Anda di halaman 1dari 8

TEORI DAN PRINSIP HAM

DOSEN: FADLI ANDI NATSIF


FUNGSI TEORI HAM
Teori dapat dijadikan bahan analisis untuk menjawab beberapa pertanyaan
tentang pengertian dan hakikat HAM.
Dari Teori-teori HAM dpt dijadikan dasar untuk menjawab pengertian, sumber,
dan sejarah perjuangan HAM.
Dalam berbagai literatur, dijelaskan secara garis besar tiga teori HAM sebagai
berikut: (Andrey Sujatmoko, 2015:7-10)
 Teori hak-hak kodrati/hukum alam (natural rights theory)
 Teori positivisme (positivist theory)
 Teori relativisme budaya (cultural relativist theory)
TEORI HUKUM ALAM
HAM berdasarkan teori kodrati (hukum alam) adalah hak-hak yang
dimiliki semua orang setiap dan di mana pun karena manusia
dilahirkan sebagai manusia.
Penggolongan hak ini, antara lain: hak untuk hidup, kebebasan,
memiliki harta kekayaan (John Locke).
Hak ini melekat otomatis dlm diri manusia tanpa ada pengakuan dr
pemerintah atau suatu sistem hukum.
Berdasarkan itu HAM menurut hukum alam bersifat universal.
TEORI HUKUM ALAM
Kemudian teori hukum alam ini diimplementasi dlm berbagai insturmen, seperti:
 Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat (1776)
 Deklarasi Hak-hak Manusia dan Warga Negara Perancis (1789)
 Deklarasi Universal HAM/UDHR (1948)
 Begitu pun di berbagai instrumen HAM di benua Amerika dan Eropa.
Teori hukum alam ini melandasi lahirnya suatu sistem hukum yang dianggap
superior dari hukum nasional, yaitu norma HAM internasional.
TEORI POSITIVIS
Penganut teori yang berpendapat bahwa hak harus berasal dr suatu tempat.
(hukum positif)
Kemudian seharusnya HAM diciptakan dan diberikan oleh konstitusi, hukum
atau kontrak.
Salah satu penganutnya adalah Jeremy Bantham, yg mengatakan hak merupakan
anak hukum, dari hukum riil lahir hak riil.
Pandangan positivis menolak teori hukum alam karena dianggap tdk jelas. HAM
harus berasal dr sumber yang jelas, seperti perundang-undangan atau konstitusi
suatu negara.
Oleh karena itu kaum positivis berpendapat eksistensi hak hanya dpt diturunkan
dr hukum negara. Tdk seperti teori hukum alam yang bersumber dr Tuhan.
TEORI RELATIVISME BUDAYA
Menurut teori ini tdk ada suatu hak yg bersifat universal, seperti
yang dianut oleh paham hukum alam. Teori hukum alam
mengabaikan dasar sosial dr identitas yg dimiliki oleh individu
sebagai manusia.
Manusia merupakan produk dr lingkungan sosial dan budaya atau
tradisi-tradisi budaya dan peradaban yg berbeda yg memuat cara-
cara berbeda menjadi manusia.
Konsep HAM menurut teori ini harus dikontekstualisasikan sesuai
dengan kondisi lingkungan sosial dan budaya masing-masing negara.
PRINSIP-PRINSIP HAM
Dalam hukum internasional mengenai pembahasan sumber-sumber hukum ada dikenal prinsip-
prinsip hukum umum (general principles of law).
Sebuah prinsip dpt dikategorikan sebagai prinsip-prinsip umum hukum internasional kalau
memiliki dua hal yaitu: adanya penerimaan (acceptance) dan pengakuan (recognition) oleh
masyarakat internasional.
Beberapa prinsip dalam hukum internasional yang menjiwai nilai HAM, antara lain:
 Prinsip kesetaraan (equality)
 Prinsip pelarangan diskriminasi (non discrimination)
 Prinsip kewajiban negara (obligation of state)
PRINSIP-PRINSIP HAM
Prinsip kesetaraan HAM, menekankan bahwa kedudukan manusia setara menyangkut harkat dan
martabatnya. Artinya beberapa perbedaan yang melekat dalam diri manusia baik fisik, pikiran dan
keyakinan serta perbedaan sosial tdk menyebabkan kedudukan manusia menjadi tdk setara.
Begitu pun dengan prinsip non diskriminasi sangat terkait dengan prinsip kesetaraan.
Dengan perlakuan prinsip kesetaraan ini tidak akan mungkin menimbulkan perlakuan yg diskriminatif.
Meski pun ada tindakan sementara (afirmatif action) sebagai pengecualiaan untuk mencapai
kesetaraan, misalnya pelibatan partisipasi hak-hak perempuan dlm sistem pemerintahan dan politik.
Di berbagai instrumen hukum internasional seperti Deklarasi HAM, Kovenan Hak Sipil Politik, Hak
Ekonomi, Sosial, dan Budaya serta Piagam PBB, sangat tegas mencantumkan prinsip-prinsip non
diskriminasi.
Kemudian prinsip kewajiban negara menegaskan bahwa individu adalah pihak pemegang HAM,
sedangkan negara pemegang kewajiban, seperti memenuhi (to fulfill), melindungi (to protect),
menghargai (to respect), dan mengembangkan (to improve).

Anda mungkin juga menyukai