Anda di halaman 1dari 6

Soal!

1. Buatlah daftar karakteristik masing-masing APS


2. Jika anda memiliki sengketa di bidang perdagangan, apa bentuk penyelesaian sengketa
yang akan anda pilih, uraikan alasannya
3. Tulis nama, nim, ttd. Upload di Sikola

Jawab!

1. Karakteristik masing-masing APS


A. Mediasi
1) Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa antara para pihak yang dilakukan
dengan bantuan pihak ketiga (mediator) yang netral dan tidak memihak
sebagai fasilitator, dimana keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan tetap
diambil oleh para pihak itu sendiri, tidak oleh mediator;
2) Mediasi merupakan kegiatan yang menjembatani antara dua pihak yang
bersengketa guna menghasilkan kesepakatan (agreement)
3) Kewenangan pengambilan keputusan sepenuhnya adalah ditangan para pihak
bersengketa
4) Pihak ketiga tidak mempunyai hak untuk memutus sengketa
5) Waktu yang ditempuh singkat otomatis akan menekan biaya operasional menjadi
lebih murah
6) Penyelesaian yang dilakukan melakukan pendekatan win-win solution
7) Proses mediasi bersifat informal
8) Kesepakatan bersifat mengakhiri perkara
9) Proses mediasi dapat mengesampingkan pembuktian
B. Konsiliasi
1) Konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa alternatif yang melibatkan
seorang pihak ketiga atau lebih, dimana pihak ketiga yang diikut sertakan untuk
menyelesaikan sengketa seseorang secara profesional sudah dapat dibuktikan
kehandalannya
2) Konsiliasi merupakan kombinasi antara penyelidikan (enquiry) dan mediasi
(mediation)
3) Pada prakteknya, proses penyelesaian sengketa melalui konsiliasi mempunyai
kemiripan dengan mediasi. Pembedaan yang dapat diketahui dari kedua cara ini
adalah konsiliasi memiliki hukum acara yang lebih formal jika dibandingkan
dengan mediasi. Karena dalam konsiliasi ada beberapa tahap yang biasanya harus
dilalui, yaitu:
a. penyerahan sengketa kepada komisi konsiliasi,
b. komisi akan mendengarkan keterangan lisan para pihak,
c. berdasarkan fakta-fakta yang diberikan oleh para pihak secara lisan tersebut
komisi konsiliasi akan menyerahkan laporan kepada para pihak disertai dengan
kesimpulan dan usulan penyelesaian sengketa

Perbedaan diantaranya yaitu konsiliator memiliki peran intervensi yang lebih


besar daripada mediator.

4) Pihak ketiga (konsiliator) secara aktif memberikan nasihat atau pendapatnya


untuk membantu para pihak menyelesaikan sengketa, sehingga para pihak memiliki
kebebasan untuk memutuskan atau menolak syarat-syarat penyelesaian sengketa
yang diusulkan. Sedangkan mediator hanya mempunyai kewenangan untuk
mendengarkan, membujuk dan memberikan inspirasi bagi para pihak. Mediator
tidak boleh memberikan opini atau nasihat atas suatu fakta atau masalah (kecuali
diminta oleh para pihak). Jadi konsiliasi merupakan proses dari suatu penyelidikan
tentang fakta-fakta dimana para pihak dapat menerima atau menolak usulan
rekomendasi resmi yang telah dirumuskan oleh badan independen.
5) Pertemuan konsiliasi adalah pertemuan sukarela. Jika pihak yang bersangkutan
mencapai perdamaian, perjanjian perdamaian yang ditandatangani oleh pihak yang
bersangkutan merupakan kontrak yang mengikat secara hukum
6) Perdamaian dalam pertemuan konsiliasi dapat berupa permintaan maaf,
perubahan kebijaksanaan dan kebiasaan, memeriksa kembali prosedur kerja,
memperkerjakan kembali, ganti rugi uang, dan sebagainya.
C. Negosiasi
1) Negosiasi sebagai sarana bagi para pihak yang bersengketa untuk mendiskusikan
penyelesaiannya tanpa keterlibatan pihak ketiga sebagai penengah, sehingga
tidak ada prosedur baku, akan tetapi prosedur dan mekanismenya diserahkan
kepada kesepakatan para pihak yang bersengketa tersebut.
2) Penyelesaian sengketa sepenuhnya dikontrol oleh para pihak, sifatnya
informal, yang dibahas adalah berbagai aspek, tidak hanya persoalan hukum
saja.
3) Dalam praktik, negosiasi dilakukan karena 2 (dua) alasan, yaitu: (1) untuk
mencari sesuatu yang baru yang tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya
dalam transaksi jual beli, pihak penjual dan pembeli saling memerlukan untuk
menentukan harga, dalam hal ini tidak terjadi sengketa; dan (2) untuk
memecahkan perselisihan atau sengketa yang timbul di antara para pihak.
4) Karakter utama negosiasi, yaitu:
a. Senantiasa melibatkan orang, baik sebagai individual, perwakilan organisasi
atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok.
b. Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang
terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi.
c. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu, baik berupa tawar menawar
(bargain) maupun tukar menukar (barter).
d. Hampir selalu berbentuk tatap muka, yang menggunakan bahasa lisan, gerak
tubuh maupun ekspresi wajah.
e. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum
terjadi dan kita inginkan terjadi.
f. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah
pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk
tidak sepakat
5) Prinsip-prinsip negosiasi, yaitu:
a. Trust (kepercayaan/amanah), verifikasi
b. Memisahkan pribadi dan masalah
c. Fokuskan pada substansi, common interest / compatible interest, bukan posisi
d. Kreatif mencari option.
e. Keterbukaan, kejujuran dan keadilan berdasar kriteria objektif
f. Jauhi dari sikap manipulatif
6) Negoisasi biasanya digunakan dalam kasus yang tidak terlalu pelik, dimana
para pihak beriktikad baik untuk secara bersama memecahkan persoalannya.
Negoisasi dilakukan jika komunikasi antara pihak masih terjalin dengan baik,
masih ada rasa saling percaya, dan ada keinginan baik untuk mencapai kesepakatan,
serta menjalin hubungan baik
7) Negosiasi merupakan sarana yang paling banyak digunakan karena sarana ini
dipandang sebagai sarana yang paling efektif
8) Kelebihan negosiasi, yaitu:
a. Tidak melibatkan orang lain.
b. Bebas dalam menentukan kesepakatan.
c. Pihak dapat memantau sendiri proses penyelesaiannya.
d. Menghindari perhatian publik.
e. Win – Win solution.
f. Dapat digunakan untuk setiap tahap penyelesaian sengketa.
9) Kekurangan negosiasi, yaitu:
a. Tidak menjamin fakta-fakta ditetapkan dengan objektif
b. Tidak dapat menyelesaikan sengketa tertentu.
c. Dapat gagal ketika salah satu pihak dalam posisi yang lemah
10) Keuntungan negosiasi, yaitu:
a. Mengetahui pandanga pihak lawan;
b. Kesempatan mengutarakan isi hati untuk didengar pihak lawan;
c. Memungkinkan sengketa secara bersama-sama;
d. Mengupayakan solusi terbaik yang dapat diterima oleh kedua belah pihak;
e. Tidak terikat kepada kebenaran fakta atau masalah hukum;
f. Dapat diadakan dan diakhiri sewaktu-waktu
11) Kelemahan negosiasi, yaitu:
a. Tidak dapat berjalan tanpa adanya kesepakatan dari kedua belah pihak;
b. Tidak efektif jika dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang mengambil
kesepakatan;
c. Sulit berjalan apabila posisi para pihak tidak seimbang;
d. Memungkinkan diadakan untuk menunda penyelesaian untuk mengetahui
informasi yang dirahasiakan lawan;
e. Dapat membuka kekuatan dan kelemahan salah satu pihak;
f. Dapat membuat kesepakan yang kurang menguntungkan
D. Penilaian Ahli
1) Penilaian ahli, merupakan bentuk pendapat ahli yang dapat dipahami dan diterima
oleh para pihak yang bersengketa
2) Istilah “penilaian ahli” tidak dijelaskan dalam UU AAPS baik dalam tubuh
Undang- undang maupun dalam penjelasannya
3) Pada konteks alternatif penyelesaian sengketa, penilaian ahli terjadi pada saat
lahirnya sengketa dan terhadap sengketa yang terjadi di antara para pihak serta
adanya kesepakatan dari para pihak untuk menyelesaikannya di luar jalur litigasi
4) Ahli dalam konteks penyelesaian sengketa perlu dipahami dan dibedakan dengan
ahli dalam bentuk lainnya, antara lain saksi ahli. Ahli dalam hal
5) ini adalah seorang yang disetujui dan ditunjuk oleh para pihak di luar pengadilan
atau yang ditunjuk oleh lembaga penyelesaian sengketa apabila para pihak tidak
menemukan titik temu mengenai siapa yang akan menjadi ahli
6) Sengketa yang dapat diajukan dalam penilaian ahli sebaiknya dibatasi pada
perkara-perkara perdata yang memang sepenuhnya dikuasai oleh para pihak yang
bersengketa. Penguasaan para pihak bermakna, penilaian ahli dapat dilakukan
sepanjang tidak ada kewenangan mutlak yang diberikan kepada lembaga peradilan
untuk memutus sengketa tersebut
7) Pada penilaian ahli, kekuatan hukumnya cukup didasarkan atas kesepakatan
bersama.
2. Apabila saya memiliki permasalahan sengketa di bidang perdagangan, maka langkah
penyelesaian yang akan saya ambil adalah dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Adapun jika dirincikan, saya akan memilih penyelesaian secara konsiliasi. Alasan saya
memilih penyelesaian secara konsiliasi (APS), yaitu:
A. Penyelesaian yang dilakukan secara tertutup sehingga rahasia perdagangan saya tidak
terekspos ke publik yang akan merugikan atau menurunkan kepercayaan konsumen
kepada produk saya
B. Peluang penyelesaian sengketa yang lebih besar kepada proses perdamaian dan
kekeluargaan
C. Dibandingkan mediasi, pihak ketiga konsiliasi (konsiliator) lebih berperan aktif dalam
memberikan nasihat dan pendapat dalam membantu menyelesaikan sengketa sehingga
saya dan pihak lain dapat secara bebas memutuskan syarat-syarat penyelesaian
sengketa yang diusulkan oleh pihak ketiga. Karena saya lebih merasa aman apabila
usulan-usulan penyelesaian diberikan oleh pihak yang lebih handal karena pihak ketiga
yang ditunjuk pastinya memiliki usulan dalam memberikan win-win solution
D. Pertemuan konsiliasi bersifat sukarela sehingga dapat memudahkan para pihak dalam
bertemu dan mengatur jadwal
E. Walaupun berada diluar pengadilan, tetapi perjanjian perdamaian yang ditandatangani
merupakan kontrak yang mengikat secara hukum sehingga memiliki legalitas diatasnya

Anda mungkin juga menyukai