Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL I

Nama : RIRIS KARTIKA

NIM : 041218729

Prodi : Ilmu Hukum Semester VI

Mata Kuliah : ARBITRASE, NEGOSIASI DAN MEDIASI

Tutor : Bp. RIPTO SUSILO, S.H., M.Si

SOAL
1. APS merupakan penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Sebutkan
persamaan dan perbedaan antara Negosiasi, Mediasi, dan Konsiliasi??
2. Ada beberapa tahapan negosiasi, Sebutkan dan jelaskan masing-masing
secara singkat
3. Negosiasi memerlukan hal yang sangat penting berupa Etika. Alasan apa
yang menunjukkan berkait dengan etika dimaksud?? Sebutkan dan
jelaslan
4. Kecurangan merupakan cara bernegosiasi yang tidak etis. Namun etika
bernegosiasi dapat bersifat subyektif. Jelaskan mengapa demikian??

JAWAB

1. Persamaan antara Negosiasi, Mediasi, dan konsiliasi yaitu :


Arbitrase dan mediasi merupakan bagian dari alternative dispute
resolution (alternatif penyelesaian sengketa). Di mana mengenai
alternatif penyelesaian sengketa ini diatur dalam Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa (“UU 30/1999”). Dalam Pasal 1 angka
10 UU 30/1999, alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga
penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang
disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan
cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
Menurut Pasal 1 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan (“Peraturan MA
1/2016”), mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses
perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan
dibantu oleh Mediator. Mediator disini adalah Hakim atau pihak lain
yang memiliki Sertifikat Mediator sebagai pihak netral yang membatu
para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai
kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara
memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.
1. Persamaan
a. Keduanya sama-sama merupakan alternatif penyelesaian
sengketa, yaitu sebuah cara penyelesaian masalah di luar
persidangan;
b. Keduanya sama-sama menunjuk dan menggunakan pihak
ketiga sebagai pihak netral yang menengahi;
c. Keduanya bertujuan untuk mempersingkat proses penyelesaian
masalah / sengketa.
2. Perbedaan
a. Pada mediasi, pihak ketiga adalah Mediator yang bertugas
sebagai penengah, memfasilitasi proses negosiasi dan sebatas
memberi masukan. Sedangkan pada arbitrase, pihak ketiga
adalah Arbriter yang dapat memberikan putusan atas
permasalahan.
b. Pada mediasi hasil bersifat Win-Win Solution, sedangkan
arbitrase hasilnya bersifat Win-Lose Judgement;
c. Pada mediasi, saran Mediator bersifat tidak mengikat, sehingga
para pihak yang menentukan. Sedangkan pada arbitrase,
bersifat mengikat karena Arbriter yang membuat putusan dan
mempunyai kekuatan eksekutorial.

2. Beberapa Tahapan Negosiasi yaitu :


Negosiasi merupakan proses pengambilan keputusan/kesepakatan
yang biasanya dilakukan melalui pertukaran usul dengan tujuan
untuk menghindari terjadinya pertengkaran dan perselisihan. Dalam
menyikapi perselisihan atau permasalahan apa pun, setiap individu
akan berusaha untuk mencapai hasil terbaik untuk posisi mereka
ataupun untuk organisasi yang mereka wakili. Namun pada prinsip
keadilan, menyepakati tingkat kerjasama untuk mencari keuntungan
bersama dan menjaga hubungan adalah kunci utama untuk
mencapai keberhasilan.
Negosiasi merupakan proses pengambilan keputusan/kesepakatan
yang biasanya dilakukan melalui pertukaran usul dengan tujuan
untuk menghindari terjadinya pertengkaran dan perselisihan. Dalam
menyikapi perselisihan atau permasalahan apa pun, setiap individu
akan berusaha untuk mencapai hasil terbaik untuk posisi mereka
ataupun untuk organisasi yang mereka wakili. Namun pada prinsip
keadilan, menyepakati tingkat kerjasama untuk mencari keuntungan
bersama dan menjaga hubungan adalah kunci utama untuk
mencapai keberhasilan.
Beberapa tujuan dari negosiasi khususnya dalam berbisnis, yaitu:
Untuk mendapatkan atau untuk mencapai kata sepakat yang
mengandung kesamaan persepsi, saling pengertian dan
persetujuan.
Untuk mencapai kondisi penyelesaian dan menemukan jalan
keluar dari konflik atau masalah yang sedang dihadapi bersama.
Untuk mencapai kondisi yang saling menguntungkan dimana
masing-masing pihak merasa menang (win-win solution) atau
semua pihak merasa diuntungkan;
Selain itu, negosiasi dalam bidang bisnis (jual-beli barang/jasa)
memiliki beberapa tujuan, yaitu: menjual produk atau gagasan;
mempelajari tawaran klien/seseorang; dan menawarkan suatu
solusi permasalahan client atau customer.
Sedangkan manfaat dari negosiasi sebagai berikut:
 Dengan adanya negosiasi, maka akan tercipta jalinan kerja sama
antara badan usaha, institusi ataupun perorangan dalam
melakukan suatu kegiatan dan usaha bersama atas dasar saling
pengertian. Dengan terjalinnya kerjasama diantara kedua belah
pihak yang berkepentingan tersebut maka dapat tercipta transaksi
bisnis yang saling terkait, sehingga mampu menghidupkan
perekonomian dalam skala yang lebih luas.
 Di dalam sebuah perusahaan, aktivitas negosiasi merupakan
pekerjaan yang paling penting guna untuk menjalin hubungan
bisnis yang lebih luas. Sebuah negosiasi dalam bisnis perusahaan
dimanfaatkan untuk mengembangkan pasar, yang diharapkan
dapat memberikan peningkatan pada penjualan. Proses negosiasi
bisnis juga akan menghasilkan harga yang lebih baik dan lebih
efesien sehingga akan berdampak pada keuntungan perusahaan
yang lebih besar.
Etika dalam bernegosiasi merupakan hal yang sangat penting . etika pada
dasarnya adalah standar social mengenai apa yang benar dan apa yang
salah dalam situasi tertentu, atau proses untuk mennetukan standar
tersebut. Banyak pihak yang telah mencoba untuk menentukan bebebrapa
standar yang terkait dengan etika. Setiap pendekatan bernegosiasi
menunjukkan perbedaan yang fundamental atas alasan-alasan etis. Etika
dalam bernegosiasi dapat bersifat subyekti. Pilihan penggunaan cara
bernegosiasi sangat tergantung pada negosiator.
Contoh aktivitas negosiasi yang sering dilakukan dalam dunia
pengadaan barang/jasa adalah pada pekerjaan konstruksi. Pekerjaan
konstruksi memiliki potensi yang tinggi terjadinya konflik sebagai
akibat dari tingginya kompleksitas pelaksanaan. Adanya konflik
menuntut pelaku konstruksi untuk melakukan penyelesaian konflik
dan resolusi konflik tersebut yang seringkali dilakukan dalam bentuk
negosiasi. Sehingga kompetensi seorang negosiator menjadi penting
bagi pelaku konstruksi agar masalah dan konflik menjadi dapat
diselesaikan dengan baik dan cepat.
Pengertian Negosiasi
Ujung dari sebuah negosiasi adalah kata "sepakat" dari suatu hal
yang telah disetujui bersama.
Negosiasi merupakan proses pengambilan keputusan/kesepakatan
yang biasanya dilakukan melalui pertukaran usul dengan tujuan
untuk menghindari terjadinya pertengkaran dan perselisihan. Dalam
menyikapi perselisihan atau permasalahan apa pun, setiap individu
akan berusaha untuk mencapai hasil terbaik untuk posisi mereka
ataupun untuk organisasi yang mereka wakili. Namun pada prinsip
keadilan, menyepakati tingkat kerjasama untuk mencari keuntungan
bersama dan menjaga hubungan adalah kunci utama untuk
mencapai keberhasilan.
Terdapat beberapa tujuan dari negosiasi khususnya dalam berbisnis,
yaitu antara lain:
Untuk mendapatkan atau untuk mencapai kata sepakat yang
mengandung kesamaan persepsi, saling pengertian dan persetujuan.
Untuk mencapai kondisi penyelesaian dan menemukan jalan keluar
dari konflik atau masalah yang sedang dihadapi bersama.
Untuk mencapai kondisi yang saling menguntungkan dimana masing-
masing pihak merasa menang (win-win solution) atau semua pihak
merasa diuntungkan;
Selain itu, negosiasi dalam bidang bisnis (jual-beli barang/jasa)
memiliki beberapa tujuan, yaitu: menjual produk atau gagasan;
mempelajari tawaran klien/seseorang; dan menawarkan suatu solusi
permasalahan client atau customer.
Sedangkan manfaat dari negosiasi sebagai berikut:
Dengan adanya negosiasi, maka akan tercipta jalinan kerja sama
antara badan usaha, institusi ataupun perorangan dalam melakukan
suatu kegiatan dan usaha bersama atas dasar saling pengertian.
Dengan terjalinnya kerjasama diantara kedua belah pihak yang
berkepentingan tersebut maka dapat tercipta transaksi bisnis yang
saling terkait, sehingga mampu menghidupkan perekonomian dalam
skala yang lebih luas.
Berikut ini adalah 6 (enam) tahapan dalam negosiasi yang harus
diketahui oleh seorang negosiator, dan pihak-pihak yang saling
bersengketa.
o Tahap Persiapan
Tahapan pertama yang perlu dilakukan oleh negosiator, adanya
persiapan yang dilakukan dalam proses negosiasi. Sebelum
melakukan negosiasi, para pihak perlu melakukan penetapan
lokasi dan waktu pertemuan serta siapa yang harus menghadiri
pertemuan negosiasinya. Pembatasan jangka waktu
pelaksanaan negosiasi juga dapat membantu untuk mencegah
perselisihan yang berkelanjutan.
Pada tahap ini negosiator harus memiliki bekal dan pengalaman
yang banyak sehingga dapat memastikan semua fakta terkait
dari situasi yang diketahui dan untuk memperjelas posisi pihak
yang akan bernegosiasi berdasarkan wawasan disertai
pengalamannya.

o Tahap Penyusunan
Dalam tahap ini, perlu adanya penyusunan atau langkah-langkah
dari tahap awal dan akhir yang dapat mempengaruhi kualitas
negosiasi tersebut. Sehingga akan ada panduan yang bisa
digunakan masing-masing pihak ketika proses negosiasi akan
berlangsung.
Penyusunan dilakukan agar negosiasi dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan skema penyusunan yang telah
direncanakan. Setiap individu atau anggota dari masing-masing
pihak akan melakukan diskusi dengan mengajukan kasus
permasalahan mereka.
o Tahap Pengumpulan data/Mengklarifikasikan tujuan
Pengumpulan data terkait dengan kepentingan dan sudut
pandang dari kedua pihak yang berselisih yang telah
didiskusikan bersama perlu diklarifikasikan. Seorang negosiator
harus mampu membaca karakteristik seseorang dari masing-
masing kedua belah pihak sehingga dapat mengetahui gaya
pembicaraan dan sudut pandangnya. Hal itu dimaksudkan agar
dimungkinkan untuk membangun landasan bersama.
Pengumpulan data dan klarifikasi merupakan bagian penting
dalam proses negosiasi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman
yang akan menyebabkan masalah baru. Pengumpulan data
tersebut mempunyai banyak peran untuk menentukan strategi
apa yang digunakan sehingga akan tercapai hasil yang
menguntungkan kedua belah pihak.
o Pilihan strategi untuk Win-win Outcome
Hasil kompromi untuk mencapai win-win solution biasanya
merupakan hasil terbaik yang seringkali dapat mencapai manfaat
yang lebih besar bagi semua pihak. Meskipun ini tidak selalu
terjadi atau tidak selalu memungkinkan, namun win-win solution
harus menjadi tujuan akhir dari proses negosiasi dibandingkan
semua pihak berpegang pada posisi semula.
Yang penting dilakukan dalam strategi negosiasi adalah
negosiator menjadi penengah dan tidak memihak salah satu
pihak, sehingga tidak akan ada rasa keberpihakan dalam proses
negosiasi tersebut.
o Perjanjian
Perjanjian dapat dicapai setelah pemahaman tentang sudut
pandang dan kepentingan kedua belah pihak telah
dipertimbangkan. Sangat penting bagi semua orang yang terlibat
untuk tetap berpikiran terbuka untuk mencapai solusi yang dapat
diterima oleh pihak-pihak yang memiliki perbedaan.
Kesepakatan apa pun harus dibuat sangat jelas sehingga kedua
belah pihak tahu apa yang telah diputuskan.
o Menerapkan Kesepakatan dari Hasil Perjanjian
Yang terakhir adalah menerapkan perjanjian yang telah
disepakati bersama, sehingga nantinya tidak akan ada masalah
dibelakang karena telah ada kesepakatan baik tertulis ataupun
tidak tertulis dalam sebuah negosiasi. Dalam menerapkan
kesepakatan inilah yang menentukan negosiasi berhasil atau
tidaknya. Kesepakatan harus disetujui kedua belah pihak yang
disaksikan oleh badan hukum yaitu Notaris, sehingga akan aman
dan adil ketika sudah disetujui dan disaksikan bersama dalam
kesepakatan tersebut.

3. Perlunya Etika dalam bernegoisasi yaitu :


Perlu kita ketahui bahwa hasil yang terbaik dari proses Negosiasi
yang tidak beretika akan menimbulkan banyak pertanyaan dan
menyebabkan ketidak tenangan dalam kehidupan.
Yang dimaksut dengan etik sendiri yaitu Standar social mengenai
apa yang benar dan apa yang salah dalam situasi tertentu. Setiap
pendekatan bernegosiasi menunjukkan perbedaan yang fundamental
atas alasan-alasan etis. Terdapat 4 (empat) standard pendekatan
yaitu :
o End result ethics atau etika hasil akhir, yang menekankan
bahwa kebenaran dari sebuah tindakan ditentukan oleh pro dan
kontra dari konsekuensi tindakan itu jika banyak yang kontra
maka tindakan itu tidak etis
o Rules ethics atau etika peraturan, setiap tindakan didasarkan
pada hukum yang berlaku sehingga benar tidaknya suatu
tindakan tergantung dilanggar tidaknya hukum.
o Social contract ethics atau etika kontrak social, kebenaran
suatu tindakan didasarkan pada kebiasaaan dan norma-norma
ssuatu masyarakat.
o Personalise ethics atau etika pribadi, kebenaran atas suatu
tindakan yang didasarkan pada standard moral dan kesadaran
seseorang.

Implementasi dari keempat standard tersebut tergantung pada


masing-masing negosiator. Bagi negosiator yang berprinsip rule
ethics maka ia tidak akan melakukan kecurangan dalam bernegosiasi
begitupun sebaliknya. Pada dasarnya pilihan penggunaan cara
dalam bernegosiasi tergantung dari masing masing negosiator.

4.
Kecurangan merupakan cara bernegosiasi yang tidak etis. Namun ,
dari sudut pandang negosiator, motivasi utama untuk menggunkan
taktik curang pada umumnya adalah untuk memperoleh keunggulan
sementara. Negosiator mungkin melakukan hal itu setelah
mengefaluasi secara hati-hati berbagai pilihan dan konsekuensinya
maisng-masing.
Hal-hal terkait dengan pembenaran yang dapat disampaikan adalah
o Taktik tersebut tudak dapat dihindari (unavoidable)
Negosiator tidak berniat menggunakan taktik curang tetapi ia
berada di bawah tekanan untuk melakukannnya.
o Cara yang digunakna tidak berbahaya
Negosiator mungkin mengatakan bahwa apa yang dilakukan
merupakan hal kecil yang signifikan.
o Cara yang digunakan dapat membantu menghindari
konsekuensi yang negative (avoid negative consequence)
o Taktik yang digunakan menimbulkan konsekuensi yang baik
(produce good consequence)
o Pihak lawan memang layak untuk mendapatkanyya (they
deserve it)
o Pihak lawan juga menggunakn taktik yang sama

Anda mungkin juga menyukai