Anda di halaman 1dari 2

Untuk dapat mencapai tujuannya, ada beberapa sarana yang digunakan sebagai penunjang

terlaksananya hubungan industrial Pancasila, yaitu:

1. Lembaga kerja sama bipartit, yaitu. forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dalam hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha
dan serikat pekerja atau serikat buruh yang sudah tercatat di instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun 2003), Kesalah pahaman yang terjadi antara kedua
pihak tersebut (pengusaha dan pekerja) dapat dihindarkan dan dapat diselesaikan dengan saling
memahami dan mengerti kepentingan masing-masing dan mengutamakan kepentingan bersama
untuk mencapai produktivitas yang tinggi.

2. Lembaga kerja sama tripartit, yaitu forum komunikasi, konsultasi, dan musyawarah tentang
masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi, pengusaha, serikat
pekerja atau serikat buruh, dan pemerintah (UU No. 13 Tahun 2003). Hal ini dapat terlaksana
bila kebijakan yang dilakukan pemerintah berasal dari kepentingan dan aspirasi karyawan dan
pengusaha.

3. Perjanjian kerja bersama adalah hasil perundingan atau kesepakatan antara warga satu serikat
pekerja dan pengusaha, atau antarserikat pekerja yang tercatat pada instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan dan pengusaha, atau beberapa atau sekumpulan pengusaha yang
menyangkut syarat kerja, hak dan kewajiban pihakpihak yang mengadakan kesepakatan tersebut.
Perjanjian atau kesepakatan tersebut tentu saja mengutamakan terwujudnya proses musyawarah
dan mufakat dalam mewujudkan kesepakatan kerja bersama. Perjanjian atau kesepakatan
tersebut pada umumnya berisi persoalan pengupahan, persyaratan kerja, dan jaminan sosial.

4. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Perselisihan hubungan industrial merupakan


perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan
pengusaha dan karyawan atau pekerja atau serikat pekerja atau serikat buruh karena adanya
perselisihan dalam hak, kepentingan, pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antarserikat
kerja atau serikat buruh dalam satu perusahaan (UU No. 13 Tahun 2003). Untuk menyelesaikan
perselisihan hubungan Industrial, perlu kelembagaan yang menangani perselisihan hubungan
Industrial selain lembaga kerja sama bipartit dan tripartit.

5. Peraturan perundangan mengenai ketenagakerjaan merupakan peraturan perundangan yang


melindungi pihak yang lemah, menciptakan ketenangan kerja, dan memberi kepastian hak dan
kewajiban masingMnasing pihak yang dijiwai oleh falsafah Hubungan Industrial Pancasila.

6. Peraturan pemerintah yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat
kerja dan tata tertib perusahaan dan merupakan tanggung jawab pengusaha. Dalam peraturan
perusahaan terdapat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja, syarat kerja, tata tertib
perusahaan, dan jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan.
7. Serikat pekerja/serikat buruh, yang memperjuangkan, membela, dan melindungi hak dan
kepentingan karyawan/pekerja/buruh, serta meningkatkan kesejahteraan karyawan/pekerja/
buruh dan keluarganya.

8. Organisasi pengusaha, merupakan organisasi para pengusaha yang berusaha memberikan


layanan dalam bidang sosial dan ekonomi dengan menciptakan kesatuan dalam melaksanakan
kebijakan perburuhan dan mengusahakan peningkatan produktivitas kerja.

9. Sosialisasi hubungan industrial Pancasila melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan baik
kepada karyawan, pengusaha, serikat pekerja, dan pemerintah.

Sumber Refrensi :

BMP EKMA4367) Modul 6

Anda mungkin juga menyukai