Anda di halaman 1dari 34

MEDIASI, KONSEP &

PENGATURANNYA DALAM
PERUNDANG-UNDANGAN

ADV.SANTI INDRIANI, S.H.M.H, CIIQA


KONSEP DASAR MEDIASI
Adalah proses negosiasi pemecahan
masalah, dimana pihak luar yang tidak
memihak (impartial) dan netral bekeja
dengan pihak yang bersengketa untuk
membantu mereka memperoleh
kesepakatan perjanjian dengan
memuaskan.

Mediator hanya berfungsi sebagai


penengah yangHanya dapat
memberikan saran atas pemecahan
Masalah yang sedang terjadi sehingga
tidak dapat Memaksa para pihak yang
sedang bersengketa untuk Menaati
dan mengikuti apa yang disarankan
oleh mediator
Mediasi dalam Doktrin
Kovach
Facilitated negotiation. It is a process by which a neutralthird party, the
mediator, assist disputing parties inreaching a mutually satisfactory
resolution.

Nolan Haley
A short term, structured, task, oriented, participatoryintervention
process. Disputing parties work with a neutralthird party, the mediator,
to reach a mutually acceptableagreement

Menurut John W Head, mediasi mediasi adalah suatu prosedur prosedur


penengahan penengahan di mana seseorang bertindak sebagai “kendaraan”
untuk berkomunikasi antar para pihak, sehingga pandangan mereka yang
berbeda atas sengketa tersebut dapat dipahami dan mungkin didamaikan,
tetapi tanggung jawab utama tercapainya suatu perdamaian tetap berada di
tangan para pihak sendiri.
Why…………….? Mediation
 Penyelesaian melalui mediasi tidak hanya dilakukan di
luarpengadilan saja, akan tetapi Mahkamah Agung
berpendapat
MEDIASI  prosedur mediasi patut untuk ditempuh bagi para pihak yang
 beracara di pengadilan.  Langkah ini dilakukan pada saat
sidang pertama kali digelar.
  Adapun pertimbangan dari
Mahkamah Agung, mediasimerupakan salah satu solusi dalam
mengatasi menumpuknya perkara di pengadilan. Proses ini
dinilai lebih cepat dan murah, serta dapat memberikanakses
kepada para pihak yang bersengketa untuk memperoleh
keadilan atau penyelesaian yang memuaskan atas sengketayang
dihadapi.
  Di samping itu institusionalisasi proses mediasi ke dalam
ststem peradilan dapat memperkuat dan memaksimalkan
fungsilembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa di
sampingproses pengadilan yang bersifat memutus (ajudikatif).
Dasar Hukum Mediasi
Pilihan penyelesaian sengketa melalui Mediasi di atur/
tersebar dalam beberapa aturan hukum, antara lain : •
UU. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa • UU. No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen • UU. Paten • UU. Merek • UU.
Rahasia Dagang • UU. Desain Industri • UU.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup • UU.
No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta • PP No. 54/2000
tentang lembaga penyedia jasa pelayanan penyelesaian
sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan
Khusus mediasi di selenggarakan di pengadilan, semua
perkara perdata wajib mediasi, kecuali diatur berbeda
Pada saat Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun
MEDIASI DI PENGADILAN

2016
Mediasi penyelesaian sengketa melalui proses
perundingan para pihakdengan dibantu oleh
mediator”.
Mediasi dilaksanakan melalui suatu perundingan
yang melibatkan pihak ketiga yang bersikap netral
(Nonintervensi) dan tidak berpihak (impartial)
 kepada pihak-pihak yang bersengketa serta diterima
kehadirannya olehpihak-pihak yang bersengketa
MEDIASI DI PENGADILAN
Pihak ketiga tersebut adalah “mediator” atau penengah
yang tugasnya hanya membantu pihak-pihak
yangbersengketa dalam menyelesaikan masalahnya dan
tidakmempunyai kewenangan untuk mengambil
keputusan.
Dapat dikatakan seorang mediator hanya bertindak
sebagai fasilitator saja.Melalui mediasi diharapkan
dicapai titik temupenyelesaian masalah atau sengketa
yang dihadapi parapihak, yang selanjutnya dituangkan
sebagai kesepakatanbersama. Pengambilan keputusan
tidak berada di tangan mediator,tetapi berada di tangan
para pihak yang bersengketa.
UNSUR-UNSUR MEDIASI

1. Sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan


perundingan.
2. Adanya pihak ketiga yang bersifat netral yang
disebut sebagaimediator (penengah) terlibat dan diterima oleh
para pihak yangbersengketa dalam perundingan itu.
3. Mediator tersebut bertugas membantu para
pihak yangbersengketa untuk mencari penyelesaian atas
masalah-masalahsengketa.
4. Mediator tidak mempunyai kewenangan membuat keputusan-
keputusan selama proses perundingan berlangsung.
5. Mempunyai tujuan untuk mencapai atau menghasilkan
6. kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak yang
bersengketaguna mengakhiri sengketa
Karakteristik Mediasi
Perpanjangan atau pengembangan
proses negosiasi yang dibantu oleh
pihak ketiga
Intervensi dari pihak ketiga
(mediator) yang imparsial dan
dapat diterima oleh kedua belah
pihak melalui perundingan
Pihak ketiga (mediator) (mediator)
tidak berwenang berwenang untuk
membuat keputusan
Pihak ketiga (mediator) membantu
para pihak untuk mencapai atau
menghasilkan kesepakatan yang
dapat diterima para pihak
Proses bersifat rahasia dan
keberadaan mediator disetujui oleh
para pihak
BENEFIT MEDIASI
 Para pihak yang bersengketa dapat tetap
berhubungan baik. Hal ini sangat baik bagi
hubungan bisnis karena pada dasarnya bertumpu
pada good relationship dan mutual trust
 Lebih murah dan cepat
 Bersifat Bersifat rahasia rahasia (confidential
confidential), sengketa sengketa yang timbul
tidak sampai diketahui oleh pihak luar, penting
untuk menjaga reputasi pengusaha karena
umumnya tabu untuk terlibat sengketa
 Hasil-hasil memuaskan semua pihak
 Kesepakatan-kesepakatan lebih komrehensif
 Kesepakatan yang dihasilkan dapat dilaksanakan
l
k
as
a
k Jenis Mediasi
sn
a
1
.

M
E
D
I
A
k
n
a
S
I

A
W
A
L

L
I
T
I
G
A

n
k
S
I

2
.

M
E
D
I
A
S
I

a
D
A
L
A
M

L
I
T
I
G
A
S
I

d
n
3
.

M
E
D
I
A
S
I

D
A

i
L
A
M

T
I
N
G
K
A
T

B
A

d
N
D
I
N
G
,

K
A
S
A
S
I

il
D
A
N

P
E
N
I
N
J
A
U
A
N

u
K
E
M
B
A
L
I

a
P
Penggunaan Mediasi dalam
Penyelesaian Sengketa
Perburuhan
Pertanahan
Lingkungan hidup
Konsumen
Perceraian
Konflik antar keluarga
Pemilik dan penyewa
Mediasi di luar Pengadilan

Mediasi perbankanAgar nasabah terlindungi


hak2nya, apabila terjadi sengketa antara bank dan
nasabah maka dibentuklah mediasi perbankan,
dmana mediatornya adalah Bank Indonesia
Mediasi Hubungan IndustrialMenyelesaikan
sengketa antara pekerja dan pengusaha
Mediasi Ansuransi
Tahapan dalam mediasi
Mediasi mempunyai dua
tahapan, yaitu
1. tahap pra mediasi dan
2. tahapan proses mediasi.
A. PENCIPTAAN FORUM RAPAT BERSAMA (KERANGKA
KERJA TAWAR MENAWAR)
 Mediator memberitahukankepada para
pihak:Tentang sifat proses
 Menetapkan aturan-aturan dasar
 Mengembangkan hubungan baik antar para
pihak dan memperoleh kepercayaan sebagai
pihak yang netral
 Merundingkan kewenangannya dengan para
pihak
B. MERUNDINGKAN PERAN DAN KEWENANGAN

Peran yang esensial adalah merukunkan kembali


dan memperoleh kesepakatan secara efektif
Para pihak harus mengakui bahwa mereka tidak
mampu menyelesaikannya sendiri
Tahap awal mediasi adalah proses mengajar dan
mendengar – memberitahu para pihak tentang cara
berhubungan antar mereka dan antara mereka
dengan mediator
Mediator membentuk kredibilitas dengan para
pihak
C.Tahapan RAPAT BERSAMA + PERNYATAAN
PENDAHULUAN

 Membuka sidang, memperkenalkan diri, menjelas-


kan proses mediasi, perannya sebagai penengah
yang netral dan aturan interaksi para pihak
 Penekanannya adalah kenetralan

mediatorPenjelasannya bisa juga mengenai


perbedaan mediasi dengan litigasi, arbitrase
 Apabila ada kerahasiaan yang harus dijaga, maka

harus diberitahukan kepada mediatorMediasi


dimulai apabila para pihak sepakat, dan telah
memperoleh komitmen bahwa mereka akan
tunduk pada ketentuan-ketentuan mediasi
D. TAHAP INFORMASI
 Saling berbagi informasi
 Mediator minta para pihak memberikan kasus posisinya
menurut versi masing-masing
 Mediator dapat mengembangkan pertanyaan untuk
menggali lebih lanjut
 Mediator menyampaikan ikhtisar presentasi dari masing-
masing pihak
 MENGUMPULKAN DAN MEMBAGI INFORMASI
 Rapat-rapat terpisahMengembangkan dan menjelaskan
informasi lebih lanjut, Menyelidiki keinginan para pihak
membantu para pihak menaksir dan menilai kepentingan
 Mengajar para pihak tentang tawar-menawar
pemecahan masalah
E. PERTEMUAN (CAUCUS)DALAM

 pertemuan dapat dikomunikasikan hal-hal


yang bersifat rahasia yang berguna untuk
menentukan titik yang sama bagi para pihak
 Hal-hal yang menurut para pihak rahasia,
mediator dilarang mengemukakan pada pihak
lawan
 Rapat dengan masing2 pihak memungkinkan
mediator memperoleh dasar kesepakatan
F. PENGENDALIAN INTERAKSI DAN
KOMUNIKASI
 Mediator membolehkan atau melarang para
pihak berbicara, interupasi
 Mengatur jumlah peserta mediasi
 mengatur kapan pertemuan pribadi, atau
pertemuan kedua pihak dilakukan
 Mengatur isi pembicaraan dalam suatu
pertemuan
G. PERUMUSAN ULANG SENGKETA

 Mediasi dimulai dari narasi para pihak,


kemudian ditambah dengan informasi saat
caucus, kemudian “mengungkap kembali”
sengketa agar dapat ditawar oleh para pihak
 Mediator dapat mempersempit atau
memperluas sengketa, menjelaskan hal-hal
khusus, menciptakan pilihan, dan
menempatkan dan mengevaluasi pertukaran
(trade-offs)
H. TAHAP PEMECAHAN
MASALAH
 Prosesnya bisa bersama-sama, bisa terpisah
bila diperlukanHal ini berguna untuk
membantu para pihak menyusun agenda
mengidentifikasi masalah, memikirkan serta
mengevaluasi pemecahannya.
I. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 Membantu penyelesaian yang memungkinkan
 Memilih pilihan atau kombinasi pilihan Para pihak harus
selalu menghadapi masalah tuntutan nilai  bagaimana
menyebarkan dan membagi di antara mereka
 Mediator dapat membantu lebih lanjut para pihak se
efisien mungkin agar para pihak tidak ada yang merasa
dirugikan
 Membantu para pihak:Menetapkan pertukaran,
menawarkan dan mengevaluasi
 Memperkecil perbedaan
 Membandingkan usulan-usulan menyelesaian dg alternatif
di luarkesepakatan
 Menekan para pihak
 Menangani pokok permasalahan
 Mentaati kesepakatan
Taktik menjadi mediator yang sukses

 Menyusun kerangka keputusan


 Menyusun agenda
 Menyederhanakan agenda dengan cara
menggabungkan masalah
 Mengembangkan kerangka kerja
 Mempertahankan sasaran
 Menyelesaikan masalah yang mudah dulu
 Mengubah harapan para pihak
 Memperoleh kewenangan dan kerjasama
 Meyakinkan para pihak, tidak melihat
persoalan dari satu pihak saja
 Berbicara menurut bahasa para pihak
 Meyakinkan para pihak akan ketulusan
dan niat baik pihak lain
 Aktif mendengarkan
 Menekankan pada keuntungan potensial
 Mengendalikan emosi dan men-ciptakan
suasana bersahabat
 Mengendalikan rasa permusuhan
 Membiarkan orang melepaskan emosi
 Menyetakan rasa senang/tidak atas kemajuan
proses
 Menangguhkan masalah yang menimbulkan
pertengkaranSifat informatif dan pemecahan
masalah
 Mendesak pihak-pihak untuk berbicara
 Menafsirkan, menilai alasan para pihak
 Memfokuskan ke masa yg akan
datangMenyelidiki dan menjelaskan
kebuuhan para pihakMembuat saran-saran
kompromi
 Menjelaskan biaya2 utk pertentangan
KESEPAKATAN DI LUAR
PENGADILAN
  Para pihak dengan bantuan mediator yang
berhasil menyelesaikan sengketa di luar
pengadilan dengan kesepakatan perdamaian
dapat mengajukannya ke pengadilan yang
berwenang untuk memperoleh akta
perdamaian dengan cara mengajukan gugatan
 Pengajuan gugatan tsb harus dilampiri dengan
kesepakatan perdamaian dan dokumen2 yang
membuktikan adanya hubungan hukum para
pihak dengan objek sengketa
AKTA PERDAMAIAN
 Hakim hanya akan
menguatkan perdamaian
dalam bentuk akta
perdamaian apabila
memenuhi syarat:
 a. Sesuai kehendak para
pihak
 b. Tidak bertentangan
dengan hukum
 c. Tidak merugikan pihak
ke3
 d. Dapat dieksekusie.
 e. Dengan itikad baik
KEKUATAN HUKUM AKTA
PERDAMAIAN DILUAR PENGADILAN
 Penjelasan dalam Pasal 27 Perma Mediasi, disebutkan
apabila para pihak berhasil melakukan mediasi dengan
bantuan mediator wajib merumuskan secara tertulis
kesepakatan yang dicapai dan sebelum ditandatangani
oleh para pihak, mediator memeriksa kembali materi
kesepakatan perdamaian untuk menghindari ada
kesepakatan yang bertentangan dengan hukum atau tidak
dapat dilaksanakan. Meskipun demikian, kedudukan atau
status hukum kesepakatan perdamaian yang dihasilkan
melalui mediasi di luar pengadilan tidak berkekuatan
hukum yang pasti, namun hanya merupakan kontrak
biasa, dalam hal ini Perjanjian Perdamaian. Kekuatan
hukumnya hanya memiliki kekuatan mengikat dan
kekuatan pembuktian tetapi tidak memiliki kekuatan
eskekutorial.1
 HOW …….agar nota kesepakatan perdamaian
memiliki kekuatan hukum mengikat???
 Para pihak dengan itu harus menaikan status
dari kesepakatan perdamaian menjadi akta
perdamaian supaya dapat berkekuatan hukum
yang pasti dan bersifat eksekutorial.
Kesepakatan perdamaian yang akan dikuatkan
menjadi akta perdamaian haruslah melalui
pengadilan karena hal ini sudah dijelaskan
dalam Pasal 36 ayat (1) Perma Mediasi.
Kesepakatan perdamaian yang tidak dikuatkan
menjadi akta perdamaian meskipun hanya
sebagai kontrak biasa tetapi dapat dijadikan
pegangan bagi para pihak, karena para pihak
sudah menyetujui satu sama lain
 Mengacu pada gambaran di atas, bahwasannya para
pihak sudah berdamai dan mendapatkan
kesepakatan perdamaian yang dilakukan dengan
mediator bersertifikat. Namun statusnya yang tidak
memiliki kekuatan eksekutorial, maka para pihak
berkeinginan untuk menaikan status kesepakatan
perdamaian menjadi akta perdamaian.
 Keinginan para pihak terbentur dengan prosedural
yang mengharuskan kesepakatan perdamaian
tersebut dikuatkan melalui pengadilan dengan cara
mengajukan gugatan (vide, Pasal 36 ayat (1) Perma
Mediasi).
 Meskipun kedudukan kesepakatan perdamaian yang
dihasilkan dari proses mediasi di luar pengadilan
hanya sebagai kontrak biasa tetapi sesungguhnya itu
semua sudah cukup dan bersifat finalty
 Berbeda dengan kesepakatan yang dihasilkan
melalui proses mediasi di pengadilan
kesepakatan perdamaian tersebut secara
otomatis dapat dimohonkan untuk dikuatkan
oleh majelis hakim dengan syarat
kesepakatan perdamaian tersebut sesuai
dengan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Perma
Mediasi. Hal ini sesuai dengan asas yang
berlaku, semua jenis kesepakatan
perdamaian dapat dikuatkan menjadi akta
perdamaian

Anda mungkin juga menyukai