Jawaban :
1. Dalam perspektif teoritis dalam hubungan industrial, terdapat dua asumsi yang
mendasari pendekatan tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua asumsi
tersebut :
- Asumsi konflik
Asumsi ini menyatakan bahwa hubungan antara pekerja dan pengusaha
cenderung bersifat konflik. Asumsi ini didasarkan pada pemahaman bahwa
terdapat perbedaan kepentingan antara kedua pihak, di mana pekerja berusaha
untuk memperoleh kondisi kerja yang lebih baik dan upah yang lebih tinggi,
sedangkan pengusaha berusaha untuk memaksimalkan keuntungan mereka.
Konflik ini dapat muncul dalam bentuk perundingan buruh, mogok kerja, atau
tindakan kolektif lainnya. Pendekatan yang didasarkan pada asumsi konflik ini
cenderung melihat hubungan industrial sebagai pertempuran kepentingan antara
pekerja dan pengusaha.
- Asumsi konsensus
Asumsi ini menyatakan bahwa hubungan antara pekerja dan pengusaha
cenderung bersifat konsensus. Asumsi ini didasarkan pada pemahaman bahwa
kedua pihak memiliki kepentingan yang saling terkait dan dapat mencapai
kesepakatan yang menguntungkan bagi keduanya. Pendekatan yang didasarkan
pada asumsi konsensus ini cenderung melihat hubungan industrial sebagai
kolaborasi antara pekerja dan pengusaha untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam pendekatan ini, perundingan dan dialog antara kedua pihak dianggap
penting untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Dua asumsi ini memberikan dasar pemahaman yang berbeda dalam memahami
hubungan industrial. Pendekatan yang didasarkan pada asumsi konflik cenderung
melihat hubungan industrial sebagai pertempuran kepentingan, sementara
pendekatan yang didasarkan pada asumsi konsensus cenderung melihat hubungan
industrial sebagai kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
2. Partnership (kemitraan) adalah suatu bentuk hubungan kerja antara serikat pekerja
dan manajemen perusahaan yang didasarkan pada kerjasama, saling menghormati,
dan saling menguntungkan. Terdapat beberapa faktor yang relevan dengan
partnership, antara lain :
- Keterlibatan karyawan
Partnership melibatkan partisipasi aktif karyawan dalam pengambilan
keputusan yang mempengaruhi mereka. Karyawan diberikan kesempatan untuk
memberikan masukan, ide, dan saran dalam perencanaan dan pelaksanaan
kebijakan perusahaan.
- Komunikasi yang terbuka
Partnership membutuhkan komunikasi yang terbuka dan transparan antara
serikat pekerja dan manajemen. Informasi yang relevan harus disampaikan
dengan jelas dan tepat waktu kepada karyawan, sehingga mereka dapat
memahami keputusan dan perubahan yang terjadi.
- Keadilan dan kesetaraan
Partnership memerlukan perlakuan yang adil dan setara terhadap semua
karyawan. Ini termasuk memberikan kompensasi yang adil, kesempatan
pengembangan karir yang sama, dan perlindungan terhadap diskriminasi.
- Pengakuan dan penghargaan
Partnership mengakui kontribusi karyawan dan memberikan penghargaan atas
kinerja yang baik. Ini dapat berupa penghargaan formal, promosi, atau insentif
lainnya yang mendorong motivasi dan keterlibatan karyawan.
- Pengembangan keterampilan
Partnership melibatkan investasi dalam pengembangan keterampilan karyawan.
Perusahaan memberikan pelatihan dan pendidikan yang diperlukan agar
karyawan dapat meningkatkan kemampuan mereka dan berkontribusi secara
lebih efektif.
- Keseimbangan kepentingan
Partnership mencari keseimbangan antara kepentingan karyawan dan
kepentingan perusahaan. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan kerja yang
sehat dan produktif, di mana kedua belah pihak merasa dihargai dan
diuntungkan.
Dengan menerapkan faktor-faktor ini, partnership dapat menciptakan hubungan
kerja yang saling menguntungkan antara serikat pekerja dan manajemen
perusahaan.