Anda di halaman 1dari 58

KONSEP DESAIN

KOMPONEN
STRUKTUR BAJA

Oleh : Ir. Taufik , MT.

UNIVERSITAS BUNG HATTA


2023
STANDAR NASIONAL INDONESIA 1729-2020
TENTANG SPESIFIKASI UNTUK BANGUNAN
BAJA STRUKTURAL,MENGACU PADA
AMERICAN INSTITUTE OF STEEL
CONSTRUCTION ( AISC ) 360-16 TAHUN 2016
TENTANG SPESIFICATION FOR STEEL
BUILDING
KONSEP DESAIN
Ada 2 konsep analisis struktur baja :
1. Konsep ASD ( Allowable Stress Design )
atau Desain dengan Kekuatan Izin

2. Konsep LRFD ( Load and Resistance Factor


Design ) atau Desain Faktor Beban dan
Kekuatan
1. Desain dengan Kekuatan Izin atau ASD
(Allowable Strength Design)
Pada SNI 1729 -2020 disebut juga dengan Desain
Kekuatan Izin ( DKI )

 Konsep ini merupakan perencanaan berdasarkan


tegangan kerja yang mengacu pada perencanaan
elastis
 Kuat Izin setiap komponen struktur tidak boleh kurang
dari kekuatan yang diperlukan

Ru = Kekuatan perlu berdasarkan kombinasi


beban DKI
Rn = Kekuatan nominal
 = Faktor Keamanan
Rn/ = Kekuatan izin /Kuat izin
Desain dengan Kekuatan Izin
(Allowable Strength Design) (*Lanjutan)
 Gaya dalam pada komponen struktur dilakukan
dengan analisis elastis orde pertama pada
kondisi beban kerja.
 Efek orde kedua dan inelastisitas ditinjau secara
tidak langsung.
 Faktor keamanan diterapkan hanya pada sisi
tahanan, dan keamanan dihitung pada kondisi
beban kerja (tak terfaktor).
 Jadi pada ASD reliabilitas yang seragam tidak
mungkin dicapai.

Metode desain
2. Desain dengan Konsep LRFD ( Load and
Resitance Factor Design )
 Pada SNI 1729 -2020 Desain dengan konsep LRFD
ini,diistilahkan sebagai Desain Faktor dan
Ketahanan ( DFBT )

 Merupakan perencanaan berdsarkan beban


terfaktor yang memperhitungkan konsidi batas
yaitu kondisi maksimum yang dapat diberikan suatu
penampang yang berada diluar bats elastis ( in
elastis )

 Selain itu juga mempertimbangakan tegangan baja


ultimate
 Kuat rencana setiap komponen struktur tidak boleh
kurang dari kekuatan yang dibutuhkan yang
ditentukan berdasarkan kombinasi pembebanan
LRFD

i.Qi ≤  𝑅𝑛

i.Qi=Beban yang dipikul struktur Qi dikalikan


faktor beban i
Rn = kekuatan nominal/kuat rencana dari struktur
 = faktor tahanan ( 1.0) (SNI : faktor reduksi)
 Perbedaan mendasar antara ASD dan LRFD
adalah pada ASD kekuatannya menggunakan
kekuatan izin atau tegangan dengan memakai
faktor keamanan ,sedangkan pada LRFD beban
yang digunakan adalah beban ultimate,dimana
beban yang bekerja dikalikan dengan faktor
beban sehngga menghasilakn beban yang lebih
besar dari pada beban yang diterima oleh
struktur.Selain faktor beban,pada LRFD juga
menggunakan faktor ketahanan  yang besarnya
ditentukan oleh gaya yang bekerja apakah
batang mengalamai gaya tarik,tekan,lentur atau
pun geser
DEFINISI BEBAN
Beban merupakan gaya luar yang bekerja pada
suatu komponen struktur.Pembebanan ini
merupakan salah satu faktor penentu didalam
perencanaan struktur,dimana apabila beban
yang ada melebihi beban yang direncanakan
akan berakibat fatal pada bangunan
Untuk besarnya beban minimum yang dipakai
untuk perancanaan struktur,, didasarkan pada
SNI 1727-2020
 A. BEBAN MATI
Adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan
yang terpasang termasuk
dinding,lantai,atap,plafond,tangga,dinding partisi
tetap,finishing,cladding gedung dan komponen
arsitektural dan MEP ( Mekanikal,Elektrikal dan
Plumbing )
Beban mati diperoleh dengan memperhitugkan
berat sendiri dari material yang
dipakai,diantaranya adalah berat isi beton,berat
isi baja,berat atap dan sebagainya
BESARAN BEBAN MATI DIATAS
DIDASARKAN DARI :
2. BEBAN HIDUP
 Adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna
dan penghuni bangunan gedung atau struktur
lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan
beban lingkungan seperti angin,beban
hujan,beban gempa,beban banjir atau beban
mati
 Besaran nya diambil tidak boleh kurang
dari beban minimum yang tertera pada SNI
1727 -2020
 Dari SNI tersebut dapat diketahui bahwa beban
hidup terdistribusi merata minimum dan beban
hidup terpusat minimum nilai nya berbeda beda
untuk setiap fungsi bangunan maupun bangunan
 Diantaranya,untuk lantai akses ruang
kantor,ruang komputer,koridor,tan gga
permanen,garasi,sekolah dan sebagainya.Untuk
beberapa kondisi kecuali beban hidup merata
pada atap,semua beban hidup terdistribusi
merata minimum lainnya,Lo,dapat dikurangi
sesuai dengan ketentuan yang ada pada SNI
1727 -2020
Kombinasi Pembebanan
 1.4D

 1.2D + 1.6L + 0.5(La atau H)

 1.2D + 1.6(La atau H) + ( L atau 0.5W)

 1.2D + 1.0W + L + 0.5(La atau H)

 1.2D + 1.0E + L

 0.9D ± (1.0 W atau 1.0E)


Kombinasi Pembebanan pada LRFD
dengan Analisis Elastis
 D = Dead Load/beban mati

 L = Live Load/beban hidup

 La = beban hidup di atap

 H = beban hujan

 W = beban angin

 E = beban gempa
BATANG TARIK : ADALAH SUATU BAGIAN DARI
KONSTRUKSI YANG MENGALAMI GAYA AXIAL
TARIK SENTRIS ATAU EXENTRIS.SUSUNAN
BAHAN YANG MEMBENTUK PENAMPANG SUATU
BATANG TARIK DAPAT BERMACAM MACAM
ASALKAN LUASANNYA CUKUP KUAT UNTUK
MEMIKUL GAYA TARIK YANG BEKERJA
PADANYA.
CONTOH BATANG TARIK
TAHANAN NOMINAL TARIK
 Secara garis besar ada 3 jenis kondisi keruntuhan yang
mungkin terjadi pada suatu batang tarik :
 A. Keruntuhan leleh,dimana keruntuhan batang tarik
terjadi pada daerah yang jauh dari sambungan,sehingga
yang menentukan adalah luas penampang bruto ( tanpa
pengurangan luas akibat lubang baut )
 B Keruntuhan Fraktur,dimana keruntuhan batang tarik
terjadi pada daerah sambungan.Keruntuhan ini
ditentukan oleh luas penampang netto akibat adanya
pengurangan luas akibat lubang baut pada daerah
sambugan
 C. Keruntuhan geser blok ( block shear ),dimana
keruntuhan terjadi pada daerah sambungan akibat
sobeknya elemen pelat ( baik elemen pelat
penyambung,maupun pelat profil yang disambung ) yang
mengalami tarik
 Tahanan Nominal Batang Tarik

 Dari ke 3 ( tiga ) Tahanan Nominal ini,ditentukan


pada nilai terkecil
Tahanan Nominal

Pu Pu

Pu  min (0.9 Ag Fy dan 0.75 Ae Fu)


Leleh pada Fraktur pada
penampang bruto penampang efektif

 Batas kelangsingan maksimum  ≤ 300


 Dimana nilai  = L/r
 r = 𝐼/𝐴
 I = Momen Inersia A = luas penampang batang
 r = jari – jari gyrasi L= panjang batang
 Persyaratan ini tidak berlaku untuk batang tarik berupa kabel
gantungan
 Dimana :
Pu = gaya tarik aksial terfaktor ( N )
Pn = Tahanan nominal penampang ( N )
 t = faktor tahanan tarik

Besarnya nilai t ditentukan sbb :

1. Untuk keruntuhan leleh pada penampang


bruto/kotor ( Ag )
dimana : Pn = Fy.Ag
t = 0.90
Ag = luas bruto dari komponen
struktur
Fy = tegangan leleh minimum yang
disyaratkan
 2. Untuk keruntuhan fraktur pada penampang
netto :
 Pn = Fu.Ae

 Dimana : t = 0.75

Ae= luas netto efektif ( mm2 )


Fu = kekuatan tarik minimum yang
disyaratkan
 Catatan : untuk tujuan praktis Ae = 70% Ag
PERENCANAAN PENAMPANG
 Ada 3 tahapan penghitugan luas penampang
 1. Luas Penampang Kotor , Ag

