Struktur Baja
Didasarkan atas sifat material baja yang dapat
menahan tegangan tarik maupun tekan
Kekuatan dan daktilitas material baja relatif tinggi
Struktur ringan sehingga menguntungkan untuk
struktur jembatan bentang panjang, bangunan tinggi,
ataupun struktur cangkang
Waktu pengerjaan relatif singkat (tidak memerlukan
set-up time)
Disain meliputi disain elemen dan sambungan
Kelangsingan elemen harus diperhitungkan untuk
menghindari hilangnya kekuatan akibat tekuk
Struktur Baja
Terbagi atas 3 kategori:
Struktur rangka, dengan elemen-elemen
tarik, tekan, dan lentur
Struktur cangkang (elemen tarik dominan)
Struktur tipe suspensi (elemen tarik
dominan)
Perencanaan dengan LRFD (Load and
Resistance Factor Design)
Arch
Suspension
Cantilever
Tower
Skyscraper
Skyscraper
Pipeline
Dome
Dome
Sistem Struktur
Struktur Baja Bangunan Industri
Bentang > 70 m
Rangka Batang Ruang
Sistem Struktur
Sistem Bracing Bangunan Industri
Rn = Kekuatan nominal
R n i Q i Q = Beban nominal
= Faktor reduksi kekuatan
= Faktor beban
Perencanaan Berdasarkan LRFD (Baja)
Faktor Keamanan
Faktor Beban: tergantung jenis dan kombinasi
Q = 1.4 D
Q = 1.2 D + 1.6 L
Q = 1.2 D + 1.3 W
Q = 1.2 D + 1.0 E
Q = 0.9 D + 1.3 W
Q = 0.9 D + 1.0 E
Faktor Ketahanan: tergantung jenis elemen dan
kondisi batas
Gaya aksial tarik t = 0.9
Gaya aksial tekan c = 0.85
Lentur c = 0.9
Geser balok v = 0.9
Sifat Material Baja
Tipikal Kurva Tegangan vs Regangan Baja
Kurva Tegangan vs Regangan Baja
Penampang Elemen Tarik
Struktur Baja
Penampang Elemen Tekan
Struktur Baja
Penampang Elemen Lentur
Struktur Baja
Perencanaan Batang Tarik
Perencanaan Batang Tarik
Penggunaan baja struktur yang paling efisien adalah
sebagai batang tarik, dimana seluruh kekuatan batang
dapat dimobilisasikan secara optimal hingga mencapai
keruntuhan
Batang tarik adalah komponen struktur yang memikul/
mentransfer gaya tarik antara dua titik pada struktur
Suatu elemen direncanakan hanya memikul gaya tarik
jika:
Kekakuan lenturnya dapat diabaikan, seperti pada kabel atau rod
Kondisi sambungan dan pembebanan hanya menimbulkan gaya
aksial pada elemen, seperti pada elemen rangka batang
Kuat Tarik Rencana
Nu < Nn
Nu : Gaya aksial tarik terfaktor
Nn : Kuat tarik rencana
P P
Koefisien Reduksi Penampang
akibat Shear Lag
Bagian plat siku vertikal memikul sebagian besar beban transfer dari baut.
Setelah melewati daerah transisi, pada jarak tertentu dari lokasi lubang baut, barulah
seluruh luas penampang dapat dianggap memikul tegangan tarik secara merata.
Daerah penampang siku vertikal mungkin dapat mencapai fraktur walaupun beban
tarik P belum mencapai harga Ag.fy.
Untuk mengantisipasi hal ini, maka dalam analisis kondisi batas fraktur digunakan
luas penampang efektif, Ae :
Ae = A U
dimana :
U : koefisien reduksi
Koefisien Reduksi Penampang
U: koefisien reduksi
x
U 1 0.9
L
x: eksentrisitas sambungan
Potongan 1-3 : An Ag - n d t
2 u
P u P
s 2t
3 Potongan 1-2-3 : A n A g - n d t +
4u
s
dimana : Ag = luas penampang kotor t = tebal penampang
d = diameter lubang n = banyaknya lubang
s = jarak antara sumbu lubang pada sejajar sumbu komponen struktur
u = jarak antara sumbu lubang pada arah tegak lurus sumbu
Dalam suatu potongan jumlah luas lubang tidak boleh melebihi 15% luas penampang utuh .
Luas Penampang Efektif:
Ae = A x U
b) Apabila gaya tarik disalurkan hanya oleh las memanjang ke elemen
bukan plat, atau oleh kombinasi las memanjang dan melintang :
A = Ag
Potongan I - I
I
P P
I
Luas Penampang Efektif:
Ae = A x U
A = luas penampang yang disambung las
U = 1, bila seluruh ujung penampang di las.
Luas Penampang Efektif:
Ae = A x U
d) Gaya tarik disalurkan ke elemen plat oleh las memanjang
sepanjang kedua sisi bagian ujung elemen :
A = A plat
l > 2w : U = 1.0
2w > l > 1.5 w : U = 0.87
1.5w > l > w : U = 0.75
dimana :
w : lebar plat (jarak antar garis las)
l : panjang las memanjang
Luas Penampang Efektif:
Ae = A x U
Selain uraian tersebut di atas , ketentuan di bawah ini dapat digunakan :
b. Seperti butir a., tetapi untuk b/h < 2/3, termasuk penampang tersusun:
U = 0.85
P P
30 cm 15 cm
2 cm
2 cm 20 cm
Contoh:
A. Kuat Tarik Rencana
Jawab:
Karena kedua plat yang disambung terbuat dari bahan yang sama, maka beban rencana
akan ditentukan oleh kuat tarik plat yang lebih kecil luas penampangnya, yaitu plat 2x15.
Kriteria disain : Nu < Nn
Kekuatan pelat, Nn ditentukan dari kondisi batas leleh dan fraktur :
a. Plat leleh :
Nu = Nn = 0.9 fy Ag
= 0.9 (2400 kg/cm2) ( 2x15 cm2) = 64.8 ton
b. Plat fraktur :
Nu = Nn = 0.75 fu Ae
dimana : A = Ag = 2 x 15 cm2 = 30 cm2
l/w = 20/15 = 1.33, jadi U diambil 0.75
Ae = A U = (30 cm2) (0.75) = 22.5 cm2
Jawab :
Menghitung Beban
Beban rencana terfaktor, Nu:
Nu1 = 1.4 Pd = 1.4 (50 ton) = 70 ton
Nu2 = 1.2 Pd + 1.6 Pl = 1.2 (50 ton) + 1.6 (40 ton) = 124 ton
Nu2 menentukan.
Contoh:
B. Disain Penampang
Menghitung Ag minimum :
124 ton
Ag min = 57.41 cm2
0.9 24000 ton 2
m
124 ton
An >
0.75 400x100 ton 2 0.9
m
b
U = 0.90 untuk b/h > 2/3
Jumlah luas lubang baut pada satu irisan tegak lurus penampang
= 4 (2.5) (1.2) = 12 cm2
s2 s1
Mode kegagalan ditahan oleh penampang pada batas daerah yang diarsir:
tegangan tarik pada penampang tegak lurus sumbu batang
tegangan geser pada penampang sejajar sumbu batang
Tipe Keruntuhan Geser Blok
1. Pelelehan geser – Fraktur tarik
Bila : fu Ant > 0.6 fu Ans :
t.Nn = t ( fu Ant + 0.6 fy Ags )
Tegangan sisa
Modulus elastisitas
Geometri:
Penampang
Panjang komponen
Tekuk lentur
Faktor beban
1 untuk c 0, 25
1 Lk fy
c
imin E
Batas Kestabilan Inelastis
Fcn 0.658 .Fy 2
Batas Kestabilan Elastis
Kapasitas Aksial Batang Tekan:
Batas Kekuatan dan Kestabilan Lentur
250
200
Tegangan Kritis MPa
150
100
50
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Kelangsingan, KL/r
Lk kcl l
Untuk batang-batang yang direncanakan terhadap tekan,
angka perbandingan kelangsingan dibatasi:
Lk
200
rmin
Faktor Panjang Tekuk
Berbagai nilai K
Tekuk Lokal
Tekuk lokal terjadi bila tegangan pada elemen-elemen penampang
mencapai tegangan kritis pelat.
