Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Izin menanggapi diskusi, menurut saya

Hubungan industrial merupakan suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam
proses produksi barang atau jasa ( Pekerja, Menejemen atau pengusaha atau majikan, dan
pemerintah). Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa hubungan industrial adalah perilaku dan
interaksi antarindividu atau kelompok di tempat kerja.

Hubungan antara manajemen sumber daya manusia dengan hubungan industrial adalah untuk
menciptakan pengaturan kerja yang baik secara ekonomi, sosial, dan politik, karena hubungan
industrial sebagai perilaku dan interaksi antar individu di tempat kerja yang diasumsikan banyak
menimbulkan masalah, sehingga kepentingan pengusaha dan kepentingan karyawan merupakan
dua hal yang bertentangan.

Contoh kasus dan penyelesaiannya:

Undang-Undang Ketenagakerjaan yang mencantumkan ketentuan 40 jam kerja dalam seminggu,


menjadi masalah bagi karyawan. Sejumlah karyawan pada perusahaan A merasa bekerja di atas
ketentuan tersebut tapi tidak mendapatkan upah lembur.

Aturan Ketenagakerjaan menekankan bahwa penyelesaian perselisihan dalam hubungan industrial


harus dilakukan melalui perundingan bipartit antara pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh, dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama. Namun, jika perundingan
bipartit tidak berhasil mencapai kesepakatan, pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh dapat menggunakan prosedur penyelesaian perselisihan yang diatur oleh
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Hubungan Industrial (UU 2/2004).
Prosedur yang tersedia meliputi mediasi, konsiliasi, atau arbitrase dalam hubungan industrial. Jika
semua upaya tersebut masih gagal, perselisihan hubungan industrial dapat diajukan ke Pengadilan
Hubungan Industrial yang berada di setiap Pengadilan Negeri Kabupaten/Kota, yang memiliki
yurisdiksi untuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial di tempat kerja pekerja.

Aturan Ketenagakerjaan menegaskan penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib


dilaksanakan oleh pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh melalui
perundingan bipartit secara musyawarah untuk mufakat. Namun dalam hal penyelesaian secara
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka pengusaha dan pekerja/ buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh menyelesaikan perselisihan hubungan industrial melalui prosedur
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang diatur dengan undang-undang yakni
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Hubungan Industrial (UU 2/2004)

Prosedur yang disediakan antara lain melalui mediasi hubungan industrial atau konsiliasi
hubungan industrial atau arbitrase hubungan industrial. Bila masih juga gagal, maka
perselisihan hubungan industrial dapat dimintakan untuk diselesaikan pada Pengadilan
Hubungan Industrial yang ada pada setiap Pengadilan Negeri Kabupaten/Kota yang berada di
setiap Ibukota Provinsi, yang daerah hukumnya meliputi tempat kerja pekerja
Undang-Undang
Ketenagakerjaan yang
mencantumkan ketentuan 40
jam kerja dalam
seminggu, menjadi masalah
bagi karyawan

Anda mungkin juga menyukai