Akbar Dhimas
Farid Farhani
Safira
Salma Farhah
Abstrak
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-
NYA Penulis dapat menyelesaikan book chapter yang berjudul ‘Penyelesaian Hubungan
Industrial ’ Penulis menyadari dalam penyusunan buku masih banyak kekurangan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan.
Akhir kata penulis berharap semoga books chapter ini dapat bermanfaat dalam memberikan
edukasi tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
APA YANG DIMAKSUD DENGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL?
1. Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak,
akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama (pasal 1 angka 2 UU 2/2004).
2. Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja
karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan/atau
perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama (pasal 1 angka 3 UU
2/2004).
3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena
tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang
dilakukan oleh salah satu pihak (pasal 1 angka 4 UU 2/2004).
4. Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh adalah perselisihan antara
serikat pekerja/serikat buruh dengan serikat pekerja/serikat buruh lain hanya
dalam satu perusahaan, karena tidak adanya persesuaian paham mengenai
keanggotaan, pelaksanaan hak, dan kewajiban keserikatpekerjaan (pasal 1
angka 5 UU 2/2004).
Prosedur yang disediakan antara lain melalui mediasi hubungan industrial atau
konsiliasi hubungan industrial atau arbitrase hubungan industrial. Bila masih juga
gagal, maka perselisihan hubungan industrial dapat dimintakan untuk diselesaikan
pada Pengadilan Hubungan Industrial yang ada pada setiap Pengadilan Negeri
Kabupaten/Kota yang berada di setiap Ibukota Provinsi, yang daerah hukumnya
meliputi tempat kerja pekerja.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERUNDINGAN BIPARTIT?
Penyelesaian melalui perundingan bipartit harus diselesaikan paling lama 30 hari kerja
sejak perundingan pertama dilaksanakan. Apabila perundingan bipartit mencapai
kesepakatan maka para pihak wajib membuat Perjanjian Bersama dan didaftarkan di
kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial. Bila bipartit gagal, maka perselisihan
hubungan industrial harus dimintakan untuk diselesaikan melalui mediasi hubungan
industrial, atau konsiliasi hubungan industrial, atau arbitrase hubungan industrial
sebelum dapat dibawa ke Pengadilan Hubungan Industrial.
Arbiter Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut arbiter adalah seorang atau lebih
yang dipilih oleh para pihak yang berselisih dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh
Menteri Ketenagakerjaan untuk memberikan putusan mengenai perselisihan
kepentingan, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu
perusahaan yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase yang putusannya
mengikat para pihak dan bersifat final (pasal 1 angka 15 dan 16 UU 2/2204).
APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
MELALUI PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (PHI)?