Tegangan kritis plat tergantung dari perbandingan tebal dengan
lebar, perbandingan panjang dan tebal, kondisi tumpuan dan sifat
material.
Perencanaan dapat disederhanakan dengan memilih perbandingan
tebal dan lebar elemen penampang yang menjamin tekuk lokal tidak
akan terjadi sebelum tekuk lentur. Hal ini diatur dalam peraturan
dengan membatasi kelangsingan elemen penampang komponen
struktur tekan:
b / t r
Besarnya r ditentukan dalam Tabel 7.5-1 (Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja)
Tekuk Lentur-Torsi
Pada umumnya kekuatan komponen struktur dengan beban
aksial tekan murni ditentukan oleh tekuk lentur. Efisiensi sedikit
berkurang apabila tekuk lokal terjadi sebelum tekuk lentur.
Beberapa jenis penampang berdinding tipis seperti L, T, Z dan
C yang umumnya mempunyai kekakuan torsi kecil, mungkin
mengalami tekuk torsi atau kombinasi tekuk lentur-torsi
Untuk kepraktisan perencanaan, peraturan tidak menyatakan
perlu memeriksa kondisi tekuk torsi/lentur-torsi apabila tekuk
lokal tidak terjadi kecuali untuk penampang L-ganda atau T
Untuk komponen struktur dengan penampang L-ganda atau T
harus dibandingkan kemungkinan terjadinya tekuk lentur pada
kedua sumbu utama dengan tekuk torsi/lentur-torsi
Penampang Majemuk
Komponen struktur yang terdiri dari beberapa elemen yang
dihubungkan pada tempat-tempat tertentu, kekuatannya harus
dihitung terhadap sumbu bahan dan sumbu bebas bahan.
kLx
K e la n g s in g a n a r a h s u m b u b a h a n x
ix
k .L ky
K e la n g s in g a n a r a h s u m b u b e b a s b a h a n y
iy
m 2
K e la n g s in g a n id e a l iy y2 l
2
E le m e n b a ta n g h a ru s le b ih s ta b il d a r i b a ta n g m a je m u k
iy x
1, 2 1, 2 l 50
l l
Komponen Tekan: Contoh Soal 1.
Tentukan gaya aksial terpaktor (Nu = u Nu) dari kolom yang dibebani secara
aksial pada gambar dibawah ini (fy = 250 MPa)
Nu
Profil yang digunakan IWF 450.300.10.15
dengan besaran penampang sebagai berikut:
A = 135 cm2
IWF 450x300
ix = 18,6 cm
4m
iy = 7,04 cm
Nu
Komponen Tekan: Contoh Soal 1
a) Menentukan rasio kelangsingan
Untuk kondisi yang ujung-ujungnya jepit dan sendi: k = 0,8
Panjang tekuk: Lk = k.l = (0,8) (4 m) = 3,2 m
L k 320
45,45
i y 7,04
L k 320
17,2
i x 18,6
1 Lk fy
c
iy E
1 250
(45,45)
200000
0,511
Komponen Tekan: Contoh Soal 1
fy
Jadi tidak terjadi tekuk lokal, rumus N u = A g .f cr = A g .
dapat digunakan
1, 43
0, 25 c 1, 2 maka
1,6 - 0, 67 c
1,137
Komponen Tekan: Contoh Soal 1
Daya dukung nominal:
fy
N n Ag
13500 250 x 10-3
1,137
2968, 3 kN
Solusi.
a) Hitung beban ultimate
Nu = (1,2) (400) + (1,6) (700) = 1600 kN
b) Perkirakan luas penampang yang dibutuhkan
dengan mengasumsikan kelangsingan awal
Lk L 300
50 atau imin k 6 cm
imin 50 50
Komponen Tekan: Contoh Soal 2
1 Lk fy
c
imin E
1 250
(50)
200.000
0, 563
1.43 1.43
1, 6 - 0, 67 c 1, 6 - 0, 67 x0, 563
1,168
N u n . N n
n Ag f cr
Nu
Ag
n f cr
1600 x103
Ag
0,85
250
1,168
8795 mm 2 87, 95 cm 2
Komponen Tekan: Contoh Soal 2
c) Dari Tabel profil, pilih IWF 350.250.9.14 dengan besaran penampang:
Ag = 101,5 cm2
iy = 6 cm
ix = 14,6 cm
d) Cek kelangsingan pelat penampang:
b 250 250
f 8, 93; r = 15,81
t 2(14) fy
f r OK .
101, 5x10 250 x10
2 3
1,168
2172, 5 kN
Nu n . Nn
(0,85) (2172, 5)
Nu 1600 kN 1846, 6 kN OK .
Penampang yang dipilih ternyata memenhi persyaratan dan cukup efisien.
Komponen Tekan: Contoh Soal 3.
Disain profil baja kanal untuk menahan beban seperti pada gambar dibawah ini.
Gaya uplift 60 kN, dimana 55 kN adalah beban hidup. Sisanya beban mati.
Diketahui fy=400MPa.
60 kN
4
1
30 kN 30 kN
6m
Komponen Tekan: Contoh Soal 3
Solusi.
a) Hitung beban terfaktor Nu.
Beban tekan pada struktur adalah: 120kN
5 55
N u 1, 2 (120) 1, 6 (120) 188 kN
60 60
b) Perkirakan ratio kelangsingan
Karena panjang bentang cukup besar, diperkirakan persyaratan kelangsingan
akan menentukan. Perkirakan ratio kelangsingan mendekati nilai maksimum
yang diijinkan untuk batang tekan utama :
Lk Lk 600
200, asumsi k 1, 0 imin 3
imin 200 200
M
M iik be
rat)
iod (t
Centr
x
z
yNA
NA
Strain Stress
y NA
E untuk perilaku elastis
EyNA
Untuk perilaku elastis, sumbu netral (neutral axis, yNA)
terletak pada titik berat penampang (centroid, y)
Perilaku Elastik - Momen
M yda y ( Ey )dA
A A
M E y dA 2
y
2
dA I terhadap titik berat.
A A
Maka,
I
M EI EI E I
y E y y
My
I
Tentukan, c ymax
Mc
max
I
I
Tentukan, s Elastic Section Modulus (mm3, atau in3)
c
M
max
s
Perilaku Elastik - Momen
Leleh pertama (first yield) terjadi jika max Fy
max y max Fy
yNA My
y
EI
NA
Strain Stress
Perilaku Plastis - Momen
Plastic Neutral Axis
Sumbu netral dari penampang yang dalam kondisi plastik sempurna disebut dengan
‘plastic neutral axis’ (PNA). Sebelum menghitung Mp, PNA perlu dicari terlebih
dahulu dengan menggunakan persyaratan, P = 0.
P dA comp
dA tension
dA 0 A1
A Acomp Atension
Acomp Atension
Berarti, jika Fy nilainya sama untuk seluruh serat pada penampang, PNA dapat dicari
dengan mensyaratkan bahwa luas daerah di atas PNA harus sama dengan luas daerah
dibawah PNA (A1 = A2).
Perilaku Plastis - Momen
Sifat – sifat PNA :
1. Jika lentur terjadi pada sumbu simetri penampang, maka PNA berada pada centroid.
Contoh : W-Shape, strong-axis bending
PNA c.g
2. Jika lentur terjadi pada sumbu yang bukan sumbu simetri, maka PNA tidak berada
pada centroid.
Contoh : WT shape, strong axis bending
PNA (equal area axis)
c.g
Centroidal axis = NA untuk lentur
elastis
3. Jika baja dengan mutu yang berbeda digunakan untuk bagian-bagian penampang
maka PNA harus dicari dengan persyaratan keseimbangan.
