Anda di halaman 1dari 18

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

KONSTRUKSI
Administrasi dan Kontrak Konstruksi
Embun Sari Ayu
Alternatif Dispute 01 Negosiasi
Makin komplek,
Resolution (ADR) butuh waktu
dan biaya

Alternatif 02 Mediasi substansi


makin kecil
penyelesaian
sengketa meliputi: 03 Arbitrase

Dispute are costly, but


04 Litigasi resolving disputes may
even be costlier…
Alternative Dispute Resolution (ADR)
Sekumpulan teknik penyelesaian sengketa secara cepat
dan murah, tanpa melalui proses litigasi atau arbitrase
yang panjang
ADR tidak selalu diterapkan dalam berbagai kasus

Latar Belakang munculnya ADR


1.Penyelesaian perselisihan melalui
litigasi sangat memakan waktu dan
biaya
2.Penyelesaian sering tidak memuaskan
kedua belah pihak karena keputusan
seringkali diambil oleh pihak yang
sering tidak menguasai masalah teknis
proyek
3.Penyelesaian melalui arbitrase sering
berlarut-larut 
ADR Berdasarkan
UU RI No. 30 Tahun 1999

Negosiasi (independent)
01 • Ps 6 (2) – max 14 hari
(penyelesaian)
Mediasi (independent)
02 • Ps 6 (4) – max 14 hari
(penyelesaian)

Mediasi (involvement dari lembaga


arbitrase & ADR dalam penentuan
arbiter)
03 • Ps 6 (5) – max 7 hari (penentuan)
• Ps 6 (6) – max 30 hari (penyelesaian) Arbitrase
• Ps 6 (7) – wajib didaftarkan ke PN
dalam 30 hari setelah sepakat 04 • Ps 48 (1) – max 180 hari
(penentuan)
• Ps 62 (1) – wajib didaftarkan ke PN
dalam 30 hari
Negosiasi
(independent)

Mekanisme penyelesaian perselisihan atau sengketa


(dispute) dimana kedua belah pihak bertemu untuk
bermusyawarah

Negosiasi pada dasarnya adalah mencari jalan keluar, bukan


saling menyalahkan

Penyelesaian perselisihan bertujuan untuk saling


menguntungkan atau mengurangi kerugian kedua belah
pihak

Negosiasi tidak melibatkan pihak ketiga namun memerlukan


orang yang tepat untuk bernegosiasi

Bila tidak dicapai kesepakatan maka kedua belah pihak dapat


mencoba mekanisme mediasi
APA ITU Upaya penyelesaian sengketa secara damai dimana ada
keterlibatan pihak ketiga yang netral (mediator) , yang secara aktif
membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencapai suatu
MEDIATION? kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak (MEDIASI).

Kovach Facilitated negotiation. It is a process by which a neutral third


party, the mediator, assist disputing parties in reaching a
mutually satisfactory resolution

Nolan A short term, structured, task, oriented, participatory intervention


Haley process. Disputing parties work with a neutral third party, the
mediator, to reach a mutually acceptable agreement
MENGAPA
MEDIATIO 1. Penyelesaian melalui mediasi tidak hanya dilakukan di luar
pengadilan saja, akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat

N
prosedur mediasi patut untuk ditempuh bagi para pihak yang
beracara di pengadilan.
2. Langkah ini dilakukan pada saat sidang pertama kali digelar.
3. Adapun pertimbangan dari Mahkamah Agung, mediasi
merupakan salah satu solusi dalam mengatasi menumpuknya
perkara di pengadilan.
4. Proses ini dinilai lebih cepat dan murah, serta dapat
memberikan akses kepada para pihak yang bersengketa
untuk memperoleh keadilan atau penyelesaian yang
memuaskan atas sengketa yang dihadapi.
5. Di samping itu institusionalisasi proses mediasi ke dalam
ststem peradilan dapat memperkuat dan memaksimalkan
fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa di
samping proses pengadilan yang bersifat memutus
(ajudikatif).
DIMANA DILAKSANAKAN
MEDIATION?
MEDIASI DI PENGADILAN

Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 2 Tahun 2003 tentang


Prosedur Mediasi di Pengadilan memberikan definisi sebagai:

“penyelesaian sengketa melalui proses perundingan para pihak


dengan dibantu oleh mediator”

Mediasi dilaksanakan melalui suatu perundingan yang melibatkan


pihak ketiga yang bersikap netral (non intervensi) dan tidak berpihak
(impartial) kepada pihak-pihak yang bersengketa serta diterima
kehadirannya oleh pihak-pihak yang bersengketa.
BAGAIMANA
MEDIASI DI PENGADILAN
• Pihak ketiga tersebut adalah “mediator” atau “penengah” yang
tugasnya hanya membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam
menyelesaikan masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan untuk
mengambil keputusan.
• Dapat dikatakan seorang mediator hanya bertindak sebagai fasilitator
saja.
• Melalui mediasi diharapkan dicapai titik temu penyelesaian masalah
atau sengketa yang dihadapi para pihak, yang selanjutnya dituangkan
sebagai kesepakatan bersama.
• Pengambilan keputusan tidak berada di tangan mediator, tetapi berada
di tangan para pihak yang bersengketa.
APA UNSUR • Sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan
MEDIASI perundingan.
• Adanya pihak ketiga yang bersifat netral yang disebut
sebagai mediator (penengah) terlibat dan diterima oleh
para pihak yang bersengketa dalam perundingan itu.
• Mediator tersebut bertugas membantu para pihak yang
bersengketa untuk mencari penyelesaian atas masalah-
masalah sengketa.
• Mediator tidak mempunyai kewenangan membuat
keputusan-keputusan selama proses perundingan
berlangsung.
• Mempunyai tujuan untuk mencapai atau menghasilkan
kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak yang
bersengketa guna mengakhiri sengketa.
APA PROSES MEDIASI
1. Menciptakan Forum 2. Mengumpulkan dan 3. Pemecahan Masalah 4. Pengambilan Keputusan
membagi-bagi informasi

• Dalam tahap ini kegiatan- • Dalam tahap ini • Dalam tahap ketiga yang • Dalam tahap ini, kegiatan-kegiatan
kegiatan yang dilakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mediator yang dilakukan sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: dilakukan dengan mengadakan rapat • Rapat-rapat bersama.
• Rapat gabungan. mengadakan rapat- bersama atau lanjutan • Melokalisasikan pemecahan masalah
• Pernyataan pembukaan rapat terpisah yang rapat terpisah, dengan dan mengevaluasi pemecahan
oleh mediator, dalam hal bertujuan untuk: tujuan untuk: masalah.
ini yang dilakukan adalah: • Mengembangkan • Menetapkan agenda. • Membantu para pihak untuk
• mendidik para pihak; informasi selanjutnya; • Kegiatan pemecahan memperkecil perbedaan-perbedaan.
• menentukan pokok-pokok • Mengetahui lebih dalam masalah. • Mengkonfirmasi dan klarifikasi kontrak.
aturan main; keinginan para pihak ; • Menfasilitasi kerja sama. • Membantu para pihak untuk
• membina hubungan dan • Membantu para pihak • Identifikasi dan klarifikasi memperbandingkan proposal
kepercayaan. untuk dapat mengetahui isu dan masalah. penyelesaian masalah dengan alternatif
• Pernyataan para pihak, kepentingannya ; • Mengembangkan alternatif di luar kontrak.
dalam hal ini yang • Mendidik para pihak dan pilihan-pilihan. • Mendorong para pihak untuk
dilakukan adalah: tentang cara tawar • Memperkenalkan pilihan- menghasilkan dan menerima
• dengar pendapat menawar penyelesaian pilihan tersebut. pemecahan masalah.
(hearing); masalah • Membantu para pihak • Mengusahakan formula pemecahan
• menyampaikan dan untuk mengajukan, menilai masalah berdasarkan “win-win solution”
klarifikasi informasi; dan memprioritaskan dan tidak ada satu pihakpun yang
• cara-cara interaksi. kepentingan- merasa kehilangan muka.
kepentingannya • Membantu para pihak untuk
mendapatkan pilihannya.
• Membantu para pihak untuk mengingat
kembali kontraknya
Fungsi 1. Sebagai katalisator (mendorong suasana

Mediator
yang kondusif).
2. Sebagai pendidik (memahami kehendak,
aspirasi, prosedur kerja, dan kendala usaha
para pihak).
3. Sebagai penerjemah (harus berusaha
menyampaikan dan merumuskan usulan
pihak yang satu kepada pihak yang lain).
4. Sebagai nara sumber (mendaya gunakan
informasi).
5. Sebagai penyandang berita jelek (para pihak
dapat emosional).
6. Sebagai agen realitas (terus terang
dijelaskan bahwa sasarannya tidak mungkin
dicapai melalui suatu proses perundingan).
7. Sebagai kambing hitam (pihak yang
dipersalahkan)
Ketrampilan pengorganisasian perundingan.
1. Merencanakan dan menjadwalkan pertemuan.

Ketrampilan dan
2. Tepat waktu.
3. Menyambut kedatangan para pihak dalam perundingan.
4. Dll.

Teknik Mediator Ketrampilan perundingan.


1. Mengarahkan pertemuan.
2. Mengingatkan penyelesaian perundingan bukan
mediator.
3. Menentukan siapa yang memulai pembicaraan.
4. Kapan kaukus diasakan dan skorsing.

Ketrampilan menfasilitasi
1. Mengubah posisi menjadi isu-isu yang diperlukan.
2. Mengatasi emosi.
3. Menghadapi kemungkinan jalan buntu (deadlock).
4. Melintasi halangan terakhir (the last gap).

Ketrampilan komunikasi.
1. Komunikasi verbal. 6. Mengulang pertanyaan
2. Mendengar secara efektif. 7. Menyimpulkan.
3. Membingkai ulang. 8. Membuat catatan.
4. Komunikasi non verbal. 9. Empati.
5. Kemampuan bertanya. 10. Humor.
ARBITRASE
Arbitrase adalah
Mekanisme penyelesaian perselisihan dengan melibatkan badan arbitrase ●
Badan arbitrase terdiri dari arbitrator: pengacara, kontraktor, konsultan ●
(engineer), dan konsultan klaim
Arbitrator harus memiliki pengetahuan bidang konstruksi dan memahami ●
permasalahan sengketa yang dihadapinya
Apabila tidak mencapai penyelesaian maka kedua belah pihak dapat ●
menempuh jalur hukum melalui proses
pengadilan (litigasi)
DEFINISI ARBITRASE
Prof. R. Subekti (Arbitrase Perdagangan, 1992)
Penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh seorang arbiter (para arbiter)
berdasarkan persetujuan bahwa para pihak akan tunduk pada atau mentaati
keputusan yang diberikan oleh arbiter (para arbiter) yang mereka pilih atau
tunjuk tersebut
UU Arbitrase & Penyelesaian Perselisihan No. 30/1999 Ps 1 (1)
Cara penyelesaian satu sengketa perdata di luar
peradilan umum yang berdasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
para pihak yang bersengketa
SYARAT SYARAT ARBITERASE
DAN OBJEK •

Cakap melakukan tindakan hokum
Berumur paling rendah 35 tahun

ARBITRASE •

Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau saudara sepupu
Tidak mempunyai kepentingan finansial atau kepentingan lain atas
putusan arbitrase
• Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif di bidangnya paling
sedikit 15 tahun

OBJEK ARBITERASE (UURI 30/1999)


1. Ps 5 (1) :
“sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di
ARBITERASE bidang perdagangan dan hak yang menurut hukum dan peraturan
perundang – undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang
bersengketa”
2. Ps 5 (2) :
“sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase adalah sengketa
yang menurut peraturan perundang – undangan tidak dapat diadakan
perdamaian”
KLAUSULA 01 Kesepakatan (komitmen) para pihak untuk melaksanakan
ARBITRASE arbitrase jika terjadi sengketa dalam pelaksanaan kontrak

STANDAR DALAM
KONTRAK 02 Ruang lingkup arbitrase (dalam kontrak konstruksi dapat juga
diatur untuk penyelesaian sengketa bersifat teknis)

Lembaga arbitrase yang digunakan (apakah arbitrase


03 institusi atau ad – hoc, jika yang digunakan adalah ad – hoc
maka kalusula harus mengatur cara penunjukan arbiter atau
majelis arbiter)

04 Ketentuan prosedural yang digunakan (mis. BANI, ICC,


ARBITERASE AAA)

05 Tempat dan bahasa yang digunakan dalam arbitrase

06 Pilihan terhadap hukum substansi yang berlaku


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai