Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Dandi Alghazali

NIM : 01011382126205
RESUME HUBUNGAN INDSUTRIAL
Menurut UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 angka 16, Hubungan
Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses
produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan
pemerintah yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Hal yang paling mendasar dalam Konsep Hubungan Industrial
adalah Kemitra-sejajaran antara Pekerja dan Pengusaha yang keduanya mempunyai
kepentingan yang sama, yaitu bersama-sama ingin meningkatkan taraf hidup dan
mengembangkan perusahaan.Disamping itu masyarakat juga mempunyai kepentingan, baik
sebagai pemasok faktor produksi yaitu barang dan jasa kebutuhan perusahaan, maupun
sebagai masyarakat konsumen atau pengguna hasil-hasil perusahaan tersebut.

Contoh hubungan industrial di perusahaan adalah pembuatan perjanjian kerja antara


pengusaha dan karyawan, di mana perjanjian tersebut harus didasarkan pada ketentuan
pemerintah dalam perundang-undangan mengenai PKWT dan PKWTT

Tujuan Hubungan Industrial


➢ Memperbaiki/meningkatkan persyaratan kerja, keadaan ekonomi serta status sosial
kaum pekerja dan keluarganya,
➢ Tercapainya industrial yang harmonis melalui kerjasama antara pengusaha dan
pekerja untuk menjamin kesejahteraan pekerja dan pertumbuhan ekonomi dari
perusahaan dan negara,
➢ Ikut serta ambil bagian dalam proses pengambilan keputusan secara nasional melalui
lembaga tripartit.

Prinsip-Prinsip Hubungan Industrial


Payaman J. Simanjuntak (2009) menjelaskan beberapa prinsip dari Hubungan industrial, yaitu
➢ Kepentingan Bersama: Pengusaha, pekerja/buruh, penduduk, dan pemerintah
➢ Kemitraan yang saling menguntungan: Pekerja/buruh dan pengusaha sebagai mitra
yang saling tergantung dan memerlukan
➢ Hubungan fungsional dan pembagian tugas
➢ Kekeluargaan
➢ Penciptaan ketenangan berupaya dan ketentraman bekerja
➢ Peningkatan produktivitas
➢ Peningkatan kesejahteraan bersama
Sarana Pendukung Hubungan Industrial
Payaman J. Simanjuntak (2009) menyebutkan sarana-sarana pendukung Hubungan industrial,
sebagai berikut :
➢ Serikat Pekerja/Buruh
➢ Organisasi Pengusaha
➢ Lembaga Kerjasama bipartit (LKS Bipartit)
➢ Lembaga Kerjasama tripartit (LKS Tripartit
➢ Peraturan Perusahaan
➢ Akad Kerja Bersama (PKB)
➢ Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaaan
➢ Lembaga penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial

Jenis-jenis Perselisihan Hubungan Industrial

➢ Perselisihan Hak
Jenis perselisihan hubungan industrial ini bisa timbul karena tidak terpenuhinya hak,
akibat ada perbedaan pelaksanaan maupun penafsiran terhadap ketentuan dari
peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, maupun
perjanjian kerja bersama.
➢ Perselisihan Kepentingan
Kemudian, jenis perselisihan hubungan industrial selanjutnya bisa timbul karena tidak ada
sama pendapat mengenai pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat kerja yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, maupun perjanjian kerja
bersama.
➢ Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja
Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja adalah jenis perselisihan hubungan industrial
yang timbul karena tidak ada sama pendapat tentang bagaimana cara mengakhiri
hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.
➢ Perselisihan Antar Serikat Pekerja dalam Satu Perusahaan
Perselisihan Antar Serikat Pekerja dalam Satu Perusahaan merupakan jenis perselisihan
hubungan industrial antara serikat pekerja dengan serikat pekerja lainnya, namun
terbatas hanya dalam satu perusahaan.
Manfaat dengan adanya hubungan industrial yang dibangun, maka akan tercipta
kondisi yang aman, harmonis, serasi, dan sejalan antara pengusaha, pekerja, dan pemerintah.
Selanjutnya, perusahaan juga dapat terus meningkatkan produktivitas dalam usahanya dan
pihak lain akan mendapatkan kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai