KOMPONEN
STRUKTUR BAJA
Metode desain
2. Desain dengan Konsep LRFD ( Load and
Resitance Factor Design )
Pada SNI 1729 -2020 Desain dengan konsep LRFD
ini,diistilahkan sebagai Desain Faktor dan
Ketahanan ( DFBT )
i.Qi ≤ 𝑅𝑛
1.2D + 1.0E + L
H = beban hujan
W = beban angin
E = beban gempa
BATANG TARIK : ADALAH SUATU BAGIAN DARI
KONSTRUKSI YANG MENGALAMI GAYA AXIAL
TARIK SENTRIS ATAU EXENTRIS.SUSUNAN
BAHAN YANG MEMBENTUK PENAMPANG SUATU
BATANG TARIK DAPAT BERMACAM MACAM
ASALKAN LUASANNYA CUKUP KUAT UNTUK
MEMIKUL GAYA TARIK YANG BEKERJA
PADANYA.
CONTOH BATANG TARIK
TAHANAN NOMINAL TARIK
Secara garis besar ada 3 jenis kondisi keruntuhan yang
mungkin terjadi pada suatu batang tarik :
A. Keruntuhan leleh,dimana keruntuhan batang tarik
terjadi pada daerah yang jauh dari sambungan,sehingga
yang menentukan adalah luas penampang bruto ( tanpa
pengurangan luas akibat lubang baut )
B Keruntuhan Fraktur,dimana keruntuhan batang tarik
terjadi pada daerah sambungan.Keruntuhan ini
ditentukan oleh luas penampang netto akibat adanya
pengurangan luas akibat lubang baut pada daerah
sambugan
C. Keruntuhan geser blok ( block shear ),dimana
keruntuhan terjadi pada daerah sambungan akibat
sobeknya elemen pelat ( baik elemen pelat
penyambung,maupun pelat profil yang disambung ) yang
mengalami tarik
Tahanan Nominal Batang Tarik
Pu Pu
Dimana : t = 0.75
1. Penampang Kotor,Ag
Adalah luasan penampang awal/utuh .untuk
kasus alat sambung memakai las,maka dipakai
besaran luas utuh ini. besaran nya bisa diliat pada
tabel baja,sesuai dengan bentuk profil yang dipilih
Contoh
2. Penampang Bersih ,Anetto ( An )
Pengaruh sambungan terhadap luas
penampang suatu batang tarik dapat di bagi sbb :
a. Pengaruh lubang baut
b. Pengaruh Ulir
c. Pengaruh tegangan yang tidak merata serta
beban yang tidak sentris
Keruntuhan fraktur pada batang tarik terjadi pada
sambungan.Keruntuhan ini disebabkan oleh
berkurangnya luas penampang akibat ada nya lubang
baut.dengan adanya lubang baut,akan mengurangi luas
penampang utuh
Catatan ,untuk tujuan praktis An= 85% Ag,dengan
arti kata,luas lubang boleh maximum 15% Ag
Pengaruh lubang baut
Perlu diperhatikan thdp konfigurasi/susunan
lubang baut tsb.
Konfigurasi ini ada 2 :
1. Lubang baut segaris
An = Ag – n.d.t
dimana :
Ag = luas gross atau luas awal
n= jumlah lobang yang segaris
d= diameter lubang baut
t = tebal penampang
2. Lubang tidak segaris atau berseling
Luas netto dihitung dengan rumusan
ILUSTRASI KONFIGURASI LUBANG
An = Luas neto
U = Shear Lag Factor
𝑋 = eksentrisitas sambungan atau jarak titik berat
penampang ke sambungan
Jika seluruh elemen penampang disambung, maka luas
neto efektif = luas neto (U = 1). Jika tidak,gunakan
rumus U di atas.
Shear lag timbul akibat distribusi tegangan tarik
tak-merata pada suatu komponen struktur atau
elemen penyambung di sekitar sambungan.
Faktor Shear Lag U
Eksentristas untuk menghitung U
Eksentristas
untuk
menghitung U
Panjang sambungan untuk
menghitung U
Pelat ,siku,kanal,T dan profil WF yang
elemennya yang disambung ,dengan beban tarik
disalurkan hanya melalui las longitudinal,maka
AISC ‘05 : Geser Blok (Block Shear
Rupture Strength)
= 0.75
Agt = luas bruto yang mengalami tarik
Agv = luas bruto yang mengalami geser
Ant = luas neto yang mengalami tarik
Anv = luas neto yang mengalami geser
AISC ‘05 : Geser Blok (Block Shear
Rupture Strength) (*Lanjutan)