 2. Luas Penampang bersih,An

 3. Luas Penampang efektif,Ae

1. Penampang Kotor,Ag
Adalah luasan penampang awal/utuh .untuk
kasus alat sambung memakai las,maka dipakai
besaran luas utuh ini. besaran nya bisa diliat pada
tabel baja,sesuai dengan bentuk profil yang dipilih
 Contoh
 2. Penampang Bersih ,Anetto ( An )
Pengaruh sambungan terhadap luas
penampang suatu batang tarik dapat di bagi sbb :
a. Pengaruh lubang baut
b. Pengaruh Ulir
c. Pengaruh tegangan yang tidak merata serta
beban yang tidak sentris
Keruntuhan fraktur pada batang tarik terjadi pada
sambungan.Keruntuhan ini disebabkan oleh
berkurangnya luas penampang akibat ada nya lubang
baut.dengan adanya lubang baut,akan mengurangi luas
penampang utuh
Catatan ,untuk tujuan praktis An= 85% Ag,dengan
arti kata,luas lubang boleh maximum 15% Ag
Pengaruh lubang baut
Perlu diperhatikan thdp konfigurasi/susunan
lubang baut tsb.
Konfigurasi ini ada 2 :
1. Lubang baut segaris
An = Ag – n.d.t
dimana :
Ag = luas gross atau luas awal
n= jumlah lobang yang segaris
d= diameter lubang baut
t = tebal penampang
 2. Lubang tidak segaris atau berseling
Luas netto dihitung dengan rumusan
ILUSTRASI KONFIGURASI LUBANG

 Konfigurasi segaris Konfigurasi tidak


segaris/berseling
Catatan : Kalau ada konfigurasi gabungan,maka
perlu dilakukan pengecekan thdp
konfigurasi yang memberikan nilai An
terkecil
KONFIGURASI GABUNGAN
BEBERAPA CONTOH PERHITUNGAN JARAK BAUT
PADA PROFIL SIKU,KANAL DAN WF
3.Luas Netto Efektif, Ae
Ae = UAn
U = min ( 1 - ) atau 0.9 ) (SNI)

 An = Luas neto
 U = Shear Lag Factor
 𝑋 = eksentrisitas sambungan atau jarak titik berat
penampang ke sambungan
 Jika seluruh elemen penampang disambung, maka luas
neto efektif = luas neto (U = 1). Jika tidak,gunakan
rumus U di atas.
 Shear lag timbul akibat distribusi tegangan tarik
tak-merata pada suatu komponen struktur atau
elemen penyambung di sekitar sambungan.
Faktor Shear Lag U
Eksentristas untuk menghitung U
Eksentristas
untuk
menghitung U
Panjang sambungan untuk
menghitung U
 Pelat ,siku,kanal,T dan profil WF yang
elemennya yang disambung ,dengan beban tarik
disalurkan hanya melalui las longitudinal,maka
AISC ‘05 : Geser Blok (Block Shear
Rupture Strength)

 Geser Blok adalah kondisi batas di mana tahanan ditentukan


oleh jumlah kuat geser dan kuat tarik pada segmen yang saling
tegak lurus
 Keruntuhan geser blok merupakan suatu
mekanisme keruntuhannya yang merupakan
kombinasi geser dan tarik dan melewati lubang
lubang baut pada komponen struktur tarik

 Pada keruntuhan geser blok ini terdapat dua


bidang keruntuhan yaitu yang mengalami gaya
geser,dimana bidang ini sejajar dengan arah
gaya serta bidang tarik yang tegak lurus
terhadap gaya tarik yang bekerja pada
sambungan
AISC ‘05 : Geser Blok (Block Shear
Rupture Strength)

 = 0.75
 Agt = luas bruto yang mengalami tarik
 Agv = luas bruto yang mengalami geser
 Ant = luas neto yang mengalami tarik
 Anv = luas neto yang mengalami geser
AISC ‘05 : Geser Blok (Block Shear
Rupture Strength) (*Lanjutan)

Rn =  min((0.6FuAnv + UbsFuAnt) dan (0.6FyAgv + UbsFuAnt))


Batas atas : fraktur tarik dan Leleh geser dan

fraktur geser fraktur tarik

 Ubs = koefisien reduksi, digunakan untuk menghitung

kuat fraktur geser blok


Ubs= 1,bila tegangan tarik merata ,dan

Ubs= 0.5,bila tegangan tarik tidak merata


AISC ‘05 : Geser Blok (Block Shear
Rupture Strength) (*Lanjutan)
AISC ‘05 : Geser Blok (Block Shear
Rupture Strength) (*Lanjutan)

Contoh Soal Komponen Struktur


Tarik, dengan geser Blok
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai