Anda di halaman 1dari 102

DESAIN LRFD

(Load and resistance factor design)


g L = 0,5 bila L (beban hidup) < 5 kPa, dan g L = 1 bila L  5 kPa.
CONTOH SOAL
PERENCANAAN
BATANG TARIK
Batang Tarik
• Batang tarik banyak dijumpai pada struktur :
• Jembatan
• Rangka batang/truss
• Manara/tower
• Ikatan angin

• Profil yang banyak digunakan:


- Profil pelat
- Bulat pejal
- Kanal
- Siku dan double siku
- WF dan kanal ganda
TAHANAN NOMINAL BATANG
TARIK
• Batang tarik harus diperiksa terhadap 3 macam keruntuhan:
1. Leleh di daerah yang jauh dari sambungan
2. Fraktur
3. Geser blok

• SNI-0301729-2002 pasal 10.1. mengatur semua komponen


struktur tarik harus memenuhi:

• 𝑻𝒖 ≤ ∅𝑻𝒏
• Tu = gaya tarik terfaktor
• Tn = gaya tarik nominal
• ∅ = faktor reduksi
KONDISI LELEH DARI
PENAMPANG KOTOR
• Bila kondisi leleh menentukan , maka Tahanan Nominal Tn
harus memenuhi persamaan:

• 𝑻𝒏 = 𝑨𝒈. 𝒇𝒚
• Dimana :
• Ag = luas penampang kotor (mm2)
• fy = tegangan leleh baja (MPa)
• Faktor reduksi untuk keruntuhan leleh =0,9
Kondisi Leleh
PENGARUH LUBANG PADA
BATANG TARIK
Sambungan akan memperlemah
batang
KONDISI FRAKTUR DARI LUAS PENAMPANG
EFEKTIF SAMBUNGAN
• Kondisi fraktur dapat terjadi pada batang tarik yang mempunyai
lubang misalnya untuk sambungan
• Hal ini diakibatkan konsentrasi tegangan disekitar sambungan
• Pada kondisi ini, tahanan nominal batang juga harus diperhitungkan
terhadap fraktur dengan memenuhi persamaan:

• 𝑻𝒏 = 𝑨𝒆. 𝒇𝒖
• Dimana
• Ae = luas penampang efektif = 𝑼. 𝑨𝒏
• An = luas penampang netto, mm2
• U = faktor reduksi
• fu = tegangan putus Mpa
• Faktor reduksi untuk fraktur = 0,75
LUAS NETTO
• Luas netto penampang tarik tidak boleh diambil melebihi

• 𝑨𝒏 ≤ 𝟎, 𝟖𝟓 𝑨𝒈
• Ag = luas kotor
• An = luas netto

• Luas lubang baut harus diambil :


1. Untuk baut diameter < 24 mm, lubang dilebihkan 2mm
2. Untuk banut diameter >24 mm, lubang dilebihkan 3 mm
CONTOH
Lubang baut d 19 mm

Pelat 6 x 100 mm

Luas kotor : Ag = 6 x 100 mm = 600 mm2


Lebar lubang = 19 + 2 mm = 21 mm
Luas netto

An = Ag – (lebar lubang x tebal pelat)


An = 600 mm – ( 21mm x 6 mm)
= 474 mm2 < (85% Ag = 510 mm2)
LUAS NETTO PADA LUBANG
BERSELANG SELING
LUBANG BERSELANG SELING
CONTOH HITUNGAN
CONTOH HITUNGAN
(lanjutan)
Potongan ABD
QUIZ
 Berbagai beban aksial pada suatu kolom telah dihitung yaitu:
beban mati = 91 ton, beban dari atap = 23 ton (beban hidup),
beban hidup lantai (setelah direduksi karena untuk luas lantai
yang besar dan bangunan tinggi) = 114 ton, angin = 36 ton,
dan gempa = 27 ton. Tentukan beban rencana kritis dengan
menggunakan keenam kombinasi beban LRFD.
 Suatu lantai disokong oleh balok IWF 100x100x17,2 dengan
jarak 2,75 m. Beban lantai adalah beban mati 195 kg/m2,
beban air hujan 146 kg/m2, dan beban angin 98 kg/m2
Tentukan beban kritis dalam kg/m yang harus dipikul oleh
balok.
QUIZ
• Tentukan luas netto dari pelat setebal 13 mm yang
diperlihatkan dalam Gambar berikut . Diameter baut yang
digunakan adalah 19 mm.
QUIZ
Tentukan luas netto dari IWF200x150x30,6 (A = 3901
mm2, tw = 6 mm, tf = 9 mm) seperti diberikan dalam
Gambar . Diameter baut 25 mm.
jawaban
• D = 17,2 + (2,75)(195) = 553,5 kg/m
• L =0
• La atau H = (2,75)(146) = 401,5 kg/m
• W = (2,75)(98) = 270 kg/m

Jadi beban terfaktor kritis = 1523 kg/m

Substitusi ke dalam kombinasi beban LRFD:


U = (1,4)(553,5) = 775 kg/m (2.2)
U = (1,2)(553,5) + 0 + (0,5)(401,5) = 865 kg/m (2.3)
U = (1,2)(553,5) + (1,6)(401,5) + (0,8)(270) = 1523 kg/m 
menentukan (2.4)
U = (1,2)(553,5) + (1,3)(270) + (0,5)(401,5) = 1216 kg/m (2.5)
U = (1,2)(553,5) + 0 + (0,2)(401,5) = 745 kg/m (2.6)
U = (0,9)(553,3) ± (1,3)(270) = 849 atau 147 kg/m (2.7)

• U = (1,4)(91) = 127 ton (2.2)
• U = (1,2)(91) + (1,6)(114) + (0,5)(23) = 303 ton menentukan
(2.3)
• U = (1,2)(91) + (1,6)(23) + (0,5)(114) = 203 ton (2.4(a))
• U = (1,2)(91) + (1,6)(23) + (0,8)(36) = 175 ton (2.4(b))
• U = (1,2)(91) + (1,3)(36) + (0,5)(114) + (0,5)(23) = 225 ton (2.5)
• U = (1,2)(91) ± (1,0)(27) + (0,5)(114) = 193 atau 139 ton (2.6)
• U = (0,9)(91) ± (1,3)(36) = 129 atau 35 ton (2.7(a))
• U = (0,9)(91) ± (1,0)(27) = 109 atau 55 ton (2.7(b))
• Jadi beban terfaktor kritis = 303 ton

PENGARUH SHEAR LAG DAN
FAKTOR SHEAR LAG

Mengetahui pengaruh shear lag


Menghitung luas netto efektif
Menghitung faktor shear lag
SHEAR LAG
• Shear lag timbul jika suatu komponen batang tarik hanya
disambung sebagian saja.
• Misal : profil siku hanya disambung pada satu kakinya saja
sehingga bagian yang disambung akan mengalami beban yang
berlebihan dibandingkan kaki yang satu lagi
Peraturan AISC-LRFD dan SNI Pasal 10.2.5 mengijinkan perencana
untuk menggunakan nilai U lebih besar dari nilai U yang didapat
dari persamaan untuk beberapa situasi yang tidak disebut dalam
peraturan. Termasuk didalamnya adalah nilai U untuk profil W dan
C yang disambungkan oleh baut pada web saja. Juga untuk siku
tunggal dengan dua baris baut dipasang zig-zag pada salah satu
kaki. Ide dasar untuk menghitung x untuk kasus-kasus tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut :’

Menentukan x Untuk
Sebuah Kanal
Dengan Baut Pada
Web
TABEL PROFIL BAJA
TABEL PROFIL BAJA
Cara mengurangi shear lag

Profil siku dalam disambungkan pada kedua ujungnya


hanya pada satu kaki. Dengan mudah dapat dilihat bahwa
luas efektif dalam menahan tarik dapat ditingkatkan
dengan memotong lebar kaki yang tidak tersambung dan
memperpanjang kaki yang tersambung
Luas Efektif (Ae)
Perbedaan letak titik tangkap gaya pada daerah tengah bentang dengan
pada daerah sambungan menyebabkan distribusi tegangan tarik tidak
merata pada penampang di daerah sambungan.

Keadaan ini diperhitungkan dalam analisis kondisi batas fraktur : luas


efektif, Ae

u = faktor reduksi
A Luas Penampang
x adalah eksentrisitas sambungan, jarak tegak lurus arah gaya tarik, antara
titik berat penampang komponen yang disambung dengan bidang
sambungan, mm
L adalah panjang sambungan dalam arah gaya tarik, yaitu jarak antara dua
baut yang terjauh pada suatu sambungan atau panjang las dalam arah
gaya tarik, mm
Ae pada sambungan baut

An = A
= Luas penampang bersih minimum dari
luas irisan 1-3 atau 1-2-3
Ae pada sambungan las
Sambungan : las memanjang atau kombinasi las memanjang-melintang,
komponen struktur bukan pelat (psl. 10.2.2)

An = Ag
las melintang
Bila gaya tarik hanya disalurkan oleh pengelasan melintang:
An = luas penampang netto yang dihubungkan secara langsung / luas penampang
yang disambung las
U = 1, bila seluruh tepi luar penampang dilas
las memanjang pada kedua sisi
komponen plat

Bila gaya tarik disalurkan ke sebuah komponen struktur pelat dengan


pengelasan sepanjang kedua sisi pada ujung pelat, dengan l > w:

untuk l > 2w U = 1,
untuk 2w > l > 1,5w U = 0,87
untuk 1,5w > l > w U = 0,75
Ketentuan lain

 Penampang-I atau T dengan b/h  2/3 U = 0,90


 Sambungan pada plat sayap dengan n baut  3 perbaris (arah gaya)
 Seperti butir di atas, tetapi untuk b/h < 2/3, termasuk plat tersusun
U = 0,85
 Semua penampang dengan n baut = 2 perbaris (arah gaya) U = 0,75
Contoh sambungan baut
Tentukan tahanan tarik rencana dari profil WF 300.150.6,5.9 pada
gambar berikut ini, jika baut yang digunakan mempunyai 19 mm
Contoh sambungan baut
Contoh sambungan baut
Karena tiap bagian profil tersambung, maka distribusi tegangan yang
terjadi secara merata pada bagian flens dan web, sehingga nilai u dapat
diambil sama dengan 1,0.

Kondisi leleh:

Kondisi fraktur:

Jadi tahanan tarik rencana dari komponen struktur tersebut adalah


sebesar 101,04 ton
Contoh sambungan las
Sebuah batang tarik berupa plat (2 x 15) cm disambungkan keplat
berukuran (2 x 30) cm dengan las memanjang sepanjang 20 cm pada
kedua sisinya seperti terlihat pada gambar. Kedua pelat yang disambung
terbuat dari bahan yang sama : fy = 240 Mpa, fu = 370 Mpa. Berapa
beban rencana Nu yang dapat dipikul batang tarik ?
Contoh sambungan las
Karena kedua plat yang disambung terbuat dari bahan yang sama, maka
beban rencana akan ditentukan oleh kuat tarik plat yang lebih kecil luas
penampangnya yaitu plat (2 x 15) cm.
Kekuatan pelat, Nn ditentukan dari kondisi batas leleh dan fraktur :

Dari kedua nilai kuat


rencana, Nu yang
menentukan adalah nilai
yang lebih kecil 
Nu < 624,4 kN
Contoh soal
Tentukan kuat tarik rencana IWF250x250x72,4 dengan dua baris baut
19 mm pada setiap flens. Gunakan baja BJ34 dengan Fy = 210 MPa dan
Fu = 340 MPa. Diasumsikan sedikitnya ada 3 baut dalam satu baris dan
baut tidak disusun secara zig-zag. X =20,8 mm
Contoh soal
Tentukan kuat tarik rencana IWF250x250x72,4 dengan dua baris baut
19 mm pada setiap flens. Gunakan baja BJ34 dengan Fy = 210 MPa dan
Fu = 340 MPa. Diasumsikan sedikitnya ada 3 baut dalam satu baris dan
baut tidak disusun secara zig-zag. X =20,8 mm
Contoh soal
Pelat 20x150 mm pada Gambar disambung dengan pelat 20x200
mm menggunakan las fillet longitudinal untuk memikul beban tarik.
Tentukan kuat rencana Nu dari batang jika Fy = 240 MPa dan Fu =
370 MPa.
Contoh soal
Tinjau pelat terkecil
(a) Nu = φt Fy Ag = (0,90)(240x106)(20x150x10-6)10-3 = 648 kN

(a) A = Ag = 20x150 = 3000 mm2


1,5w = 1,5x150 = 225 mm > l = 200 mm. > w = 150 mm.
U = 0,75 (SNI 03-1729-02 Pasal
10.2.4)
Ae =AU = (3000)(0,75) = 2250 mm2
Nu = φt Fu Ae = (0,75)(370x106)(2250x10-6)10-3 = 624,4 kN ç
Kuat rencana Nu = 624,4 kN
Contoh soal
Hitung kuat rencana Nu dari profil siku dalam Gambar Profil ini
dilas pada ujung dan sisi kaki 200 mm dan BJ41, Fy = 250 MPa
dan Fu = 410 MPa
Contoh soal
Karena hanya satu kaki profil siku yang disambung, maka luas
efektif harus dihitung.

(a) Nu = φt Fy Ag = (0,90)(250x106)(5100x10-6)10-3 = 1147,5 kN

Ae =AU = (5100)(0,271) = 1382,1 mm2


Nu = φt Fu Ae = (0,75)(410x106)(1382,1x10-6)10-3 = 425 kN
Elemen Penyambung Batang Tarik
Jika pelat buhul digunakan sebagai elemen penyambung beban
tarik, kekuatannya harus ditentukan sebagai berikut:

Untuk kelelehan elemen penyambung dengan baut atau rivet


φ = 0,90
Rn = Ag Fy (SNI Pers. 10.1.1-2.a)

Untuk keruntuhan pada elemen penyambung dengan baut


atau rivet
φ = 0,75
Rn = An Fu dengan An ≤ 0,85 Ag (SNI Pers. 10.1.1-2.b)
Luas netto An yang digunakan dalam persamaan fraktur tidak
boleh lebih dari 85% Ag
Batang tarik BJ34 (Fy = 210 MPa dan Fu = 340 MPa) dari dianggap
disambung pada kedua ujungnya dengan menggunakan dua pelat 9,5x300
mm seperti dalam Gambar Jika digunakan dua baris baut 19 mm pada
masing-masing pelat, tentukan gaya tarik rencana yang dapat ditransfer
oleh pelat.
Nu = φt Fy Ag = (0,90)(210x106)(2 x 9,5 x 300 x 10-6)10-3
= 1077,3 kN

An dari 2 pelat = (9,5 x 300 – 21 x 2 x 9,5)2 = 4902 mm2

0,85Ag = (0,85)(2 x 9,5 x 300) = 4845 mm2 = An

Nu = φt Fu Ae = (0,75)(340x106)(4845x10-6)10-3 = 1234,5 kN

Nu = 1077,3 kN
GESER BLOK (BLOCK
SHEAR)
SHEAR BLOCK

• Keruntuhan dari
suatu batang bisa
terjadi sepanjang
suatu lintasan tarik
pada satu bidang dan
geser pada bidang
tegak lurusnya.
Dengan kondisi
seperti ini,
memungkinkan suatu
blok baja untuk
tersobek.
SHEAR BLOCK

pada saat terjadi geser blok, luas tarik akan lebih besar
dibandingkan dengan luas geser. AISC-LRFD berpendapat
bahwa dalam kasus ini gaya utama yang menahan keruntuhan
geser blok adalah gaya tarik dan bukan geser. Jadi keruntuhan
geser blok tidak dapat terjadi sebelum terjadi keruntuhan tarik
SHEAR BLOCK
• kuat rencana geser blok dari suatu batang ditentukan dengan

• (1) menghitung kekuatan hancur tarik pada penampang netto


dalam satu arah dan menjumlahkan kekuatan leleh geser pada
luas bruto pada arah tegak lurusnya dan

• (2) menghitung kekuatan hancur geser pada luas bruto yang


mendapat beban tarik dan menjumlahkan kekuatan leleh tarik
pada luas netto yang mendapat gaya geser pada segmen tegak
lurusnya
SHEAR BLOCK
Ditinjau pada bagian elemen dengan konfigurasi lubang disekitar
sambungan.
Keruntuhan blok ujung terjadi pada bagian elemen tarik yang
menggunakan sambungan baut.

Pada setiap bidang geser dan tarik,


kondisi batas yang dapat terjadi
adalah leleh dan fraktur.
Nilai kuat tarik rencana (Nn) :
1. Kondisi geser murni (pada bidang geser)

Ans = luas bersih yang mengalami fraktur geser


fu = tegangan fraktur baja
Nn = kuat rencana elemen tarik
A gv  (s1  s  s  s).t
A ns  A nv  (s1  3s  3 1 2 d).t
Bidang Geser ???

Bidang yang mengalami geser adalah bidang


yang sejajar dengan arah gaya.
Kombinasi geser – tarik
a. Jika f u A nt  0,6 f u A nv A gt  u.t
 N n  0,750,6 f y A gv  f u A nt 
A nt  u  d 2 .t
b. Jika f u A nt  0,6 f u A nv
 N n  0,750,6 f u A nv  f y A gt 
Bidang Tarik ???

Bidang yang mengalami tarik adalah bidang yang tegak


lurus dengan arah gaya.
Kemungkinan kegagalan pada blok ujung tidak perlu
ditinjau jika jarak antar baut diatur tidak terlalu dekat.

Konsep SNI menyebutkan jarak antar baut minimal


adalah 3 kali diameter baut.
Contoh Soal
Profil siku L 100.100.10 mm disambungkan pada satu sisinya ke
sebuah pelat. Profil tersebut direncanakan untuk memikul gaya tarik
akibat Pu. Tentukan nila Pu!

Diketahui properties penampang:


Ag = 19,2 cm2 = 1920 mm2
ex =ey = 2,82 cm = 28,2 mm
fy = 240 Mpa
fu = 370 Mpa
diameter lubang : 7,85 mm
Contoh Soal
Cek kondisi batas terhadap :
1. Leleh
 Nn  0,9 Ag fy  0,9 1920 mm2  240 N/mm2  414720 N  414,720 kN
1. Fraktur
 Nn  0,75 Ae fu
Ae  A.U
An1  Ag - n.d.t  1920 - 1 7,85 10  1841,5 mm 2
x 28,2
U  1   0,9  U  1   0,812  0,9 Ok...
L 150
An2  0,85.1920  1632mm 2
Ae  A. U  1632  0,812  1327,62 mm 2
 Nn  0,75 Ae fu  0,75 1327,62  370  368414 N  368,414 kN
1. Keruntuhan blok ujung
a. Kondisi geser murni
φ Nn  0,75 0,6 f u  A ns  0,75 0,6  370  1725,25  287,254 kN
A ns  200  3 1 2 d . t  200  27,475.10  1725,25 mm 2
b. Kombinasi geser - tarik
A nt  100  e x  1 2 d t  100  28,2  7,85 2 10  678,75 mm 2
A gt  100  e x t  100  28,2 10  718 mm 2
A nv  1725,25 mm 2
A gv  200  10  2000 mm 2
f u . Ant ? 0,6 f u Anv  251,137 kN  383,005 kN
maka :

 Nn  0,75 0,6 f u A gv  f u A nt 
 0,75 0,6  370  2000   370  1725,25
678,75 
 811,756
584,137kNkN
 ambil Nn terkecil Nilai Pu/Nu yang dapat dipikul adalah  287,254 kN
Tentukan kuat rencana geser blok batang BJ37 dengan
sambungan las
Solusi:
Agv =(14)( 100 +100) = 2800 mm2

Agt =(14) (250) = 3500 mm2


Anv = (14)(100 +100) = 2800 mm2
Ant = (14)(250) = 3500 mm2

FuAnt = (370x106)(3500x10-6)10-3 = 1295 kN >


0,6 Fu Anv= (0,6)(370x106)(2800x10-6)10-3 = 621,6 kN

φRn = 0,75[(0,6)(240x106)(2800x10-6)10-3 + (370x106)(3500x10-


6)10-3] = 1273,6 kN

Kekuatan tarik pelat adalah

Nu = φ Fy Ag = (0,90)(240x10-6)(14 x 250x10-6)10-3 = 756 kN

Kuat rencana pelat = 756 kN


Dalam bagian (a) diasumsikan bahwa robeknya web akan terjadi
sepanjang lintasan abcdef .
Alternatif lain kemungkinan robeknya batang ini adalah abdef seperti
diperlihatkan dalam bagian b. Untuk sambungan ini diasumsikan bahwa
beban yang dipikul terdistribusi merata diantara kelima baut. Jadi jika
robek web ditinjau untuk kasus (b), maka kita hanya mengasumsikan
4/5 Nu yang dipikul oleh penampang, karena satu baut berada diluar
daerah robek.
Perlu dicatat bahwa kekuatan geser blok total akan sama dengan
kekuatan geser blok sepanjang lintatas abdef ditambah kekuatan
baut C, karena baut itu harus runtuh. Untuk menghitung lebar
bidang tarik abc dan abd dalam kasus ini, dapat digunakan
rumusan s2/4u
Lathan
Batang tarik mutu BJ37 dalam Gambar disambungkan dengan tiga
baut 19 mm. Tentukan kekuatan geser blok dan kekuatan tarik
batang tersebut.
Agv = (140)(14)=1960 mm2
Agt = (60)(14)= 840 mm2
Anv = (140 − 2,5 x 21)(14)=1225 mm2 , dengan angka 2,5 adalah
pengurangan dari 2,5 jumlah baut.

FuAnt = (370x106)(693x10-6)10-3 = 256,4 kN < 0,6 Fu


Anv = (0,6)(370x106)(1225x10-6)10-3 = 198,5 kN

Jadi gunakan LRFD Pers. J4-3b

φRn = 0,75[(0,6)(370x106)(1225x10-6)10-3 + (240x106)(840x10-6)10-3] = 355,2 kN


(a) Nu = φt Fy Ag = (0,90)(240x106)(3320x10-6)10-3 = 717,1 kN 

(a) An = 3320 – (1)(21)(14) = 3026 mm2 = A, dengan nilai 1 menyatakan jumlah


baut

Nu = φt Fu Ae = (0,75)(370x106)(1951,8x10-6)10-3 = 541,6 kN

Nu batang = nilai terkecil dari φRn = 355,2 kN atau Nu = 541,6 kN

Nu = 355,2 kN
Pemilihan batang tarik
a) kompak,
b) dimensi sesuai untuk struktur dan elemen struktur lain,
c) penampang tersambung sebanyak mungkin untuk
menghindari shear lag.

Pemilihan jenis batang banyak dipengaruhi oleh tipe sambungan


yang akan digunakan dalam struktur. Beberapa profil tidak cocok
untuk disambung dengan baut dengan perantaraan pelat buhul
atau pelat panyambung, sedangkan profil lain dapat
disambungkan dengan las. Batang tarik dari profil siku, kanal, dan
W atau S dapat digunakan jika sambungan dilakukan dengan
baut, sedangkan pelat, kanal, dan T dapat disambung dengan
las.
Jika sambungan menggunakan las, maka tidak perlu
menambahkan luas lubang pada luas netto untuk mendapatkan
luas bruto yang diperlukan. Tetapi perlu disadari, meskipun
batang disambung dengan las, lubang seringkali tetap diperlukan
lubang untuk pemasangan baut sementara sebelum pengelasan
dilakukan. Lubang ini harus diperhitungkan dalam perancangan.
Juga perlu diingat bahwa dalam persamaan Pn = Fu Ae, nilai Ae
bisa lebih kecil dari Ag meskipun tidak ada lubang, tergantung
pada susunan las dan jika semua bagian penampang profil
tersambung.
Menetukan nilai Agt, Ant, Agv, Anv

Bidang tarik
Agt = (s x t) + (s x t) = 2. (s x t)
Ant = (s – ½ d)t + (s – ½ d)t
● Bidang geser
Agv = (s1 + s2)t +(s1 + s2)t
Anv = (s1 + s2 – 1 ½ d)t + (s1 + s2 – 1 ½ d)t
Panjang sambungan untuk menghitung U
Panjang sambungan untuk menghitung U
CONTOH
SOAL Luas
efektif
Suatu batang tarik
terbuat dari profil L
80.80.8 mutu baja BJ
37, diameter baut 19
mm. Hitung luas efektif
GESER BLOK (BLOCK
SHEAR)
CONTOH SOAL SHEAR
BLOCK
Suatu batang
tarik terbuat dari
profil L 80.8.8
mutu baja BJ 37,
diameter baut 19
mm. Hitung
tahanan tarik
rencana batang
tarik tersebut
Geser fraktur- tarik leleh
CONTOH 2
CONTOH 2 (lanjutan)
Kelangsingan batang tarik
• Tujuan : untuk menghidari lendutan yang berlebihan
dan tekuk pada batang langsing

• Batang tarik harus memenuhi angka kelangsingan 𝛌


𝑳
•𝛌 = dimana L = panjang batang dan r = jari-jari girasi
𝒓
𝟏
sebesar =
𝑨
• Nilai 𝛌 dibatasi :
 Batang utama , maksimum 240
 Batang tarik sekunder 300
Contoh soal

Suatu struktur rangka batang dengan pembebanan seperti


gambar di atas. Beban yang bekerja adalah 20% D dan 80% L.
Baut yang digunakan berdiamater 19 mm, dengan mutu baja BJ
37. periksalah kapasitas batang AB. Coba gunakan profil siku
70.70.7
PENYELESAIAN
TRANSFER GAYA PADA
SAMBUNGAN
• Hitunglah gaya tarik
nominal maksimum
dari batang tarik
disamping ini, jika tebal
pelat = 6 mm, diameter
baut = 19 mm dan mut
baja BJ 37

Anda mungkin juga menyukai