Anda di halaman 1dari 24

KULIAH III.

STRUKTUR EKONOMI
INDONESIA
Struktur Ekonomi Indonesia dapat ditinjau dari:
1. Tinjauan Makro Sektoral dapat dilihat dari
kontribusi sektor-sektor produksi (berdasarkan
lapangan usaha) dalam membentuk produk
domestik bruto (PDB).
2. Tinjauan Spasial : sektor ekonomi
perdesaan/tradisional dan sektor perkotaan/
industri modern.
3. Tinjauan Politik : dari etatis yang berangsur
mengarah ke egaliter.
4. Tinjauan birokrasi pengambil keputusan : dari
sentralisasi ke desentralisasi
Struktur Ekonomi Indonesia
(Menurut Harga Konstan)
Sektor Ekonomi 1969 1974 1979 1984 1989 1993

Pertanian 46,9 38,7 32,0 22,2 20,1 17,6


Pertambangan 9,4 11,8 10,3 20,6 15,5 13,9
Industri Pengolahan 8,3 10,4 13,7 14,6 18,5 21,1
Listrik, Gas, Air Minum 0,4 0,5 0,7 0,4 0,6 0,7
Bangunan 2,4 4,4 5,6 5,3 5,5 6,6
Transportasi dan Komunikasi 3,3 4,0 5,5 5,4 5,4 5,9
Perdagangan 29,3 30,2 32,2 14,2 16,1 16,4
Keuangan dan Perbankan - 3,4 4,0 5,1
Sewa Rumah - 2,9 2,7 2,4
Pemerintahan dan Pertahanan - 7,2 7,8 6,8
Jasa-jasa - 3,8 3,8 3,5
PDB 100 100 100 100 100 100
Kontribusi Sektoral dalam Penyerapan
Tenaga Kerja (Penduduk 10+ yang bekerja)

SEKTOR JUMLAH Persentase

Pertanian 42.153.205 53,69


Pertambangan 524.924 0,67
Industri Pengolahan 8.255.496 10,51
Listrik, Gas, Air Minum 162.367 0,21
Bangunan 2.514.744 3,20
Transportasi dan Komunikasi 2.573.809 3,28
Perdagangan 11.746.813 14,96
Lain-lain 10.587.014 13,48

Jumlah 78.518.372 100


KULIAH IV
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
(Sumber: bab3 Tambunan, 2001)

• Menurut Kuznets perubahan struktur ekonomi


atau disebut juga transformasi struktural adalah
sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling
terkait satu dengan lainnya dalam komposisi
aggregat demand atau AD, dan produksi atau
penawaran (aggregat supply atau AS) serta
penggunaan faktor-faktor produksi seperti
tenaga kerja dan modal, yang diperlukan guna
mendukung proses pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
(Chenery, 1979).
TEORI DAN EMPIRIS
• Secara teori perubahan struktural merupakan
transformasi ekonomi yang dialami LDCs,
yang semula bersifat subsisten dan
menitikberatkan pada sektor pertanian atau
sektor primer menuju ke struktur
perekonomian yang lebih modern yang di
dominasi oleh sektor non primer khususnya
industri dan jasa.
• Teori perubahan struktural dijelaskan oleh:
1. Teori Arthur Lewis
2. Teori Chenery
Teori Arthur Lewis
• Perekonomian suatu negara terdiri dari
1. Perekonomian tradisional di perdesaan yang
didominasi oleh sektor pertanian.
* pertumbuhan penduduk tinggi
* over supply tenaga kerja
* produk marginal nol (berlaku hukum
diminishing returns, semakin banyak orang
bekerja di sektor pertanian, semakin rendah
tingkat produktivitas tenaga kerja )
* upah riil rendah
2. Perekonomian modern di perkotaan dengan
sektor industri sebagai sektor utama.
* Di perkotaan sektor industri mengalami
kekurangan tenaga kerja
* produktivitas tenaga kerja tinggi
* nilai produk marginal tenaga kerja positif
sehingga upah tinggi
• Perbedaan upah di pertanian/pedesaan dengan
di industri/perkotaan menarik banyak tenaga
kerja pindah dari pedesaan ke perkotaan
sehingga terjadi urbanisasi.
• Tenaga kerja pertanian yang pindah ke sektor
industri mendapat upah yang lebih tinggi
dibandingkan dengan upah di perdesaan dan
meningkatkan permintaan mereka terhadap
makanan.
• Peningkatan konsumsi akan mendorong
pertumbuhan output di perdesaan.
• Dalam jangka panjang perekonomian perdesaan
akan tumbuh.
* Terjadi pula pola perubahan permintaan
konsumen yang mengalami peningkatan
pendapatan terhadap permintaan barang-barang
industri dan jasa.
* Perubahan pola konsumsi ini menjadi motor
utama pertumbuhan output dan diversifikasi
produksi di sektor-sektor non pertanian tersebut.

• Lihat bagan untuk keterangan lebih lanjut.


Teori Chenery
(Pattern of development)
• Chenery dan Syrquin (1975)
mengidentifikasikan bahwa:
1. sejalan dengan peningkatan pendapatan
masyarakat per kapita maka terjadi perubahan
pola permintaan konsumen dari kebutuhan
makanan dan barang-barang kebutuhan pokok
ke berbagai macam barang-barang manufaktur
dan jasa-jasa.
2. Terjadi akumulasi kapital fisik dan manusia
(SDM).
3. Terjadi perkembangan kota-kota dan industri di
kota bersamaan dengan migrasi penduduk dari
desa ke kota
4. Terjadi penurunan laju pertumbuhan penduduk
5. Terjadi penurunan size of family
6. Terjadi pergeseran struktur ekonomi yang
semula di dominasi sektor pertanian dan
pertambangan beralih ke sektor-sektor non
primer (industri)
• Ilustrasi dari perubahan struktur ekonomi
berdasarkan analisa Chenery dan Syrquin dapat
dilihat pada kurva yang ada di papan tulis. Pada
waktu PNB perkapita sebesar US$200, sektor
primer menguasai 45% dari PNB, sementara
industri hanya 15% saja. Pada saat pendapatan
perkapita mencapai US$1000, kontribusi output
dari sektor primer turun menjadi 20% dan sektor
industri meningkat menjadi 28%.
Struktur Ekonomi di LDCs, Amerika Serikat dan
Inggris, 1993.
% dari supply tenaga kerja Persentase dari PDB

NEGARA
Pertanian Industri Pertanian Industri
India 65 13 31 27
Indonesia 55 10 19 40
Filipina 46 16 22 33
Korea Selatan 21 27 7 45
Brazil 31 27 11 37
Meksiko 28 19 8 28
Kolombia 30 24 16 35
Semua LDCs 70 12 17 36
Amerika Serikat 2 25 2 29
Inggris 1 24 2 37
Perubahan Struktural Jangka Panjang di Beberapa
Negara Asia, 1970-1998
Nilai Tambah Pertanian Tenaga Kerja di Pertanian
NEGARA % dari PDB % dari supply tenaga kerja
1970 1998 1970 1998
Bangladesh 42 22 81 65
Cina 35 18 78 72
India 45 29 71 64
Indonesia 45 20 66 55
Jepang 6 2 20 7
Korea Selatan 26 5 49 18
Malaysia 29 13 54 27
Filipina 30 17 58 46
Singapura 2 0 3 0
Thailand 26 11 80 64
Vietnam - 26 77 71
Faktor-faktor Penyebab Perubahan Struktur
Ekonomi Menurut Teori Engel
• Dari sisi demand (demand side)
1. Adanya perubahan permintaan domestik yang
disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan
perubahan selera. Perubahan permintaan dari
barang yang bersifat inferior ke barang yang
bersifat normal.
2. Kenaikan pendapatan perkapita dan
perubahan selera akan memperbesar pasar
bagi barang-barang yang ada dan barang-
barang baru (non makanan)
2. Dari sisi penawaran (supply side)

• pergeseran keunggulan komparatif


• Perubahan teknologi
• Peningkatan pendidikan dan kualitas SDM
• Penemuan material-material baru untuk
produksi
• Akumulasi barang modal
KULIAH V

Distribusi Pendapatan dan Pemerataan


Pembangunan
Tolok ukur dari distribusi pendapatan dan
pemerataan pembangunan adalah pendapatan
perkapita.
Konsep-konsep Distribusi Pendapatan adalah:
1. Kurva Lorenz
2. Indeks atau Rasio Gini
3. Kriteria Bank Dunia
Kurva Lorenz
• Menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan
nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk
secara kumulatif pula. Kurva terletak di dalam
sebuah bujur sangkar yang sisi tegak adalah
persentase kumulatif pendapatan nasional,
sedangkan sisi datar mewakili persentase
kumulatif penduduk.
• Kurva Lorenz terletak pada diagonal bujur
sangkar.
• Kurva Lorenz yang semakin dekat ke diagonal
(semakin lurus) menyiratkan distribusi
pendapatan nasional yang semakin merata dan
semakin jauh dari diagonal (semakin lengkung)
mencerminkan keadaan yang semakin timpang.
Rasio Gini

• Adalah suatu koefisien yang berkisar dari angka


0 hingga 1. Semakin mendekati 0 koefisiennya
semakin merata distribusi pendapatan suatu
negara dan semakin besar koefisiennya maka
semakin timpang distribusi pendapatannya.
• Angka rasio Gini dapat ditaksir secara visual
langsung dari kurva Lorenz, yaitu perbandingan
luas area yang terletak diantara kurva Lorenz
dan diagonal terhadap luas area segitiga OBC
(lihat gambar).
Kriteria Bank Dunia

• Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia


didasarkan atas porsi pendapatan nasional
yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk,
yaitu:
1. 40% penduduk berpendapatan terrendah
(penduduk termiskin)
2. 40% penduduk berpendapatan menengah
3. 20% penduduk berpendapatan tertinggi
(penduduk terkaya)
Bagaimana Ukuran Ketidakmerataannya?

• Ketidakmerataan dianggap sedang atau


moderat apabila 40% penduduk termiskin
menikmati antara 12% - 17% pendapatan
nasional.
• Jika 40% penduduk termiskin menikmati kurang
dari 12% pendapatan nasional dikatakan
ketimpangannya parah.
• Sedangkan jika 40% penduduk termiskin
menikmati lebih dari 17% pendapatan nasional,
maka kesenjangan dikatakan lunak atau
distribusi pendapatan nasional dianggap cukup
merata.
Pemerataan Pembagian Pendapatan

• Dapat ditinjau dari :


1. Pembagian pendapatan antar lapisan
pendapatan masyarakat, dihitung dengan
konsep Gini Ratio dan konsep Bank Dunia
2. Pembagian pendapatan antar daerah, yaitu
daerah perdesaan dan daerah perkotaan.
3. Pembagian pendapatan antar wilayah, yaitu
antar propinsi dan antar kawasan (barat,
tengah dan timur).
Ketimpangan Pembangunan

• Ketimpangan hasil-hasil pembangunan:


pendapatan perkapita.
• Ketimpangan kegiatan atau proses
pembangunan itu sendiri.
• Ketimpangan spasial atau antar daerah
• Ketimpangan sektoral : penyerapan tenaga
kerja, alokasi dana perbankan, investasi dan
pertumbuhan antar sektor-sektor ekonomi.
• Ketimpangan regional
Kesenjangan Sosial

• Dapat dilihat dari berbagai ketimpangan dari


variabel-variabel non ekonomi :
1. Penduduk berumur 10 tahun keatas yang buta
huruf
2. Balita yang diimunisasi
3. Balita berstatus gizi baik
4. Rumah yang berpenerangan listrik
5. Rumah yang bertempat mandi sendiri
6. Rumah yang bertoilet-layak sendiri
Mengapa Timpang?

• Terdapat 2 faktor penyebab ketimpangan


pendapatan dan kesenjangan sosial terjadi:
1. Anugerah awal (initial endowment) :
ketimpangan terjadi karena adanya perbedaan
dari kepemilikan sumber daya alam, kapital,
keahlian/ketrampilan, bakat atau potensi, serta
sarana dan prasarana yang dimiliki.
2. Karena strategi pembangunan yang bertumpu
pada pertumbuhan atau growth.

Anda mungkin juga menyukai