:

Kebutuhan hidup layak (KHL)

KHL merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan upah. Upah yang
diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan hidup layak karyawan dan keluarganya.

Produktivitas

Produktivitas karyawan juga menjadi pertimbangan dalam menentukan upah.


Karyawan yang lebih produktif biasanya akan mendapatkan upah yang lebih tinggi.

Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk


membayar upah. Pada saat ekonomi tumbuh, perusahaan biasanya memiliki
kemampuan untuk membayar upah yang lebih tinggi.

Kemampuan perusahaan

Kemampuan perusahaan untuk membayar upah juga perlu diperhatikan, terutama


untuk perusahaan kecil dan menengah. Perusahaan yang memiliki kemampuan
finansial yang terbatas biasanya akan memberikan upah yang lebih rendah.

Keadaan pasar tenaga kerja

Keadaan pasar tenaga kerja juga dapat mempengaruhi tingkat upah. Pada saat
permintaan tenaga kerja tinggi, perusahaan biasanya akan memberikan upah yang
lebih tinggi untuk menarik karyawan yang berkualitas.

Kompetensi karyawan

Kompetensi karyawan, seperti pendidikan, keterampilan, dan pengalaman, juga


dapat mempengaruhi tingkat upah. Karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi
biasanya akan mendapatkan upah yang lebih tinggi.

Selain faktor-faktor tersebut, perusahaan juga dapat mempertimbangkan faktor-


faktor lain, seperti kebijakan perusahaan, serikat pekerja, dan peraturan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai