LATERAL
Logika Lateral
• Berpikir lateral digagas oleh Edward de Bono
(sarjana psikologi) dalam bukunya berjudul “Berpikir
Lateral” (1967)
• Berpikir lateral merupakan metode berpikir yang lebih
menitikberatkan pada perubahan konsep dan persepsi
• Berpikir lateral identik dengan otak kanan yang
bersifat intuitif, kreatif, dan ekstensif atau meluas.
• Berbeda dengan berpikir vertikal (otak kiri) yang
merupakan otak rasional (berkaitan dengan IQ) yang
lebih memuat analisis, kalkulasi, dan perincian
• Berpikir lateral mempunyai peranan dalam
melepaskan diri dari konsepsi gagasan lama yang
kemudian meliputi pembangunan kembali, pencarian
jalan keluar, dan perangsangan pola baru
Contoh :
• Daripada mengomel dan stres terus dalam menghadapi kemacetan, lebih baik
dinikmati saja dengan membaca novel atau menikmati musik.
• Kita mungkin pernah mendengar istilah kaizen. Dalam bahasa Jepang, kaizen
bermakna penyempurnaan terus-menerus (continuous improvement). Sejarah
membuktikan, inilah yang mengantarkan Jepang menjadi negara economic
superpower nomor dua di muka bumi ini.
Padahal, sejarah mencatat bahwa pada tahun 1639, Jepang, di bawah
pemerintahan Shogun Tokugawa, masih disibukkan dengan pengusiran warga
asing dan pengisolasian negara selama 240 tahun ke depan. Kita tidak dapat
membayangkan betapa terbatasnya sumber daya alam dan jumlah penduduk
mereka. Sementara pada masa yang sama, masyarakat Amerika Serikat telah
mengenal istilah ‘pelanggan’. Jadi, dari segi pengetahuan tentang pasar,
Jepang sudah tertinggal sangat jauh oleh Amerika.
Dulu memang demikian. Namun, setelah Restorasi Meiji dicanangkan pada
1868, Jepang mulai berubah dan berbenah. Berkat semangat kaizen-nya,
mulai 1980-an Jepang pun mulai menohok Amerika. Benarlah nasehat kuno
yang menyebutkan bahwa tetesan air yang terus menerus dapat melubangi
batu. Demikianlah, penyempurnaan tiada henti merupakan syarat mutlak
untuk menjadi luar biasa.
Dari `Āisyah, dengan sanad yang valid, beliau berkata,
ب التَّيَ نُّمن ِِ ََْ ْ ِِه ُكلّ ِه
ّ علَيْه َوسلّم يُ ِح
َ ُهللا صلَّى هللا ُ كا َ َن َر
ِ سو ُل
Adalah Nabi—shallaLlāhu `alaihi wa sallam—menyukai memulai
dengan (anggota tubuh) yang kanan dalam segala hal (yang baik).”
(Riwayat al-Bukhāri: I/165/416 dan Muslim:
I/226/268, dan ini adalah lafazh Muslim)
~Author Unknown~