PENYELESAIAN
SENGKETA DILUAR
PENGADILAN
(UU No. 30/1999)
LEGAL BASIC #3
Rosalia HLN 2021
Timeline
Konflik tersembunyi dicirikan Konflik mencuat adalah konflik Konflik terbuka adalah
dengan adanya tekanan tekanan
perselisihan dimana pihak pihak konflik dimana pihak-pihak
yang tidak nampak yang tidak
sepenuhnya berkembang dan yang berselisih terindentifikasi. yang berselisih secara
belum tereskalasi ke dalam Mereka mengakui adanya aktif terlibat dalam
polarisasi konflik yang tinggi. sengketa, dan kebanyakan perselisihan yang terjadi,
Seringkali satu atau dua pihak permasalahnya jelas, tapi proses mungkin sudah mulai
boleh jadi belum menyadari negosiasi dan penyelesaian untuk bernegosiasi, dan
konflik bahkan yang paling masalahnya belum berkembang. mungkin juga mencapai
potensial pun.
jalan buntu
Menyikapi Sengketa
Lumping it
01
Menerima / Tidak mempermasalahkannya
Avoidance
02
Menghindar / Mengelak
Coercion
03
Menggunakan Pihak Ketiga dan bersifat sepihak (DC/Penagihan)
Arbitration
05
Menggunakan Pihak Ketiga dan Ahli yang disebut
sebagai Arbiter untuk memutuskan sengketa
PERADILAN APS
Menyelesaikan permasalahan Menyelesaikan permasalahan melalui
melalui jalur litigasi peradilan jalur non litigasi yaitu penyelesaian
berbasiskan kesepakatan bersama
Win – Lose Solution Netral
Mahal Murah
Waktu Lama Fleksibel
Kurang Jujur Cepat
Publikasi
Rahasia
Alternatif Penyelesaian Sengketa
• Pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelesaian sengketa diluar pengadilan
yang didasarkan pada kesepakatan para pihak yang bersengketa, bersifat sukarela
dan karenanya tidak dapat dipaksakan oleh salah satu pihak.
• Kesepakatan yang telah dicapai oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa
melalui forum diluar pengadilan harus ditaati oleh para pihak.
Lalu bagaimana caranya supaya hasil kesepakatan bisa “di paksa secara
psikologis” untuk di taati ?
Bentuk APS
NEGOSIASI
KONSILIASI
GOOD OFFICE
MEDIASI
KONSULTASI ARBITRASE
Konsultasi
KONSULTASI
Pada prinsipnya konsultasi merupakan tindakan yang bersifat “personal” antara suatu pihak (Pemohon) dgn
pihak lainnya (Termohon) namun dalam kaidah “formal” dengan tujuan Termohon memberikan pendapatnya
sesuai dengan keperluan dan kebutuhan pemohon.
Apapun hasil pendapatnya, keputusan tetap berada di tangan pemohon.
Konsultasi terkait permasalahan tidak hanya terbatas kepada konsultan, namun juga bisa dilakukan kepada
pejabat publik atau kepada instansi-instasi yang memiliki hubungan keterkaitan dengan bisnis pemohon.
’’Good Offices” biasanya diterjemahkan sebagai “Jasa Baik” yang berarti yaitu pihak ketiga
yang memberikan jasa tertentu dan tidak ada kaitannya langsung dengan sengketa. Jasa tsb
berupa penyediaan tempat atau fasilitas untuk digunakan oleh para pihak yang sengketa
untuk melakukan musyawarah atau perundingan guna mencapai penyelesaian.
Pihak ketiga bersifat pasif, tidak ikut campur mengatur penyelesaian sengketa. Jika tercapai
penyelesaian, para pihak menyampaikan ’’compromise solution : tersebut kepada pihak
ketiga.
Kepentingannya :
untuk mendorong Para Pihak yang bersengketa dalam suatu situasi dan wilayah yang netral
untuk menghindari “intervensi langsung“ dari Pihak Lawan sengketa, jika perlu malah
membuat wilayah atau situasi berpihak kepada kita.
Contoh : “Rapat menggunakan fasilitas Balai Desa, namun “di belakang layar” “meminta”
Kepala Desa untuk mempengaruhi Pihak Lawan secara tidak langsung dan tidak terang-
terangan.
Mediasi
MEDIASI
Mediasi adalah suatu proses alternatif penyelesaian sengketa dimana pihak ketiga yang
dimintakan bantuannya untuk membantu proses penyelesaian sengketa bersifat pasif dan
sama sekali tidak berhak atau berwenang untuk memberikan suatu keputusan atas
perselisihan yang terjadi.
Kepentingan Mediasi:
1. Sebagai penengah konflik apabila proses negosiasi sudah mulai terjadi resistensi
(Deadlock) / Pintu komunikasi tertutup.
2. Apabila proses perundingan sudah mulai bias
Konsiliasi juga merupakan mekanisme penyelesaian sengketa dengan intervensi pihak ketiga.
Hanya saja dalam konsiliasi, pihak ketiga lebih bersifat aktif. Pihak ketiga (konsiliator) mengambil inisiatif
menyusun dan merumuskan langkah-langkah penyelesaian, yang selanjutnya diajukan dan ditawarkan
kepada para pihak yang bersengketa.
Konsiliator tidak berwenang membuat putusan, tetapi hanya berwenang membuat rekomendasi.
Kepentingan :
1. Mendapatkan rekomendasi dari ahli atas jalan keluar dari permasalahan biasanya yang berhubungan
dengan keahlian khusus teknikal, misal : Ahli Transportasi pengangkutan memaparkan kerusakan atau
permasalahan dan memberikan rekomendasi penyelesaian kepada para pihak yang bersengketa (dalam
hal ini anggap saja kasus kecelakaan) yaitu berupa metode reparasi maupun perhitungan ganti kerugian
yang “pas” secara nilai atas kerusakan yang terjadi.
2. Apabila Pihak kita tidak memiliki gambaran atau pengetahuan mengenai permasalahan yang terjadi
(biasanya terkait teknikal)
Arbitrase
ARBITRASE
Sebagaimana ’’good offices”, mediasi dan konsiliasi, arbitrase juga merupakan mekanisme penyelesaian
sengketa dengan bantuan pihak ketiga yang netral. Namun pihak ketiga bertindak sebagai “hakim” yang diberi
wewenang penuh oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa. Oleh karena itu ia berwenang mengambil
putusan (“award”) yang bersifat mengikat.
Keuntungan :
1. Prosedur lebih cepat;
2. Pembiayaan relatif lebih ringan;
3. Putusan arbitrase lebih memuaskan;
4. Memelihara & menjamin kerahasiaan para pihak;
5. Bermanfaat bagi saudagar-saudagar bonafide;
6. Mendapatkan keputusan yang lebih adil.
Kepentingan :
1. Kerahasiaan [hindari publisitas]
2. Informal
3. Diputus oleh Experts atau ahli di bidang yang dipersengketakan
4. Relatif murah dan cepat.
5. fleksibel.
6. Putusan badan arbitrase yang final and binding
Negosiasi
NEGOSIASI
Negosiasi merupakan komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua
belah pihak memiliki kepentingan yang sama maupun berbeda. Negosiasi merupakan sarana bagi pihak b
ersengketa untuk mendiskusikan penyelesaiannya tanpa melibatkan pihak ketiga
Negosiasi adalah bentuk APS yang paling “simpel’ karena tidak melibatkan orang ketiga atau pihak ketiga.
Tetapi pada saat para pihak tidak mampu berkomunikasi dengan baik, maka dapat dipastikan jika dipaksak
an
justru menimbulkan konflik dan sengketa baru yang jauh lebih kompleks, terutama bila para pihak mengan
ggap pihak lawannya sebagai musuh.
Kepentingan :
1. Pendekatan yang di lakukan secara personal, intim, dan meminimalisir banyak pihak “pengambil keputu
san”.
2. Melakukan upaya se dini mungkin untuk menghalangi proses litigasi.
3. Mengetahui “circle” dari pihak lawan yang akan turut dipengaruhi untuk membantu proses kesepakatan.
4. Mampu membuat lebih banyak kesepakatan dan membangun hubungan baik secara jangka panjang.
TUJUAN NEGOSIASI
Seorang negosiator harus memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan & intuitif dalam
melakukan proses negosiasi. Empat kemampuan dasar yang dimiliki oleh seorang
negosiator :
• 1) Informasi (sifat lawan, karakteristik, kedudukan sosial ekonomi lawan, dsb)
• 2) Ilmu Pengetahuan (Permasalahan dan posisi hukum)
• 3) Penilaian (Situasi & arah negosiasi)
• 4) Bijak/Arif
NEGOSIASI
1. Persiapan yang cermat (Posisi hukum dan posisi tawar) guna membaca kemungkinan2 arah penyelesaian
perkara.
2. Presentasi dan evaluasi yang jelas mengenai posisi lawan secara hukum, latar belakang sosial, ekonomi,
dsb.
3. Keterampilan membaca situasi, pengalaman komunikasi, motivasi/tujuan, pikiran yang terbuka
4. Pendekatan yang logis (masuk akal) untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik dan
saling menguntungkan serta saling menghormati.
5. Kemauan untuk membuat konsesi untuk mencapai kesepakatan melalui kompromi bila terjadi kemacetan.
Kelemahan-Kelemahan
Tidak akan berjalan jika para pihak memiliki iktikad
01 tidak baik (Komitmen bersama)
04
05
06