NPM : 1704742010112
Kelas : VI Khusus A
No Absen :5
Tugas : Tugas UTS Praktek Alternative Dispute Resolution (Alternatif
Penyelesaian Sengketa)
Soal :
Jawaban :
1
Sumber hukum Abitrase adalah Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
2
c. Sengketa terkait Bank Century dimana dua pemegang sahamnya
menggugat Pemerintah Indonesia yakni Rafat Ali Rizvi dan Hesham
Al Warraq yang diselesaikan melalui ICSID, Singapore
3
disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
Mediasi secara etimologi berasal dari bahasa latin, yaitu “mediare” yang
memiliki pengertian “berada di tengah”. Pihak ketiga / Mediator ini berada di
tengah sebab dipilih berdasarkan kenetralan dan kedua belah pihak harus
saling bersepakat dalam hal menunjuk pihak ketiga. Sehingga pihak ketiga
dapat bersikap netral dalam hal memberi solusi, masukan, atau jalan keluar
dari persengketaan tersbut.
4
tugas Mediator di sini hanyalah menengahi sekaligus memberi masukan guna
memperoleh jalan keluar dari permasalahan atau persengketaan yang terjadi.
Proses awal arbitrase dilakukan dengan cara kedua belah pihak menentukan
bersama Arbiter yang akan menjadi eksekutor atau pengambil keputusan
dalam permasalahan yang terjadi. Arbiter adalah seorang atau lebih yang
dipilih oleh para pihak yang bersengketa atau yang ditunjuk oleh Pengadilan
Negeri atau oleh lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan mengenai
sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase. (Pasal 1
angka 7 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa). Pemilihan Arbiter berdasarkan
kesepakatan dilakukan agar Arbiter yang dipilih independen.
Peran Arbiter selaku pihak ketiga dalam arbitrase tidak seperti Mediator yang
hanya memberi masukan atau solusi saja, akan tetapi Arbriter juga memiliki
kebijaksanaan dalam memberikan putusan mengenai permasalahan yang
dihadapi oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Sehingga dapat dikatakan
5
peran Arbiter dalam proses Arbitrase memiliki kewenangan yang lebih dari
Mediator dalam proses mediasi. Peran Arbriter di sini bertujuan agar proses
penyelesaian sengketa dapat segera diselesaikan dan tidak berlarut-larut.
1. Persamaan
a. Keduanya sama-sama merupakan alternatif penyelesaian sengketa,
yaitu sebuah cara penyelesaian masalah di luar persidangan;
b. Keduanya sama-sama menunjuk dan menggunakan pihak ketiga
sebagai pihak netral yang menengahi;
c. Keduanya bertujuan untuk mempersingkat proses penyelesaian
masalah / sengketa.
2. Perbedaan
a. Pada mediasi, pihak ketiga adalah Mediator yang bertugas sebagai
penengah, memfasilitasi proses negosiasi dan sebatas memberi
masukan. Sedangkan pada arbitrase, pihak ketiga adalah Arbriter yang
dapat memberikan putusan atas permasalahan.
b. Pada mediasi hasil bersifat Win-Win Solution, sedangkan arbitrase
hasilnya bersifat Win-Lose Judgement;
c. Pada mediasi, saran Mediator bersifat tidak mengikat, sehingga para
pihak yang menentukan. Sedangkan pada arbitrase, bersifat mengikat
karena Arbriter yang membuat putusan dan mempunyai kekuatan
eksekutorial.
Dasar Hukum :
1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa;
2. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan.
6
7