Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 2

TEMA : Alternatif penyelesaian sengketa diluar pengadilan

1. Della Anggraini A10112110342.


2. Nurul anggita A1011211280
3. Karina Yosephin Virginia A1011201104
4. Gigih Imam Prastowo A1011211222
A. KONSULTASI
1. Pengertian Konsultasi
UU Arbitrase tidak memuat definisi atau arti konsultasi. Mengutip dari Black Law Dictionary
(1990) Widjaja menyatakan Konsultasi merupakan suatu tindakan yang bersifat personal antara
suatu pihak tertentu, yang disebut dengan klien dengan pihak lain yang merupakan pihak
konsultan, yang memberikan pendapatnya kepada klien tersebut untuk memenuhi keperluan dan
kebutuhan kliennya tersebut. Peran dari konsultan dalam penyelesaian sengketa tidaklah dominan,
konsultan hanya memberikan pendapat (hukum), sebagaimana yang diminta oleh kliennya, yang
untuk selanjutnya keputusan mengenai penyelesaian sengketa tersebut akan diambil sendiri oleh
para pihak, meskipun adakalanya pihak konsultan diberi kesempatan untuk merumuskan bentuk-
bentuk penyelesaian sengketa yang dikehendaki oleh para pihak yang bersengketa tersebut.
Marwan dan Jimmy P, menjelaskan arti konsultasi, sebagai berikut: “Permohonan nasihat atau
pendapat untuk menyelesaikan suatu sengketa secara kekeluargaan yang dilakukan oleh para pihak
yang bersengketa kepada pihak ketiga” Dengan demikian dapat disimpulan bahwa konsultasi
adalah permintaan pendapat kepada pihak ketiga (konsultan) terkait sengketa yang dihadapi
2. Cara melakukan Konsultasi
1. Secara langsung yaitu dapat dilakukan dengan cara klien mengajukan sejumlah
pertanyaan kepada konsultan
2. Secara tidak langsung yaitu dapat dilakukan menggunakan teknologi komunikasi yang
telah ada.
Konsultasi dapat dilakukan dengan cara klien mengajukan sejumlah pertanyaan kepada
konsultan. Hasil konsultasi berupa saran yang tidak mengikat secara hukum, artinya saran
tersebut dapat digunakan atau tidak oleh klien, tergantung kepentingan masing-masing
pihak.
3. Tata cara konsultasi dalam sengketa perdata diluar pengadilan dapat
melibatkan beberapa langkah, termasuk:
1. *Persiapan Dokumen*: Siapkan semua dokumen yang relevan dengan sengketa, seperti
kontrak, bukti pembayaran, surat-surat, dll
2. . *Identifikasi Pihak-pihak Terlibat*: Tentukan pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa
dan pastikan semua pihak bersedia untuk mengikuti proses konsultasi.
3. *Pilih Mediator atau Arbitrator*: Anda dapat memilih mediator atau arbitrator yang
netral dan berpengalaman dalam penyelesaian sengketa. Mediator bertindak sebagai
perantara antara pihak-pihak yang bersengketa, sementara arbitrator memberikan
keputusan yang mengikat setelah mendengarkan argumen dari kedua pihak.
4. *Jadwalkan Pertemuan*: Atur jadwal pertemuan antara pihak-pihak yang bersengketa
dan mediator atau arbitrator untuk membahas masalah dan mencari solusi.
5. . *Pertemuan dan Negosiasi*: Selama pertemuan, semua pihak akan diberi kesempatan
untuk menyampaikan pandangan mereka dan mencari solusi yang dapat diterima oleh
semua pihak.
6. *Penyelesaian Kesepakatan*: Jika semua pihak setuju dengan solusi yang dicapai, maka
kesepakatan dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis.
7. *Pelaksanaan Kesepakatan*: Setelah kesepakatan dicapai, pihak-pihak yang bersengketa
harus melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati.
8. *Penyelesaian Sengketa*: Jika konsultasi tidak menghasilkan kesepakatan, pihak-pihak
dapat memilih untuk melanjutkan penyelesaian sengketa melalui pengadilan atau proses
alternatif lainnya, seperti negoisiasi,konsiliasi,pendapat ahli dan arbitrase.
B. Negosiasi
 Pasal 6 ayat (2) UU No. 30/1999: pada dasarnya para pihak dapat dan berhak untuk
menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara mereka
 Kesepakatan di atas harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui oleh para
pihak
 Pasal 1851-1864 Bab XVIII Buku III KUH Perdata Tentang Perdamaian wajib dibuat
tertulis dengan ancaman tidak sah
 Berbeda
a.Negosiasi: ADR di luar pengadilan
b. Perdamaian: sebelum proses persidangan mulai setelah, di luar atau di dalam
pengadilan
Lanjutan
Upaya penyelesaian sengketa para pihak tanpa melalui proses peradilan bertujuan
mencapai kesepakatan atas dasar kerja sama yang lebih harmonis & kreatif
 Penjajakan kembali akan hak & kewajiban para pihak yang bersifat win-win
 Melepaskan/memberikan kelonggaran (konsesi) atas hak-hak tertentu berdasarkan asas
timbal balik
 Dituangkan secara tertulis, bersifat final dan mengikat para pihak
 Pasal 6 ayat (7) UU No. 30/1979 yaitu kesepakatan tertulis tersebut wajib didaftarkan di
Pengadilan Negeri dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak ditandatangani, dan
dilaksanakan dalam waktu 30 hari terhitung sejak pendaftaran Pasal 6 ayat (8) UU tersebut
 Kesepakatan tertulis negosiasi dapat dibatalkan: kekhilafan mengenai orangnya, mengenai
pokok sengketa, atau ada penipuan/paksaan atau kesepakatan telah diadakan atas dasar
surat-surat yang kemudian dinyatakan palsu
Lanjutan
Prinsip-prinsip dalam pra-negosiasi
 pokok persoalan apa yang cenderung timbul dalam konteks kerja umum yang memerlukan
negosiasi
 siapa yang terlibat dalam negosiasi
 apakah perlu negosiasi
 bagaimana kualitas hubungan di antara para pihak

