Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Intan Nur Attalla

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044140776

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4367/Hubungan Industrial

Kode/Nama UPBJJ : 41-Purwokerto

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perselisihan hubungan industrial.

Jawab :

Perselisihan hubungan industrial diartikan sebagai perbedaan pendapat yang mengakibatkan


pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja karena
adanya perselisihan mengenai hak, kepentingan, pemutusan hubungan kerja (PHK), dan perselisihan
antarserikat pekerja dalam satu perusahaan. (Berdasarkan Undang-undang No. 2 Tahun 2004)

 Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak akibat adanya
pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian atau kesepakatan kerja Bersama.
 Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian atau kesepakatan
kerja Bersama.
 Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu
pihak.
 Perselisihan antarserikat pekerja merupakan perselisihan antara serikat pekerja dan serikat
pekerja lain dalam satu perusahaan yang disebabkan tidak adanya kesesuaian paham mengenai
keanggotaan dan pelaksanaan hak dan kewajiban serikat pekerja.

Mengacu pada UU No. 2 Tahun 2004, definisi perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan
pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan
pekerja/ buruh atau serikat pekerja/ serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak,
perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat
pekerja/ serikat buruh dalam satu perusahaan. Bila melihat definisi diatas maka terdapat 3 jenis
perselisihan hubungan industrial, yaitu :

 Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;
 Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya
perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
 Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu
pihak;
 Perselisihan antar serikat pekerja/ serikat buruh adalah perselisihan antara serikat pekerja/
serikat buruh dengan serikat pekerja/ serikat buruh lainnya hanya dalam satu perusahaan karena
tidak adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak, dan kewajiban
keserikatpekerjaan.

Di dalam UU No. 2 Tahun 2004 juga dijelaskan mengenai beberapa cara untuk menyelesaikan
permasalhan hubungan industrial, yaitu perundingan bipartite, mediasi, arbitrase, dan konsiliasi. Namun
bila tetap tidak menemui kesepakatan maka tidak menutup kemungkinan akan berlanjut hingga
pengadilan khusus perselisihan hubungan industrial.

https://dinperinaker.pekalongankota.go.id/halaman/apa-itu-perselisihan-hubungan-industrial.html

2. Sebutkan dan jelaskan lima bentuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Jawab :

1. Penyelesaian melalui Bipartit

Perundingan antara karyawan dan serikat pekerja


dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial
Penyelesaian
Bipartit
Forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan hubungan industrial di satu
perusahaan.

2. Penyelesaian melalui Mediasi

Mediasi hubungan industrial adalah penyelesaian perselisihan hak, kepentingan, pemutusan hubungan
kerja, dan perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi
oleh seorang atau lebih mediator yang netral.

Mediator : pegawai instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan


yang memenuhi syarat-syarat sebagai mediator yang ditunjuk oleh Menteri untuk bertugas
melakukan mediasi dan mempunyai kewajiban memberikan anjuran tertulis kepada para
pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihan hak, perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat kerja dalam satu
perusahaan.

 Tiga strategi dasar mediasi :

1. Strategi kontekstual adalah intervensi yang diarahkan untuk memfasilitasi proses penyelesaian konflik
dengan mengubah keadaan di mana mediasi terjadi. Dalam strategi ini peran mediator sedikit.

2. Strategi substantif adalah intervensi yang berkaitan menggerakkan negosiasi ke arah penyelesaian.

3. Strategi Refleksif adalah intervensi yang dirancang untuk mengorientasi atau mengarahkan mediator
pada perselisihan, dapat masuk dan menerima perselisihan, membangun kepercayaan pada mediator
dan proses mediasi, dan menciptakan dasar atau landasan untuk mengembangkan kegiatan mereka.

 Mediator mempunyai kewajiban :

a. memanggil para pihak yang sedang berselisih untuk dapat didengar keterangan yang diperlukan;

b. mengatur dan memimpin mediasi;

c. membantu membuat perjanjian Bersama, apabila tercapai kesepakatan;

d. membuat anjuran secara tertulis, apabila tidak tercapai kesepakatan penyelesaian;

e. membuat risalah penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

f. membuat laporan hasil penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

 Wewenang mediator :

a. menganjurkan kepada para pihak yang berselisih untuk berunding terlebih dahulu dengan itikad baik
sebelum dilakukan mediasi;

b. meminta keterangan, dokumen, dan surat-surat yang berkaitan dengan perselisihan;

c. mendatangkan saksi atau saksi ahli dalam mediasi apabila diperlukan;

d. membuka buku dan meminta surat-surat yang diperlukan dari para pihak dan instansi atau lembaga
terkait;

e. menerima atau menolak wakil para pihak yang berselisih apabila ternyata tidak memiliki surat kuasa.

3. Penyelesaian melalui konsiliasi

Konsiliasi adalah seorang atau lebih yang memenuhi syarat-syarat sebagai konsiliator dan
ditunjuk oleh Menteri yang bertugas melakukan konsiliasi dan wajib memberikan anjuran
tertulis kepada para pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja, atau perselisihan anterserikat kerja dalam satu
perusahaan
Apabila konsiliator dan mediator tidak berhasil mengajak pihak yang berselisih mencapai kesepakatan
maka salah satu pihak mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
setempat.

Konsiliator bertugas melakukan konsiliasi kepada para pihak yang berselisih untuk
menyelesaikan perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan
perselisihan antarserikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.

 Wewenang konsiliator :

a. meminta keterangan kepada para pihak;

b. menolak mewakili para pihak apabila ternyata tidak memiliki surat kuasa;

c. menolak melakukan konsiliasi terhadap para pihak yang belum melakukan perundingan secara
bipartite;

d. meminta surat/dokumen yang berkaitan dengan perselisihan;

e. memanggil saksi atau saksi ahli;

f. membuka buku dan meminta surat-surat yang diperlukan dari pada pihak dan instansi/lembaga terkait.

 Konsiliator mempunyai kewajiban:

a. memanggil para pihak yang sedang berselisih untuk dapat didengar keterangan yang diperlukan;

b. mengatur dan memimpin konsiliasi;

c. membantu membuat perjanjian Bersama, apabila tercapai kesepakatan;

d. membuat anjuran secara tertulis, apabila tidak tercapai kesepakatan penyelesaian;

e. membuat risalah penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

f. membuat dan memelihara buku khusus dan berkas perselisihan yang ditangani;

g. membuat laporan hasil penyelesaian perselisihan hubungan industrial kepada Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi melalui Direktur Jenderal Hubungan Industrial.

4. penyelesaian melalui Arbitrase

Seseorang atau sekumpulan orang yang dipilih oleh para pihak yang berselisih dari daftar arbitrer yang
ditetapkan oleh Menteri untuk memberikan putusan mengenai perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat kerja dalam satu perusahaan yang diserahkan
penyelesainnya melalui arbitrase yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final.

Arbitrer adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang berselisih dari daftar
seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang berselisih dari daftar arbitrer yang
ditetapkan oleh Menteri untuk memberikan putusan mengenai perselisihan kepentingan
dan perselisihan antarserikat pekerja dalam satu perusahaan.

Menurut Chelius dan Dworkin (1980), arbitrator memilih fleksibilitas dengan arbitrase konvensional. Hal
ini menimbulkan dua masalah, yaitu:

a. hanya pihak yang langsung berhubungan dengan konflik yang mampu mencapai kemapanan dengan
secara akurat merefleksikan nilai-nilai mereka. Nilai-nilai tersebut disembunyikan sebagai taktik
bargaining. Banyak pihak yang mengadakan kesepakatan tidak ingin mengaitkan interpretasi dari
keinginannya Ketika mencapai kemapanan.

b. penggunaan arbitrase kepentingan konvensional mencegah pihak-pihak dari keterikatan dalam


kesepakatan yang sungguh-sungguh.

Kewenangan Arbitrase adalah memutus perselisihan kepentingan dan perselisihan antarpekerja, dan
putusan tersebut bersifat final dan wajib diterima dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang berselisih.
 Ada tiga bentuk Arbitrase menutut Dickinson (2004) antara lain :

1. arbitrase konvesional

2. arbitrase perintah akhir

3. prosedur inovatif

5. Pengadilan Hubungan Industrial

Pengadilan hubungan industrial adalah pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan


Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memberikan putusan terhadap
perselisihan hubungan industrial. Untuk pertama kali dibentuk Pengadilan Hubungan Industrial pada
setiap Pengadilan Negeri di setiap Ibukota Provinsi yang daerah hukumnya meliputi provinsi yang
bersangkutan.

3. Sebutkan dan jelaskan prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial berdasarkan


undangundang nomor 2 tahun 2004.

Jawab :

a. Penyelesaian Perselisihan Hak.

Dalam hal perundingan tidak tercapai kesepakatan maka penyelesaiannya dilakukan oleh Pengadilan
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) dan putusannya bersifat final.

b. Penyelesaian Perselisihan Kepentingan dan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja.

1) Dalam hal perundingan tidak tercapai kesepakatan penyelesaian maka pihak-pihak dapat
memilih penyelesaian dengan mediasi, konsiliasi, atau arbitrase.
2) Jika pihak-pihak memilih mediasi atau konsiliasi dan tidak tercapai penyelesaian maka
penyelesaian selanjutnya dilakukan dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI). Jika salah satu pihak tidak puas, selanjutnya putusan
Pengadilan PPHI ini selanjutnya dapat dimintakan kasasi ke Mahkamah Agung.
3) Dalam hal pihak-pihak sepakat memilih penyelesaian melalui arbitrase akan tetapi putusan
arbitrase ditolak (tidak diterima) oleh salah satu atau pihak-pihak yang berselisih maka
penyelesaian selanjutnya dapat dilakukan dapat dilakukan dengan mengajukan upaya hukum.
Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung.
4) Dalam hal pihak-pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan melalui mediasi,
konsiliasi, atau arbitrase, maka atas kesepakatan kedua belah pihak atau atas kemauan salah
satu pihak penyelesaiannya dilakukan oleh Pengadilan PPHI. Perundingan paling lama 30 (tiga
puluh) hari harus diselesaikan sejak tanggal dimulainya perundingan.

Anda mungkin juga menyukai