P dA 0
A
Perilaku Plastis - Momen
Menghitung Mp
Untuk suatu penampang yang fully plastic, Fy (+ atau - )
Mp y Fy dA 0
A
Maka, Mp Z Fy
Untuk sebagian besar penampang balok, umumnya Z tidak perlu dihitung dengan
integrasi di atas. Penampang dapat dibagi menjadi bentuk-bentuk geometri sederhana,
dan integral dapat diganti dengan penjumlahan :
Z A1 yi
A1 Luas bagian ke-I penampang
y 1 Jarak dari PNA ke centroid Ai (selalu bernilai positif)
Penampang Balok
Persegi Empat Homogen
b
s
d/2
c.g
Fy
d
d/2
E
E
Centroidal axis = neutral axis untuk elastic dan inelastic
behavior (krn material dan penampnag simetri)
Penampang Persegi Empat Homogen
1.
1.
Perilaku
Perilaku Elastis
Elastis - Momen
Dari persamaan sebelumnya, M EI
1 3 d I bd 2
I bd c S
12 2 c 6
2
bd
Momen leleh : My S Fy ( Fy )
6
My 2 Fy
Curvature leleh : y
EI Ed
b d d
( )( ) y E Fy
2 2
1 d d Ed 2b
( )(b) E
2 2 2 8
d/2
d/3
d/3
d/2
1 d d Ed 2b
( )(b) E
2 2 2 8
strain stress
Stress
y E resultan
Penampang Persegi Empat Homogen
1. Perilaku Elastis - Momen
Ed 3b Ed 3b
P dA Pi 0 (asumsi NA benar)
A 8 8
Ed 2b d Ed 2b d
M ydA yi Pi ( ) ( )
A 8 3 8 3
bd 3
E EI
12
M EI Untuk daerah elastis
d
Pada saat leleh pertama : max E Fy
2
2 Fy
y
Ed
1d d
My (b)( Fy )[ ] 2
2 2 3
jarak
gaya
bd 2
My Fy
6
Penampang Persegi Empat Homogen
2. Perilaku
2. Perilaku Plastis Plastis - Momen
b
Fy
d/2
b(d/2)Fy
d/4
NA PNA
(asumsi)
d/4
d/2
b(d/2)Fy
Fy
bd d
P Pi Fy b Fy 0
2 2
bd d bd 2
Mp yi Pi 2 Fy Fy
2 4
4
gaya jatrak
Penampang Persegi Empat Homogen
2. Perilaku Plastis - Momen
Hitung Mp dari Mp = Z Fy
y
Z y NA dA yi Ai
A
A1 y1 A2 y 2
d/2
y1=d/4
d d d d
(b )( ) (b )( )
PNA
2 4 2 4
y1=d/4
bd 2
d/2
Z
b
4
bd 2
Mp ZFy Fy
4
Perhatikan bahwa menghitung “Z” adalah sama dengan menjumlahkan momen
terhadap PNA.
Kapasitas Balok Lentur
dan Shape Factor
Shape factor atau faktor bentuk merupakan fungsi dari
bentuk penampang. Shape factor dapat dihitung sebagai
berikut:
Mp
K
My
Secara fisik, shape factor menunjukkan tingkat efisiensi
penampang ditinjau dari perbandingan kapasitas maksimum
atau plastis terhadap kapasitas lelehnya.
Beberapa nilai Shape Factor:
Penampang Persegi Empat K = 1.5
Penampang I K = 1.14
Balok Lentur -
Perencanaan Geser
Vu < v Vn v = 0.90
Vu adalah gaya geser perlu (dari beban yang bekerja)
Vn adalah kuat geser nominal, dihitung sebagai
Vn = 0.6 fyw Aw
Aw adalah luas penampang yang memikul geser
fyw adalah tegangan leleh dari penampang yang memikul geser
Untuk penampang persegi empat, Aw adalah luas total penampang,
Aw = b x h
Untuk penampang I, Aw dianggap disumbangkan hanya oleh plat badan (web),
Aw = h x t w ; h = d – 2 tf (h adalah tinggi bersih plat badan)
Batas kekuatan geser umumnya tidak menentukan, tetapi tetap harus dicek,
terutama jika terdapat lubang atau gaya terpusat pada plat badan