Nim : 1910312120020
Kelas : A Manajemen / 2019
Mata Kuliah : MSDM
Hubungan industrial merupakan hubungan antara semua pihak yang terkait atau
berkepentingan atas proses produksi barang atau pelayanan jasa di suatu perusahaan, pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam sebuah perusahaan terdiri dari: pengusaha atau pemegang
saham yang sehari-hari diwakili manajemen; para pekerja dan serikat pekerja; para perusahaan
pemasok; masyarakat konsumen; pengusaha pengguna, dan masyarakat sekitar. Disamping para
stakeholder tersebut para pelaku hubungan industrial telah berkembang dengan melibatkan para
konsultan hubungan industrial atau pengacara, para arbitrator, konsiliator, mediator, dan dosen;
serta hakim-hakim pengadilan hubungan industrial.
Fungsi utama hubungan industrial, yaitu :
1. Untuk menjaga kelancaran atau peningkatan produksi.
2. Untuk memelihara dan menciptakan ketenangan kerja.
3. Untuk mencegah dan menghindari adanya pemogokan.
4. Untuk ikut menciptakan serta memelihara stabilitas nasional.
Hubungan industrial akan serasi jika dikembangkan dan dilaksanakan dengan baik, maka
dapat membantu meningkatkan produksi, menambah kemungkinan kesempatan kerja, dan lebih
membantu menjamin pembagian yang merata dari hasil pembangunan nasional. Di samping itu
hubungan industrial ini dapat membantu pemerintah dalam bekerja sama dengan organisasi-
organisasi pengusaha serta buruh. Jadi hubungan tersebut berfungsi sebagai motivator untuk
menggerakkan partisipasi sosial dan menyukseskan pembangunan sehingga tercipta ketenangan
bekerja dan ketenangan berusaha.
Hubungan industrial akan dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan produktivitas
dan kesejahteraan. Hubungan industrial dikatakan tidak berhasil apabila timbul perselisihan
perburuhan, terjadi pemutusan hubungan kerja, terjadi pemogokan atau pengrusakan barang dan
tindak pidana lainnya. Agar hubungan industrial dapat berlangsung dengan baik maka
berdasarkan ketentuan Pasal 103 UU No.13 Tahun 2003 ditentukan sarana hubungan industrial.