Anda di halaman 1dari 5

Nomor 1.

(Modul 2)
a. Tujuan didirikan Serikat Pekerja.
Tujuan serikat pekerja dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu tujuan yang bersifat
internal maupun eksternal. Tujuan internal serikat pekerja adalah mengembangkan
kerja sama dan tanggung jawab antar anggota serikat pekerja. Adapun tujuan eksternal
serikat pekerja adalah mengembangkan kerja sama dan tanggung jawab terhadap
pengusaha dan lingkungannya. Tujuan serikat pekerja atau serikat buruh federasi dan
konfederasi serikat pekerja atau serikat buruh adalah memberikan perlindungan,
pembelaan hak dan kepentingan serta meningkatkan kesejahteraan yang layak untuk
karyawan atau pekerja dan keluarganya.

b. Peran dan Fungsi Serikat Pekerja


Peran serikat pekerja:
Pengusaha memiliki konsesi atau kelonggaran dengan serikat pekerja berdasarkan
keharusan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja atau
partisipasi karyawan dalam mengambil keputusan. Selain itu, kelonggaran tersebut
juga mencakup rencana pemberian penghargaan berupa pemberian bagian pendapatan
dan pemberian bagian keuntungan. Kelonggaran manajemen mencakup pengurangan
atau pembekuan gaji atau manfaat manajer, keterbukaan laporan keuangan, dan
tumbuhnya partisipasi serikat pekerja dalam mengambil keputusan manajemen.
Fungsi serikat pekerja atau serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja atau
serikat buruh adalah sebagai berikut.
1. Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian
perselisihan industrial.
2. Sebagai wakil karyawan atau pekerja dalam lembaga kerja sama di bidang
ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatan.
3. Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan
berkeadilan sesuai perundang-undangan yang berlaku.
4. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan
anggotanya.
5. Sebagai perencana, pelaksana, dan penanggung jawab pemogokan karyawan atau
pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Nomor 2. (Modul 3)
a. Menjelaskan secara konseptual Syarat, Tujuan, Manfaat, serta Ciri-Ciri
dari Negosiasi
Secara umum:
Syarat pertama adalah proses negosiasi harus dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Jika hanya dilakukan oleh satu orang atau satu pihak, maka negosiasi tidak dapat
terjadi. Jadi, negosiasi harus dilakukan oleh dua pihak dengan minimal dua orang.
Syarat negosiasi yang kedua yaitu dilakukan apabila kedua pihak terkait tidak
menemukan kecocokan terhadap sesuatu yang harus disepakati. Maka dari itu, tawar
menawar ini dilakukan guna mencari kesepakatan atas masalah yang ada. Hasil yang
ingin dicapai yaitu sebuah kesepakatan yang sama-sama menguntungkan dan dapat
diterima oleh keduanya.
Tujuan:
1. Untuk memperoleh kesepakatan yang telah disetujui bersama
2. Mengurangi dan menguraikan perbedaan porsi dan juga konflik yang terjadi
antara dua pihak atau lebih
3. Menyatukan pendapat semua pihak yang terlibat sehingga keputusan akhir
dapat sama-sama menguntungkan (dikenal dengan istilah win-win solution).
4. Menyelesaikan masalah dan menemukan solusi atas permasalahan yang
dialami oleh kedua atau lebih pihak negosiasi
5. Mengatasi dan menyesuaikan perbedaan kedua pihak negosiasi sehingga
memperoleh sesuatu dari pihak lain tanpa adanya paksaan.
Manfaat:
 Menciptakan kerja sama antar pihak dan mencapai tujuan masing-masing.
 Memberikan kesempatan bagi kedua pihak untuk saling memahami kebutuhan
dan keinginan masing-masing, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman ataupun
kecurigaan atas tujuan yang dimiliki pihak lain
 Menciptakan kesepakatan yang akan saling menguntungkan dan telah disetujui
oleh kedua belah pihak tanpa adanya paksaan dari arah manapun
 Menimbulkan interaksi yang positif antar kedua pihak yang melakukan
negosiasi, sehingga jaringan kerja sama yang dilakukan dapat terus berjalan bahkan
bisa menjangkau jaringan yang lebih luas.
Ciri-ciri:
1. menghasilkan suatu kesepakatan bersama.
2. menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan dan tidak merugikan salah
satu pihak.
3. merupakan sarana untuk mencari suatu penyelesaian atau jalan tengah.
4. mengarah pada tujuan praktis.
5. mengarah pada perwujudan kepentingan bersama.
6. Teks negosiasi dapat berbentuk dialog atau diubah menjadi monolog.
7. Terkadang menggunakan bahasa yang persuasif.
Berdasarkan narasi tersebut negosiasi yang dilakukan yakni negosiasi integratif maka:
Syarat: Kedua negosiator dapat bekerja sama dan berkomunikasi secara terbuka serta
dapat menemukan solusi yang akan mendamaikan keinginan atau minatnya.
Tujuan negosiasi integratif adalah memperbanyak bagian sehingga semua pihak yang
bernegosiasi mengalami kepuasan. Motivasi dalam negosiasi ini adalah tercapainya
kesepakatan menang-menang, sehingga posisi para pihak yang bernegosiasi adalah
sama.
Manfaat & Ciri-ciri:
Negosiasi integratif lebih memperhatikan kepentingan bersama atau saling
berkomplemen dan menyelesaikan masalah konfrontasi antara dua pihak. Negosiasi
integratif atau penyelesaian masalah tidak mengasumsikan konflik fundamental atau
sasaran antar bagian dan keberhasilannya tergantung pada adanya beberapa kondisi
psikologis seperti motivasi, informasi dan bahasa, iklim, kepercayaan, dan dukungan.

