Anda di halaman 1dari 9

Teknik

Menangani
Deadlock
1.SITUASI DEADLOCK
• 1.Impasse, suatu kondisi dimana salah satu atau kedua pihak tidak
menyetujui isu atau pokok permasalahan sehingga mengancam
kelanjutan negosiasi. Dalam kondisi ini apa yang harus dilakukan?
kesampingkan isu utama, ciptakan isu minor terlebih dahulu.
• 2.Stalemate, kedua belah pihak berbicara, tapi tidak ada kemajuan
sedikitpun untuk terjadinya kesepakatan. Dalam kondisi ini para
pihak perlu menngubah dinamika negosiasi.
• 3.Deadlock, tidak ada kemajuan, kedua belah pihak sangat frustrasi
sehingga masing-masing merasa tidak ada gunanya melanjutkan
begosiasi. Jika sampai pada kondisi ini, maka hadirkan mediator
atau arbitrator.
• Untuk mengatasi situasi deadlock, seringkali
diperlukan upaya kreatif dan strategis. Ini mungkin
melibatkan mencari titik kesamaan, mendapatkan
mediator eksternal untuk membantu meredakan
ketegangan, atau mengidentifikasi elemen yang bisa
dikompromikan tanpa mengorbankan prinsip utama.
Upaya untuk mengatasi deadlock memerlukan
pemahaman mendalam tentang perbedaan dan
kemauan untuk mendengarkan, berkomunikasi
secara terbuka, dan mencari solusi yang memadukan
kepentingan semua pihak.
Pada saat ini, Anda dapat mengubah salah satu elemen untuk mengubah kekuatan motif negosiasi, dan kemudian Anda dapat membuat titik
balik baru. Selain perubahan jumlah uang, Anda dapat melakukan sesuatu yang lain, seperti berikut ini:
1. Accomodating. Berusaha untuk mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan pribadi, sehingga akan ada
pihak yang berada pada posisi kalah. Kapan dilakukan? Jika isu yang dibahas lebih penting daripada kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan. Cara ke (1) Wajib digunakan dalam rangka meminimalkan kerugian yang lebih besar

2. Problem Solving, Collaborating, dan integrating. Berkolaborasi menyelesaikan masalah dan melakukan integrasi. Kapan dilaksanakan? jika
semua pihak ingin mencapai solusi yang terintegrasi dan memuaskan sehingga bermanfaat untuk meningkatkan komitmen dengan cara
pengambilan keputusan berdasar pada consensus. Cara ke (2) cocok apabila salah satu pihak ingin mengetahui dan memahami pihak lain
yang mempunyai perspektif dan sudut pandang yang berbeda

3. Compromising atau Kompromi, berusaha untuk memuaskan kedua belah pihak. Namun yang membedakan adalah dengan cara ini kedua
belah pihak sepakat mengorbankan beberapa kepentingan yang dipunyai agar terjadi titik temu. Kapan? Dilaksanakan dalam kondisi jika
semua pihak ingin mencapai pemecahan masalah sementara dan segera, berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sangat penting tetapi
tidak perlu menimbulkan gejolak dalam waktu dekat. Kompromi bisa digunakan sebagai middle ground dan pendekatan back-up yang bagus
ketika pendekatan lain gagal untuk menyelesaikan konflik.
• 1. Pengabaian (Neglect): Pengabaian deadlock terjadi ketika
pihak-pihak yang terlibat memilih untuk mengabaikan situasi
deadlock dan melanjutkan negosiasi tanpa menangani masalah
yang mendasarinya. Pendekatan ini bisa efektif jika deadlock
tidak memiliki dampak signifikan pada tujuan utama atau jika
waktu dan sumber daya yang tersedia terbatas.
• 2. Pencegahan (Prevention): Pencegahan deadlock melibatkan
upaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan yang
mungkin menyebabkan deadlock sebelum situasi tersebut terjadi.
Ini termasuk melakukan persiapan yang matang sebelum negosiasi
dimulai, membangun hubungan yang kuat dengan pihak lain, dan
merumuskan rencana alternatif jika negosiasi terhenti.
• 3. Penghindaran (Avoidance): Penghindaran deadlock melibatkan
penggunaan strategi untuk menghindari potensi deadlock saat
masih dalam tahap awal negosiasi. Ini bisa mencakup penerapan
taktik fleksibel, mengeksplorasi banyak alternatif, atau
mengadopsi pendekatan yang lebih kooperatif daripada bersaing.
• 4. Pendeteksian dan Pemulihan (Detection and Recovery):
Pendeteksian deadlock melibatkan pemantauan terus-menerus
terhadap tanda-tanda deadlock yang mungkin muncul selama
negosiasi. Jika tanda-tanda tersebut terdeteksi, pihak-pihak dapat
mengambil tindakan untuk mencegah deadlock lebih lanjut dan
memulihkan proses negosiasi ke jalur yang produktif.
• 5. Penangguhan (Suspension): Penangguhan deadlock melibatkan
menangguhkan negosiasi untuk sementara waktu dengan harapan
bahwa suasana akan mereda dan pihak-pihak dapat kembali
dengan pikiran yang lebih jernih. Ini memberi waktu bagi semua
pihak untuk merenung dan mempertimbangkan opsi lain sebelum
melanjutkan negosiasi.
MODEL ALTERNATIF 4. MODEL ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA (SITUASI
PENYELESAIAN DEADLOCK)

SENGKETA (SITUASI
Terdapat beberapa model alternatif dalam penyelesaian sengketa dalam proses
negosiasi ketika menghadapi situasi deadlock:

DEADLOCK) 1. Arbitrase: Arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa di mana pihak-pihak


yang terlibat dalam konflik mengajukan sengketa mereka kepada pihak ketiga yang
netral dan independen yang disebut arbitrator. Arbitrator ini akan mengeluarkan
keputusan yang mengikat, yang umumnya lebih cepat dan lebih efisien daripada
proses pengadilan tradisional.
2. Negosiasi: Negosiasi adalah proses di mana pihak-pihak yang terlibat dalam
sengketa mencoba mencapai kesepakatan secara langsung dengan berunding dan
berbicara satu sama lain. Ini adalah pendekatan yang paling umum dan fleksibel
dalam penyelesaian sengketa.
3. Mediasi: Mediasi melibatkan pihak ketiga netral, yang disebut mediator, untuk
membantu pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa mencapai kesepakatan.
Mediator memberikan bimbingan dan fasilitasi, tetapi keputusan akhir tetap di
tangan pihak-pihak yang bersengketa.
4. Konsiliasi: Konsiliasi mirip dengan mediasi, tetapi konsiliasi melibatkan konsil
atau penasihat yang memberikan masukan lebih aktif dalam membantu pihak-pihak
mencapai kesepakatan.
MODEL ALTERNATIF
PENYELESAIAN
SENGKETA (SITUASI Pencari Fakta (Fact-Finding): Dalam model pencari fakta, pihak-
pihak yang bersengketa setuju untuk memilih pihak ketiga yang

DEADLOCK) 5. independen untuk menyelidiki masalah dan mengumpulkan fakta-


fakta terkait. Pencari fakta kemudian memberikan rekomendasi,
tetapi keputusan akhir tetap ada pada pihak-pihak.

Minitrial: Minitrial adalah pendekatan di mana pihak-pihak yang terlibat


dalam sengketa menghadirkan argumen mereka di hadapan panitia atau
6.
komite yang independen. Ini memberi pihak-pihak kesempatan untuk
memahami sudut pandang lawan dan mendorong kesepakatan.

Ombudsman: Ombudsman adalah lembaga atau individu independen yang ditunjuk


untuk menerima keluhan dan masalah dari individu atau organisasi yang merasa
7.
diperlakukan tidak adil. Ombudsman memberikan rekomendasi dan membantu
mencari solusi.

Penilaian Ahli (Expert Determination): Dalam penilaian ahli, pihak-pihak yang


8. bersengketa setuju untuk meminta ahli independen yang kompeten dalam bidang
tertentu untuk mengeluarkan keputusan yang mengikat tentang sengketa tersebut.

Pengadilan Kasus Kecil (Small Claim Court): Pengadilan kasus kecil adalah
pengadilan yang dirancang untuk menyelesaikan sengketa-sengketa dengan nilai
9.
yang relatif kecil dengan prosedur yang lebih sederhana dan cepat daripada
pengadilan tradisional.

Peradilan Adat: Peradilan adat melibatkan penyelesaian sengketa berdasarkan


10. aturan dan norma adat dari komunitas tertentu. Ini merupakan bentuk
penyelesaian yang sangat terkait dengan budaya dan tradisi lokal.
Kesimpulan
Kesimpulan:
1. Satu-satunya cara memecahkan deadlock adalah dengan
menghadirkan pihak ketiga.
2. Pihak ketiga bertindak sebagai mediator atau arbitrator.
3. Jangan berpendapat bahwa menghadirkan pihak ketiga sebagai
kegagalan anda.
4. Pihak ketiga dilihat sebagai pihak netral oleh kedua belah
puhak.
5. Siapkanlah diri anda tentang kemungkinan terjadinya deadlock.

Anda mungkin juga menyukai