Faktor-faktor
 kekuatan tawar menawar
 pola tawar menawar
 strategi tawar menawar
Lanjutan
Tahap dalam berlangsungnya negosiasi
 menetapkan persoalan & menetapkan posisi awal
 Argumentasi
 menyelidiki kemungkinan
 menetapkan proposal
 menetapkan dan menandatangani persetujuanStrategi
 withdrawal/avoidance: menghindar/melarikan diri
 smoothing/accommodation: mencoba menyelesaikan konflik dan membuat semua pihak
senang
 compromise: setiap orang mendapat hak yang sama → menghindari konflik
 kekuatan/kompetisi: menang-kalah
 problem solving: keterbukaan dan kejujuran para pihak untuk mencapai konsensus
C. Mediasi
 suatu proses dimana para pihak dengan bantuan seseorang atau beberapa orang, secara
sistematis menyelesaikan permasalahan yang disengketakan untuk mencari alternatif
dan mencapai penyelesaian yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka (Folberg &
Taylor, 1986). Elemen-elemen:
 Sukarela
 intervensi/bantuan
 pihak ketiga tidak memihak
 pengambilan keputusan secara konsensus
 partisipasi aktif
Lanjutan
Tujuan:
 menghasilkan kesepakatan ke depan dan dapat diterima dan dijalankan oleh para pihak
 mempersiapkan para pihak menerima konsekuensi dari keputusan-keputusan yang
mereka buat
 mengurangi kekhawatiran dan dampak negatif dari konflik dengan mencapai konsensus
 mengurangi hambatan komunikasi
 memusatkan pada kebutuhan-kebutuhan para pihak
Mediator berfungsi sebagai:
 katalisator, pendidik, narasumber, penyandang berita jelek, penyampai pesan
 pembuka jalur informasi, fasilitator proses, pembahas masalah, pemimpin
D. KONSILIASI
 usaha mempertemukan keinginan para pihak yang berselisih untuk mencapai
persetujuan dan menyelesaikan perselisihan
 Langkah awal perdamaian sebelum sidang peradilan (litigasi) dilaksanakan atau dalam
setiap tingkat peradilan yang sedang, kecuali telah terdapat putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap
 Sengketa internasional → komisi yang bersifat tetap atau ad hoc → The Rule of
Conciliation and Arbitration 1988
Prinsip-prinsip konsiliator:
 tidak memihak (impartial)
 kesamaan (ekuitas)
 keadilan (justice)
Lanjutan
Proses
 permohonan konsiliasi
 penunjukkan konsiliator
 argumentasi oleh para pihak
 ending:
 berdasarkan persetujuan untuk berakhir
 berdasarkan hasil laporan bahwa konsiliasi tidak berhasil
 berdasarkan pemberitahuan kepada konsiliator oleh para pihak bahwa perkara tidak lagi
diselesaikan melalui konsiliasi
E. PENDAPAT AHLI
Penilaian ahli merupakan cara penyelesaian sengketa oleh para pihak dengan meminta
pendapat atau penilaian ahli terhadap perselisihan yang sedang terjadi seperti kasus
mengenai sengketa tanah yang memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai sengketa
tanah yaitu notaris
F. Arbitrase
 Pasal 3 UU 14/1970 Tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman: bahwa
penyelesain perkara di luar pengadilan atas dasar perdamaian atau melalui arbitrase
tetap diperbolehkan, akan tetapi putusan arbiter hanya mempunyai kekuatan
eksekutorial setelah memperoleh izin atau perintah untuk dieksekusi (executoir) dari
pengadilan

Anda mungkin juga menyukai