Anda di halaman 1dari 15

Mediasi :

Konsep Dan
Penerapannya

Yulia Kusuma Wardani, S.H., LL.M.


A. PENGERTIAN MEDIASI DAN MEDIATOR
Peraturan Mahkamah Agung (Perma) No. 1 Tahun 2008 Pasal 1 butir 7, menyebutkan “Mediasi
sebagai penyelesaian sengketa melalui proses perundingan para pihak dengan dibantu oleh
mediator”.

Peraturan Mahkamah Agung (Perma) No. 1 Tahun 2008 Pasal 1 butir 6, menyebutkan “Mediator
adalah pihak yang bersifat netral dan tidak memihak, yang berfungsi membantu para pihak dalam
mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa”.

Peraturan Mahkamah Agung (Perma) No. 1 Tahun 2008 telah diganti dengan Peraturan
Mahkamah Agung (Perma) No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

John W Head, “Mediasi adalah suatu prosedur penengahan dimana seseorang bertindak sebagai
"kendaraan" untuk berkomunikasi anatarpara pihak, sehingga pandangan mereka yang berbeda
atas sengketa tersebut dipahami dan didamaikan, tetapi tanggung jawab tercapainya perdamaian
tetap pada para pihak sendiri”.

“… the intervention in negotiation or a conflict of an acceptable third party who has limited or no
authoritative decision-making power but who assists the involved parties in voluntarily reaching a
mutually acceptable settlement of issues in disputes.”

—Cristhoper Moore (1996)

Dari definisi yang disebutkan Cristopher Moore, dapat dilihat ketegasan hubungan antara
mediasi dan negosiasi, yaitu mediasi merupakan sebuah intervensi terhadap proses negosiasi
yang dilakukan oleh pihak ketiga (mediator).
B. MEDIASI DAN NEGOSIASI
Mediasi adalah sebuah intervensi terhadap proses negosiasi atau atas suatu konflik yang
dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak memihak

Mediator mengarahkan jalannya negosiasi tetapi tidak mempunyai kewenangan untuk


menetapkan atau membuat keputusan atas masalah yang menjadi pokok sengketa. Mediasi sering
dinilai sebagai perluasan dari proses negosiasi. Dalam UU No 30 Tahun1999, mediasi
merupakan kelanjutan negosiasi dan dilaksanakan jika proses negosiasi telah gagal.

Negosiasi tidak dibatasi waktu meskipun dalam UU No 30 Tahun 1999 ditentukan paling lama
30 hari, bahkan ada kalanya perkara yang sudah digelar di pengadilan masih terbuka untuk
dibawa ke forum negosiasi.

“Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa diselesaikan
dalam pertemuan langsung (NEGOSIASI) oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 hari dan
hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.”

Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang No. 30 Tahun 1999


tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
C. PARA PIHAK DALAM
MEDIASI
Para pihak (perusahaan/instansi) diwakili oleh pegawai
senior dengan kewenangan penuh untuk bernegosiasi dan
menyelesaikan perselisihan.

Perwakilan pihak diberi kewenangan untuk membuat


sebuah komitmen yang secara bertanggungjawab
diharapkan disetujui oleh pembuat keputusan akhir.

Setiap pihak bebas membawa siapapun yang diharapkan


dapat mendukung, membantu, menasehati, atau berbicara
untuk itu.

Dalam perselisihan yang sederhana, hanya diperlukan


seorang mediator yang netral dengan atau tanpa
kehadiran seorang teman atau pembantu lainnya.
D. MANFAAT MEDIASI
Para pihak biasanya mampu mencapai kesepakatan diantara mereka, sehingga manfaat mediasi sangat dirasakan.
Bahkan mediasi yang gagal pun, proses mediasi telah mampu mengklasifikasikan persoalan dan mempersempit
perselisihan.
1) Dapat menyelesaikan sengketa dengan cepat dan relatif murah;
1. Beberapa 2) Memfokuskan para pihak pada kepentingan mereka secara nyata dan pada kebutuhan emosi
Keuntungan atau psikologis mereka;
Mediasi : 3) Memberi kesempatan para pihak untuk berpartisipasi secara langsung dan informal;
4) Memberi para pihak kemampuan untuk melakuka kontrol terhadap proses dan hasilnya;
5) Dapat mengubah hasil, yang dalam litigasi dan arbitrase hasilnya sulit diprediksi, dengan
suatu kepastian melalui konsensus;
6) Memberikan hasil yang tahan uji dan menciptakan saling pengertian antara para pihak;
7) Menghilangkan konflik atau permusuhan.

Adanya perbedaan kekuatan dari para pihak dapat diatasi oleh mediasi, melalui cara-cara
2. Manfaat lainnya : sebagai berikut:
1) Menyediakan sebuah suasana yang tidak mengancam;
2) Memberi setiap pihak kemampuan untuk berbicara dan didengarkan oleh pihak lainnya
denganlebih leluasa;
3) Meminimalkan perbedaan diantara mereka dengan menciptakan situasi informal;
4) Perilaku mediator yang netral tidak memihak memberikan kenyamanan tersendiri;
5) Tidak menekan setiap pihak untuk menyetujui suatu penyelesaian.
E. PERSYARATAN MEDIATOR
Peraturan Pemerintah No 54 tahun 2000, Kriteria untuk menjadi mediator lembaga penyedia
jasa pelayanan penyelesaian sengketa lingkungan hidup diluar pengadilan, yaitu :

01 Cakap melakukan tindakan hukum;

02 Berumur paling rendah 30 tahun;

Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif


03 dibidang lingkungan hidup paling sedikit 5 tahun;

Tidak ada keberatan dari masyarakat (dalam jangka


04 waktu satu bulan);

Memiliki keterampilan untuk melakukan perundingan atau


05 pencegahan.
E. PERSYARATAN MEDIATOR (lanjutan)
Disamping itu mediator harus memenuhi syarat sebagai berikut :

01 Disetujui oleh para pihak yang bersengketa;

Tidak memiliki hubungan kerja dengan salah satu pihak


02 yang bersengketa

Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif


03 dibidang lingkungan hidup paling sedikit 5 tahun;

Tidak ada keberatan dari masyarakat (dalam jangka


04 waktu satu bulan);

Memiliki keterampilan untuk melakukan perundingan atau


05 pencegahan.
E. PERSYARATAN MEDIATOR (lanjutan)
Untuk menjadi Mediator dalam Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) terdapat beberapa persyaratan yang
lebih spesifik disebutkan dalam Keputusan No Kep-05/BAPMI/11.2002 tentang Pedoman Benturan Kepentingan
dan Hubungan Afiliasi bagi Arbitrase atau Mediator.
Calon Mediator dianggap memiliki benturan kepentingan atau hubungan afiliasi jika yang bersangkutan, baik
langsung maupun tidak langsung memenuhi kriteria :
1) Memiliki perbedaan kepentingan ekonomi terhadap permasalahan yang menjadi sengketa;
2) Memiliki hubungan kerja jangka pendek, 180 hari sesudahnya sejak berakhir hubungan kerja jangka pendek
tersebut;
3) Memiliki hubungan kerja jangka panjang, dengan salah satu pihak yang bersengketa atau berbeda pendapat.
Jika proses mediasi dilakukan melalui pengadilan, mediator dapat berasal dari kalangan hakim dan
bukan hakim yang memiliki sertifikat sebagai mediator.
Menurut pasal 1 butir 3 PERMA No 1/2016, Sertifikat Mediator adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Mahkamah Agung atau lembaga yang telah memperoleh akreditasi dari Mahkamah Agung yang menyatakan bahwa
seseorang telah mengikuti dan lulus pelatihan sertifikasi Mediasi.
F. PERANAN MEDIATOR
Dalam praktiknya, beberapa peranan penting yang harus dilakukan mediator antara lain sebagai
berikut :
(1) Melakukan diagnosis konflik; (5) Mengajar para pihak dalam
proses dan keterampilan tawar
menawar;
(2) Mengindentifikasikan
masalah serta kepentingan-
kepentingan kritis para pihak; (6) Membantu para pihak
mengumpulkan informasi
penting;
(3) Menyusun Agenda;

(4) Memperlancar dan


Mengendalikan komunikasi;
G. MEDIASI DALAM PRAKTIK
Tahap-Tahap dalam Proses Mediasi secara umum (Universal) :

(1) (2) (3) (4)

Para pihak setuju memilih seorang Terkadang juga suatu Banyak kasus terdapat Mediasi dapat dilaksanakan
mediator atau meminta bantuan mediasi dan seorang konferensi awal atau jarak jauh dimanapun. setiap tempat, yang
organisasi mediasi untuk menunjuk mediator diangkat oleh (teleconference) dimana dinilai nyaman dan menyenangkan
atau mengangkat mediator. pengadilan. masalah prosedural disepakati. oleh para pihak .

(5) (6) (7) (8)


Dalam mediasi, pada umumnya Jika muncul rasa Dalam pertemuan dengan para Proses sangat fleksibel dan
para pihak bertemu secara bersama, permusuhan, yang pihak, mediator akan dibentuk dengan pengarahan
dimana mediator menyampaikan dibutuhkan peran mengundang dan berbicara mediator.
kata pembukaan dan menjelaskan aktif di pihak dengan salah satu pihak secara
proses mediasi. mediator. pribadi dan rahasia.
H. BIAYA
PERMA No 1 Tahun 2016 membedakan antara :
1) Biaya Jasa Mediator Hakim dan Pegawai Pengadilan tidak
dikenakan biaya;
2) Biaya jasa Mediator nonhakim dan bukan Pegawai Pengadilan
ditanggung bersama atau berdasarkan kesepakatan Para Pihak.

Pasal 11 ayat 4
Penggunaan ruang Mediasi Pengadilan untuk Mediasi tidak
dikenakan biaya.

Pasal 11 ayat 1
Mediasi diselenggarakan di ruang Mediasi Pengadilan atau di
tempat lain di luar Pengadilan yang disepakati oleh Para Pihak.
I. BERAKHIRNYA MEDIASI
Beberapa kemungkinan berakhirnya mediasi dengan konsekuensi sebagai
berikut:
(1) Masing-masing pihak memiliki kebebasan setiap saat untuk mengakhiri
mediasi hanya dengan menyatakan menarik diri.
(2) Jika mediasi berjalan dengan sukses, para pihak emenandatangani suatu
dokumen yang menguraikan beberapa persyaratan penyelesaian
sengketa.
(3) Jika mediasi tidak berhasil pada tahap pertama, para pihak mungkin
setuu untuk menunda sementara mediasi.

Kaitannya dengan kegagalan mediasi adalah tentang kelanjutan proses tersebut, yaitu apakah dilanjutkan ke Arbitrase atau ke
Pengadilan; Terdapat dua pilihan :
(1) Jika upaya mediasi tidak dapat dicapai, para pihak berdasarkan kesepakatan secara tertulis dapat mengajukan upaya
penyelesaiannya melalui lembaga arbitrase atau arbitrase ad hoc (Pasal 6 ayat 9 UU No 30/1999).
(2) Pasal 32 ayat 1 PERMA No 1/2016: Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil mencapai kesepakatan dan
memberitahukannya secara tertulis kepada Hakim Pemeriksa Perkara.
THANKS
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai