HUKUM PERBURUHAN
Disusun Oleh :
Wilbert
210200001
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Penyelesaian Hubungan
Industrial” ini tepat waktu.
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Perburuhan. Selain itu, juga bertujuan untuk menambah wawasan dikehidupan sehari-hari bagi
para pembaca dan juga bagi saya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andi Nova Bukit, S.H., M.H, selaku Dosen
Hukum Perburuhan yang memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun Saya butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................2
ABSTRAK...............................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................7
a. Pengertian Perselisihan Hubungan Industrial....................................7
b. Jenis Perselisihan Hubungan Industrial.............................................7
c. Prinsip Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial....................8
d. Mekanisme Penyelesaian Perselisihan hubungan Industrial..............8
PENUTUP.............................................................................................13
ABSTRAK
Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial dibagi dalam dua cara yaitu Penyelesaian perselisihan di luar pengadilan
menggunakan pendekatan musyawarah, sedangkan penyelesaian perselisihan di
pengadilan menggunakan pendekatan hukum. Penyelesaian perselisihan di pengadilan harus
dilakukan setelah penyelesaian perselisihan di luar pengadilan gagal mencapai kesepakatan.
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tidak mengatur penyelesaian perselisihan di
pengadilan melalui musyawarah
1
2003, dan pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004). Undang-undang yang
disebutkan pertama dinyatakan tidak berlaku oleh undang-undang yang disebutkan kedua (pasal
192 angka 13). Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 hubungan industrial adalah
suatu sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa
yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. menurut
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 (pasal 1 angka 22) juncto Undang-undang Nomor 2
Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (pasal 1 angka 1). Menurut
dua undang-undang ini perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh
atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.2
2
Abdul Rachmad Budiono, Hukum Perburuhan di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, hlm.
156.
PEMBAHASAN
a. Pengertian Perselisihan Hubungan Industrial.
Prinsip yang harus menjadi pegangan bagi para pihak dalam menyelesaikan
perselisihan hubungan industrial adalah :