Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEMESTER : 2020/21.2

Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Kode/Nama MK : EKMA 4367/Hubungan Industrial
Tugas : 2
Penulis Soal/Institusi : Faridah Iriani, SE.,M.M
Penelaah Soal//Institusi : Andre Suadi Simbolon, S.Pd., M.M

No Soal Skor
1. Jelaskan proses kesepakatan kerja bersama dan manajemen sebagai kegiatan politik.
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat
pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan
pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Peraturan-peraturan yang mendasari diperlukannya KKB/PKB antara lain


adalah:
30
• UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU No. 1 Tahun 1954 tentang Perjajian Perburuhan Antara Serikat Buruh dan
Majikan
• UU No. 18 Tahun 1956 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 98 mengenai
Berlakunya Dasar-dasar daripada Hak Untuk Berorganisasi dan Berunding
Bersama
• PP No.49 Tahun 1954 tentang Cara Membuat dan Mengatur Perjanjian
Perburuhan
• Kepmenaker No.Per-01/MEN/1985 tentang Pelaksanaan Tata Cara Pembuatan
Kesepakatan Kerja Bersama
2. Sebutkan dan jelaskan peran lembaga- lembaga dalam hubungan industrial nasional 30
dalam kesempatan kerja bersama.
Serikat pekerja/serikat buruh : organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk
pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela
serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya. -
Organisasi pengusaha
Sama halnya dengan pekerja, para pengusaha juga mempunyai hak dan kebebasan
untuk membentuk atau menjadi anggota organisasi atau asosiasi pengusaha. Asosiasi
pengusaha sebagai organisasi atau perhimpunan wakil pimpinan perusahaan-
perusahaan merupakan mitra kerja serikat pekerja dan Pemerintah dalam penanganan
masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial. Asosiasi pengusaha dapat
dibentuk menurut sektor industri atau jenis usaha, mulai dari tingkat lokal sampai ke
tingkat kabupaten, propinsi hingga tingkat pusat atau tingkat nasional.
Lembaga kerja sama bipartit : forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari
pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh yang sudah tercatat instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh. Setiap
perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang pekerja/buruh atau lebih wajib
membentuk lembaga kerja sama bipartit.
Lembaga kerja sama tripartit : forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang
masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha,
serikat pekerja/serikat buruh dan pemerintah. Lembaga Kerja sama Tripartit terdiri
dari:
Lembaga Kerja sama Tripartit Nasional, Provinsi dan Kabupataen/Kota; dan
Lembaga Kerja sama Tripartit Sektoral Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
Peraturan perusahaan;
Peraturan perusahaan : peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan. Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan
perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau Pejabat yang
ditunjuk.
Perjanjian kerja bersama : perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja,
hak dan kewajiban kedua belah pihak. -
Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan pada dasarnya mencakup ketentuan
sebelum bekerja, selama bekerja dan sesudah bekerja. Peraturan selama bekerja
mencakup ketentuan jam kerja dan istirahat, pengupahan, perlindungan, penyelesaian
perselisihan industrial dan lain-lain.
. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Perselisihan hubungan industrial diharapkan dapat diselesaikan melalui perundingan
bipartit, Dalam hal perundingan bipartit gagal, maka penyelesaian dilakukan melalui
mekanisme mediasi atau konsiliasi. Bila mediasi dan konsiliasi gagal, maka
perselisihan hubungan industrial dapat dimintakan untuk diselesaikan di Pengadilan
Hubungan Industri
3. Sebutkan dan jelaskan empat tipe negosiasi.
1. Negosiasi Kolaborasi (win-win)
Dalam negosiasi kolaborasi, para negosiator berusaha mencapai kesepakatan dengan
menggabungkan kepentingan masing-masing.

2. Negosiasi Dominasi (win-lose)


Dalam negosiasi ini, negosiator mendapatkan keuntungan besar dari kesepakatan yang
dicapai. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapat keuntungan lebih kecil.

3. Negosiasi Akomodasi (lose-win) 40


Dalam negosiasi akomodasi, negosiator mendapatkan keuntungan sangat kecil bahkan
kerugian. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapat keuntungan sangat besar
bahkan memperoleh 100% keuntungan. Kerugian ini dikarenakan kegagalan negosiator
dalam bernegosiasi sehingga tidak memperoleh keuntungan.

4. Negosiasi Menghindari Konflik (lose-lose)


Dalam negosiasi ini, kedua pihak menghindari konflik yang muncul. Akibatnya, kedua
pihak tidak bersepakat untuk menyelesaikan konflik.

Skor Total 100


*) coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai