Anda di halaman 1dari 14

Batang Tarik

 Penggunaan baja struktur yang paling efisien adalah


sebagai batang tarik, dimana seluruh kekuatan batang
dapat dioptimalkan hingga mencapai keruntuhan
 Batang tarik adalah komponen struktur yang
mentransfer gaya tarik antara dua titik pada struktur
 Suatu elemen direncanakan hanya memikul gaya tarik
jika:
 Kekakuan lenturnya dapat diabaikan, seperti pada kabel atau
rod
 Kondisi sambungan dan pembebanan hanya menimbulkan gaya
aksial pada elemen, seperti pada elemen rangka batang
Luas Kotor dan Luas Efektif
 Penggunaan luas Ag pada kondisi batas leleh dapat digunakan
mengingat kelelehan plat pada daerah berlubang akan diikuti oleh
redistribusi tegangan di sekitarnya selama bahan masih cukup daktail
(mampu berdeformasi plastis cukup besar) sampai fraktur terjadi.
 Kondisi pasca leleh hanya diijinkan terjadi pada daerah kecil/pendek
disekitar sambungan, karena kelelehan pada seluruh batang akan
menimbulkan perpindahan relatif antara kedua ujung batang secara
berlebihan dan elemen tidak mampu lagi berfungsi.
 Batas Leleh: Pada sebagian besar batang, diperhitungkan sebagai
penampang utuh => Ag
 Batas Fraktur: Pada daerah pendek disekitar perlemahan,
diperhitungkan penampang yang efektif => Ae
Penampang Efektif, Ae

Titik perlemahan terjadi pada daerah sambungan:

 Shear lag => luas harus direduksi dengan koefisien U


 Pelubangan => terjadi pengurangan luas
sehingga yang dipakai pada daerah ini adalah luas
bersih An
Ae = An U
Shear Lag
Tegangan tarik yang tidak merata pada daerah sambungan karena
adanya perubahan letak titik tangkap gaya P pada batang tarik :

Di tengah bentang: pada berat penampang

Di daerah sambungan: pada sisi luar penampang yang


bersentuhan
dengan elemen plat yang disambung.

P P
Koefisien Reduksi
Penampang akibat Shear
Lag
 Bagian plat siku vertikal memikul sebagian besar beban transfer dari baut.

 Daerah penampang siku vertikal mungkin dapat mencapai fraktur walaupun beban
tarik P belum mencapai harga Ag.fy.

Untuk mengantisipasi hal ini, maka dalam analisis kondisi batas fraktur digunakan
luas penampang efektif, Ae :

Ae = A U
dimana :
U: koefisien reduksi
Koefisien Reduksi Penampang
U: koefisien reduksi

x
U  1    0.9
L

x: eksentrisitas sambungan

L: panjang sambungan dalam arah gaya,


yaitu jarak terjauh antara dua baut pada sambungan.

Harga U dibatasi maksimal sebesar 0.9


Luas Penampang Efektif:
Ae = A x U
b) Apabila gaya tarik disalurkan hanya oleh las memanjang ke elemen
bukan plat, atau oleh kombinasi las memanjang dan melintang :

A = Ag

U dihitung sesuai rumus diatas

Potongan I - I
I

P P

I
Luas Penampang Efektif:
Ae = A x U
A = luas penampang yang disambung las
U = 1, bila seluruh ujung penampang di las.
Luas Penampang Efektif:
Ae = A x U
d) Gaya tarik disalurkan ke elemen plat oleh las
sepanjang kedua sisi bagian ujung elemen :
memanjang

A= A plat

l > 2w : U = 1.0
2w > l > 1.5 : U=
w 1.5w > l > 0.87
w : U=
dimana : 0.75
w: lebar plat (jarak antar garis las)
l : panjang las memanjang
Luas Penampang Efektif:
Ae = A x U
Selain uraian tersebut di atas , ketentuan di bawah ini dapat digunakan :

a. Penampang-I (W, M, S pada AISC manual) dengan b/h > 2/3


atau penampang T yang dipotong dari penampang I ini dan
Sambungan pada plat sayap dengan n baut > 3 per baris
(arah gaya)
U = 0.90

b. Seperti butir a., tetapi untuk b/h < 2/3, termasuk


penampang tersusun:
U = 0.85

c. Semua penampang dengan banyak baut = 2 per-baris (arah gaya) :


U = 0.75
Kelangsingan Batang Tarik
Batasan kelangsingan yang dianjurkar dalam peraturan ditentukan berdasarkan
pengalaman, engineering judgment dan kondisi-kondisi praktis untuk:

a. Menghindari kesulitan handling dan meminimalkan kerusakan


dalam fabrikasi, transportasi dan tahap konstruksi
b. Menghindari kendor (sag yang berlebih) akibat berat sendiri batang
c. Menghindari getaran

Batasan kelangsingan,  ditentukan sebagai berikut:


 < 240 , untuk komponen utama
 < 300 , untuk komponen sekunder
dimana :  = L/i
L = panjang batang tarik

i = I min
A
Untuk batang bulat, diameter dibatasi sebesar l/d < 500
Batang Tekan
 Syarat kestabilan dalam mendisain komponen struktur
tekan sangat perlu diperhatikan, mengingat adanya
bahaya tekuk (buckling) pada komponen-komponen
tekan yang langsing.
 Komponen tekan yang panjang akan mengalami
keruntuhan elastik, sedangkan komponen tekan yang
cukup pendek dapat dibebani hingga leleh atau
bahkan hingga memasuki daerah penguaran
regangan. Namun, dalam kebanyakan kasus
keruntuhan tekuk terjadi setelah sebagian dari
penampang melintang batang mengalami leleh.
Kejadian ini dinamakan tekuk inelastic Kekakuan
lenturnya dapat diabaikan, seperti pada kabel atau
rod
 Tegangan sisa (residual stress) adalah tegangan
yang masih tinggal dalam suatu komponen struktur
yang dapat diakibatkan oleh beberapa hal seperti :
1. proses pendinginan yang tak merata akibat
proses gilas panas
2. pengerjaan dingin
3. pembuatan lubang atau pemotongan saat
fabrikasi
4. proses pengelasan
 Besarnya Tegangan sisa tak tergantung pada kuat
leleh bahan, namun bergantung pada dimensi dan
konfigurasi penampang
 Kolom dengan kekangan yang besar terhadap rotasi
dan translasi pada ujung ujungnya akan mampu
menahan beban yang lebih besar daripada kolom
yang mengalami rotasi dan translasi pada tumpuan
ujungnya
 Besarnya beban yang di terima struktur tekan
tergantung pada panjang efektifnya dimana semakin
kecil panjang efektifnya semakin kecil resiko
terhadap tekuk

Anda mungkin juga menyukai