Anda di halaman 1dari 14

Assalamu’alaikum

Dasar-dasar Logika
Kompetensi Khusus:

Sesudahmengikuti tatap muka ini,


mahasiswa mampu:
Menjelaskan cara mengambil kesimpulan dg
logika induktif dan mampu menggunakannya
Menyebutkan kesalahan-kesalahan logika
induktif dalam kehidupan sehari-hari
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan logika
induktif
Logika Induktif

 Penalaran induktif merupakan cara mengambil


kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang
dikumpulkan dari pengamatan empirik
 Atau argumen yang premis-premisnya diambil dari
pengalaman yang ditangkap langsung oleh
pancaindera.
 Konklusinya bersifat kemunginan atau besar
kemungkinan (probably), berpeluang benar, tidak
pasti benar.
Logika Induktif

 Premis-premisnya tidak bertingkat, tidak ada yang


mayor dan minor, semua setingkat.
 Kumpulan suatu pengamatan tentang suatu masalah
disimpulkan menjadi suatu konklusi.
 Kesimpulan umum ditarik dari satua-satuannya,
dari hal-hal yang khusus.
 Dikembangkan dari filsafat empirisme, kebenaran
adalah pengamatan inderawi atau pengalaman
manusia atau adanya korespondensi atau kesesuaian
antara pernyataan dengan yang dinyatakan, antara
ungkapan dengan bendanya.
Logika Induktif

 Bentuk-bentuk Induksi :
 Generalisasi
 Kesimpulan yang diambil terhadap suatu
Induksi
populasi berdasarkan pengamatan yang terdiri
dilakukan terhadap sampelnya yang dari:
Generali
merupakan sebagian dari populasi. sasi dan
Analogi
 Analogi (kias) atau
kias
 Membandingkan beberapa hal untuk
mengetahui persamaan atau perbedaannya
Logika Induktif

 Generalisasi
 Berdasarkan kuantitas fenomena yg menjadi dasar
penyimpulan, generalisasi dibedakan menjadi dua macam;
1. Generalisasi sempurna
• Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan diselidiki
• Misalnya tahun masehi setelah dilihat jumlah hari ditiap bulan,
disimpulkan bahwa “semua bulan masehi mempunyai hari tidak
lebih dari 31”
2. Generalisasi tidak sempurna
• Generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan
kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki.
• Misalnya setelah diselidiki sebagian bangsa Indonesia yang suka
bergotong royong, kemudian disimpulkan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong royong.
Logika Induktif

 Dalam mengambil kesimpulan umum yang didasarkan


pada sampel, apalagi populasinya beragam/heterogen,
harus memperhatikan:
 Jumlah sampel hendaknya cukup banyak, makin banyak
sampel, makin tinggi derajat kebenaran dari kesimpulan itu.
 Pemilihan sampel harus dilakukan secara acak (random), yaitu
setiap populasi mendapat peluang yang sama untuk menjadi
sampel.
 Sampel hendaknya meliputi setiap sub klas atau strata yang
ada dalam populasi
Logika Induktif

Analogi

 Dalam melakukan analogi harus diperhatikan:


 Menyamakan antara keduanya harus dapat diterima.

 Hendaknya banyak kesamaan antara objek yang


diperbandingkan
 Jangan ada perbedaan yang prinsip antara keduanya.
3 macam analogi
(John Stuart Mill)

 Method of agreement
 Method of difference
 Method of agreement and difference
Logika Induktif

 Method of agreement
 apabila hanya ada satu keadaan yang sama dalam beberapa
peristiwa/objek, maka dapat disimpulkan bahwa hal yang
sama itulah penyebab gejala yang diteliti.
 Seperti semua yang memakai shampo X, disertai atau tidak
disertai dengan yang lain, ternyata berketombe. Maka shampo
X adalah penyebab ketombe.
Logika Induktif

 Method of Difference
 Dengan menenukan faktor utama yang membedakan dua hal

 Kalau perbedaan antara anggota keluarga yang berketombe


dengan yang tidak berketombe hanyalah pada memakai
shampo X pada yang berketombe, maka dapat disimpulkan
bahwa shampo itulah penyebab ketombe.
 Method of agreement and difference
 Gabungan kedua metode di atas

 Peneliti harus mengamati apa betul yang menjadi pembeda


dan apa pula yang sama anara kedua kasus yang
dibandingkan, seperti pada penyebab ketombe.
Kelemahan metode Mill

 Yang disimpulkan sebagai sebab itu


mungkin tidak terbukti atau lebih bersifat
emosional.
 Penyebab sebenarnya dari suatu gejala
boleh jadi gabungan dari dua atau lebih
faktor. Misalnya dari kasus ketombe, bukan
karena shampo X, tapi juga kulit kepala
tidak mendapat cukup makanan bergizi.
 Penyebabnya boleh jadi tidak benda itu
sendiri, tetapi zat lain yang ada dalam
penyebab itu, seperti zat pewarna s

Anda mungkin juga menyukai