No. Soal
1 Sebutkan dan jelaskan beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh serikat pekerja dan pengusaha
dalam perjanjian bersama berdasarkan undang-undang nomor 13 tahun 2003!.
(1) Pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja
untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi,
kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses
produksi.
(2) Penyedia jasa pekerja/buruh untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan
langsung dengan proses produksi harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Berdasarkan pasal tersebut, maka hubungan kerja antara pengusaha dan karyawan
dan hubungan kerja antarkaryawan menjadi hal yang penting dalam melaksanakan
proses produksi di perusahaan. Selain itu, perjanjian kerja atau yang sering disebut
dengan kesepakatan kerja bersama merupakan hal yang penting yang dapat mendukung
proses produksi dalam perusahaan atau organisasi tersebut.
Dilarang memuat aturan yang mewajibkan seorang pengusaha supaya hanya menerima atau menolak
karyawan dari suatu golongan, baik berkenaan dengan agama, golongan warga negara atau bangsa, maupun
karena keyakinan politik
Dilarang memuat aturan yang mewajibkan seorang karyawan hanya bekerja atau
tidak boleh bekerja pada majikan dari suatu golongan, baik senang dengan agama, golongan, warga negara
atau bangsa, maupun keyakinan politik. Dilarang memuat aturan yang bertentangan dengan undang-undang
tentang ketertiban umum atau kesusilaan. Syarat-syarat formal antara lain harus diadakan secara tertulis dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak atau dengan resmi, yaitu di hadapan seorang notaris.
Negosiasi distributif merupakan pendekatan yang berdasarkan pada pandangan bahwa satu bagian hanya
mendapatkan bagian yang mendasari persaingan. Kesepakatan distributif merupakan proses untuk
menyelesaikan konflik kepentingan, dengan memaksimumkan kepentingan salah satu pihak. Negosiasi
distributif terjadi ketika masing-masing pihak mencoba memaksimumkan hasil dengan mengalahkan apa
yang dimenangkan bagian lain. Negosiasi distributif berusaha membagi sumber daya yang jumlahnya tetap
atau disebut situasi menang-kalah. Tujuan negosiasi distributif adalah mendapatkan bagian sebanyak
mungkin dan motivasinya menang-kalah. Negosiasi ini digunakan untuk melawan pihak lain, sehingga tidak
ada pembagian informasi dan jangka waktu negosiasinya pendek. Hasil penelitian Peterson dan Tracy
menunjukkan bahwa kesepakatan distributif akan sukses apabila:
Negosiasi integratif merupakan proses dengan para pihak mencoba mengeksplorasi pihak-pihak mereka
untuk meningkatkan hasil bersama. Negosiasi ini dilandasi oleh alasan bahwa kedua negosiator dapat
bekerja sama dan berkomunikasi secara terbuka serta dapat menemukan solusi yang akan mendamaikan
keinginan atau minatnya. Perdebatan strategi distributif dan integratif menunjukkan dua pendekatan
dengan dua alternatif yang jelas dan dapat dipahami. Kesepakatan integratif menghendaki keterbukaan,
kepercayaan, dan komitmen terhadap proses (keterbukaan dan fleksibilitas). Negosiasi integratif lebih
memperhatikan kepentingan bersama atau saling berkomplemen dan menyelesaikan masalah konfrontasi
antara dua pihak. Negosiasi integratif atau penyelesaian masalah tidak mengasumsikan konflik fundamental
atau sasaran antar bagian dan keberhasilannya tergantung pada adanya beberapa kondisi psikologis seperti
motivasi, informasi dan bahasa, iklim, kepercayaan, dan dukungan. Keberhasilan negosiasi integratif
tergantung pada setiap pihak, karena setiap pihak harus mampu memberikan informasi dan alternatif
solusi.
Tujuan negosiasi integratif adalah memperbanyak bagian sehingga se pihak yang bernegosiasi mengalami
kepuasan. Motivasi dalam negosiasi ini adalah tercapainya kesepakatan menang-menang, sehingga posisi
para pihak yang bernegonia adalah sama. Dalam negosiasi integratif, para pihak yang bernegosiasi saling
berbag informasi. Proses negosiasi integratif tersebut merupakan proses yang lama dan
mempertimbangkan hubungan jangka panjang. Aspek kombinasi dalam negosias adalah konfliktual murni
dan kooperatif secara murni (Fells, 1998).
Selanjutnya, negosiasi mengenai sikap atau yang disebut penyusunan sikap, menunjukkan upaya negosiator
untuk mempengaruhi kualitas dan bentuk atau ciri hubungan secara formal. Strukturisasi sikap merupakan
proses interpersonal dan sosioemosional di mana pihak-pihak mencoba mengubah persepsi, sikap, dan
iklim negosiasi orang lain. Dalam hal ini, kepercayaan menjadi hal yang utama. Penstrukturan sikap
merupakan proses yang mempengaruhi model hubungan antarbagian atau antarpihak dengan orientasi
sikap sebagai teman, saling percaya, mau menanggapi, dan motivasional. Penstrukturan sikap juga
merupakan suatu sistem instrumen kegiatan untuk mencapai kehidupan kerja antara berbagai pihak.
Penstrukturan sikap dapat berhasil apabila:
1. Pihak lain menilai kita sebagai rekan kerja yang ramah, dapat dipercaya, mau menanggapi, dan
logis.
3. Kedua belah pihak bersikap bijaksana dalam menyikapi hubungan kerja kedua belah pihak tersebut.
Negosiasi yang keempat adalah negosiasi di dalam organisasi, yaitu menghargai keterbatasan peran
beberapa negosiator dan merupakan sumber konflik internal dalam negosiasi. Kesepakatan di dalam
organisasi merupakan proses yang mempengaruhi harapan tim untuk mencapai kompromi yang diperlukan
untuk keberhasilan negosiasi. Kesepakatan integratif dijelaskan menggunakan teori konflik peraturan yang
digunakan untuk menyelesaikan ketidaksepakatan.
Negosiasi berdasarkan minat (interest-based negotiation atau IBN) merupakan pendekatan terstruktur
dalam penyelesaian masalah yang telah digunakan lebih dari separo negosiator, baik karyawan dalam
serikat pekerja maupun manajemen terutama di sektor swasta (Cutcher-Gershenfeld et al., 2004). IBN
dipopulerkan oleh Fisher dan Ury (1981). Mereka mengusulkan penggantian posisi negosiasi. Ada berbagai
kesepakatan yang dapat dicapai dalam IBN, yaitu:
1 dari 1