Anda di halaman 1dari 7

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI

UPAYA MEDIASI DAN KONSILASI DALAM LEMBAGA ARBITRASE


HUBUNGAN INDUSTRIAL

ESSAI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Penyelesaian Perselisihan


Hubungan Industrial

Dosen Pengampu : Erdin Tahir, SH.,MH.

Disusun Oleh :
Naeksha Christine Glory Purba (2010631010208)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum. Wr. Wb, Shalom

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan
nikmat kepada umatnya terutama nikmat iman,umur serta kesempatan sehingga
pada kesempatan ini saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Maksud penulis menyusun essai ini adalah untuk memenuhi nilai tugas yang
membahas tentang salah satu permasalahan yaitu “Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial Melalui Upaya Mediasi Dan Konsilasi Dalam Lembaga
Arbitrase Hubungan Industrial”. Selain memenuhi nilai tugas juga untuk
mengembangkan potensi ilmu pengetahuan khususnya dibidang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial yang bertujuan untuk memudahkan kita dalam
memahami tentang pentingnya pengetahuan akan hak dan kewajiban sebagai
tenaga kerja dan segala permasalahan yang menyertainya

Sebagai insan biasa saya sadar akan ketidak sempurnaan tugas ini, kekhilafan
dalam penulisan atau penyusunan kata demi kata, dari itu saya mohon maaf yang
sedalam-dalamnya serta kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnanan essai ini.

Demikianlah kata pengantar ini saya buat, mudah-mudahan tugas essai ini dapat
bermanfaat bagi orang lain, terutama bagi saya sebagai penyusun.

Wasalamu’alaikum. Wr. Wb, Shalom

Bekasi, 25 September 2022

Penyusun

ii
Nama : Naeksha Christine Glory

Kelas : 5C
NPM : 2010631010208

Mata Kuliah : Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial


Dosen Pengampu : Erdin Tahir, SH.,MH.

Prodi : Ilmu Hukum

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL


MELALUI UPAYA MEDIASI DAN KONSILASI DALAM LEMBAGA
ARBITRASE HUBUNGAN INDUSTRIAL
ESSAI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial

Perselisihan atau perkara dimungkinkan terjadi dalam setiap hubungan


antar manusia, bahkan mengingat subjek hukum pun telah lama mengenal badan
hukum, maka para pihak yang terlibat di dalamnya pun semakin banyak. Dengan
semakin kompleksnya corak kehidupan masyarakat, maka ruang lingkup kejadian
atau peristiwa perselisihan pun meliputi ruang lingkup semakin luas, diantaranya
yang sering mendapat sorotan adalah perselisihan hubungan industrial.
Perselisihan hubungan industrial biasanya terjadi antara pekerja/buruh dan
perusahaan atau antara organisasi buruh dengan organisasi perusahaan. Dari
sekian banyak kejadian atau peristiwa konflik atau perselisihan yang penting
adalah solusi untuk penyelesaiannya yang harus betul-betul objektif dan adil.

Penyelesaian perselisihan pada dasarnya dapat diselesaikan oleh para


pihak sendiri, dan dapat juga diselesaikan dengan hadirnya pihak ketiga, baik
yang disediakan oleh negara atau para pihak sendiri. Dalam masyarakat modern
yang diwadahi organisasi kekuatan publik berbentuk negara, forum resmi yang
disediakan oleh negara untuk penyelesaian perkara atau perselisihan biasanya
adalah lembaga peradilan.

3
Sejalan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, pada saat ini
penyelesaian hubungan industrial secara normatif telah mengalami banyak
perubahan, yang terakhir dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 2
Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU PPHI).
Berdasarkan UU ini telah ada peradilan khusus yang menangani penyelesaian
perselisihan hubungan industrial, yaitu Pengadilan Hubungan Industrial (PHI),
Seperti yang dimaksud oleh UU PPHI ini, bahwa Perselisihan hubungan industrial
adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara
pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/serikat buruh karena
adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh
dalam satu perusahaan.

Secara harfiah jenis-jenis perselisihan mengenai hubungan industrial yang


sering terjadi di Indonesia, antara lain :

1. Perselisihan Hak

Perselisihan hak muncul akibat tidak terpenuhinya hak, serta adanya


perbedaan pelaksanaan maupun penafsiran dari aturan undang-undang,
kejanggalan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, dan perjanjian kerja sama.

2. Perselisihan Kepentingan

Perselisihan kepentingan ini terjadi dalam hubungan kerja yang tidak


memiliki kesesuaian pendapat. Terutama perihal pembuatan, perubahan syarat-
syarat tertentu yang tercantum dalam perjanjian kerja atau PKB (perjanjian kerja
bersama) maupun PP (peraturan perusahaan). Misalnya, kenaikan gaji, uang
makan, transportasi, dan premi dana lainnya .

3. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Adanya perselisihan karena perusahaan atau pengusaha melakukan


pemutusan hubungan kerja (PHK). Biasanya terjadi akibat pendapat yang tidak
sesuai dalam pengakhiran hubungan kerja dari satu pihak saja. Misalnya,
perbedaan hitungan pesangon yang diterima pekerja atau buruh berdasarkan
Undang-undang Ketenagakerjaan dengan peraturan perusahaan.
4
4. Perselisihan Antar Serikat Pekerja atau Buruh Dalam Satu Perusahaan

Perselisihan antar serikat pekerja maupun buruh umumnya terjadi dalam


satu perusahaan yang sama. Dalam banyak kasus disebabkan oleh
ketidaksepahaman tentang keanggotaan, kewajiban anggota serikat pekerja, dan
pelaksanaan hak.

Dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial harus diselesiakan


secara musyawarah mufakat antara perusahaan dan pekerja atau serikat pekerja
yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan.
Dengan demikian, penyelesian perselisihan hubungan industrial secara hukum
diarahkan melalui penyelesaian non-litigasi. Penyelesiaian perselisihan dalam
hubungan industrial dapat diselesaikan melalui 2 (dua) cara yakni non-litigasi dan
litigasi sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

Penyelesaian perselisihan hubungan industrial secara non-litigasi


merupakan amanat khusus sebagai jalan pertama dalam penyelesaian
perselisihan sesuai ketentuan undang-undang ketenagakerjaan. Penyelesaian
non-Litigasi merujuk pada penyelesaian yang dilakukan oleh kedua belah pihak
diluar pengadilan secara musyawarah dengan mekanisme yang disepakati kedua
belah pihak. Mekanisme non-Litigasi tersebut antara lain penyelesian melalui
musyawarah bipartit (dua pihak) dan/atau tripartit (tiga pihak). Penyelesaian
tripartit menggunakan mekanisme mediasi, rekonsiliasi hingga arbritasi sesuai tata
cara penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam undang-undang
perselisihan hubungan industrial.

Penyelesaian non-litigasi atau penyelesaian diluar pengadilan disebut juga


Alternative Dispute Resolution (ADR). Dalam implementasinya Alternative Dispute
Resolution terdiri dari negotiation, mediation, konsiliation dan arbitration. Dari
model penyelesaian perselisihan hubungan industrial non-litigasi yang diatur
dalam perundang-undangan sama dengan model penyelesaian perselisihan

5
alternatif yang dikemukakan tersebut. Persoalan yang timbul dalam penyelesaian
perselisihan dan/atau sengketa diluar pengadilan adalah bagaimana kekuatan
hukum penyelesaian non-litigasi dalam hubungan industrial. Dalam ketentuan
perundang-undangan ketenagakerjaan menjelaskan jika hasil penyelesaian non-
litigasi tidak dipenuhi maka dapat mengajukan peradilan hubungan industrial.

Penyelesaian perselisihan non-litigasi harus memiliki kekuatan hukum


mengikat bagi kedua belah pihak yang bersengketa dalam hubungan industrial.
Kekuatan hukum mengikat pada mekanisme penyelesaian diluar pengadilan
dalam perselisihan hubungan industrial dapat memberikan kepastian hukum bagi
kedua belah pihak sehingga upaya penyelesaian perselisihan yang dilakukan
selama waktu yang ditentukan tidak sekedar upaya tanpa solusi yang tidak
menguntungkan kedua belah pihak.

Sumber data yang dihimpun diambil dari studi kepustakaan yang


didasarkan pada undang-undang ketenagakerjaan, undang-undang penyelesian
perselisihan hubungan industrial, undang-undang tentang arbitrasi dan alternatif
penyelesaian sengketa sebagai sumber premier dan buku, jurnal, dokumen-
dokumen dan internet/website sebagai sumber sekunder.

6
DAFTAR PUSTAKA

 Dahlia dan Agatha Jumiati, “Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial


Berdasarkan Uu Nomor 2 Tahun 2004”, Jurnal Wacana Hukum, Vol.Ix, 2
Oktober 2011.

 Ditjen PHI dan JSK Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan
Japan International Cooperation Agency, 2007. “Mediasi, Konsiliasi, Arbitrasi,
Bahasa Indonesia dan English”, JICA Expert di Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Jakarta.

 Doni Yusra, “Pengaruh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang


Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Dalam Menciptakan Kepastian
Hukum di Bidang Ketenagakerjaan di Indonesia”, Lex Jurnalica, Vol. 3 No. 2
April 2006.

 Mila Karmila Adi,” Masa Depan Arbitrase sebagai Mekanisme Penyelesaian


Perselisihan Hubungan Industrial di Indonesia”, Jurnal Hukum No. 2 Vol. 17
April 2010.

 UU Nomor 1957 tentang Penyelesaian perselisihan perburuhan/pekerja di


Indonesia

 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan


Hubungan Industrial;

 Yetniwati, Yetniwati, Hartati Hartati, and Meriyarni Meriyarni. “Reformasi Hukum


Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Secara Mediasi.” Jurnal
Dinamika Hukum Vol. 14, No. 2 (2014): 250–261.

Anda mungkin juga menyukai