b. Menganalisis jenis negosiasi yang dilakukan antara serikat pekerja dengan


manajemen PT Freeport, dan berikan alasannya.
Pendekatan strategi yang digunakan dalam negosiasi pemerintah Indonesia dengan
pihak PT. Freeport adalah strategi negosiasi integrative dimana kedua belah pihak
mendapatkan keuntungan melalui win-win solution. Negosiasi integratif merupakan
proses dengan para pihak mencoba mengeksplorasi pihak-pihak mereka untuk
meningkatkan hasil bersama. Negosiasi ini dilandasi oleh alasan bahwa kedua
negosiator dapat bekerja sama dan berkomunikasi secara terbuka serta dapat
menemukan solusi yang akan mendamaikan keinginan atau minatnya.

Nomor 3. (Modul 5 dan


https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/
download/22015/21716 serta
https://www.trijurnal.trisakti.ac.id/index.php/refor/article/download/
4385/3503/11240)
a. Menganalisis penyebab terjadinya konflik antara buruh dan pihak
manajemen di PT Freeport.
Penyebab konflik di dalam perusahaan PT Freeport yakni antara serikat pekerja dan
pihak manajemen, menurut salah satu informan (karyawan) yang tergabung di dalam
serikat pekerja ia menjelasakan bahwa masalah ini dipicu dari adanya upaya
pemberangusan serikat pekerja dengan cara melakukan union busting, dan fourlough
(merumahkan karywaan dengan dalih efisiensi dan mangkir dari tempat kerja, namun
dalih tersebut ditepis oleh aliansi serikat pekerja yang menyatakan bahwa istilah
mangkir dari tempat kerja yang diberikan oleh pihak managemen kepada karyawan
yang mogok adalah uapaya manipulasi data kepada pihak media, dan sejumlah pers
untuk menutupi pelanggaran-pelanggaran hak-hak buruh yang dilakukan pihak
managemen terhadap pekerja.

b. Menyebutkan bentuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial.


Terdapat lima bentuk penyelesaian, yaitu melalui bipartit, mediasi, konsiliasi,
arbitrase, dan pengadilan.
1. Penyelesaian melalui Bipartit
Penyelesaian melalui perundingan bipartit merupakan perundingan antara karyawan
dan serikat pekerja dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan hubungan
industrial.
2. Penyelesaian melalui Mediasi
Mediasi hubungan industrial merupakan penyelesaian perselisihan hak, kepentingan,
pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat pekerja dalam satu
perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator
yang netral.
3. Penyelesaian melalui Konsiliasi
Konsiliasi adalah seorang atau lebih yang memenuhi syarat-syarat sebagai konsiliator
dan ditunjuk oleh menteri yang bertugas melakukan konsiliasi dan wajib memberikan
anjuran tertulis kepada para pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, atau perselisihan antarserikat
kerja dalam satu perusahaan.
4. Penyelesaian melalui Arbitrase
Arbitrase adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang berselisih dari
daftar arbitrer yang ditetapkan oleh menteri untuk memberikan putusan mengenai
perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan
antar serikat kerja dalam satu perusahaan yang diserahkan penyelesaiannya melalui
arbitrase yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final.
5. Pengadilan Hubungan Industrial
Pengadilan hubungan industrial adalah pengadilan khusus yang dibentuk di
lingkungan Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa, mengadili, dan
memberikan putusan terhadap perselisihan hubungan industrial.

c. Menganalisis penyelesaian perselisihan hubungan industrial di PT Freeport.


a. Perundingan Bipartit
Pasal 3 Ayat (1) UU PPHI menempatkan perundingan bipartit sebagai prosedur wajib
yang harus dilalui dalam usaha menyelesaikan perselisihan hubungan industrial
sebelum ditempuh upaya lain seperti penyelesaian melalui konsiliasi, arbitrase,
mediasi 15 ataupun mengajukan gugatan kepada Pengadilan Hubungan Industrial.
Para Pihak telah mengupayakan penyelesaian perselisihan dengan jalan melakukan
perundingan bipartit terlebih dahulu, dan menghasilkan Kesepakatan New Era tanggal
31 Oktober 2014, tetapi tidak menyelesaikan pokok permasalahan melainkan
menyepakati lembaga tripartit untuk menyelesaikan perselisihan hak yang terjadi.
Implikasinya, Perundingan Bipartit yang tidak menyelesaikan pokok permasalahan
termasuk dalam perundingan bipartit yang gagal.
b. Arbitrase
Arbitrase yang dibentuk dilakukan dengan adanya Kesepakatan New Era sebagai
dasar perjanjian arbitrase yang berbentuk Akta Kompromis. Setelah adanya
Kesepakatan New Era tanggal 31 Oktober 2014, Para Pihak kemudian membentuk
perjanjian berupa Kesepakatan Penunjukan Panel Arbiter untuk menyelesaikan
perselisihan yang terjadi. Arbiter tersebut kemudian telah memberikan putusan yang
dianggap menyelesaikan perselisihan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai